BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Haemocytometer ditemukan oleh Louis Charles dan terdiri dari sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruangan atau kamar tersebut diukir dengan laser grid tergores garis tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui dan kedalaman ruang tersebut telah diketahui. Oleh karena itu, alat tersebut berguna untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume cairan tertentu, sehingga dapat menghitung konsentrasi dalam cairan secara keseluruhan (Pelczar, 2011).
Cara menghitung sel individu didalam volume sangat kecil biasanya dilakukan dengan Counting Chamber. Counting Chamber diatur sedemikian rupa sehingga kotak-kotak dengan luas tertentu dengan lapisan cairan dengan kedalaman yang diketahui dapat dimasukkan diantara gelas objek dengan gelas tutup. Akibatnnya volume cairan yang menutupi setiap kotak diketahui dengan tepat. Perhitungan langsung ini dikenal dengan jumlah sel total (Stainer, 2007).
Pada perhitungan mikroskopis langsung, sampel ditaruh disuatu ruang hitung seperti Haemocytometer dan jumlah sel ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop.
Keuntungan metode ini ialah pelaksaannya adalah cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun kelemahannya ialah tidak dapat 80 membedakan sel-sel yang hidup dan yang mati. Dengan perkataan lain hasil yang diperoleh ialah jumlah total sel yang didalam populasi (Campbell, 2009).
1.2Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengenal dan memahami artikerapatan spora
2. Menetapkan kerapatan spora cendawan pengendali hayati dengan haemocytometer
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A., 2009. Biologi.Erlangga. Biantara Aksara. Jakarta.
Palezar, C. 2008. Dasar – dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Stainer J., 2007. Dunia Mikroba 1. Biantara Aksara. Jakarta.
BAB II METDOLOGI 2.1 Acara
Judul Praktikum : Penetapan Kerapatan Spora Pokok Bahasan : Konsep PHT
Hari, Tanggal : Selasa, 5 Maret 2024
Tempat : Laboratorium Perlindungan Tanaman Politeknik Negeri Jember Alokasi Waktu : 1 × 120 Menit
2.2 Bahan dan Alat
A. Bahan : isolat Metarhizum anisopliae, isolat Trichoderma harzianum, aquades, label, kertas tissue.
B. Alat : haemocytometer, gelas penutup gelas ukur, pengaduk, mikroskop, hand counter 2.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membersihkan alat haemachytometer dengan tissue yang sudah diberi alcohol 3. Setelah itu haemachytometer ditutup dengan cover glass yang sudah dibersihkan 4. Melakukan pengenceran dengan tabung reaksi 106
5. Memasukkan air aquades kedalam botol yang berisi pathogen cendawan, kemudian digoyang-goyang dengan jarum agar spora terangkat
6. Mengisi tabung reaksi dengan 1 ml larutan pathogen cendawan yang sudah terisi 9 ml air aquades sebelumnya
7. Kemudian disentrifuge selama 15-30 detik agar memisahkan atau memecah spora, lakukan terus hingga pada tabung 106
8. Mengambil 1 ml larutan dari tabung reaksi pengenceran pada tabung ke 106 dengan menggunakan pepet isap
9. Meneteskan larutan tadi pada alat haemachytometer ±1 tetes
10. Mengamati dengan menggunakan mikroskop hitung berapa umlah sel dalam satu kotak dengan bantuan hand counter
11. Rumus:
Kerapatan spora = t x d
n x0,25x106 Ket.
t : Jumlah kotak yang berisi spora d : Faktor pengenceran
n : Jumlah kotak yang diamati