• Tidak ada hasil yang ditemukan

GADAR BU WENA TRAUMA THORAKS

N/A
N/A
Aisyah Amanda

Academic year: 2025

Membagikan "GADAR BU WENA TRAUMA THORAKS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien Trauma Thoraks” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat pembaca.

Palembang, Februari 2025

Penulis

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & Suddarth, 2002).

Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hemothoraks, hematopneumothoraks (FKUI, 1995). Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999).

Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan.

Cedera pada dada sering mengancam jiwa dan mengakibatkan satu atau lebih mekanisme patologi berikut:

Hipoksemia akibat gangguan jalan napas, cedera pada parenkim paru, sangkar iga, dan otot pernapasan, kolaps paru dan pneumonia.

Hipovolemia akibat kehilangan cairan masif dari pembuluh besar, ruptur jantung, atau hemotoraks.

Gagal jantung akibat tamponade jantung, kontusio jantung, atau tekanan intra toraks yang meningkat.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori Trauma Thoraks?

2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Trauma Thoraks pada pasien yang mengalami trauma thoraks?

3. Bagaimana tindakan keperawatan pada pasien Trauma Thoraks?

1.3 Tujuan

1) Tujuan Umum

Dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Trauma Thoraks serta asuhan keperawatan yang dapat dilakukan terhadap pasien dengan masalah Trauma Thoraks.

2) Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu mengetahui teori Trauma Thoraks.

2. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teori asuhan keperawatan pada pasien Trauma Thoraks.

3. Mahasiswa mampu mengetahui tindakan keperawatan pada pasien Trauma Thoraks.

(4)

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi

Thoraks atau rongga dada adalah bagian tubuh yang terletak di antara leher dan abdomen, dibatasi oleh tulang rusuk, sternum, dan vertebra torakalis. Struktur utama dalam rongga thoraks meliputi paru-paru, jantung, pembuluh darah besar (aorta, vena cava, dan arteri pulmonalis), serta trakea dan bronkus. Paru-paru berfungsi sebagai organ utama dalam pertukaran gas, di mana oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida dikeluarkan melalui proses pernapasan.

Sementara itu, jantung bertanggung jawab dalam memompa darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Gerakan pernapasan didukung oleh otot-otot pernapasan seperti diafragma dan otot interkostal yang berkontraksi dan relaksasi untuk menciptakan perbedaan tekanan di dalam rongga thoraks, memungkinkan aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Cedera pada thoraks dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem pernapasan dan sirkulasi. Trauma tumpul atau tajam pada rongga dada dapat merusak struktur penting seperti paru-paru, jantung, atau pembuluh darah besar, yang dapat mengakibatkan kondisi seperti pneumotoraks (kolaps paru), hemotoraks (penumpukan darah di rongga pleura), atau tamponade jantung (penekanan jantung akibat penumpukan cairan di perikardium). Selain itu, gangguan mekanisme pernapasan akibat cedera pada tulang rusuk atau otot pernapasan dapat menyebabkan hipoksia dan gangguan ventilasi yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, pemahaman anatomi dan fisiologi thoraks sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal pada pasien dengan trauma thoraks.

2.2 Definisi

Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015). Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma, ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Rendy, 2012).

(5)

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan menjadi trauma tumpul dan trauma tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum yang sering rancu (Sudoyo, 2010).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa trauma thoraks adalah trauma yang mengenai dinding thoraks secara langsung maupun tidak langsung yang dapat berpengaruh pada organ di dalamnya, baik akibat trauma tumpul maupun trauma tajam.

2.3 Etiologi

Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010).

Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk, berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti pada tembakan senjata militer.

Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada aktivitas menyelam (Hudak, 2011).

2.4 Patofisiologi

Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah ventilasi pernapasan yang normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar oleh otot-otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan tekanan negatif dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara pasif ke paru – paru selama inspirasi. Trauma toraks mempengaruhi struktur-struktur yang berbeda dari dinding

(6)

toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi kedalam 4 komponen, yaitu dinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan mediastinum. Dalam dinding dada termasuk tulang-tulang dada dan otot-otot yang terkait (Sudoyo, 2009).

Rongga pleura berada di antara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi oleh darah ataupun udara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim paru termasuk paru – paru dan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat mengalami kontusio, laserasi, hematoma dan pneumokel. Mediastinum termasuk jantung, aorta/pembuluh darah besar dari toraks, cabang trakeobronkial dan esofagus. Secara normal toraks bertanggung jawab untuk fungsi vital fisiologi kardiopulmoner dalam menghantarkan oksigenasi darah untuk metabolisme jaringan pada tubuh.

Gangguan pada aliran udara dan darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari cedera toraks (Sudoyo, 2009).

Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari cedera, cedera lain yang terkait, dan penyakit-penyakit komorbid yang mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder akan berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009).

2.5 Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009) yaitu:

1) Tamponade jantung

2) Trauma tajam di daerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung 3) Gelisah

4) Pucat, keringat dingin

5) Peninggian TVJ (Tekanan Vena Jugularis) 6) Pekak jantung melebar

7) Bunyi jantung melemah

8) Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure 9) EKG terdapat low voltage seluruh lead

10) Perikardiosentesis keluar darah 11) Hemathoraks

12) Gangguan pernapasan 13) Pneumothoraks

(7)

14) Nyeri dada mendadak dan sesak napas 15) Gagal pernapasan dengan sianosis 16) Kolaps sirkulasi

17) Dada atau satu sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali

2.6 Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada trauma toraks ialah:

1) Iga: Fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.

2) Pleura, paru-paru, bronki: Hemo/hemopneumothoraks, emfisema pembedahan.

3) Jantung: Tamponade jantung, ruptur jantung, ruptur otot papilar, ruptur klep jantung.

4) Pembuluh darah besar: Hematothoraks.

5) Esofagus: Mediastinitis.

6) Diafragma: Herniasi visera dan perforasi organ seperti hati, limpa, dan ginjal

2.7 Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengevaluasi kondisi pasien dan melakukan resusitasi agresif. Sebuah jalan nafas segera ditetapkan dengan dukungan oksigen dan pada beberapa kasus, dukungan ventilator. Tetapkan kembali volume cairan, memulihkan seal pleura dalam dada, dan mengalirkan cairan intrapleura serta darah.

Untuk memulihkan dan mempertahankan fungsi jantung paru, jalan nafas yang adekuat dibuat dan dilakukan ventilasi. Tindakan ini termasuk stabilisasi dan menstabilkan kembali integritas dinding dada, menyumbat setiap lubang pada dada (pneumotoraks terbuka), dan mengalirkan atau membuang setiap udara atau cairan dari dalam toraks untuk menghilangkan pneumotoraks/hemotoraks

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa.. tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih

Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul.Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi

Pada pasien dengan fraktur pelvis harus dicurigai juga adanya trauma lain seperti, cedera kepala berat, trauma thorax, aorta, dan cedera abdomen dan yang paling sering, cedera

Banyak luka dada serius mungkin diabaikan pada radiografi dada awal; ini termasuk tracheobronchial tears, ruptur diafragma, esophageal tears, cedera tulang belakang dada,

DEFINISI Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat Brooker, 2001 Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah

KESIMPULAN Trauma okuli  trauma atau cedera pada matakerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita mengganggu fungsi mata akibat kecelakaan di rumah,

Traum abdomen adalah cedera pada rongga abdomen yang disebabkan oleh trauma tumpul atau

Trauma orbital adalah cedera pada rongga mata yang dapat mengakibatkan luka pada mata, fraktur tulang fasial, dan jaringan lunak di