MAKALAH
“ETIKA DAN KONFLIK”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik Sektor Publik
Dosen Pengampuh Rijal, S.AP., M.AP
DISUSUN OLEH :
DWI NURFARISA (2022070005) NINDY CHINTYA CHRISTY (2022070004)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS HUKUM & ILMU SOSIAL UNIVERSITAS HANDAYANI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini tentang “Etika dan Konflik” Terimakasih kepada dosen kami yang telah memberikan tugas makalah Bapak Rijal, S.AP., M.AP
Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan teman kelompok. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan. Kami menyadari masih ada kekurangan dalam makalah kami jauh dari kata sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk saya dan khususnya masyarakat Indonesia umumnya.
Makassar, 02 January 2025
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..
DAFTAR ISI……….
BAB I PENDAHULUAN……….
A. Latar Belakang………...
B. Rumusan Masalah………..
BAB II PEMBAHASAN………..
A. Pengertian etika dan konflik………..
B. Jenis-jenis konflik………..
C. Etika dalam menghadapi konflik………...
D. Strategi penyelesaian konflik berdasarkan etika………...
BAB III PENUTUP………..
A. Kesimpulan………
DAFTAR PUSTAKA………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah suatu bidang studi yang membahas tentang moral dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk menentukan apa yang benar dan salah dalam suatu situasi. Etika juga mencakup pemikiran dan argumen tentang apa yang baik atau buruk, benar atau salah, adil atau tidak adil, dan seterusnya (Wildan, 2020). Tujuannya adalah untuk membantu individu dan masyarakat dalam membuat keputusan yang baik dan tepat secara moral. Etika juga membahas tentang nilai- nilai yang dianggap penting dalam kehidupan manusia, seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Etika berperan penting dalam membentuk perilaku dan tindakan manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia, lingkungan, dan dunia sekitar. Etika juga mempertimbangkan implikasi sosial, politik, dan ekonomi dari tindakan-tindakan manusia, serta cara-cara untuk mencapai tujuan yang baik dalam kehidupan individual dan masyarakat. Dalam praktiknya, etika sering digunakan sebagai panduan dalam berbagai bidang, seperti bisnis, hukum, kesehatan, dan teknologi. Etika memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam konteks kehidupan kontemporer yang semakin kompleks dan dinamis. Etika juga berhubungan erat dengan konsep moralitas, yang merupakan seperangkat norma, nilai, dan keyakinan yang mengatur perilaku manusia.
Konsep moralitas membantu menentukan tindakan apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, dan seterusnya. Etika juga membahas tentang konflik moral yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana individu harus memilih antara nilai-nilai yang saling bertentangan atau antara kepentingan pribadi dan kepentingan yang lebih besar (Marpaung et al, 2023) Di era digital dan globalisasi saat ini, etika semakin menjadi perhatian penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks kehidupan kontemporer yang semakin kompleks dan dinamis. Etika juga sangat relevan dalam menghadapi tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan konflik bersenjata.
Oleh karena itu, penelitian tentang etika dan moralitas terus dilakukan untuk membantu manusia dalam mengambil keputusan yang tepat dan mempertahankan moralitas yang kuat dalam kehidupan sehari-hari (Sudarmanto et al, 2020). Etika juga berkontribusi dalam mengembangkan prinsip-prinsip etika yang baru dan memperbarui prinsip-prinsip yang sudah ada, terutama dalam konteks kehidupan kontemporer. Prinsip-prinsip etika yang baru dan diperbarui ini dapat membantu masyarakat dalam mengatasi tantangan-tantangan moral yang baru muncul dalam kehidupan kontemporer. Penelitian tentang etika juga membantu dalam meningkatkan kesadaran tentang masalah-masalah etika dan moralitas di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan profesional, seperti dokter, pengacara, insinyur, dan lain sebagainya. Penelitian tentang etika juga dapat membantu dalam membentuk kebijakan-kebijakan publik yang lebih baik dan berdasarkan pada prinsip-prinsip etika yang kuat dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan(Rasyid et al., 2023)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika dan konflik?
2. Apa saja jenis-jenis konflik?
3. Bagaimana etika dalam menghadapi konflik?
4. Bagaimana strategi penyelesaian konflik berdasarkan etika?
BAB II
PEMBAHASAN A. Pengertian etika dan konflik
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat. Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya. Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu saudara, kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah menolong atau membantu kita. Sedangkan Konflik adalah suatu keadaan atau situasi di mana terdapat ketegangan, perbedaan, atau pertentangan antara dua pihak atau lebih yang memiliki tujuan, nilai, kepentingan, atau pandangan yang berbeda. Konflik bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti dalam hubungan pribadi, kelompok, organisasi, atau bahkan antarnegara.
Konflik dapat muncul karena berbagai faktor, seperti komunikasi yang buruk, perbedaan budaya, sumber daya yang terbatas, perbedaan persepsi, atau ketidaksetujuan dalam pengambilan keputusan. Tergantung pada cara penyelesaiannya, konflik bisa menghasilkan hasil positif, seperti pemecahan masalah dan peningkatan pemahaman, atau negatif, seperti kerusakan hubungan atau kekerasan. Konflik adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sosial, yang muncul akibat perbedaan kepentingan, nilai, atau tujuan di antara individu maupun kelompok.
Dalam konteks pendidikan, organisasi, atau masyarakat, konflik sering kali menjadi bagian dari dinamika yang memengaruhi produktivitas, harmoni, dan efektivitas interaksi sosial.
Pentingnya memahami jenis-jenis konflik terletak pada upaya untuk mengelola dan menyelesaikannya secara konstruktif, sehingga dampak negatif dapat diminimalkan, sementara potensi positif seperti inovasi dan pembelajaran dapat dioptimalkan. (“R. Adinda,” 2022)
B. Jenis-jenis konflik
Konflik merupakan bagian integral dari interaksi sosial yang dapat muncul dalam berbagai bentuk dan konteks. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis konflik.
a)Konflik InterpersonalKonflik jenis ini muncul antar individu dalam suatu kelompok, misalnya antara rekan kerja, teman, atau rekan kerja. Penyebab timbulnya konflik antarpribadi antara lain adalah ungkapan kata yang kasar/kotor, jeleknya perasaan, merasa diri hebat, merasa diri lebih tinggi, cemburu, perbedaan pendapat, perbedaan pemahaman, ego yang tinggi, permasalahan yang dibicarakan di luar lingkungan sekolah, dan masalah yang berasal dari luar lingkungan kelas.
b)Konflik IntrapersonalKonflik intrapribadi. Konflik intrapersonal adalah konflik antara individu dengan dirinya sendiri. Konflik muncul ketika dua orang mempunyai kebutuhan berbeda yang tidak dapat dipenuhi secara bersamaan.
c)Konflik AntarpribadiKonflik ini terjadi antara individu dengan kelompok atau organisasi lain, misalnya antara pegawai dengan pemerintah atau antara warga negara dengan pemerintah.
Salah satu cara untuk meningkatkan analisis konflik pihak swasta adalah dengan mengajarkan siswa berbagai teknik khusus yang mungkin mereka gunakan untuk berinteraksi dengan pihak swasta lainnya.
d)Konflik SosialTerjadinya konflik antar berbagai kelompok dalam masyarakat, misalnya antara Suku, Agama, Ras, atau kelompok sosial. Konflik sosial muncul antara dua kelompok atau lebih, yang bermanifestasi sebagai konflik fisik antara mereka sebagai anggota berbagai kelompok yang terlibat konflik.
e)Konflik Antar KelasKonflik ini timbul akibat adanya perbedaan kedudukan sosial atau ekonomi, misalnya antara buruh dan pengusaha. Ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi seringkali menimbulkan konflik seperti ini. Konflik antara kedua kelompok ini biasanya juga disebabkan oleh adanya bisnis yang eksploitatif pada masyarakat kelas bawah dan sistem ekonomi kapitalis.
f)Konflik RasialKonflik rasial adalah ketika seseorang atau sekelompok orang berperilaku tidak menyenangkan berdasarkan keyakinannya masing-masing, yang berkaitan dengan perbedaan keyakinan atau karakteristik yang dapat menimbulkan konflik sosial. Misalnya hubungan antara kelompok ras kulit putih dan kulit berwarna.
g)Konflik BudayaKonflik agama bisa terjadi apabila terdapat perbedaan mendasar antara penganut agama tertentu dengan masyarakat pada umumnya. Konflik ini juga diakibatkan oleh perbedaan budaya antar individu atau kelompok, seperti perbedaan agama atau bahasa yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.
h)Konflik InternasionalKonflik internasional adalah proses sosial antara dua orang atau lebih spesifiknya, bagian dari hukum internasional. Biasanya terjadi antar negara di tingkat internasional dan sering kali terkait dengan perang, penyelesaian wilayah, atau perselisihan politik antar negara.
i)Konflik KeluargaKonflik ini muncul dalam kelompok akibat beberapa faktor seperti kesulitan atau permasalahan ekonomi, seperti perbedaan pendapat mengenai hak waris. Dalam lingkungan keluarga atau kelompok, konflik dapat muncul karena berbagai jenis konflik yang berbeda-beda, termasuk keunikan dan keberagaman dalam konflik tersebut.(Akbar et al., 2024)
C. Etika dalam menghadapi konflik
Dalam era modern yang kian terkoneksi secara global, komunikasi merupakan fondasi utama dalam interaksi manusia. Etika dalam berkomunikasi menjadi elemen kunci yang mendukung hubungan yang sehat dan berkelanjutan antara individu-individu. Terlebih lagi, ketika membahas kesehatan mental, penting untuk mengakui bahwa pemuda adalah kelompok demografis yang rentan dan berharga. Kesejahteraan mental pemuda memegang peran sentral
dalam menentukan kualitas kehidupan mereka dan perkembangan masa depan mereka.
Pentingnya memahami hubungan antara etika komunikasi dan kesehatan mental pemuda menjadi semakin mendesak di tengah arus informasi yang meluas dan diversifikasi bentuk komunikasi.
Bentuk-bentuk komunikasi baru, seperti media sosial dan platform digital, membuka pintu untuk interaksi yang lebih cepat dan luas, namun juga membawa tantangan baru dalam mempertahankan etika komunikasi yang sehat. Etika dalam berkomunikasi merupakan aspek penting dalam membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati antara individu. Hal ini melibatkan kejujuran, penghormatan privasi, serta sikap empati dalam setiap interaksi. Ketika etika ini diabaikan atau diabaikan, risiko terjadinya konflik, ketegangan, bahkan penurunan kesehatan mental dapat meningkat.Pemuda sebagai kelompok demografis yang tengah mengalami fase transisi dari masa remaja menuju kedewasaan, rentan terhadap tekanan sosial, pendidikan, dan tantangan perkembangan identitas. Oleh karena itu, memahami dampak etika komunikasi pada kesehatan mental mereka adalah suatu hal yang mendesak. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa praktik komunikasi yang etis dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas hubungan interpersonal. Namun, dalam era digital dan kemajuan teknologi informasi, tantangan baru muncul. Pemuda terpapar pada beragam platform media sosial dan lingkungan daring yang memungkinkan komunikasi global secara instan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana etika berkomunikasi beradaptasi dengan dinamika baru ini, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kesehatan mental mereka.Selain itu, faktor internal dan eksternal juga memainkan peran penting dalam membentuk praktik etika komunikasi pemuda. Nilai-nilai yang mereka terima dari keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial mempengaruhi cara mereka berkomunikasi. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih holistik untuk meningkatkan kesadaran dan praktik etika komunikasi di kalangan pemuda. Pemuda sebagai agen perubahan sosial dan pilar masa depan masyarakat memerlukan dukungan dan pedoman yang kuat dalam memahami pentingnya etika dalam komunikasi mereka sehari-hari. Kualitas interaksi interpersonal mereka dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, penelitian tentang etika dalam berkomunikasi dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental pemuda menjadi suatu hal yang mendesak untuk dieksplorasi lebih lanjut.(Yumar et al., 2023)
D. Strategi penyelesaian konflik berdasarkan etika
Penyelesaian konflik berdasarkan etika bertujuan untuk menjaga integritas, menghormati hak dan pandangan semua pihak, serta menciptakan solusi yang adil dan konstruktif. Berikut adalah beberapa strategi penyelesaian konflik yang berbasis pada etika:
1. Komunikasi Terbuka dan Jujur
Strategi: Mendorong komunikasi yang jelas dan jujur antara pihak-pihak yang terlibat.
Penjelasan: Mengungkapkan perasaan dan pendapat secara terbuka tanpa menyembunyikan informasi penting adalah dasar dari penyelesaian konflik yang etis.
Komunikasi terbuka membantu semua pihak memahami akar permasalahan dan perasaan satu sama lain, serta menciptakan ruang untuk solusi yang lebih baik.
Etika: Menghindari kebohongan dan manipulasi informasi, serta menjaga kepercayaan antar pihak yang terlibat.
2. Pendekatan Kolaboratif (Win-Win Solution)
Strategi: Fokus pada pencarian solusi yang menguntungkan kedua belah pihak, bukan hanya mencari kemenangan untuk satu pihak saja.
Penjelasan: Dalam konflik, sering kali terdapat kepentingan dan kebutuhan dari masing- masing pihak. Mengambil pendekatan kolaboratif berarti bekerja sama untuk menemukan solusi yang memungkinkan kedua belah pihak merasa dihargai dan puas dengan hasilnya.
Etika: Menghormati hak-hak dan kepentingan pihak lain dengan berusaha mencapai hasil yang seimbang dan adil.
3. Mendengarkan Secara Aktif
Strategi: Mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menginterupsi, serta menunjukkan empati terhadap perasaan dan pandangan pihak lain.
Penjelasan: Mendengarkan secara aktif membantu untuk memahami sudut pandang pihak lain secara lebih mendalam dan menghindari asumsi yang salah. Ini menciptakan suasana yang lebih terbuka dan memudahkan dalam mencari solusi bersama.
Etika: Menghargai hak pihak lain untuk berbicara dan merasa didengar dengan penuh perhatian tanpa penghakiman.
4. Menghindari Serangan Pribadi dan Emosi Negatif
Strategi: Fokus pada masalah, bukan menyerang karakter atau pribadi pihak lain.
Penjelasan: Dalam konflik, terkadang emosi bisa mengarah pada serangan pribadi yang merusak hubungan. Menjaga sikap profesional dan menghindari komentar yang menyakitkan dapat membantu konflik tetap berada pada jalur yang konstruktif.
Etika: Menjaga sikap saling menghormati, tidak mengecilkan atau merendahkan orang lain, dan berusaha untuk tidak menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menyakiti pihak lain.
5. Mediasi atau Bantuan Pihak Ketiga
Strategi: Mengundang mediator atau pihak ketiga yang netral untuk membantu dalam proses penyelesaian konflik.
Penjelasan: Terkadang konflik bisa menjadi terlalu emosional atau kompleks, sehingga memerlukan pihak ketiga yang netral untuk menengahi dan memberikan perspektif objektif. Mediator bisa membantu menjaga agar diskusi tetap berjalan lancar dan adil.
Etika: Menggunakan mediator yang memiliki kredibilitas dan menghormati posisi serta hak semua pihak yang terlibat.
6. Kompromi dan Fleksibilitas
Strategi: Bersedia untuk berkompromi dan menyesuaikan diri agar mendapatkan solusi yang saling menguntungkan.
Penjelasan: Tidak semua konflik bisa diselesaikan tanpa ada pihak yang sedikit mengalah.
Terkadang, penyelesaian yang etis membutuhkan kesediaan untuk berkompromi dan menemukan titik tengah yang dapat diterima oleh semua pihak.
Etika: Mengutamakan keadilan dan keseimbangan kepentingan, serta menghormati keputusan yang telah disepakati bersama, meskipun terkadang mengorbankan sebagian keinginan pribadi.
7. Pengelolaan Emosi Secara Bijak
Strategi: Mengelola emosi dengan bijak dan menjaga ketenangan dalam menghadapi konflik.
Penjelasan: Konflik sering kali memicu emosi yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk bisa mengelola emosi agar tidak mengambil keputusan berdasarkan perasaan semata.
Ketenangan memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk berpikir lebih jernih dan rasional.
Etika: Menghormati emosi pihak lain dan menghindari melampiaskan perasaan secara negatif yang dapat memperburuk situasi.
8. Menghargai Kerahasiaan dan Privasi
Strategi: Menjaga kerahasiaan informasi sensitif yang diungkapkan selama proses penyelesaian konflik.
Penjelasan: Dalam beberapa konflik, informasi pribadi atau sensitif mungkin terungkap.
Menjaga kerahasiaan informasi tersebut sangat penting untuk menjaga rasa saling percaya dan menghindari dampak negatif terhadap pihak lain.
Etika: Menghormati hak privasi pihak lain dan hanya membagikan informasi yang relevan dengan tujuan penyelesaian konflik.
9. Saling Memaafkan dan Belajar dari Pengalaman
Strategi: Setelah konflik selesai, berusaha untuk memaafkan dan belajar dari pengalaman agar konflik serupa dapat dihindari di masa depan.
Penjelasan: Memaafkan pihak lain yang terlibat dalam konflik dapat membantu mencegah perasaan dendam dan membangun hubungan yang lebih baik di masa depan. Selain itu, proses ini membantu pihak-pihak yang terlibat untuk berkembang dan belajar dari situasi tersebut.
Etika: Memaafkan dengan tulus dan membuka diri untuk perbaikan hubungan serta perubahan positif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika memainkan peran penting dalam penyelesaian konflik karena memberikan pedoman untuk bertindak dengan integritas, menghormati hak dan martabat pihak lain, serta mencari solusi yang adil dan konstruktif. Dalam menghadapi konflik, penerapan etika memastikan bahwa proses penyelesaian tidak hanya mengutamakan kepentingan individu, tetapi juga kesejahteraan bersama.
Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan adalah:
1. Menghormati Pandangan dan Perasaan: Dalam konflik, penting untuk mendengarkan dan menghargai pandangan serta perasaan pihak lain, menghindari serangan pribadi atau tindakan yang merendahkan.
2. Mencari Solusi Win-Win: Etika mengharuskan kita untuk berusaha menemukan solusi yang adil dan menguntungkan semua pihak, bukan hanya memaksakan keinginan diri sendiri.
3. Komunikasi Terbuka dan Jujur: Penyelesaian konflik yang etis membutuhkan komunikasi yang terbuka, jujur, dan transparan antara semua pihak yang terlibat.
4. Kompromi dan Fleksibilitas: Penyelesaian konflik tidak selalu berarti satu pihak menang dan pihak lain kalah, tetapi mencari kesepakatan yang menghormati kepentingan bersama melalui kompromi.
5. Mengelola Emosi dengan Bijak: Dalam menghadapi konflik, mengendalikan emosi dan tetap tenang adalah aspek etis yang penting untuk menghindari eskalasi yang tidak diinginkan.
Dengan mengutamakan etika, penyelesaian konflik dapat menghasilkan hubungan yang lebih harmonis, meningkatkan pemahaman antar pihak, dan membuka jalan bagi perbaikan bersama, baik dalam konteks pribadi, kelompok, maupun sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. F., Sholehah, G. I. F., Komariah, S., Tsuraya, I. Q., & Muallimin, M. (2024). Jenis Jenis Konflik Dalam Organisasi. Student Research Journal, 2(6), Article 6.
https://doi.org/10.55606/srj-yappi.v2i6.1637 R Adinda. (2022, August 17). Best Seller Gramedia.
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/
Rasyid, H. J. A., Rahman, H. J. A., Azzam, A. F., Sabila, B. F., & Radianto, D. O. (2023).
Menjelajahi Etika: Tinjauan Literatur Terbaru tentang Prinsip-prinsip Etika, Konflik Moral, dan Tantangan dalam Kehidupan Kontemporer. CEMERLANG : Jurnal Manajemen Dan Ekonomi Bisnis, 3(2), 229–237.
https://doi.org/10.55606/cemerlang.v3i2.1183
Yumar, E., Yuliarta, R. L., Deo, H. Y., & Linderi, C. (2023). ETIKA DALAM
BERKOMUNIKASI DAN KESEHATAN MENTAL PEMUDA. Jurnal Komunikasi, 1(2), Article 2.