FILSAFAT PROGRESIVE
DALAM PENDIDIKAN
Anggota Kelompok 5 :
Bayu Prasetyo Wibowo (2001025386) 1.
Nadiah Talita Putri (2001025164) 2.
Rifda Alfida (2001025091) 3.
Melfia Nabilah (2001025135)
4.
Pengertian
Progresivisme
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat.
Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik, tetapi berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa.
Progresivisme juga merupakan pandangan hidup
yang mempunyai sifat-sifat:
1.Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak
perubahan,dan tidak terikat oleh dokrin tertentu) 2.Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki ) 3.Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )
Aliran
progresivisme memiliki sifat-
sifat umum yaitu:
Sifat Negatif Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa,progresivisme menolak otoritarisme dan absolutisms dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemologi.
b. Sifat Positif....
Positif dalam arti, bahwa progresivisme menaruh
kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia.
Terutama yang dimaksud adalah kekuatan kekuatan manusia untuk terus-menerus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam.
Progresivisme dalam sejarah
Secara historis, progresivisme ini telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya secara pesat bare terlihat pada awal abad ke-20, terutama di negara Amerika Serikat.
Sebagai sebuah aliran filsafat pendidikan, progresivisme lahir sebagai protes terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan konvensional yang bersifat formalis tradisionalis yang telah diwariskan oleh filsafat abad 19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan manusia- manusia yang sejati. Dalam kesejarahannya, progersivisme muncul dari tokoh-tokoh filsafat pragmatisme seperti Charles S. Pierce, William James dan John Dewey dan eksprimentalisme,
Tokoh-Tokoh
Progresivisme
1. William James (11 Januari 1842 - 26 Agustus. 1910)
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, barns mempunyai fungsi biologic dan nilai kelanjutan hidup.
2. John Dewey (1859 - 1952)
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekakan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.
3. Hans Vaihinger (1852 - 1933)
Hans Vaihinger Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis.
Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan.
Dalam aliran progresif ini Proses belajar mengajar di kelas ditandai dengan beberapa hal antara lain :
Guru merencanakan pelajaran yang membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
Selain membaca buku siswa juga
diharuskan berinteraksi dengan alam misalnya melalui kerja lapangan atau lintas alam.
Guru membangkitkan minat siswa melalui permainan yang menantang siswa untuk berpikir.
Dasar Filosofis Progresivisme
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan -kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam
mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan berdasarkan tata logic dan sistematisasi berfikir ilmiah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan masalah kehidupan yang mengarah
pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya dalam masyarakat.
Ilmu pengetahuan diperoleh
Pemikiran Progresivisme Tentang Pendidikan
Asas pokok aliran ini adalah bahwa manusia selalu tetap survive terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa mengalami kemajuan. Oleh karena itu aliran ini
selalu memandang bahwa pendidikan tidak lain tidak bukan adalah proses perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap untuk senantiasa memodifikasi berbagai metode dan strategi
dalam pengupayaan ilmu-ilmu pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan dalam suatu masyarakat.
Keyakinan-Keyakinan
progresivisme tentang pendidikan
Keyakinan¬keyakinan yang didasarkan pada sekelompok keyakinan filsafat yang lazim disebut orang pragmatism, instrumentalisme, dan eksperimentalisme.
Disini Dewey memperlihatkan keyakinan-keyakinan dan wawasanya tentang pendidikan, serta mempraktekkannya disekolah-sekolah yang ia dirikan Menurut Dewey tujuan umum pendidikan ialah warga masyarakat yang demokratis. Isi pendidikanya lebih mengutamakan bidang studi yang berguna atau langsung bisa dirasakan oleh masyarakat seperti IPA, Sejarah, dan keterampilan.
Berbagai Kritik atas Progresivisme
> Konsep pertumbuhan
Menurut aliran ini aktivitas didik si anak akan membawa kearah pertumbuhan dan
perbaikan diri mereka.
> Prinsip bahwa anak hares dididik sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka
sendiri serta guru hanya berfungsi sebagai pendamping merupakan prinsip yang tidak realistis.
> Pernyataan progresivisme bahwa cara belajar dengan memecahkan masalah yang secara langsung dialami oleh anak merupakan cara belajar yang paling
efektif tidak berlaku secara mutlak.
> Tidak ada kaitan langsung antara sistem pendidikan progresif dengan demikrasi.
Dengan menekankan pentingaya
kebebasan bagi anak untuk berekspresi dan mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya serta pentingnya
pengaturan kehidupan sekolah secara demokratis,
Pendidikan esensialisme merupakan sebuah aliran
pendidikan yang tidak setuju terhadap praktek- praktek pendidikan progressivisme, yang mengklaim bahwa
pergerakan progresivisme telah merusak standar- standar intelektual dan moral diantara kaum muda. Metode yang
digunakan guru haruslah orang terdidik dan dapat menguasai pengetahuan dan kelas semua itu harus
berada di bawah penguasaan guru, agar sekolah
berfungsi sebagai penyampaian warisan sejarah yang mengandung nilai-nilai luhur para filosof sebagai ahli
pengetahuan dimana nilai-nilai kebudayaan itu masih tetap terjaga dan kekal.