• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA REMAJA OBESITAS DI SMA NEGERI 1 KENDARI - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA REMAJA OBESITAS DI SMA NEGERI 1 KENDARI - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan diseluruh dunia dengan prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO menyatakan bahwa saat ini obesitas telah menjadi epidemik global, sehingga sudah menjadi suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Saat ini penyakit degeneratif banyak diderita oleh golongan usia muda yang masih sangat produktif seperti hipertensi, stroke dan jantung koroner, dan umumnya banyak menyerang orang yang berusia dibawah empat puluh tahun. Hal ini tidak lain karena adanya perubahan gaya hidup (life style). (Asmarani et al., 2018).

Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi kelebihan atau penumpukan lemak didalam tubuh. Obesitas berkaitan dengan peningkatan mortalitas yang signifikan, dengan penurunan harapan hidup 5-10 tahun. (Habibie et al., 2022).

Prevelensi kejadian obesitas sendiri di Indonesia terjadi kenaikan, yaitu berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdes) tahun 2013 prevelensi obesitas sebesar 14,8% dan tahun 2018 prevelensi obesitas menjadi 21,8%. Obesitas sendiri mengacu pada kondisi dimana indeks masa tubuh diatas 27, begitu juga dengan prevelensi berat badan berlebih dengan IMT antara 25-27, juga menigkat dari 11,5% di 2013 ke 13,6% di 2018. Pada usia di atas 15 tahun 1,6- 4%. Angka obesitas paling tinggi yaitu di Sulawesi utara yakni sebanyak 30,2%, di posisi tertinggi selanjutnya berada di DKI Jakarta, Kalimantan Timur dan Papua Barat. Di Kalimantan Selatan Prevelensi obesitas mencapai 2,1% - 4,7% pada umur 16-18

(2)

2 tahun. Melihat data tersebut peningkatan paling tinggi terjadi pada anak usia remaja, pada periode usia tersebut anak lebih bebas memilih makanan terutama pada makanan cepat saji (Destrianti et al., 2020).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2018 untuk provinsi sulawesi tenggara, prevelensi pada remaja umur 16-18 tahun yaitu 1,85%. Sedangkan untuk kota Kendari, prevelensi obesitas pada remaja umur 16-18 tahun yaitu 4,98 % (Riskesdas, 2018).

Remaja obesitas pada sepanjang hidupnya mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah kesehatan yang sangat serius seperi diabetes, penyakit jantung, stroke, dan lain-lain. Penyebab kematian nomor 5 dan Indonesia menempati urutan ke 10 dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia, sedikitnya 2,8 juta penduduk meninggal pertahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas dan memiliki angka kematian yang tinggi di dunia di bandingkan dengan underweight.

Selain dapat menimbulkan beberapa penyakit, obesitas juga menimbulkan dampak psikososial yaitu seperti anak menjadi minder, kesulitan gerak, dan beresiko mendapat perlakuan bully baik verbal, maupun fisik di sekolah dan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak (Destrianti et al., 2020).

Pengetahuan gizi dapat menentukan perilaku individu dalam mengkonsumsi makanan. Remaja yang sering mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak dapat memicu kelebihan berat badan. Menurut penelitian Nurbaiti menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi kurang dengan obesitas dengan prevalensi 24% (Casafranca Loayza, 2018).

Salah satu faktor penyebab obesitas pada remaja adalah asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink,

(3)

3 makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog) yang tersedia di gerai makanan. Obesitas dapat terjadi pada anak dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat (Dewita, 2021). Berdasarkan data frekuensi konsumsi fast food selama 1 minggu pada remaja diketahui bahwa remaja gemuk (69,4%) mengonsumsi fast food dengan frekuensi lebih dari 2 kali seminggu, sedangkan remaja normal paling banyak frekuensi 1-2 kali seminggu. Fast food mengandung tinggi kalori sehingga konsumsi yang berlebihan akan menimbulkan masalah obesitas (Dewita, 2021)..

Menurut peneliitian (Asmarani et al., 2018) di SMA Negeri 1 Kendari menunjukan bahwa terdapat 94 jumlah sampel dan 47 siswa obesitas. Pada kasus mengkonsumsi makanan cepat saji yang berisiko 41 responden (73,2%) dan yang kontrol 15 responden (26,8%). Sedangkan pada sampel kasus yang tidak berisiko adalah 6 responden (15,8%) dan yang kontrol 32 responden (84,2%).

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melihat “Gambaran Pengetahuan Gizi dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Pada Remaja Obesitas Di SMA Negeri 1 Kota Kendari”. Adapun pemilihan SMA Negeri 1 Kota Kendari untuk pelaksanaan penelitian ini, karena sebagai salah satu SMA favorite dan memiliki siswa terbanyak di kota kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan gizi dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Pada Remaja Obesitas Di SMA Negeri 1 Kendari ”?

(4)

4 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Pada Remaja Obesitas Di SMA Negeri 1 Kendari

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah siswa obesitas di SMA Negeri 1 Kendari

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan gizi pada remaja obesitas di SMA Negeri 1 Kendari

3. Untuk mengetahui gambaran frekuensi konsumsi fast food pada remaja obesitas di SMA Negeri 1 Kendari

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan penulis.

2. Bagi Institusi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi mengenai pengetahuan gizi dan komsumsi fast food pada remaja obesitas.

(5)

5 E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Hasil persamaan Perbedaan 1 (Casafra

nca Loay za, 2018)

Gambaran pengetahu an gizi,komsumsi fas t food dan aktifitas fi sik pada siswa obesit as di SMP Muhamm adiyah 4 Palembang

Ada hubung an antara pe ngetahuan gizi,komsu msi fast foo d dan aktifit as fisik pada siswa obesi tas di SMP Muhammad iyah 4 Pale mbang

Variabel be bas Pengeta hun gizi,ko msumsi fast food

Variabel be bas Aktifita s fisik Loka si penelitian SMP Muha mmadiyah 4 Palembang

2 (Asmara ni et al., 2018)

Analisis Aktivitas Fi sik dan Konsumsi M akanan Cepat Saji se bagai Faktor Risiko t erhadap Obesitas pa da Siswa SMA Nege ri 1 Kendari

Ada hubung an Analisis Aktivitas Fi sik dan Kon sumsi Maka nan Cepat S aji sebagai Faktor Risik o terhadap Obesitas pa da Siswa S MA Negeri 1 Kendari

Variabel be bas Komsu msi makana n cepat saji Variabel ter ikat Obesita s

Variabel be bas Aktivita s fisik

3 (Setiyaw an, 2017)

Hubungan Makanan cepat saji dan tingkat aktivitas fisik denga n kejadian obesitas p ada remaja usia 13- 15 tahun di SLTP 1 konawe selatan

Ada Hubun gan Makana n cepat saji dan tingkat aktivitas fisi k dengan ke jadian obesi tas pada re maja usia 13-15 tahun di SLTP 1 konawe selatan

Variabel be bas Makana n cepat saji Variabel ter ikat Obesita s pada rema ja

Lokasi pene litian SLTP 1 konawe se latan Variab el bebas tingkat akti vitas fisik

Referensi

Dokumen terkait

Umur/Tanggal Lahir :………..tahun/……… Setelah kami medapat informasi yang jelas dari enumerator, dengan ini menyatakan bersedia dan mau berbartisipasi menjadi responden untuk penyusunan

Kebutuhan zat gizi berupa energi, protein, zat besi, kalsium dan yang lainnya meningkat pada masa remaja untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.Masalah gizi yang