• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Evaluasi Biaya dan Waktu pada Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan Dengan Metode Earned Value

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Evaluasi Biaya dan Waktu pada Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan Dengan Metode Earned Value"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Received: October, 6, 2023; Revised: October, 18, 2023; Accepted: October, 31 2023; Available Online: January, 5, 2024

Copyright@2024. Universitas Islam 45

R es earc h A rt icl e

Evaluasi Biaya dan Waktu pada Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan Dengan Metode Earned Value

Evaluation of Cost and Time in the Construction of the Pasuruan Regent Office Building with Earned

Value Method

Ardi Feriyanto*, Apif Miptahul Hajji, Imam Alfianto

Program Studi Magister Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik;

Universitas Negeri Malang; Jalan Semarang, Nomor 5, Malang, Indonesia; e - mail:

[email protected]; [email protected]; [email protected]

* Korespondensi: e-mail: [email protected]

DOI: https://doi.org/10.33558/bentang.v12i1.7924

ABSTRAK

Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan merupakan proyek yang sangat penting karena menyangkut terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat sehingga ketepatan waktu dan mutu dalam pelaksanaan pembangunan merupakan sebuah keharusan. Pada minggu ke 17 proyek mengalami keterlambatan pelaksanaan dimana pada minggu 17 rencana progress sebesar 36,906 % tapi fakta di lapangan masih 22,702 % sehingga terjadi deviasi keterlambatan sebesar - 14,204%. Penelitian bertujuan sebagai peringatan dini serta mengevaluasi tentang kinerja yang terindikasi mengalami keterlambatan sehingga progres realisasi kedepan bisa terlaksana sesuai dengan jadwal rencana. Metode yang digunakan adalah Earned Value Analysis yang merupakan sebuah metode manajemen proyek yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis kinerja proyek berdasarkan perbandingan antara nilai sebenarnya dari pekerjaan yang sudah diselesaikan (Earned Value, EV), biaya yang sudah dikeluarkan (Actual Cost, AC), dan perkiraan biaya yang seharusnya dikeluarkan (Planned Value, PV) pada titik waktu tertentu dalam proyek. EVM adalah alat yang berguna untuk memantau kemajuan proyek, mengidentifikasi masalah potensial, dan membuat perkiraan tentang bagaimana proyek akan berlanjut. Data-data yang ada dianalisis untuk memperoleh prediksi kondisi akhir penyelesaian proyek terkait perkiraan biaya dan jadwal yang diperlukan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan Mengumpulkan dokumen-dokumen terkait proyek konstruksi. Dari hasil analisa didapatkan kesimpulan bahwa proyek belum mencapai sejumlah pekerjaan yang seharusnya pada minggu ke 17, dan biaya aktual yang dikeluarkan lebih rendah dari anggaran biaya yang direncanakan.

Kata kunci: evaluasi biaya dan waktu; manajemen konstruksi; metode earned value analysis ABSTRACT

The Pasuruan Regent Office Building Construction Project is a very important project because it involves the implementation of services to the community so that timeliness and quality in the implementation of development is a must. In week 17 the project experienced delays in implementation where in week 17 the progress plan was 36.906% but the facts in the field were still 22.70% so that there was a delay deviation of -14.204%. This study aims to serve as an early warning and evaluate the performance that is indicated to experience delays so that future realization progress can be carried out in accordance with the plan schedule. The method used is Earned Value Analysis which is a project management method used to measure and analyze project performance based on a comparison between the actual value of the work that has been completed (Earned Value, EV), the costs that have been incurred (Actual Cost, AC), and the estimated costs that should be incurred (Planned Value, PV)

(2)

at a certain point in the project. EVM is a useful tool for monitoring project progress, identifying potential problems, and making predictions about how the project will proceed. Existing data is analyzed to obtain a prediction of the final state of project completion related to the estimated cost and schedule required. Data collection is carried out by collecting documents related to construction projects. From the results of the analysis, it was found that.

Keywords: construction management; cost and time evaluation; earned value analysis method

1. PENDAHULUAN

Kinerja proyek biasanya digunakan sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan proyek konstruksi. Menurut (Yana et al., 2022) mengenai serangkaian aktivitas proyek yang melibatkan identifikasi keselamatan kerja, waktu, dan anggaran dalam tahapan proses kinerja yang diawali dengan tahap mempersiapkan, merencanakan, menjadwalkan, melaksanakan, dan mengendalikan sedetail mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal disebut dengan tujuan akhir proyek. Manajemen proyek konstruksi yang kurang memperhatikan kinerja bisa berdampak pada proyek itu sendiri dan bisa merugikan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (Rauzana et al., 2016). Penyebab utama kinerja proyek yang buruk adalah dampak dari ketidaksesuaian kualitas pekerjaan dibandingkan dengan anggaran biaya, jadwal dan rencana pelaksanaan. Dampak kerugian tidak hanya berupa materi, kinerja yang buruk juga dapat mengurangi kepercayaan kontraktor terhadap proyek (Messah et al., 2013). Penting bagi kontraktor untuk menerapkan pengendalian konstruksi dengan benar untuk mencapai hasil yang direncanakan dan meminimalkan gangguan yang dihadapi di lapangan.

Pada manajemen konstruksi memiliki banyak metode pengendalian pada waktu dan biaya salah satunya ialah EVM (Earned Value Method). Metode ini bukan hanya sebatas mengkaji tingkat korelasi diantara actual cost (jumlah pengeluaran biaya aktual) dengan budget cost (jumlah perencanaan biaya) yang termasuk kedalam the percent complete (penyelesaian fisik proyek). Melainkan juga menyajikan dimensi berikutnya yaitu tingkat nilai ataupun kinerja yang didapatkan atas pengeluaran sejumlah biaya yang sudah dilakukan (Johan, 2020). Dengan menerapkan metode EVM, dalam menganalisa waktu pelaksanaan proyek dan kinerja biaya dapat diukur menggunakan metode EVM, apabila terdapat masalah pembengkakan biaya (Cost Overrun), Schedule Underrun di setiap laporan mingguan pelaksanaan akan dapat diketahui penyebab utamanya (Prasetya et al., 2014). Metode EVM berperan penting dalam mencegah kejadian yang tidak diinginkan melalui analisis early warning dalam kinerja proyek.

Penelitian terdahulu (Achmad, 2015) mengemukaan manfaat dari penerapan metode EVM dalam kinerja proyek yakni memudahkan dalam mengidentifikasi variabel yang dibutuhkan dalam mencapai keoptimalan kinerja proyek ketika pelaporan, selain itu pada penelitian (Johan, 2020) didapatkan informasi bahwa metode EVM cocok digunakan untuk menganalisis periode pelaporan sejak awal, dan mengkaji waktu maupun biaya yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek jika sewaktu-waktu terdapat masalah terkait waktu dan biaya pelaksanaan. Selaras dengan penelitian (Rawon, 2020) kesimpulan yang diperoleh adalah metode EVM memilki keakuratan yang baik dalam memprediksi biaya maupun waktu terselesaikannya sisa pekerjaan dan bisa mengoreksi tahapan berikutnya.

Pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan di Kompleks Perkantoran Raci terjadi keterlambatan pelaksanaan dimana pada minggu 17 rencana progress sebesar 36,906 % tapi fakta di lapangan masih 22,702 % sehingga terjadi deviasi keterlambatan sebesar -14,204%. Keberhasilan proyek dapat dilihat dari waktu penyelesaian dan biaya yang dikeluarkan tanpa mengurangi mutu hasil. Dilakukan analisis terhadap data-data yang ada terlebih dahulu. Sebab, ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan suatu proyek mengalami kegagalan seperti misalnya manajemen yang tidak tepat, masalah material, kurangnya jumlah pekerja, kendala peralatan, keuangan sampai lingkungan yang tidak mendukung, (Hassan et al., 2016). Mengingat proyek pembangunan kantor Bupati Pasuruan merupakan proyek prioritas, keterlambatan bisa berakibat terhadap pelayanan publik. Dari berbagai survei literatur

(3)

p-ISSN: 2302-5891 ISSN: 2579-3187 Vol. 12 No. 1. Januari 2024, 97-110

diantaranya meskipun menggunakan EVM dalam menganalisa permasalahan tetapi tidak sampai ke simulasi perhitungan denda akibat keterlambatan berdasarkan peraturan yang berlaku (Batubara, 2018; Kartikasari, 2014; Pertiwi, 2018). Sehingga dibutuhkan riset untuk mengevaluasi waktu dan biaya serta simulasi denda akibat keterlambatan proyek sehingga didapatkan hasil yang lebih baik dalam mencegah proyek selesai lebih dari waktu yang sudah ditentukan.

Menurut uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan penelitian mempunyai beberapa tujuan, yakni: (1) Menganalisis waktu pelaksanaan dan kinerja biaya dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan di Kompleks Perkantoran Raci, (2) Menganalisis waktu yang dibutuhkan dan biaya akhir untuk merampungkan proyek Pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan di Kompleks Perkantoran Raci.

EVM didefinisikan sebagai teknik analisis data dengan mengkalikan jumlah pekerjaan yang berhasil terselesaikan (%) dan totak anggaran. Penganalisaan ini bertujuan untuk memprediksi hasil akhir keadaan proyek dari segi jadwal dan biaya. Terdapat tiga variabel yang dilibatkan dalam EVM (Earned Value Method) pada analisis kinerja proyek, diantaranya:

a. BCWP (Budgeted Cost for Work Performed) atau disebut juga dengan perencanaan anggaran yang didasarkan atas progress lapangan adalah penerimaan nilai atas terselesaikannya pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Perhitungan BCWP berpedoman pada jumlah pekerjaan yang terselesaikan. Selanjutnya teknik yang diimplementasikan untuk menentukan nilai BCWP, diantaranya Level of Effort, Unit Complete, Milestone Weights with Percent Complete, Milestone Weights, dan Fixed Formula.

b. ACWP (Actual Cost for Work Performed) adalah biaya aktual yang didasarkan atas progress pekerjaan, dimana biaya tersebut merepresentasikan jumlah anggaran yang dikeluarkan dalam penyelesaian proyek selama kurun waktu tertentu.

c. BCWS (Budgeted Cost for Work Schedule) adalah alokasi anggaran yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan kinerja selama kurun waktu tertentu. Teknik ini disebut juga dengan perencanaan biaya berdasarkan jadwal.

.

2. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan riset ini mengimplementasikan metode deskriptif kuantitatif, yang mana kondisi dari proyek riset akan secara obyektif digambarkan atau dideskripsikan berdasarkan pada hasil analisis data- data yang ada. Langkah-langkah yang akan dilakukan seperti: observasi lapangan untuk mengetahui kondisi nyata pada proyek, pengumpulan data - data proyek yang dibutuhkan seperti kurva S, perencanaan anggaran, laporan kemajuan progress proyek per minggu yang dijadikan acuan pengolahan data, analisis data dengan menggunakan earned value analysis dengan indikator-indikator yang dibutuhkan dalam pengolahan evaluasi biaya dan waktu, sebagaimana diagram alur pelaksanaan penelitiannya direpresentasikan dalam Gambar 1.

Objek Penelitian

Pelaksanaan riset menggunakan objek berupa proyek pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan yang berada di Jl. Raya Raci Km No 9, Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dimana karakteristik datanya:

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor Bupati Nilai Pekerjaan : Rp 48.563.566.000,00

Alamat : Jl. Raya Raci Km No 9, Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.

Waktu Pelaksanaan : 210 hari kalender

(4)

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Tujuan Penelitian

Objek Penelitian

Pengumpulan Data:

1. Observasi Lapangan 2. RAB

3. Time Schedule

4. Laporan Keuangan Proyek 5. Laporan Kemajuan

Pengolahan Data

Menghitung ACWP

Menghitung BCWP

Menghitung BCWS

Earned Value Analysis

Schedule Variance (SV) Cost Variance (CV) Cost Performance Index

(CPI) Schedule Performance Index

(SPI)

Hasil

Estimate Temporary Schedule (ETS)

Estimate To Complete (CV) Estimate At Completion

(EAC) Estimate All Schedule (EAS)

Simpulan dan Saran

(5)

p-ISSN: 2302-5891 ISSN: 2579-3187 Vol. 12 No. 1. Januari 2024, 97-110

Gambar 2. Lokasi Penelitian

Komponen yang akan dianalisa dari proyek tersebut meliputi beberapa pekerjaan yang sesuai di RAB seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Uraian Aspek Penelitian

No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga (Rp.) + Pajak 11 %

Bobot % Biaya (Rp)

I PEKERJAAN PERSIAPAN 0,65 313.239.772,69

II PEKERJAAN STRUKTUR 28,82 13.995.086.103,07

III PEKERJAAN ARSITEKTURAL 22,62 10.984.254.257,14

IV PEKERJAAN INTERIOR 1,11 539.533.633,90

V PEKERJAAN MEUBELER 7,24 3.516.584.882,33

VI PEKERJAAN FACADE 3,98 1.931.725.237,81

VII PEKERJAAN MEP 34,05 16.535.330.298,69

VIII PEKERJAAN LANSCAPE & TIANG BENDERA 1,54 747.811.724,49

JUMLAH TOTAL 100 48.563.565.910,11

Dibulatkan 48.563.566.000,00

Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam riset yakni data sekunder dan primer. Kemudian perolehan datanya meliputi:

a. Dokumentasi Proyek: Mengumpulkan dokumen-dokumen terkait proyek konstruksi seperti laporan keuangan proyek, jadwal proyek, rencana anggaran, catatan pembelian material, dan laporan progress pekerjaan. Data-data ini dapat digunakan untuk menghitung nilai BCWP (Budgeted Cost Of Work Performed), ACWP (Actual Cost For Work Performed), dan BCWS (Budgeted Cost Of Work Scheduled) yang diperlukan dalam analisis Earned Value Analysis.

b. Oservasi Langsung: Melakukan observasi langsung terhadap proyek konstruksi untuk memantau perkembangan pekerjaan, mengamati penggunaan sumber daya, dan mencatat informasi terkait biaya dan waktu. Observasi ini dapat dilakukan dengan mengunjungi lokasi proyek secara rutin dan berinteraksi dengan tim pelaksana proyek.

(6)

c. Wawancara: Melakukan wawancara dengan anggota tim proyek, manajer proyek, atau pihak terkait lainnya untuk mendapatkan informasi terkait biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Wawancara ini memudahkan dalam memahami aspek yang mempengaruhi biaya dan waktu, serta mengidentifikasi masalah atau tantangan yang mungkin terjadi secara mendetail.

d. Mencatat pengumpulan data yang dilakukan secara teratur dan akurat. Data yang diambil mencakup informasi yang relevan untuk menghitung BCWP, ACWP, dan BCWS serta untuk melakukan analisis Earned Value Analysis secara efektif.

Teknik Analisis Data

Tahapan berikutnya sesudah membutuhkan data riset yakni menganalisis data untuk menunjang menghitung tahapan dalam indikator-indikator yang ada dalam earned value analysis. Tahap-tahap analisis data yang dilakukan terbagi ke dalam beberapa langkah yang harus dianalisis secara berurutan sesuai dengan metode pengolahan data yang telah dijelaskan pada referensi langkah penelitian sebelumnya. Analisis data yang digunakan adalah teknik yang diimplementasikan dalam perhitungan indikator data riset yang sudah dikumpulkan diantaranya:

a. ACWP (Actual Cost for Work Performed) adalah biaya aktual yang didasarkan atas progress pekerjaan, dimana biaya tersebut merepresentasikan jumlah anggaran yang dikeluarkan dalam penyelesaian proyek selama kurun waktu tertentu. Peneliti bisa memperoleh data ini melalui laporan keuangan proyek per bulan.

b. BCWP (Budgeted Cost for Work Performed) atau disebut juga dengan perencanaan anggaran yang didasarkan atas progress lapangan adalah penerimaan nilai atas terselesaikannya pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan BCWP.

BCWP = BAC x % jumlah proyek yang terselesaikan (1) c. BCWS (Budgeted Cost for Work Schedule) adalah alokasi anggaran yang dibutuhkan dalam

penyusunan perencanaan kinerja selama kurun waktu tertentu. Teknik ini disebut juga dengan perencanaan biaya berdasarkan jadwal.

BCWS = BAC x bobot pekerjaan yang tercapai per laporan (2) d. Hitung Varians Biaya Cost Variance (CV): Menghitung selisih antara nilai yang sebenarnya

(BCWP) dengan biaya aktual (ACWP).

CV = BCWPACWP (3)

Jika hasilnya positif, berarti proyek berjalan lebih baik dari yang diperkirakan dalam hal biaya.

e. Hitung Indeks Kinerja Biaya Cost Performance Index (CPI): Menghitung rasio antara nilai pekerjaan yang sebenarnya (BCWP) dengan biaya aktual (ACWP).

CPI = BCWP / ACWP (4)

Jika CPI lebih besar dari 1, berarti proyek berjalan lebih efisien dari yang direncanakan dalam hal biaya.

f. Hitung Varians Waktu (Schedule Variance, SV): Menghitung selisih antara nilai yang sebenarnya (BCWP) dengan nilai yang seharusnya (Budgeted Cost for Work Schedule, BCWS).

SV = BCWPBCWS (5)

Jika hasilnya positif, berarti proyek berjalan lebih cepat dari yang direncanakan.

g. Hitung Indeks Kinerja Waktu (Schedule Performance Index, SPI): Menghitung rasio antara nilai pekerjaan yang sebenarnya (BCWP) dengan nilai yang seharusnya (BCWP).

SPI = BCWP / BCWS (6)

Jika SPI lebih besar dari 1, berarti proyek berjalan lebih cepat dari yang direncanakan.

(7)

p-ISSN: 2302-5891 ISSN: 2579-3187 Vol. 12 No. 1. Januari 2024, 97-110

h. Data yang diperoleh dari analisis laporan akan memudahkan dalam memprediksi EAC (Estimate all Cost) atau “Prediksi Biaya Akhir Penyelesaian Proyek”, dimana nilai ini nantinya akan mempermudah dalam memprediksi selisih nilai antara BAC “(Biaya Rencana Penyelesaian)” dan EAC. Nilai EAC didapatkan dengan menjumlahkan sisa biaya penyelesaian proyek dan akumulasi pengeluaran biaya aktual.

Analisis Biaya dan Waktu:

(1) Nilai BAC (perencanaan total anggaran penyelesaian proyek) = total RAB (2) Sisa anggaran dari proyek yang belum terselesaikan:

ETC = 1/CPI (BAC – BCWP) (7)

(3) Prediksi anggaran untuk penyelesaian proyek yang didasarkan atas kinerja

EAC = ACWP + ETC (8)

(4) Prediksi selisih nilai diantara akumulasi anggaran penyelesaian proyek dan perencanaan anggaran penyelesaian proyek

VAC = BAC – EAC (9)

(5) Waktu penyelesaian proyek = 210 Hari Kalender.

(a) prediksi waktu untuk menyelesaikan proyek yang tersisa

ETS = Waktu rencana−Waktu laporan) / SPI (10) (b) Prakiraan Total waktu proyek sampai akhir

EAS = Waktu Pelaporan + ETS (11)

i. Analisis dan Tindakan Korektif dengan melakukan analisis terhadap varians biaya dan waktu serta indeks kinerja yang dihasilkan. Jika terdapat varians atau indeks yang tidak memenuhi harapan, langkah-langkah korektif harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja proyek.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Biaya Aktual dan Rencana Proyek

Anggaran sebenarnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek disebut dengan biaya aktual, dimana pencatatan biaya ini harus dilakukan secara berkesinambungan pada setiap periode proyek berjalan. Rincian anggaran setiap pelaksanaan proyek “pembangunan Kantor Bupati Pauruan” direpresentasikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Laporan Biaya Aktual Proyek

Minggu ke Aktual (Rp) Rencana Awal (Rp)

1 18.904 20.810

2 106.080.714 116.775.000

3 402.503.524 443.081.000

4 1.035.368.666 1.139.747.000

5 1.136.610.229 1.251.195.000

6 1.261.308.097 1.388.464.000

7 1.539.753.280 1.694.980.000

8 1.921.178.741 2.114.858.000

9 2.330.994.136 2.565.988.000

10 3.257.278.852 3.585.654.000

11 4.713.662.820 5.188.860.000

12 6.963.431.463 7.635.712.000

13 8.075.900.488 8.890.054.000

14 8.823.635.306 9.713.170.000

15 9.312.541.356 10.251.364.000

16 9.494.136.278 10.451.266.000

17 9.738.272.265 10.720.014.000

(8)

Perbandingan Progres Rencana dan Realisasi

Pada Tabel 3 direpresentasikan data yang diperoleh dari time schedule atau kurva S dalam laporan mingguan pada perencanaan bobot pekerjaan yang terselesaikan berdasarkan laporan pekerjaan secara berkala.

Tabel 3. Perbandingan Progres Rencana dan Realisasi

Minggu ke Progres Rencana % Progres Realisasi %

1 0,027 0,0000429

2 0,055 0,240

3 0,082 0,912

4 1,484 2,347

5 2,941 2,576

6 5,417 2,859

7 9,656 3,490

8 13,820 4,355

9 19,136 5,284

10 24,176 7,383

11 28,821 10,685

12 32,160 15,723

13 34,526 18,306

14 36,283 20,001

15 36,694 21,109

16 36,867 21,521

17 36,906 22,074

Dari Tabel 3 terlihat bahwa progres realisasi pada minggu ke 17 lebih rendah daripada progres rencana sebesar 14,83%. Dari progres tersebut bisa dikatakan proyek mengalami keterlambatan.

Menentukan BCWP, ACWP, BCWS, CV, SV, SPI, dan CPI.

Perhitungan BCWP, ACWP dan BCWS didapat dari persamaan 1 – 7 direkapitulasikan dengan bantuan Ms. Excell, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai BCWP, ACWP, BCWS, CV, SV, SPI, dan CPI

Minggu ke

BCWP (Rp) ACWP (Rp) BCWS (Rp) CV (Rp) SV (Rp) SPI CPI

1 20.810 18.904 13.239.756 1.906 - 13.218.946 0,0016 1,10

2 116.775.000 106.080.714 26.479.511 10.694.286 90.295.489 4,41 1,10 3 443.081.000 402.503.524 39.719.267 40.577.476 403.361.733 11,16 1,10 4 1.139.747.000 1.035.368.666 20.645.039 104.378.334 419.101.961 1,58 1,10 5 1.251.195.000 1.136.610.229 1.428.252.515 114.584.771 - 177.057.515 0,88 1,10 6 1.388.464.000 1.261.308.097 2.630.555.368 127.155.903 - 1.242.091.368 0,53 1,10 7 1.694.980.000 1.539.753.280 4.689.146.215 155.226.720 - 2.994.166.215 0,36 1,10 8 2.114.858.000 1.921.178.741 6.711.441.862 193.679.259 - 4.596.583.862 0,32 1,10 9 2.565.988.000 2.330.994.136 9.293.168.194 234.993.864 - 6.727.180.194 0,28 1,10 10 3.585.654.000 3.257.278.852 11.740.931.464 328.375.148 - 8.155.277.464 0,31 1,10 11 5.188.860.000 4.713.662.820 13.996.568.624 475.197.180 - 8.807.708.624 0,37 1,10 12 7.635.712.000 6.936.431.463 15.617.895.433 699.280.537 - 7.982.183.433 0,49 1,10 13 8.890.054.000 8.075.900.488 16.766.990.114 814.153.512 - 7.876.936.114 0,53 1,10 14 9.713.170.000 8.823.635.306 17.620.524.815 889.534.694 - 7.907.354.815 0,55 1,10 15 10.251.364.000 9.312.541.356 17.819.937.839 938.822.644 - 7.568.573.839 0,58 1,10 16 10.451.266.000 9.494.136.278 17.903.987.508 957.129.722 - 7.452.721.508 0,58 1,10 17 10.720.014.000 9.738.272.265 17.922.904.558 981.741.735 - 7.202.890.558 0,60 1,10

Menurut sajian data yang diperoleh dari menganalisis anggaran pelaksanaan proyek didapatkan informasi bahwa anggaran yang tersedia bisa digunakan untuk menyelesaikan proyek dengan baik. Kemudian dari segi waktu pelaksanaan proyek ditemukan ada beberapa proyek yang pengerjaannya lambat tetapi sebagian besar dilaksanakan dengan cepat. Pada

(9)

p-ISSN: 2302-5891 ISSN: 2579-3187 Vol. 12 No. 1. Januari 2024, 97-110

analisis ini, terdapat tiga teknik yang dilibatkan yakni BCWP untuk menganalisis jumlah pengeluaran biaya setiap pengerjaan proyek, BCWS untuk mengkaji akumulasi pengeluaran biaya untuk setiap bobot pekerjaan, dan ACWP untuk mengetahui jumlah biaya aktual yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek.

Gambar 3. Perbandingan ACWP, BCWS dan BCWP

Sebagaimana pada Gambar 3 didapatkan nilai BCWP dalam minggu ke-1 hingga ke-17 menempati titik dibawah BCWS dan mengungguli ACWP. Dimana mulai minggu ke-5 nilai BCWS naik secara signifikan di atas nilai BCWP dengan sedangkan mulai minggu ke-14 nilai BCWS cenderung stagnan hingga minggu ke-17 dan biaya aktual masih didalam batas anggaran rencana proyek. Hasil dalam analisis ini telah sesuai dengan hasil dari penelitian oleh (Johan, 2020) yang menyatakan bahwa dalam perhitungan hubungan biaya dan waktu proyek menggunakan metode Earned Value akan menghasilkan grafik nilai BCWP berada di atas grafik nilai ACWP dan grafik nilai BCWS berada di atas grafik nilai BCWP.

Analisis variasi biaya digunakan untuk mengetahui keadaan proyek per minggu. Apabila dalam analisis variasi biaya ditemukan nilanya sebesar nol maka pekerjaan biasa terselsaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Kemudian indikasi lainnya yakni variasi biaya yang bernilai negatif berarti proyek tidak bisa terselesaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan sedangkan bernilai positif artinya proyek bisa terselesaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan dan cenderung “hemat”. Selain itu, dalam pengerjaan proyek ada juga analisis jadwal, dimana nilai negatif merepresentasikan proyek dikerjaan dengan lambat tidak sesuai dengan perencanaan, nilai positif merepresentasikan proyek terselesaikan dengan cepat dan bahkan melampaui jadwal yang sudah ditetapkan dan bernilai nol berati penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal perencanaan. Selanjutnya Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan nilai SV dan CV.

Gambar 4. Variasi Biaya (CV)

(10)

Gambar 5. Variasi Jadwal (SV)

Untuk Nilai CV pada Minggu ke-17 adalah Rp. 981.741.735. Dalam hal ini CV bernilai positif yang menunjukkan bahwa biaya aktual yang telah dikeluarkan lebih rendah dari yang direncanakan. Dalam hal ini, proyek berjalan lebih efisien secara biaya daripada yang direncanakan, yang merupakan hasil yang diinginkan yaitu sebesar 2,02%. Sedangkan Nilai SV pada Minggu ke-17 adalah – Rp. 7.202.890.558. Dalam hal ini SV bernilai negatif yang menunjukkan bahwa proyek berjalan lebih lambat dari yang direncanakan. Artinya, proyek belum mencapai sejumlah pekerjaan yang seharusnya pada titik waktu tertentu, dan ada keterlambatan dalam jadwal proyek yang yaitu sebesar -14,83%. Nilai SPI pada Minggu ke-17 adalah 0,60. Dalam hal ini SPI bernilai <1 yang menunjukkan bahwa proyek mengalami keterlambatan dalam jadwal. Artinya, proyek belum mencapai sejumlah pekerjaan yang seharusnya pada titik waktu tertentu, dan ada keterlambatan dalam jadwal proyek. Sedangkan Nilai CPI pada Minggu ke-17 adalah 1,10. Dalam hal ini CPI bernilai >1 yang menunjukkan bahwa proyek mengendalikan biaya lebih baik daripada yang direncanakan. Artinya, biaya aktual yang dikeluarkan lebih rendah dari anggaran biaya yang direncanakan.

Pada Gambar 4 hasil analisis variasi biaya menunjukan terjadi kenaikan dan kenaikan nilai CV seiring berjalannya waktu dan mulai mengalami kenaikan secara signifikan pada minggu ke-10 dan kemudian melandai Kembali pada minggu ke-15 samp ai pada minggu terakhir penelitian yaitu minggu ke-17. Indikator CV menunjukan nilai positif. Hal ini menunjukan semua periode pekerjaan pada minggu ke-1 hingga minggu ke-17 lebih rendah dari biaya rencana. Dari Gambar 5 hasil analisis variasi jadwal menunjukan terjadi sedikit kenaikan nilai SV dari minggu ke-2 hingga minggu ke-4. Kemudian dari minggu ke-5 nilai SV mengalami penurunan hingga menjadi negatif dan terus menurun tajam menyentuh nilai terendah pada minggu ke-11 kemudian kembali lagi naik secara landai hingga minggu ke-17. Dimana kedua hasil analisis CV dan SV dalam penelitian ini telah sesuai dengan hasil penelitian oleh (Moerdiwanto & Zuhdy, 2023) yang menyatakan bahwa nilai CV menunjukkan hasil positif (+) sedangkan nilai SV menunjukkan hasil negatif (-).

Menentukan ETC dan EAC

Prediksi waktu untuk menyelesaikan sisa proyek disebut dengan ETC. Penentuan nilai ETC yakni dengan membandingkan CPI atau indeks prestasi kerja dan waktu yang tersisa dalam pengerjaan proyek, sebagaimana lebih jelasnya terlihat dalam Persamaan 7. Sedangkan EAC adalah prediksi anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Perhitungan nilai EAC yakni dengan menjumlahkan ETC dan ACWP, sebagaimana persamaannya direpresentasikan dalam persamaan 8. Data hasil direpresentasikan dalam Tabel 5.

(11)

p-ISSN: 2302-5891 ISSN: 2579-3187 Vol. 12 No. 1. Januari 2024, 97-110

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Estimate To Completion

Minggu ke ETC (Rp) EAC (Rp) 1 44.116.082.796 44.116.101.700 2 44.010.020.986 44.116.101.700 3 43.713.598.176 44.116.101.700 4 43.080.733.034 44.116.101.700 5 42.979.491.471 44.116.101.700 6 42.854.793.603 44.116.101.700 7 42.576.348.420 44.116.101.700 8 42.194.922.959 44.116.101.700 9 41.785.107.564 44.116.101.700 10 40.858.822.848 44.116.101.700 11 39.402.438.880 44.116.101.700 12 37.179.670.237 44.116.101.700 13 36.040.201.212 44.116.101.700 14 35.292.466.394 44.116.101.700 15 34.803.560.344 44.116.101.700 16 34.621.965.422 44.116.101.700 17 34.377.829.435 44.116.101.700

Dari hasil analisis nilai ETC pada biaya pekerjaan menunjukan variasi perkiraan sisa biaya pekerjaan setiap minggunya. Nilai ETC efektif harus berada di angka dimana pekerjaan terealisasi sesuai dengan anggaran pekerjaan sisa rencana. Diluar itu pekerjaan terealisasi dikatakan tidak efektif. Bisa dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Perkiraan Sisa Biaya Pekerjaan (ETC)

Dari hasil analisis nilai EAC pada sisa biaya pekerjaan menunjukan variasi total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Nilai EAC lebih hemat jika nilai tersebut berada dibawah anggaran yang telah direncanakan, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Perkiraan Total Biaya Penyelesaian Proyek (EAC)

(12)

Dari hasil analisis ETC yang digambarkan pada Gambar 6 pada minggu ke-1 hingga minggu ke-17 menunjukan nilai ETC cenderung menurun hingga akhir pelaporan minggu ke-20 berada di angka Rp. 34.377.829.435. Hasil dari analisis EAC yang digambarkan pada Gambar 7 menunjukan nilai yang stagnan mulai dari minggu ke-1 sampai minggu ke-17 yaitu sebesar Rp.

44.116.101.700. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek sementara pada minggu ke-17 memperoleh nilai Rp. 44.116.101.700 yang berarti perkiraan proyek akan diselesaikan dengan biaya total pekerjaan sebesar Rp. 44.116.101.700. Dimana kedua hasil analisis ETC dan EAC dalam penelitian ini telah sesuai dengan hasil penelitian oleh (Natalia et al., 2019) dan (Lamato et al., 2022) yang menyatakan bahwa setelah mengetahui hasil nilai BCWP, ACWP, dan CPI, maka kita dapat menghitung nilai ETC dan EAC untuk memprediksi pengeluaran biaya dalam mengerjakan proyek kedepannya sampai waktu yang telah ditentukan atau sampai selesai yang nantinya nilai dari variabel biaya ini juga berhubungan dengan variabel jadwal pekerjaan proyek.

Hasil yang didapat dari analisis data mendapatkan nilai ETC pada Minggu ke-17 adalah Rp. 34.377.829.435. Jadi pada minggu ke-17 perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek di minggu ke-1 hingga minggu ke-17 adalah 70,79 % dari nilai total proyek. Untuk nilai EAC pada minggu ke-17 adalah Rp. 44.116.101.700. Jadi pada minggu ke- 17 biaya actual yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek di minggu ke-1 hingga Minggu ke-17 adalah 90,84 % dari nilai total proyek. nilai ETS pada minggu ke-17 adalah 21,75 minggu. Dalam hal ini perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa setelah minggu ke-17 membutuhkan tambahan waktu 21,75 minggu lagi. Sedangkan nilai EAS pada minggu ke-17 adalah 39 minggu. Dalam hal ini perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dari awal setelah sampai akhir pelaksanaan proyek adalah selama 39 Minggu. Karena pekerjaan mengalami keterlambatan sebagaimana tertuang pada (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, 2018) Nomor 9 Tahun 2018 pasal 56 ayat 2 yang berbunyi “Denda keterlambatan apabila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan besarnya denda keterlambatan adalah 1‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak”.

Berdasarkan peraturan tersebut besaran denda yang harus dibayar akibat keterlambatan adalah sebesar Rp. 2.622.432.564,00.

Menentukan ETS dan EAS

ETS merupakan perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa.

Nilai ETS didapatkan dari perbandingan antara waktu rencana yang tersisa dengan indeks prestasi kerja (SPI) yang dapat dihitung menggunakan persamaan 10.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Estimate at Schedule

Minggu ke ETS (Minggu) EAS (Minggu)

1 18450,404 18452

2 6,349 9

3 2,420 6

4 16,439 21

5 28,538 34

6 45,470 52

7 63,629 71

8 69,816 78

9 76,055 86

10 65,488 76

11 51,251 63

12 36,817 49

13 32,063 46

14 29,025 44

15 26,074 42

16 23,983 40

17 21,735 39

(13)

p-ISSN: 2302-5891 ISSN: 2579-3187 Vol. 12 No. 1. Januari 2024, 97-110

Sedangkan EAS merupakan perkiraan jadwal penyelesaian proyek dengan penjumlahan antara waktu pelaporan dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa (ETS) dan dapat dihitung menggunakan persamaan 11. Untuk hasil nilai ETS dan EAS disajikan pada Tabel 6. Dari Tabel 6 terlihat nilai ETS pada minggu ke-17 adalah 21,75 minggu.

Dalam hal ini perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa setelah minggu ke-17 membutuhkan tambahan waktu 21,75 minggu lagi. Sedangkan nilai EAS pada minggu ke-17 adalah 39 minggu. Dalam hal ini perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dari awal setelah sampai akhir pelaksanaan proyek adalah selama 39 Minggu. Hasil dari analisis EAS yang ditunjukkan pada Tabel 6 menunjukan nilai yang sangat tinggi pada periode pelaporan minggu ke-17 yaitu 38,735 (dibulatkan 39) minggu jadwal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek yang berarti perkiraan proyek akan diselesaikan dengan waktu total 39 minggu. Dimana kedua hasil analisis ETS dan EAS dalam penelitian ini telah sesuai dengan hasil penelitian oleh (Maskur, 2021) dan (Apriansyah et al., 2022) yang menyatakan bahwa setelah mengetahui hasil nilai BCWS, Rencana Waktu Penyelesaian, dan SPI, maka kita dapat menghitung nilai ETS dan EAS untuk memprediksi waktu pekerjaan dalam menyelesaikan tugas kedepannya dengan variabel biaya ditentukan atau sampai pada minggu tertentu atau sampai proyek selesai.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kinerja biaya dan waktu pada pelaksanaan proyek konstruksi pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan, diketahui analisis kinerja dari komponen BCWS, ACWP, dan BCWP menunjukkan bobot pada minggu ke-17 kinerja progres rencana 36,91%, progres realisasi 22,07%, biaya aktual 20,05%, dan komponen CV, SV, SPI, dan CPI menunjukkan bobot positif 2,02%, bobot negatif -14,83%, mengalami keterlambatan dari jadwal 0,6(<1), mengendalikan biaya lebih baik daripada yang direncanakan 1,10 (>1). Dari hasil analisis kinerja biaya dan waktu, pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan sebesar - 14,83%, tetapi pekerjaan konstruksi mengendalikan biaya lebih rendah dari yang direncanakan sebesar Rp. 7.202.890.558. dan mendapat keuntungan sebesar Rp. 981.741.735.(2,02%).

Berdasarkan hasil analisis biaya akhir dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek konstruksi pembangunan Gedung Kantor Bupati Pasuruan, diketahui analisis kinerja dari komponen ETC, EAC, ETS, dan EAS menunjukkan jumlah biaya pada minggu ke-17 sampai minggu ke-39 Rp. 34.377.829.435. minggu ke-1 hingga minggu ke-39 Rp. 44.116.101.700.

menunjukkan minggu ke-17 membutuhkan tambahan waktu 21,75 minggu, untuk menyelesaikan pekerjaan dari minggu ke-1 sampai akhir, pelaksanaan proyek adalah selama 39 minggu. Dari hasil analisis kinerja biaya akhir dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi, di minggu ke-1 hingga minggu ke-39 Rp. 44.116.101.700, sedangkan biaya rencana Rp. 48.563.565.910, dalam pekerjaan ini kontraktor mempunyai sisa biaya sebesar Rp. 4.447.464.210 (Belum dikurangi biaya keterlambatan sebesar Rp 2.622.432.564,00), dan untuk waktu penyelesaian pekerjaan selama 39 minggu, sedangkan waktu rencana 30 minggu, jadi pekerjaan ini mengalami kemunduran selama 9 minggu dari rencana pekerjaan.

REFERENSI

Achmad, F. (2015). Analisa Konsep Nilai Hasil (Earned Value Analysis) terhadap Waktu dan Biaya Pada Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung (Studi Kasus Pembangunan Gedung MCS SBU II Surabaya). In Repository Unej. Universitas Jember.

Apriansyah, A., Bachmid, S., Watono, W., & Abd Muin, S. (2022). Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Metode Earned Value Pada Proyek Penyelesaian Gedung Sudirman Office Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar. Jurnal Teknik Sipil MACCA, 7(2), 128–137.

Batubara, R. Y. (2018). Penggunaa Metode EVA (Earned Value Analysis) Terhadap Waktu (Studi Kasus Proyek Revitalisasi Pembangunan Gedung Centra Makanan Kota Sibolga).

Universitas Sumatera Utara. In Repository USU. Universitas Sumatera Utara.

Hassan, H., Mangare, J. B., & Pratasis, P. A. K. (2016). Faktor - Faktor Penyebab

(14)

Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Dan Alternatif Penyelesaiannya (Studi Kasus: Di Manado Town Square III). Jurnal Sipil Statik, 4(11).

Johan, A. F. (2020). Analisis Earned Value Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Pembangunan Gudang Farmasi. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 61(1), 41–49.

Kartikasari, D. (2014). Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Metode Earned Value (Studi Kasus: Proyek Struktur Dan Arsitektur Production Hall-02 Pandaan). Jurnal Teknik Sipil, 7(2), 107–114.

Lamato, F. I., Utiarahman, A., & Tuloli, M. Y. (2022). Analisis Earned Value Terhadap Proyek Pembangunan Renovasi Gedung Kantor BPJN. Jurnal Vokasi Sains Dan Teknologi, 1(2).

Maskur, A. (2021). Evaluasi Pengendalian Waktu Pada Royek Pembangunan Gedung Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Earned Value Analysis. Jurnal Industrial Galuh, 3(01), 30–36.

Messah, Y. A., Widodo, T., & Adoe, M. L. (2013). Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstuksi Gedung di Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil, 2(2), 157–

168.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2018. Peraturan Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia. Jakarta.

Moerdiwanto, M. F., & Zuhdy, A. Y. (2023). Analisa Perhitungan Waktu Dan Biaya Pada Proyek Pembangunan Gedung DPRD Balai Pemuda Surabaya Dengan Metode Earned Value Management. Jurnal Teknik ITS (SINTA: 4, IF: 1.1815), 12(1), D15–D21.

Natalia, M., Misriani, M., Mirani, Z., Pratawijaya, Y., & Hidayah, N. (2019). Analisis Dan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan Gedung Shelter SDN 27 Lengayang Pesisir Selatan Dengan Metode Earned Value. Jurnal Teknik Sipil ITP, 6(2), 71–77.

Https://Doi.Org/10.21063/Jts.2019.V602.05

Pertiwi, A. E. (2018). Evaluasi Pengendalian Waktu Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap 3 Dan 4 RSUD Suradadi Menggunakan Earned Value Concept (The Evaluation Of Time Control On The Development Project of Inpatient Building 3 And 4 In Hospital Suradadi Using Earned Value Concept).

Prasetya, S., Setyanto, N. W., & Mada Tantrika, C. F. (2014). Penerapan Konsep Earned Value Method Sebagai Alat Ukur Kinerja Biaya Dan Jadwal Pada Pekerjaan Bekisting (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Rimba Ayana Hotel Oleh PT Anda Jaya Perkasa). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri, 2(1), 128-209.

Rauzana, A., Gunawan, G., & Masimin, M. (2016). Analisis Faktor-Faktor Penghambat Yang Berpengaruh Terhadap Waktu Proyek Irigasi Di Provinsi Aceh. Jurnal Teknik Sipil, 5(3), 259–268.

Rawon, N. (2020). Evaluasi Waktu Dan Biaya Menggunakan Metode Earned Value Pada Proyek Pelebaran Jembatan Sail Ruas Jalan Pekanbaru. Universitas Islam Riau.

Yana, A., Dewi, A., & Harefa, Y. K. K. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Proyek Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus: Proyek Pemerintah Kabupaten Badung). Jurnal Spektran, 8(2).

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode pengendalian kinerja proyek yang digunakan adalah dengan cara Earned Value Methode , yang dapat memberikan informasi mengenai posisi kemajuan

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG.. BEDAH SENTRAL TERPADU RUMAH SAKIT BETHESDA

pengamatan berdasarkan laporan kemlijuan mingguan. 2) Penerapan metode Earned Value iru dilakukan pada Proyek Pembangunan Show Room HARTONO ELEKTRONlK. 3) Metode yang

Konsep Earned Value Analysis merupakan salah satu metode pengendalian kinerja proyek dari segi biaya dan waktu yang dapat memberikan informasi mengenai posisi kemajuan proyek

Salah satu metode pengendalian kinerja proyek yang digunakan adalah dengan cara metode Earned Value , yang dapat memberikaninformasi mengenai posisi kemajuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kinerja proyek dari segi biaya dan waktu dengan menggunakan earned value, untuk mendapatkan serta mengetahui seberapa

Metode Earned Value (nilai hasil) memberikan informasi status kinerja proyek pada suatu periode pelaporan dan memberikan informasi prediksi biaya yang dibutuhkan

"Analisis Biaya Dan Jadwal Proyek Pembangunan Gedung Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Earned Value", Jurnal Manajemen Teknologi & Teknik Sipil, 2020 Publication