• Tidak ada hasil yang ditemukan

gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan guru dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan guru dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU DAN SISWA KELAS III, IV DAN V TENTANG PHBS DI SDN SIAYUH KECAMATAN KELUMPANG BARAT KABUPATEN KOTABARU

TAHUN 2020

Ica Safitri

Fakultas Kesehatan Masyarakat Banjarmasin Email : [email protected] /082298856036

ABSTRAK

Terdapat sedikitnya 8 alat ukur yang dipergunakan dalam mengevaluasi PHBS di lingkup lembaga pendidikan yaitu melakukan pencucian tangan dibawah air yang mengalir dan mengaplikasikan sabun, menjauhi konsumsi beragam jajanan yang tidak sehat di kantin sekolah, memakai tempat buang air yang bersih dan sehat, melakukan olah raga secara teratur, menghilangkan benih-benih nyamuk, melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara rutin tiap bulan, tidak merokok di sekolah, dan tidak membuang sampah sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara jelas mengenai pengetahuan, sikap, perilaku atau perbuatan guru dan siswa kelas III, IV, dan V tentang tingkah laku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SD Negeri Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan data primer yang diperoleh dari 73 responden yaitu guru dan siswa kelas III-V dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas III-V memiliki pengetahuan baik (80%), sikap baik (65%) dan tindakan sedang (53%). Seluruh guru memiliki pengetahuan dan sikap baik sedangkan tindakan guru baik (50%) dan sedang (50%).

Pengetahuan dan sikap pada siswa kelas III, IV, dan V, dan guru sudah pada kategori baik, namun tindakan masih kurang karena tidak tersedianya fasilitas sanitasi dasar pendukung PHBS. Disarankan untuk kepala sekolah SD Negeri Siayuh agar menyediakan dan melengkapi fasilitas dasar pendukug PHBS di sekolah.

Kata Kunci: Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS), Sekolah Dasar (SD), engetahuan, Sikap, Tindakan.

ABSTRACT

There are 8 indicators used as a measure to assess PHBS in school settings, namely washing hands with running water and using soap, consuming healthy snacks in the school canteen, using clean and healthy latrines, regular and measured exercise, eradicating mosquito larvae, weighing and measuring height every month, not smoking at school, and disposing of garbage in its place. The aim of this study was to describe the knowledge, attitudes, actions of teachers and students in grades III, IV, and V about Clean and Healthy Living (PHBS) behavior in Siayuh State Elementary School, located in Kelumpang Barat District, Kotabaru Regency. This type of research is descriptive, using primary data obtained from 73 respondents, namely teachers and students of class III-V using questionnaires and observations. The data obtained were then analyzed descriptively. The results showed that students in class III-V had good knowledge (80%), good attitude (65%) and moderate action (53%). All teachers have good knowledge and attitudes while the teacher's actions are good (50%) and moderate (50%). The knowledge and attitudes of students in grades III, IV, and V, and teachers are already in the good category, but the action is still lacking due to the unavailability of basic sanitation facilities that support PHBS. It is recommended for the principal of SD Negeri Siayuh to provide and complete basic PHBS support facilities in schools.

Keywords: Clean and Shat Life Behavior (PHBS), Elementary School (SD), Knowledge, Attitudes, Actions

(2)

PENDAHULUAN

Pelaksanaan PHBS di lembaga pendidikan dapat diasumsikan sebagai sebuah keharusan yang didorong oleh adanya beragam penyakit yang lebih sering menjangkiti anak usia sekolah (6 – 12 tahun) misalnya saja seperti cacingan, diare, gigi yang sakit, penyakit kulit, gizi yang buruk dan lain sebagainya yang setelah ditelusuri ternyata memiliki kaitan yang sangat erat dengan PHBS. Kebiasaan Hidup dengan Bersih dan Sehat (PHBS) di di lembaga pendidikan merupakan akumulasi tingkah laku yang dijalankan atau dioperasionalkan oleh seluruh warga lembaga pendidikan dengan dilandasi rasa sadar yang merupakan buah dari proses belajar, sehingga secara independen sanggup mengantisipasi munculnya penyakit, memperbiki kualitas kesehatan, serta ikut andil dalam merealisasikan terciptanya lingkungan yang sehat. Terdapat sedikitnya 8 alat ukur yang dipergunakan dalam mengevaluasi PHBS di lingkup lembaga pendidikan yaitu melakukan pencucian tangan dibawah air yang mengalir dan mengaplikasikan sabun, menjauhi konsumsi beragam jajanan yang tidak sehat di kantin sekolah, memakai tempat buang air yang bersih dan sehat, melakukan olah raga secara teratur, menghilangkan benih-benih nyamuk, melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara rutin tiap bulan, tidak merokok di sekolah, dan tidak membuang sampah sembarangan. (Proverawati, 2012).

Berdasarkan pada Penelitian tentang Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) pada siswa SD di Kecamatan Cerbon didapatkan, bahwa tingkat pengetahuan peserta didik mengenai PHBS masuk ke dalam kategori cukup (53%). Sikap siswa tentang PHBS tergolong negatif (51,5%). Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) siswa dapat dikategorikan kurang (66,7%). Adanya keterkaitan yang sangat jelas antara Pengetahuan dengan Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(p

= 0,029 < 00,05). Dan juga terdapat keterkaitan yang nyata dan jelas antara Sikap dengan Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(p = 0,012 < 0,05) (Chandra, dkk, 2016).

Selanjutnya, menurut hasil observasi yang dilakukan rendahnya kemauan dan kesadaran siswa untuk membiasakan berKebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan yang kurang sehat, buang air kecil sembarangan, kurang berolahraga, masih terdapat beberapa siswa yang suka membawa jajanan kedalam kelas serta membuang sampah sembarangan. Selain itu, kurangnya fasilitas yang disedikan oleh pihak sekolah seperti tempat mencuci tangan, Wc/Toilet yang kurang memadai, serta tidak tersedianya UKS dan kurangnya pembinaan dan bimbingan pihak Puskesmas dan Guru dalam pengaktifan UKS, Anonym (2020).

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Populasi penelitian adalah seluruh Guru SDN Siayuh berjumlah 10 orang.dan seluruh Siswa kelas III berjumlah 23 orang, siswa kelas IV berjumlah 20 orang dan Siswa kelas V berjumlah 17 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dokumentasi dan kemudian dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Gambaran Karakteristik Guru dan Siswa Kelas III, IV, V di SD Negeri Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020

Responden berasal guru dan siswa yang berjumlah 70 orang. Umur responden guru paling banyak berumur 31-40 tahun (60%) dan siswa paling banyak berumur 10 tahun (33,3%). Pada jenis kelamin responden guru paling banyak berjenis kelamin laki-laki (60%) dan pada responden siswa paling banyak berjenis kelamin perempuan (55%).

Pada penelitian ini guru termasuk responden yang dipilih dikarenakan guru adalah sumber informasi bagi peserta didik. Peran guru sebagai pengajar, pendidik dan pelatih mempunyai kekuatan untuk menanamkan prinsip PHBS di lingkungan sekolah melalui pesan-pesan guru sehingga siswa akan mempraktikkan PHBS di sekolah, karena biasanya anak-anak patuh terhadap perintah gurunya (Adirwiyono, 2010).

Anak usia sekolah dapat dianggap sebagai cikal bakal yang akan meneruskan kehidupan bangsa yang harus mendapatkan jaminan pada aspek perlindungan dan kesehatan. Sebanyak 30% dari total penduduk bangsa Indonesia merupakan anak usia sekolah yang juga dianggap sebagai anak yang memasuki fase emas yaitu merupakan masa dimana waktu yang tepat untuk menumbuhkan Kebiasaan

(3)

segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat sehingga anak sekolah dapat difungsikan sebagai agen pembawa perubahan untuk menyebarluaskan dan mensosialisasikan kebiasaan sehat mulai dari lingkungan lembaga pendidikan internal keluarga maupun di masyarakat. (Proverawati, 2012).

2) Gambaran Pengetahuan Guru dan Siswa Tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kota Baru Tahun 2020

Pengetahuan dapat dianggap sebagai buah dari tahu, yang merupakan implikasi dari tahapan penginderaan yang dilakukan oleh seseorang atau individu pada suatu objek. Tanpa dukungan pengetahuan maka individu tidak akan memiliki pondasi yang kuat dalam sebuah proses pengambilan keputusan dan mengidentifikasi beragam aktivitas atau perbuatan guna menghadapi dan menyelesaikan beragam permasalahan. Ada 3 faktor yang dapat memberikan pengaruh atau implikasi pada pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang mencakup faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, mencakup:kepandaian, ketertarikan dan bakat dan bentukan fisik, faktor yang berasal dari luar, meliputi:

keluarga, masyarakat dan sarana, faktor yang muncul akibat proses belajar yaitu faktor usaha untuk belajar, misalnya teknik dan strategi yang diimplementasikan dalam proses belajar mengajar (Waryana, 2016).

Tabel 1

Analisa Data Pengetahuan Guru Tentang PHBS di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020.

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 10 100

2 Sedang 0 0

3 Buruk 0 0

Total 10 100

Sumber : Data Primer

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 10 responden guru, seluruhnya (100%) memiliki pengetahuan PHBS baik, dan tidak satupun (0%) yang memiliki pengetahuan PHBS sedang dan buruk.

Tabel 2

Analisa Data Pengetahuan Siswa Kelas III, IV, Dan V Tentang PHBS di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020.

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 48 80

2 Sedang 12 20

3 Buruk 0 0

Total 60 100

Sumber : Data Primer

Tabel 2 menunjukan bahwa dari 60 responden, 48 siswa (80%) memiliki pengetahuan PHBS baik, 12 siswa (20%) memiiki pengetahuan PHBS sedang dan tidak satupun (0%) yang memiliki pengetahuan PHBS buruk.

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada guru dan siswa kelas III, IV, dan V di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru pada tabel 1 dan tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan guru tentang PHBS seluruhnya (100%) memiliki pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan siswa kelas III, IV, dan V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik (80%).

Jika di bandingkan dengan penelitian yang di lakukan oleh Reista Cahyaningrum terhadap Tingkat Pengetahuan Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) Terhadap Kebersihan Pribadi Siswa Kelas IV dan V SDN Keraton Yogyakarta Tahun 2015/2016 menunjukkan

(4)

bahwa sebanyak (66,7%) atau 28 siswa masuk kategori baik (31,0%) atau 13 siswa masuk kategori cukup dan (2,4%)atau 1 siswa masuk kategori kurang.

Variabel Pengetahuan pada guru dan siswa pada penelitian ini diukur menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Lamtiar Panjaitan Tahun 2017, pada kuesioner ini terdiri atas 15 pertanyaan mengenai pengetahuan yang bekaitan tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa dukungan pengetahuan maka individu tidak akan memiliki pondasi yang kuat dalam sebuah proses pengambilan keputusan dan mengidentifikasi beragam aktivitas atau perbuatan guna menghadapi dan menyelesaikan beragam permasalahan.

Temuan telaahan dan pengkjian ini relevan dengan perspektif atau pandangan Notoatmodjo (2010) yang menegaskan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan refleksi dari domain yang memiliki posisi atau kedudukan penting dalam menentukan perilaku atau tabiat yang ditunjukkan seseorang (over behavior). Jika sebuah perbuatan dilakukan dengan berpedoman pada pengetahuan maka perbuatan atau tingkah laku tersebut akan berlangsung dalam waktu yang lama dan begitu pula sebaliknya. Dalam pandangan teori perilaku, pengetahuan dianggap sebagai bagian dari tiga tahapan yang harus dilalui seseorang agar dapat menerima atau menunjukkan suatu tingkah laku baru.

Promosi PHBS haru dilakukan mulai dari usia dini agar menjadi pengetahuan tambahan dan kemudian dapat diimplementasikan dan diamalkan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, serta menjadi pedoman yang menjadi rujukan dalam menjalani hidup mereka. Promosi PHBS bisa diselenggarakan atau disiarkan melalui beragam sarana massa, baik itu sarana cetak maupun sarana elektronik (Pramono, 2012).

3) Gambaran Sikap Guru dan Siswa Tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kota Baru Tahun 2020

Notoatmodjo (2003) dalam perspektifya berpandangan bahwa, sikap adalah refleksi atau perwakilan atau penggambaran dari tanggapan seseorang yang berlum terbuka pada sebuah rangsangan atau objek tertentu. Sikap dapat pula dianggap sebagai sebuah perseiapan atau kebersediaan guna melaksanakan tindakan dengan berlandasakan pada tujuan tertentu.

Tabel 3

Analisa Data Sikap Guru Tentang PHBS di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020.

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 10 100

2 Sedang 0 0

3 Buruk 0 0

Total 10 100

Sumber : Data Primer

Tabel 3 menunjukan bahwa 10 responden guru (100%) memiliki sikap PHBS baik, dan tidak satupun (0%) yang memiliki sikap PHBS sedang dan buruk.

Tabel 4

Analisa Data Sikap Siswa Kelas III, IV, Dan V Tentang PHBS di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020.

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 39 65

2 Sedang 21 35

3 Buruk 0 0

Total 60 100

(5)

Sumber : Data Primer

Sikap guru tentang PHBS seluruhnya (100%) memiliki sikap baik dan sikap responden kelas III, IV, dan V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki sikap baik (65%). Apabila di komparasikan dengan penelitian Henico Putri Lina Tahun 2018 mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa berhubungan dengan PHBS di SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang yang menjelaskan bahwa Pengetahuan paling rendah adalah pada aspek pemakaian toilet yang bersih dan sehat, yaitu hanya 67,6%, sebesar 56,3% siswa menunjukkan sikap penolakan dalam hal jajan sehat di kantin sekolah dan sebanyak 100% siswa melakukan jajan sembarangan di kantin sekolah.

Variabel Sikap pada guru dan siswa pada penelitian ini diukur menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Lamtiar Panjaitan Tahun 2017, pada kuesioner ini terdiri atas 10 pertanyaan mengenai sikap yang bekaitan tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS).

Sikap diturunkan dari pengetahuan responden dengan demikian untuk menentukan sikap harus didasari dengan penegtahuan responden. Hal ini relevan dengan Teori L.Green dalam Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa sikap adalah salah satu predisposisi untuk munculnya perilaku. Untuk merealisasikan sikap kedalam sebuah tindakan yang nyata mensyaratkan beragamr pendukung atau sebuah situasi yang berfungsi sebagai sarana pelaksanaan tindakan misalnya saja fasilitas dan faktor pendukung (Waryana, 2016).

Perilaku seseorang atau masayarakat mengenai kesehatan sangat berkaitan dengan pengetahuan sikap kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari individu tertentu atau sekolompok masyarakat yang saling berkaitan. Selain itu adanya beragam fasilitas, sikap dan tingkah laku para pegawai atau orang yang berprofesi di bidang kesehatan turut berperan dalam membentuk sebuah tingkah laku atau tabiat tertentu (Gomo, 2013).

4) Gambaran Tindakan Guru dan Siswa Tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kota Baru Tahun 2020

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) (Waryana, 2016).

Tabel 5

Analisa Data Tindakan Guru Tentang PHBS di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020.

No Tindakan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 5 50

2 Sedang 5 50

3 Buruk 0 0

Total 10 100

Sumber : Data Primer

Tabel 5 menunjukan bahwa 5 responden guru (50%) memiliki tindakan PHBS baik, 5 responden guru (50%) memiliki tindakan PHBS sedang dan tidak satupun (0%) memiliki tindakan PHBS buruk.

Tabel 6

Analisa Data Tindakan Siswa Kelas III, IV, Dan V Tentang PHBS di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020.

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 28 47

2 Sedang 32 53

(6)

3 Buruk 0 0

Total 60 100

Sumber : Data Primer

Tabel 6 menunjukan bahwa dari 60 responden 28 siswa (47%) memiliki tindakan PHBS baik, 32 siswa (53%) memiliki tindakan PHBS sedang dan tidak satupun (0%) memiliki tindakan PHBS buruk.

Tindakan guru tentang PHBS menunjukan hasil (50%) baik dan (50%) sedang dan tindakan responden kelas III, IV, dan V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki tindakan sedang (53%). Dan jika dikomparasikan dengan hasil kajian dan telaahan Henico Putri Lina Tahun 2018 yang mendeskripsikan bahwa Pengetahuan paling rendah adalah pada aspek pemakaian toilet yang bersih dan sehat, yaitu sebesar 67,6%, sebesar 56,3% siswa menunjukkan penolakan dalam melakukan aktivitas jajan sehat di kantin sekolah dan sejumlah 100% siswa menyelenggarakan kebiasaan jajan tidak sehat di kantin sekolah.

Variabel tindakan pada guru dan siswa pada penelitian ini diukur menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Lamtiar Panjaitan Tahun 2017, pada kuesioner ini terdiri atas 10 pertanyaan mengenai tindakan yang bekaitan tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS).

Suatu sikap tidak mampu tumbuh sendiri dalam sebuah perilaku atau tingkah laku seseorang.

Untuk merealisasikan sebuah sikap dalam suatu tingkah laku atau perbuatan mensyaratkan adanya faktor pendorong dalam wujud fasilitas penunjang PHBS. Tersedianya beragam fasilitas dapat dianggap sebagai penyebab munculnya tingkah laku atas dasar sebuah dorongan atau perbuatan pelaksanaan (enabling factor/faktor pemungkin), (Notoatmodjo, 2007).

Fasilitas sanitasi dasar pendukung PHBS baik juga harus diimbangi dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai PHBS yang baik, bila tidak maka kesehatan sekolah belum terwujud (Syafrudin, 2015). Perilaku yang ditunjukkan oleh individu tertentu atau sekelompok orang khususnya dalam hal kesehatan sangat bergantung pada pengetahuan sikap kepercayaan, tradisi dan lainnya darisekelompok orang yang saling berhubungan satu sama lain. Selain itu, tersedianya beragam fasilitas, sikap dan tingkah laku para petugas atau orang yang bekerja di bidang kesehatan turut menentukan pembentukan suatu tingkah laku atau perbuatan (Gomo, 2013).

PENUTUP Kesimpulan

Merujuk pada hasil kajian dan telaahan yang diselenggarakan pada guru dan siswa SD Negeri Siayuh terkait dengna gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan guru dan siswa kelas III, IV, dan V mengenai Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru Tahun 2020, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan responden guru tentang PHBS seluruhnya (100%) memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan responden kelas III, IV, dan V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik (80%).

2. Sikap responden guru tentang PHBS seluruhnya (100%) memiliki sikap baik dan sikap responden kelas III, IV, dan V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki sikap baik (65%).

3. Tindakan responden guru tentang PHBS menunjukan hasil (50%) baik dan (50%) sedang dan tindakan responden kelas III, IV, dan V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki tindakan sedang (53%).

Saran

1. Kepala Sekolah di SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru senantiasa menanamkan nilai-nilai PHBS kepada guru dan siswa untuk mencegah datangnya penyakit terkait PHBS, menyediakan dan melengkapi fasilitas dasar pendukung PHBS di sekolah SDN Siayuh Kecamatan Kelumpang Barat Kabupaten Kotabaru yakni:

a. Menyediakan tempat cuci tangan dan sabun.

b. Membuat kantin sehat di sekolah.

c. Menyediakan tempat sampah yang memiliki tutup dan tempat sampah organik dan anorganik.

(7)

d. Memisahkan antara kamar mandi laki-laki dan perempuan, dan mengganti jamban jongkok menjadi jamban leher angsa.

e. Membuat jadwal piket bagi siswa untuk kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.

2. Pendidikan kesehatan pada siswa tentang PHBS sekolah perlu ditingkatkan.

3. Menyediakan sarana dan prasarana khususnya ruang UKS sehingga dapat digunakan oleh siswa.

4. Petugas Kesehatan setempat diharapkan agar mensosialisasikan tentang pentingnya PHBS di lingkungan terutama lingkungan Sekolah pada guru dan siswa agar dapat diterpakan lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari.

REFERENSI

Adirwiyono, RM. 2010. Pesan Kesehatan: Perilau Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Usia Dini dan Kurikulum Anak Usia Dini. Jurnal Imu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka.

Gomo M J, 2013. Gambaran Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(Phbs) Sekolah Pada Siswa Kelas Akselerasi Di SMPN 8 Manado. Fak Kedokteran UNRAT : Manado.

Jurnal e-Biomedik (eBM) Vol.1/No.1/Maret 2013. Hal 503-505. Nadia. 2012. Hubungan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah terhadap Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehatpada siswa sdn 13 seberang padangutara tahun 2012 . Universitas Andalas : Padang

Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Hal. 127-128

Poverawati A dan Rahmawati E, 2012. Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS). Yogyakarta : NuhaMedika

Ratna Yuliana, Alvi. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Praktik PHBS Di SDN Jepalo Kecamatan Gunung Wungkal. Jurnal Kesehatan, VOL. 5, No 2.

Tarigan, M. 2004. Penerapan Indikator Kebiasaan segala Aktivitas dengan pola hidup bersih dan sehatDalam Tatanan Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Tahun 2004 .Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Wardani, Novita Ika. dkk. 2016. Buku Ajar Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:

Trans Info Media.

Waryana. 2016. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Pengetahuan, Sikap Remaja dan Peran Guru Bimbingan Konseling dengan Upaya Tindakan Preventif HIV/AIDS pada Remaja (Studi pada Siswa SMA Negeri 2

Hubungan antara Pengetahuan, Sikap Remaja dan Peran Guru Bimbingan Konseling dengan Upaya Tindakan Preventif HIV/AIDS pada Remaja (Studi pada Siswa SMA Negeri 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap pada Wanita Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten Maros.. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan

Tujuan Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Siswa Dan Siswi tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Sekolah Di SMA

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan siswa terhadap

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ntuk mengetahui gambaran pengentahuan dan sikap istri tentang kekerasan dalam rumah tangga di blok gembel kampung

Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, perlu dilakukan penelitian pada guru- guru sekolah dasar di Medan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku guru-guru tentang kesehatan gigi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan ibu mengenai kejang demam pada anak di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan