Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir asuhan kebidanan komprehensif ini masih mempunyai banyak kekurangan. SKM Keb selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan membimbing saya dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh proses reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas per tahun. 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi di bawah satu tahun. 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu (Data Statistik Indonesia, 2014). Tidak ada pendarahan dan anemia dan “Ny A” dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan.
Rumusan Masalah
Atau dengan permasalahan ibu mengalami anemia, dan anak pertama ibu tidak diberikan ASI eksklusif, didokumentasikan dalam bentuk sabun. Atau dengan permasalahan ibu mengalami anemia dan anak pertama ibu tidak diberikan ASI eksklusif, didokumentasikan dalam bentuk sabun.
Ruang Lingkup
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Sistem Matika Penulisan
Konsep Dasar Managemen Kebidanan 1. Filosofi Kebidanan
Manajemen Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang Langkah I : Pengkajian
Berdasarkan data tersebut, fokus yang akan dikaji pada saat kunjungan tindak lanjut kehamilan adalah pengkajian data subjektif dan objektif. Data subjektif yang dinilai berupa keluhan yang dirasakan ibu, ditanyakan apakah ibu masih sulit tidur dan nyeri pinggang.
Interpretasi Data Dasar
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Identifikasi diagnosa atau masalah potensial ditegakkan berdasarkan
Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil
Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Manajemen Asuhan Bersalin Langkah I : Pengkajian
Fokus data yang akan dipelajari selama persalinan akan berupa kajian data subjektif dan objektif. Ditambahkan G3P2002 yang menunjukkan berapa usia ibu pada saat persalinan, kondisi janin dan presentasinya, dalam hal ini ibu berada saat ini sesuai dengan diagnosis pada nomenklatur obstetri.
Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada saat masa akan bersalin
Perencanaan Asuhan Bayi Baru Lahir Langkah I : Pengkajian
Fokus data yang akan diteliti pada saat kelahiran anak adalah berupa penilaian data yang obyektif. Data yang obyektif untuk diteliti adalah pada saat lahir, periksa tonus otot dan warna kulit bayi, apakah bayi mampu bernapas dengan normal atau tidak.
Interpretasi data dasar
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada saat bayi baru lahir
Perencanaan Asuhan Nifas Langkah I : Pengkajian
A ditambah dengan jumlah kelahiran, kondisi bayi saat lahir, cukup bulan atau prematur, apakah ibu melahirkan prematur atau prematur, apakah ibu pernah keguguran, jumlah anak yang masih hidup dan di mana kasus bayi lahir saat ini menurut diagnosa dalam tata nama kebidanan. Identifikasi diagnosis atau potensi masalah ditegakkan berdasarkan permasalahan dan diagnosis yang ditemukan pada langkah II dan apakah perlu dilakukan tindakan antisipatif jika terjadi potensi masalah.
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada saat masa nifas dilakukan
Perencanaan Asuhan Neonatus Langkah I : Pengkajian
Data obyektif yang akan dinilai adalah tanda-tanda vital bayi (denyut nadi, pernapasan, suhu bayi), cara minum bayi, kondisi tali pusat bayi, pertambahan berat badan bayi, cara ibu memberikan ASI, imunisasi yang dilakukan bayi, atau adakah yang lain? tanda-tanda infeksi pada bayi. Identifikasi potensi diagnosis atau masalah dilakukan berdasarkan permasalahan dan diagnosis yang ditemukan pada langkah II dan apakah perlu dilakukan tindakan antisipatif pada saat pemeriksaan bayi bila kemungkinan terjadi masalah.
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada bayi dilakukan berdasarkan
Perencanaan Asuhan KB Langkah I : Pengkajian
Yakni menjelaskan kelebihan dan kekurangan penggunaan alat kontrasepsi, membantu ibu dalam memilih alat kontrasepsi sesuai kebutuhannya.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 1. Filosofi Kebidanan
Kepala janin merupakan bagian janin yang terbesar dan tersulit untuk dilahirkan. Terjadi penurunan kepala janin.. j) Kepala janin tersangkut di PAP di sela-sela kontraksi.. k) Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan yang sebenarnya. Asynclitism terjadi ketika arah sumbu kepala janin miring ke arah PAP (jahitan sagital mendekati simfisis promontorium atau pubis).
Lakukan urutan dari tali pusat kepada ibu dan pasangkan pengapit di antara dua 2 cm dari pengapit pertama. Apabila mulut bayi masih belum bersih daripada cecair dan lendir, sedutan lendir diteruskan, mula-mula dari mulut, kemudian dari lubang hidung, supaya saluran pernafasan bebas dan bayi boleh bernafas dengan sebaik mungkin (Winkjosastro Cutting and treatment of the tali pusat Tali pusat yang dipotong sebelum atau selepas kelahiran plasenta tidak begitu menentukan dan tidak akan menjejaskan bayi, kecuali bayi yang berumur kurang daripada sebulan.
Jika bayi lahir tanpa menangis, tali pusat segera dipotong untuk memudahkan resusitasi bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan tali pengikat steril. Membalut pusar atau perut atau mengoleskan senyawa atau campuran apa pun pada tunggul tali pusat tidak diperbolehkan.
Menyeka alkohol atau povidone yodium masih diperbolehkan selama tidak menyebabkan tali pusat menjadi basah atau lembab (Kementerian Kesehatan RI. Menjaga suhu tubuh. Anjurkan ibu untuk mengejan bayinya dan usahakan segera menyusui setelah tali pusat dilepas. dijepit dan dipotong.
METODE PENELITIAN
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
- TTV BB : 53 kg
Ibu tidur ± 1-2 jam/hari, ibu tidur 7-8 jam/hari pada malam hari, tidak ada gangguan pola tidur. Ibu tidur ± 1-2 jam/hari, ibu tidur 7-8 jam/hari pada malam hari, tidak ada gangguan pola tidur. Tidak ada adat istiadat, mitos atau tradisi budaya dalam keluarga yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan ibu.
Kepala : Tampak tidak ada luka, struktur rambut tampak kuat, merata, tekstur lembut dan tampak bersih, tidak berketombe. Mulut : Bibir tampak simetris, mukosa mulut tampak lembab, tidak terdapat karies gigi pada gigi, tidak tampak stomatitis, gigi tampak lengkap dan lidah tampak bersih. Alat kelamin : Vulva tidak bengkak, tidak terdapat varises, tidak terlihat keputihan, tidak terdapat bekas luka, tidak terlihat adanya fistula.
Payudara : tidak ada hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol, simetris, tidak ada massa abnormal, konsistensi lembut, produksi ASI (+) Ekstremitas : tidak edema, kapiler terisi dalam 2 detik setelah palpasi Leopold. Diagnosa : G3P2002 usia kehamilan 37 minggu 6 hari Janin hidup singleton presentasi utama intrauterin Masalah : Tidak ada. Payudara : tidak ada hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol, simetris, tidak ada massa abnormal, konsistensi lembut, produksi ASI (+) Ekstremitas : tidak edema, kapiler terisi dalam 2 detik setelah palpasi Leopold.
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Tidak terlihat edema atau varises, terlihat keluarnya lendir disertai darah, tidak ada jaringan parut pada vagina, bagian lunak tebal, penipisan 30%, melebar 3 cm, cairan ketuban utuh/positif, tidak ada bagian kecil di sekitar bagian terendah janin, presentasi sefalus, penyebut UUK, stasiun /hodža I. Anus : Tidak ada wasir, tidak ada tekanan pada anus, tidak terlihat keluarnya feses dari lubang anus. Tidak terlihat edema dan varises, lendir bercampur darah, tidak ada bekas luka pada vagina, porsinya tipis dan lembut, penipisan 80%, pelebaran 8 cm, amniotomi tidak pecah. sudah matang, warna bening, bau amis, volume 30 cc, anjurkan ibu condong ke kiri, tanpa ada bagian terkecil di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, penyebut UUK, stasiun/jalan II.
Tidak tampak edema atau varises, lendir bercampur darah, tidak terdapat bekas luka pada vagina, bagian tidak teraba, penipisan 100%, bukaan 10 cm, amniotomi pecah, warna bening. , bau amis, tidak ada bagian kecil di sekitar bagian terbawah janin, presentasi kepala, penyebut UUK, stasiun/jalan III. Anus : Tidak ada wasir, ada tekanan pada anus, tidak terlihat keluarnya feses dari lubang anus. Memeriksa rahim untuk memastikan tidak ada bayi yang tertinggal di dalam rahim; Tidak ada anak lain di dalam rahim.
Jenis Kelamin: Laki-laki, bayi lahir langsung menangis, lahir tunggal, jenis persalinan spontan, tidak ada kelainan pada kondisi tali pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi atau pendarahan pada tali pusat. Alat kelamin : tidak ada edema vulva, tidak ada varises, terlihat keluarnya cairan dari lochea sangualenta, tidak terlihat adanya luka jahitan. Pada ekstremitas atas tidak terjadi edema dan pengisian kapiler > 2 detik, reflek bisep dan trisep positif dan pada ekstremitas bawah edema tampak berkurang, pengisian kapiler > 2 detik dan tanda Homan negatif, refleks patela positif.
PEMBAHASAN
Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan
Pertambahan berat badan Ny A masih dalam batas normal yaitu tidak melebihi 16,5 kg. Berdasarkan teori, tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko terjadinya Cephalo Pelvic Disproportion (Departemen Kesehatan, 2009). Hasil pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan pada Ny.
A patuh meminum tablet Fe dan benar dalam meminumnya, sehingga resiko anemia pada Ny A sangat kecil sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Pemeriksaan hemoglobin Ny. A dilakukan sebanyak tiga kali pada kehamilannya saat ini, yaitu satu kali pada BPM dan dua kali pada kunjungan rumah ke apartemennya. Menurut penulis, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik, karena pada saat persalinan Ny. A sedang dalam proses persalinan, dan berat bayinya lebih dari 2500 gram.
Setelah IMD, bayi tersebut menjalani pemeriksaan fisik, setelah itu bayi Ny. A mendapat obat tetes mata dan suntikan vitamin K 0,5 cc secara intramuskular (IM) pada bagian anterolateral paha kiri. Satu jam kemudian, bayi Ny. A diberikan vaksinasi hepatitis B IM pada bagian anterolateral paha kanan. Setelah berkonsultasi mengenai efektivitas, kelebihan, keterbatasan, indikasi dan kontraindikasi KB suntik 3 bulan, Ny.
Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu gejala yang tidak pernah dialaminya dapat menyebabkan patologi dan masa nifasnya berjalan dengan baik tanpa masalah. A, usia 6 jam, sudah diberi ASI oleh pengasuhnya, namun saat bayinya dirawat oleh ibunya, hingga saat ini bayi tersebut hanya mendapat ASI dari Ny. Pada kunjungan neonatal ketiga dan keempat, tidak ditemukan gejala yang dapat mengarah pada patologi.
Saran
Karena dengan laporan akhir ini, dalam bentuk kepedulian yang komprehensif, kita turut membantu terlaksananya program MPR. Kami berupaya untuk memberikan penatalaksanaan dan pelayanan yang lebih sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang tepat, bermutu dan memuaskan bagi klien. Bidan berupaya untuk dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar tercipta suasana terbuka dan harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
Kepada Instansi Poltekkes Kemenkes Kaltim, Prodi D-III Kebidanan Balikpapan Bagi Prodi D-III Kebidanan Balikpapan, diharapkan laporan tugas akhir ini dapat meningkatkan mutu pendidikan kebidanan khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif. mulai dari kehamilan, kelahiran, bayi baru lahir, masa nifas, bayi baru lahir hingga pelayanan, kontrasepsi dan penilaian kompetensi peserta didik dalam pemberian asuhan kebidanan, guna menghasilkan bidan yang terampil, profesional dan mandiri. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengetahuan ibu tentang masa kehamilan khususnya jarak antara kehamilan risiko tinggi, persalinan aman, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana, agar dapat menjalaninya tanpa komplikasi. Bagi penulis dilakukan upaya untuk mengembangkan pola pikir keilmuan dan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif melalui pendidikan dan manajemen serta memperoleh pengalaman nyata di bidang tersebut agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan. .
DAFTAR PUSTAKA