• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA

N/A
N/A
Harley swandi Pratama

Academic year: 2024

Membagikan "FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA "

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

MELKI OPRABO HUTAGAOL NIM.190703056

PROGRAM STUDI SASTRA BATAK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

MELKI OPRABO HUTAGAOL NIM. 190703056

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Asriaty R Purba, M.Hum Dra. Rosita Ginting, M.Hum

NIP. 196211221987032001 NIP. 195905201986012002

Diketahui Oleh:

Program Studi Sastra Batak

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Ketua

Drs. Jekmen Sinulingga, M. Hum NIP. 196206261989031005

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala rasa syukur dan rasa hormat, saya ingin menyampaikan kata pengantar untuk proposal skripsi yang berjudul “FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA”.

Proposal skripsi ini disiapkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendaptkan gelar sarjana dari Program Studi Sastra Batak Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Proposal skripsi ini diberi judul FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA yang terletak di Desa Lobu Pining, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.

Memorial Makam Munson dan Lyman memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri dalam kebudayaan masyarakat setempat. Selain itu, makam ini juga tempat ziarah yang sering dikunjungi oleh warga sekitar. Adapun isi proposal skripsi ini terbagi menjadi tiga bab : Bab I adalah pendahuluan yang mengulas latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, Bab II yang berisi tinjauan pustaka yang mencakup kepustakaan yang relevan, penngertian Makam Tuan Munson dan Lyman, pengertian semiotik dan teori yang digunakan, Bab lll yang menjelaskan metode penelitian, yang terdiri dari metode dasar, lokasi penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

(4)

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini, aspek-aspek yang perlu ditingkatkan. Maka karena itu, peneliti sangat mengapresiasi kritik dan saran yang bersifat kontruktif guna meningkatkan kualitas proposal skripsi peneliti ini. Semoga proposal skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dan pengetahuan yang berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan, baik bagi peneliti maupun pihak yang terkait.

Medan, Oktober 2023 Penulis

Melki Oprabo Hutagaol NIM. 190703056

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kepustakaan yang Relevan ... 8

2.1.1 Pengertian Memorial Makam Munson dan Lyman ... 9

2.1.2 Pengertian Semiotik ... 11

2.2 Teori yang Digunakan ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Metode Dasar ... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 18

3.3 Sumber Data Penelitian ... 18

3.4 Instrumen Penelitian ... 18

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 19

3.6 Metode Analisis Data ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 22

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Majemuk dalam suku bangsa, bahasa, adat, agama, keyakinan dan kepercayaan, demikian juga dengan budayanya.

Setiap suku memiliki beraneka ragam kepercayaan, agama, tradisi serta budaya tersendiri yang menjadikan ciri khas bagi masing-masing daerah. Hal ini yang menjadikan keunikan bagi bangsa Indonesia. Suku Batak merupakan salah satu dari banyaknya suku bangsa di Indonesia yang terletak Provinsi Sumatera Utara. Suku Batak ialah suku yang terbagi atas lima etnis yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak/dairi. Di mana ke lima etnis ini memiliki keberaneka ragaman unsur budaya, dan kepercayaan masing-masing.

Edward Burnet Tylor dalam (Amri Marzali 2014:257). Mengartikan kebudayaan sebagai sebuah sistem yang rumit yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, etika, hukum, tradisi, kemampuan, serta kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang, didapatkan saat mereka menjadi bagian dari masyarakat. Didalam kehidupan berbudaya juga tidak dapat dipungkiri bahwa simbol memiliki peran yang penting, karena melalui simbol, manusia mampu mengungkapkan imajinasinya terhadap konsep yang abstrak namun diyakini.

(7)

Dalam kesempatan ini, peneliti akan fokus pada suku Batak Toba, dikarenakan judul dari proposal skripsi ini yakni “FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA” yang terletak di Desa Lobu Pining, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.

Tapanuli Utara adalah salah satu wilayah etnik Batak Toba yang kaya akan sejarah dan budaya yang kental, salah satunya adalah keberadaan Memorial Makam Munson dan Lyman yang menjadi bukti perjalanan misionaris kristen pada abad ke-19 di wilayah tersebut.

Salah satu bentuk peninggalan budaya benda ialah makam, yang bisa menjadi bukti penting yang bernilai sejarah tentang kebudayaan suatu daerah. Menurut Carolyn Graves-Brown (2010:93), makam merupakan sebuah tanda kehadiran manusia di dunia, dan menjadi saksi sejarah, budaya, dan kehidupan manusia di masa lalu. Makam bukan hanya sebuah objek yang memiliki makna fungsional sebagai benda kubur, makam juga sering dianggap sebagai simbol keabadiaan, karena dianggap sebagai tempat dimana jasad seseorang akan terus ada di dunia setelah dia meninggal. Selain itu, di beberapa budaya, makam dianggap tempat suci atau sakral, dan dihormati sebagai tempat dimana arwah atau roh orang yang telah meninggal.

Makam juga sering dianggap sebagai sarana penghormatan dan penghormatan terhadap seseorang yang telah meninggal, baik kedalaman ritual keagamaan, tanda penghormatan atau upacara pemakaman. Makam juga dapat menjadi sumber pengetahuan sejarah, karena sering kali menandakan adanya sejarah dan budaya yang terkait dengan tempat tersebut. Oleh karna itu, penelitian tentang

(8)

makam dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai makna dan nilai yang terkandung dalam makam, serta memberikan kontribusi bagi pengembangan sejarah dan budaya lokal. Dalam konteks ini, penelitian tentang

Fungsi dan Makna Pada Simbol Memorial Memorial Makam Munson dan Lyman”

yang berada di Tapanuli Utara dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai makna dan nilai yang terkandung dalam makam tersebut, serta memberikan kontribusi bagi pengembangan sejarah dan budaya lokal di Tapanuli Utara.

Penelitian ini menggunakan teori semiotik dikarenakan semiotik adalah sebuah teknik yang dipakai dalam menganalisis dan memahami tanda-tanda dalam sebuah teks atau budaya. Dalam konteks Proposal skripsi tentang “FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA”, Teori semiotik dapat diterapkan untuk menganalisis tanda-tanda yang ada di dalam makam tersebut, baik itu dalam bentuk fisik maupun makna simbolisnya. Sobur (2016:15) mengartikan semiotik sebagai disiplin ilmu ataupun pendekatan analisis yang dipakai untuk memeriksa berbagai tanda.

Dalam teori semiotik, sebuah tanda terdiri dari tiga unsur yaitu Signifier (Penanda), Signified (Yang Diartikan), dan Referent (Yang Dirujuk). Dalam konteks Memorial Makam Munson dan Lyman, Signifier dapat berupa bentuk fisik dari tanda atau simbol, seperti kata, gambar, ataupun bentuk. Sedangkan Signified merupakan ide ataupun makna yang dipresentasikan oleh Signifier, misalnya adanya motif salib pada makam yang mempresentasikan makna kepercayaan pada agama kristen atau makna spritual yang terkait dengan kematian dan kehidupan setelahnya. Sedangkan

(9)

Referent dapat berupa kaitannya dengan pemilik makam tersebut, seperti status sosial, agama, atau kepercayaan.

Semiotik Charles Sanders Peirce merupakan teori yang dimanfaatkan dalam menganalisis bentuk , fungsi dan makna simbol yang terkandung di dalam Memorial Memorial Makam Munson dan Lyman. Dalam pandangan Charles Sanders Peirce, Peirce menggolongkan tanda-tanda menjadi tiga jenis utama yaitu: ikon, indeks, dan simbol.

Dalam hal simbol, Charles Sanders Peirce memandang bahwa tanda atau simbol memiliki makna yang ditentukan oleh masyarakat atau budaya yang menggunakannya. Oleh karena itu, simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman dapat dipahami dalam konteks budaya dan sejarah yang mempengaruhinya.

Simbol pada makam dapat berupa bentuk dan desain makam, jenis dan warna material, serta tulisan yang terdapat pada makam tersebut.

Selain itu, Charles Sanders Peirce juga menekankan pentingnya tiga jenis tanda (ikon, indeks, dan simbol) serta konsep representamen, objek, dan interpretan.

Penggunaan teori ini memungkinkan peneliti untuk mengklasifikasikan dan menganalisis simbol-simbol pada Memorial Memorial Makam Munson dan Lyman, memahami bagaimana simbol-simbol tersebut merepresentasikan objek, dan bagaimana mereka memicu interpretasi oleh pengunjung makam.

(10)

Dengan menganalisis bentuk, fungsi dan makna pada simbol Munson dan Lyman dari prespektif semiotik Charles Sanders Peirce, peneliti dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam menegnai makna dan ide-ide yang terkait dengan makam tersebut dalam kerangka budaya dan sejarah yang relevan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas yakni sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk simbol yang terdapat pada Memorial Makam Munson dan Lyman?

2. Apa saja fungsi simbol-simbol yang terdapat pada Memorial Makam Munson dan Lyman?

3. Apa saja makna simbol yang terkandung pada Memorial Makam Munson dan Lyman?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk simbol yang terdapt pada Memorial Makam Munson dan Lyman.

2. Mendeskripsikan fungsi simbol-simbol yang terdapat pada Memorial Makam Munson dan Lyman.

(11)

3. Mendeskripsikan makna simbol yang terkandung dalam Memorial Makam Munson dan Lyman.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yakni:

1. Menjadikan dokumentasi di Program Studi Sastra Batak agar dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lainnya.

2. Kontribusi terhadap pemahaman tentang fungsi dan simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman. Penelitian ini akan memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang makna dan tujuan dibalik penggunaan simbol-simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman.

Hal ini akan membantu memperluas pengetahuan tentang tradisi simbolik yang ada pada masa itu.

3. Pemahaman yang lebih dalam tentang konteks sejarah dan budaya.

Penelitian ini akan mengungkapkan hubungan antara konteks sejarah dan budaya pada masa hidup Munson dan Lyman dengan penggunaan simbol- simbol pada makam mereka. Hal ini akan memberikan wawasan yang lebih kaya tentang bagaiaman kehidupan dan nilai-nilai budaya pada waktu itu berperan dalam pemilihan simbol-simbol yang digunakan.

4. Kontribusi terhadap studi simbolik dan arkeologi makam. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan penting dalam bidang studi simbolik dan arkeologi makam dengan menganalisis penggunaan dan makna simbol- simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman.

(12)

5. Penyimpanan dan pengawetan warisan budaya. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang simbol-simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman, penellitian ini dapat membantu dalam upaya penyimpanan dan pengawetan warisan budaya yang terkait dengan pemakaman tersebut.

6. Potensi penerapan dalam bidang pendidikan dan pariwisata. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran dan pengajaran dalam konteks pendidikan sejarah, budaya, dan pariwisata.penelitian Ini akan memberikan manfaat dalam meningkatkan pemahaman masyarakat dan wisatawan tentang Memorial Makam Munson dan Lyman serta memberikan dampak positif pada pengembangan pariwisata budaya di lokasi penelitian.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Kajian pustaka merupakan komponen dalam penelitian yang mencakup eksplorasi dan evaluasi terhadap karya-karya literatur dan studi-studi yang relevan terkait dengan subjek penelitian yang sedang dijalankan. Tujuan dari kajian pustaka adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam bidang yang sama atau terkait, serta untuk membangun kerangka teoritis yang kuat.

Dalam kajian pustaka, penulis akan mencari literatur yang relevan melalui sumber-sumber seperti jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, atau artikel online, kemudian literatur tersebut akan di evaluasi dan dianalisis untuk melihat bagaimana mereka berkontribusi terhadap topik penelitian yang sedang diuji. Penulisan skripsi ini memerlukan literatur yang spesifik dan relevan dengan pengkajian buku-buku tentang semiotik. Berikut adalah pendekatan dan sumber sumber literatur yang digunakan adalah:

1. Zoest (1993) dalam buku yang berjudul “Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya”, terdapat penjelasan mengenai konsep dasar semiotika serta berbagai bidang di mana semiotika diterapkan. Buku ini memberikan bantuan dalam pemahaman penulis tentang semiotik serta teknik analisisnya.

(14)

2. Hoed (2014) yang berjudul “Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya”, dalam buku ini dijelaskan tentang pengertian semiotika dan cakupan- cakupan ilmu semiotika menurut pendapat beberapa ahli/tokoh. Buku ini membantu peneliti untuk memahami konsep semiotika.

3. Herbert Ompusunggu (2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Simbol- simbol dalam Arsitektur Tradisional Batak Toba”. Jurnal ini membantu penulis memahami konsep dan simbol dalam arsitektur tradisional.

4. Skripsi yang ditulis oleh Switno Rajagukguk (2022) dengan judul

“Manumpan Solu-Solu Etnik Batak Toba: Kajian Semiotika”. Skripsi ini membahas kajian semiotika. Kontribusi yang diberikan penelitian ini terhadap penulisan proposal skripsi ini ialah terdapat dalam kajian dan teori yang digunakan.

5. Charles Tobing (2015) dalam jurnalnya yang berjudul “Tuntutan Pemakaman Budaya dan Religi di Tapanuli”. Jurnal ini membantu peneliti untuk memahami tentang fungsi makam dalam konteks budaya dan religi.

2.1.1 Pengertian Memorial Makam Munson dan Lyman

Sejarah evangelisasi berdarah di Tanah Batak tercatat pada Memorial Makam Munson dan Lyman. Makam peringatan Munson dan Lyman, dua misionaris Amerika yang meninggal sebagai martir, berisi catatan kisah tragis ini. Tugu peringatan ini terletak di Lobu Pining, Desa Dolok Nauli, Kecamatan Adiankoting,

(15)

Kabupaten Tapanuli Utara, di jalan lintas Tarutung-Sibolga. Kedua misionaris tersebut sedang menjalankan misi menyebarkan Injil dan ajaran agama Kristen di Tanah Batak ketika mereka mendapat serangan dari penduduk setempat. Peristiwa bersejarah ini tercatat dalam sejarah.

Sebagai tujuan wisata religi, situs pemakaman peringatan Hendry Lyman dan Samuel Munson menggambarkan perjalanan dua misionaris Amerika ke wilayah Tapanuli. Khususnya di wilayah Silindung, yang konon pada saat itu masyarakatnya belum memiliki pengetahuan agama, mereka datang untuk memberitakan Injil dan ajaran Kristen.

Bersama rombongan besar pengawal dan pengikutnya, mereka datang dengan tujuan menjalankan tugas penginjilan serta menjalankan misi kemanusiaan, medis, dan pendidikan. Namun sekelompok masyarakat di Desa Adiankoting menghentikan rombongan kedua misionaris tersebut sebelum sampai di kawasan Silindung.

Sayangnya, mereka tidak mendapat sambutan hangat; sebaliknya, mereka berdua diserang secara fisik dan dibunuh. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1834.

Sebagai penghormatan terhadap jasa dua misionaris ini dalam menyebarluaskan ajaran agama kristen di wilayah Batak, terkhususa pada daerah silindung, didirikanlah sebuah makam peringatan dan monumen untuk Hendry Lyman dan Samuel Munson yang menjadi martir. Ini merupakan bentuk tanda penghargaan terhadap kontribusi besar yang mereka berikan.

(16)

2.1.2 Pengertian Semiotik

Semiotik, yang memiliki akar kata dalam bahasa yunani dari “simeon” yang berarti tanda. Semiotik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mendalami pengkajian mengenai tanda dalam sistem makna yang digunakan pada komunikasi manusia. Konsep dasar semiotik dikembangkan oleh seorang ahli bahasa dan filsuf Swiss bernama Ferdinand de Saussure (1839-1914), dan sejak itu menjadi bagian penting dalam berbagai disiplin ilmu, seperti linguistik, antropologi, sastra, seni, dan media.

Pada dasarnya, semiotik membahas bagaimana tanda-tanda digunakan untuk mentransmisikan pesan atau informasi antara individu atau kelompok. tanda-tanda dapat berupa kata-kata, gambar, bunyi, gestur, atau objek-objek lain yang mengandung makna yang dapat diinterpretasikan oleh penerima pesan.

Sudjiman (1993:3) mengatakan bahwa basis dari semiotik adalah ide tanda, yang muncul dari bahasa Yunani yakni “semion,” yang merujuk pada beragam tanda yang dapat ditemukan di berbagai konteks, seperti kata-kata, gerakan, isyarat, bendera, dan lain sebagainya.

(17)

Dalam semiotik, Peirce mendefinisikan tanda sebagai sesuatu yang menghubungkan representamen (tanda itu sendiri), objek yang direpresentasikan, dan interpretan (pemahaman atau makna yang dihasilkan oleh tanda tersebut). Menurut Eco (dalam sobur, 2001) mengatakan Semiotika dapat diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai hal, kejadian, dan seluruh aspek kebudayaan sebagai tanda.

Sebagai ilmu pengetahuan, semiotik memiliki peran yang signifikan dalam mengungkapkan berbagai bagian dari tanda-tanda dalam kehidupan manusia, baik yang berupa kata-kata maupun yang tidak berupa kata-kata. Dalam konteks pengetahuan yang berguna, pemahaman tentang signifikasi tanda-tanda, terutama yang terkait dengan pengalaman sehari-hari, bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan memaksimalkan penggunaan energi secara efektif dan efisien (Ratna 2004: 105).

Kesimpulan umum yang dapat diambil adalah semiotik merupakan kajian mengenai tanda-tanda dan signifikansinya terhadap konteks budaya dan masyarakat.

Para ahli semiotik menekankan bahwa tanda-tanda tidak hanya merefleksikan dunia nyata, tetapi juga membentuk makna secara aktif melalui proses interpretasi dan konteks yang melibatkan pemahaman budaya, ideologi, dan pengaruh kekuasaan.

(18)

2.2 Teori yang Digunakan

Dari segi etimologis, istilah “teori” memiliki asal-usulnya dari bahasa yunani kuno, yaitu “theoria”. Istilah ini tersusun dari dua komponen “thea” yang artinya

“melihat atau mengamati dengan cermat” dan “hora” yang berarti “penampilan atau pertunjukan”. Dalam bahasa yunani kuno, “theoria” awalnya digunakan untuk menggambarkan perjalanan atau kunjungan seseorang ke suatu tempat untuk menyaksikan acara atau pertunjukan, terutama upacara keagamaan atau festival.

Dalam konteks ini, “theoria” mengandung makna pengalaman langsung dan pengamatan yang mendalam terhadap suatu fenomena.

Seiring waktu, makna “theoria” berkembang dan digunakan untuk merujuk pada pemikiran spekulatif, pengamatan filosofis, dan pemahaman yang didasarkan pada refleksi mendalam dan pemikiran rasional. Dalam konteks ini, teori menjadi bagian penting dari upaya untuk memahami dunia dan fenomena-fenomena yang ada didalamnya

Dalam penggunaan modern, “teori” merujuk pada kerangka konseptual yang digunakan untuk menjelaskan, memahami, dan meramalkan fenomena tertentu dalam berbagai bidang pengetahuan. Teori memberikan kerangka kerja yang sistematis dan koheren yang membantu mengorganisir pengetahuan, menjelaskan hubungan antara konsep-konsep, dan memberikan dasar bagi penelitian dan pemecahan masalah.

Pemilihan teori bergantung pada bidang studi dan topik penelitian yang sedang dibahas. Teori tersebut dapat berasal dari berbagai bidang ilmu, termasuk sosiologi, psikologi, ekonomi, ilmu politik, antropologi, dan bidang lainnya. Tujuan

(19)

penggunaan teori adalah untuk memberikan kerangka kerja yang koko, menghubungkan penelitian dengan pengetahuan yang ada, dan membantu menguji hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diajukan.

Dari judul proposal skripsi ini, teori yang diterapkan untuk menjelaskan bentuk, makna dan fungsi simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman adalah menggunakan teori semiotik. Charles Sanders Peirce memandang semiotik sebagai sebuah cabang filsafat yang mempelajari cara kita menggunakan tanda-tanda untuk berkomunikasi, memahami dunia, dan membuat makna. Dalam pandangan Peirce, Peirce mendefinisikan tanda sebagai sesuatu yang menghubungkan representemen (tanda itu sendiri), objek yang direpresentasikan, dan interpretan (Pemahaman atau makna yang dihasilkan oleh tanda tersebut).

Peirce mengklasifikasikan tanda-tanda menjadi tiga jenis utama yaitu:

1) Ikon: Ikon adalah suatu objek nyata yang menunjukkan kesamaan dengan objek yang sedang diwakilinya. Karakteristik representasi ini dicirikan oleh tingkat kemiripan (Sobur, 2003:158). Contoh-contoh ikon meliputi gambar, patung, lukisan, dan elemen serupa lainnya.

2) Indeks: Indeks adalah suatu tanda yang mengindikasikan adanya hubungan alamiah antara tanda dan objek yang bersifat sebagai hubungan sebab akibat, atau tanda yang secara langsung merujuk pada kenyataan (Sobur, 2003: 159). Contoh yang paling jelas yang menggambarkan tanda berupa indeks adalah asap yang mengindikasikan keberadaan api.

(20)

3) Simbol: Simbol adalah tanda yang menggambarkan hubungan alamiah antara penanda dan petanda (sobur, 2003: 42). Hubungan ini bisa bersifat sewenang-wenang atau berdasarkan konvensi, yang merupakan kesepakatan dari masyarakat. Simbol adalah bentuk yang mencirikan sesuatu yang lain, yang berada di luar bentuk simbol itu sendiri. Sebagai contoh, dalam bentuk bunga, simbol ini merujuk dan membawa makna tentang kenyataan yang disebut sebagai „bunga‟, yang ada di luar tampilan simbol tersebut.

Teori semiotik Charles Sanders Peirce akan menjadi kerangka kerja analitis yang digunakan untuk mengkaji dan memahami simbol-simbol yang ada pada Memorial makam Munson dan Lyman serta perannya dalam membentuk makna dan identitas dalam konteks memorialization. Teori ini melibatkan konsep-konsep semiotik utama Peirce, yaitu tanda, ikon, indeks, simbol, representamen, objek, dan interpretan. Berikut adalah penerapan teori ini:

1. Tiga jenis tanda: penelitian ini akan mengidentifikasi simbol-simbol yang ada pada Memorial Makam Munson dan Lyman dan mengklasifikasinya sebagai ikon, indeks, atau simbol. Ini akan membantu untuk memahami bagaimana simbol-simbol ini terkait dengan objek atau konsep yang direpresentasikan

2. Representamen, Objek, dan Interpretan: simbol-simbol akan dijelaskan sebagai representamen yang menghubungkan dengan objek yang direpresentasikan, yaitu orang-orang yang dimakamkan dan konsep tertentu

(21)

yang terkait dengan mereka. Interpretan akan dibahas sebagai pemahaman dan makna yang dihasilkan oleh individu atau komunitas yang mengunjungi makam.

3. Indeksikalitas dalam simbol: identifikasi simbol-simbol pada makam yang memiliki hubungan indeksikal dengan elemen-elemen tertentu dalam makam, seperti simbol agama atau tanda-tanda sejarah tertentu yang mengacu pada individu yang dimakamkan

4. Konteks sejarah dan budaya: penting untuk memahami konteks sejarah dan budaya dalam makam tersebut. peirce menekankan pentingnya konteks dalam interpretasi tanda. Bagaimana konteks sejarah dan budaya memengaruhi pemahaman simbol-simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman.

Dengan menerapkan teori semiotik Peirce, penelitian ini akan mengungkapkan makna dalam simbol-simbol yang ada pada Memorial Makam Munson dan Lyman, serta membantu menjelaskan bagaimana simbol-simbol ini berkontribusi pada pemahaman tentang orang-orang yang dimakamkan dan konteks sejarah serta budaya yang terkait. Dengan analisis semiotik peirce, penelitan ini diharapkan akan memberikan wawasan mendalam tentang makna simbol-simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman serta berkontribusi pada pemahaman praktik memorialisasi dan identitas kolekktif dalam masyarakat.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yakni serangkaian kerangka kerja yang dimanfaatkan peneliti untuk menghimpun data, menganalisis data, serta menghasilkan temuan yang dapat merespons pertanyaan penelitian atau mencapai tujuan penelitian.

3.1 Metode Dasar

Metode dasar ialah pendekatan atau strategi umum yang digunakan dalam merancang dan melaksanakan penelitian yang terdokumentasi dalam proposal skripsi.

Metode dasar ini melibatkan langkah-langkah sistematis yang diambil untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterprestasikan data yang relevan dengan topik penelitian yang di bahas dalam proposal skripsi. Metode dasar yang diterapkan oleh peneliti untuk menyelesaikan proposal skripsi ini yakni metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif ialah suatu pendekatan penelitian yang dimanfaatkan untuk mendalami serta menguraikan dengan rinci dan mendalam fenomena atau pengalaman manusia. Pendekatan ini diterapkan dengan maksud menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks, makna, dan kompleksitas suatu fenomena melalui peoses pengumpulan dan analisis data kualitatif. Metode ini akan membantu penulis memahami dan menggambarkan dengan mendalam makna, kontruksi simbolik, dan penggunaan simbol pada Memorial Makam Munson dan Lyman.

(23)

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian untuk proposal skripsi ini adalah di Desa Lobu Pining, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara. Desa Lobu Pining dipilih sebagai lokasi penelitian karena di desa inilah terdapat Memorial Makam Munson dan Lyman dan juga untuk mencari data dan informan kunci, di desa ini sangat mendukung penelitian.

3.3 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang menjadi bagian dari penelitian ini meliputi:

1. Penelitian lapangan, melakukan kunjungan secara langsung ke Memorial Makam Munson dan Lyman di Desa Lobu Pining, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli utara. Melalui observasi langsung, penulis dapat mengamati secara detail fungsi dan simbol-simbol yang ada pada makam tersebut.

2. Penatua adat dan masyarakat setempat, dengan berintraksi langsung dengan penatua adat dan masyarakat setempat, peneliti melakukan penelitian lapangan dan memperoleh data yang lebih konkret serta dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni:

1. Kamera, yang dipakai untuk mengambil foto ataupun gambar untuk mendokumentasikan simbol-simbol, ornamen, dan tanda-tanda yang ada.

(24)

2. Alat perekam (tape recorder), yang dipakai dalam melakukan wawancara responden untuk mendokumentasikan pernyataan informan terkait makna dan simbolik makam tersebut.

3. Alat tulis kertas, berfungsi untuk mencatat karakteristik khusus dari setiap elemen, seperti bentuk dan makna dari simbol-simbol yang ditemukan dan mencatat informasi yang dianggap signifikan yang diperoleh dari narasumber.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan pendekatan ataupun teknik yang dipilih untuk menghimpun informasi yang relevan dan penting dalam konteks penelitian, survei, atau studi. Penggunaan metode pengumpulan data yang cermat sangat penting untuk memastikan keakuratan data yang diperoleh akurat, andal, dan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Berikut ini beberapa metode pengumpulan yang digunakan:

1. Observasi. Metode observasi merupakan pendekatan pengambilan data yang mengharuskan adanya observasi yang dilakukan secara langsung pada objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan bertujuan untuk menghimpun informasi mengenai karakteristik subjek yang sedang diamati.

2. Wawancara. Metode wawancara adalah salah satu pendekatan yang dilakukan untuk menumpulkan data yang melibatkan interaksi langsung antara peneliti dengan responden. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi secara langsung dari responden, memahami

(25)

prespektif mereka, serta mendalami pemahaman tentang topik yang sedang diteliti.

3. Dokumentasi. Metode dokumentasi ialah metode pengumpulan data yang memanfaatkan dokumen, catatan, atau sumber informasi tertulis dan visual untuk memperoleh informasi yang relevan. Pendekatan ini bertujuan untuk menghimpun data menggunakan informasi dari sumber-sumber yang sudah ada dan mengelolahnya menjadi informasi yang memiliki nilai.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu pendekatan atau teknik yang dipakai untuk menyusun, menganalisis, dan mengartikan data yang sudah dikumpulkan dalam kerangka penelitian. Metode analisis data memainkan peran penting dalam menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang temuan penelitian dan untuk memberikan respon terhadap pertanyaan penelitian yang diajukan. Dengan menggunakan metode analisis data yang tepat, peneliti dapat mengungkap pola, hubungan, atau makna yang terkandung dalam data yang dikumpulkan. Metode analisis data dalam penelitian ini melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Mengklasifikasikan data sesuai objek kajian.

2. Menganalisis data sesuai dengan teori yang dipakai.

3. Menarik kesimpulan dari hasil analisis.

(26)

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL PADA MEMORIAL MAKAM

MUNSON DAN LYMAN : KAJIAN SEMIOTIKA

SEMIOTIKA

BENTUK SIMBOL

FUNGSI SIMBOL

KESIMPULAN DAN SARAN

MAKNA SIMBOL

BAGAN LANDASAN POLA PIKIR

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Graves-Brown, Carolyn. Dancing for Hathor: women in ancient Egypt. A&C Black, 2010.

Hoed, Benny H 2011. Semiotika Dinamika Sosial Budaya : Komunitas Bambu.Depok.

Moleong. Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudjianto, Bambang. 2013. Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi:

Dalam Jurnal Balai Pengkajian Dan Pengembangan Komunikasi Jakarta.

Panggabean, Judika. 2023. Simbol dalam Pengobatan Tradisional (Tambar) Etnik Batak Toba. skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Peirce, Ch. S. 1931-1958. Collected Papers. Cambridge, MA: Harvard University Press

Rajagukguk, S., & Sinulingga, J. (2021). Manumpan Solu-Solu Etnik Batak Toba:

Kajian semiotik. Kompetensi, 14(2), 139-151.

Saussure, Ferdinand de. 1961. cours de linguistique generale. Paris: payot (terjemahan dalam bahasa indonesia oleh R. Hidayat dan H. Kridalaksana).

Sobur, A. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(28)

Subagyo, Joko. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta.: PT Rinneka Cipta. Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest. 1996. “Serba-Serbi Semiotika”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Zoest, Aart. 1993. Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya Dan Apa Yang Kita lakukan dengannya. Jakarta Yayasan Sumber Agung.

https://narabahasa.id/artikel/tokoh-bahasa/penanda-dan-petanda-ferdinand-de- saussure

https://www.ninna.id/makam-lyman-dan-munson-sejarah-berdarah-penginjilan-di- tanah-batak/

Referensi

Dokumen terkait

Ketika semiotika diterapkan untuk meneliti tanda dengan pendekatan sosial budaya, maka persepsi tanda tersebut dapat membentuk berbagai makna, bahkan dapat menjadi mitologi

Peirce biasanya dipandang dianggap sebagai pendiri tradisi semiotika Amerika menjelaskan modelnya secara sederhana yaitu tanda sebagai sesuatu yang dikaitkan kepada

Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol memiliki makna tersendiri berdasarkan konteks, termaksuk konteks

Penelitian ini membahas (1) makna ikon, indeks, simbol pada lagu tradisional anak-anak Amefuri, (2) makna filosofi lagu tradisional anak-anak Amefuri yang terkait dengan

Penelitian yang berjudul “Visualisasi Fungsi dan Makna Tanda Verbal dalam Video Klip Gloria dan Fight” bertujuan untuk meneliti mengenai fungsi dan makna

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika, teori komunikasi nonverbal, dan tari.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam busana

Sedangkan menurut Pierce Simbol adalah salah satu bagian dari hubungan antara tanda dengan acuannya, yaitu hubungan yang akan menjelaskan makna dari sebuah

Penelitian itu menggunakan metode semiotika milik Saussure,dalam teori ini membagi masing-masing teks yang kemudian diteliti berdasarkan konsep tanda, yaitu berdasarkan