• Tidak ada hasil yang ditemukan

Haliadi-Sadi – Syamsuri - Repository Universitas Tadulako

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Haliadi-Sadi – Syamsuri - Repository Universitas Tadulako"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

Kesebelas ulama inilah yang memperkenalkan dan mengembangkan agama Islam di Palu, Sulawesi Tengah, yang menjadi penemuan penting Islam Indonesia sejak tahun 1650 di Kota Palu. Masa mitologi Islam di Palu, Sulawesi Tengah, diwarnai dengan cerita-cerita mistis tentang agama Islam.

KEPERCAYAAN LAMA DI PALU SULAWESI TENGAH Sederhananya, kepercayaan masyarakat lokal di Sulawesi

Artikel ini berfokus pada sejarah Datu Karama sebagai tokoh Islam awal di Palu, Sulawesi Tengah, sebagai proses awal pengenalan masyarakat Palu terhadap agama Islam. Sebelum Islam masuk ke Palu, Sulawesi Tengah, masyarakatnya masih dikelilingi oleh pandangan agama yang bersifat animisme dan dinamis.

ABDULLAH RAQIY (DATU KARAMA)

Kedatangan Dato Karama disambut baik oleh masyarakat Lembah Palu (Kota Palu) dan kedatangannya juga disambut oleh Raja Pue Njidi, raja Palu yang pertama kali masuk Islam. Oleh karena itu, keberadaan Dato Karama sebagai seorang pendakwah Islam di Palu, Sulawesi Tengah secara umum diperkuat dengan beberapa peninggalan sejarah sebagai bukti bahwa ia adalah penyebar Islam pertama di Lembah Palu (abad ke-17).

TERBENTUKNYA MASYARAKAT ISLAM

Selain itu, penyebaran Islam di Pal melalui perdagangan, perkawinan, pesantren, dan ajaran tasawuf. Oleh karena itu, kedatangan Dato Karama (Abdullah Raqie) dapat dipahami sebagai periode pertama penyebaran dan perkembangan Islam di Lembah Palu.

KONDISI SOSIAL BUDAYA PALU PADA ABAD ke-17 Semenjak pertengahan abad 16, dimasa pemerintahan

Sementara itu, dalam dokumen VOC tahun 1674 disebutkan bahwa Kaili mempunyai kekuatan 7.000 orang laki-laki berbadan sehat, laki-laki dewasa yang dapat berfungsi sebagai pasukan jika terjadi peperangan. Jadi kalau dijumlahkan, jumlah penduduk di wilayah Palubaai (di luar wilayah Donggala) mencapai 12.000 jiwa pada tahun 1681.27.

KEDATANGAN DATU KARAMA DI PALU

Orang yang pertama kali memperkenalkan Islam ke Palu adalah Dato Karama yang berasal dari Minangkabau. De Baree Sprekende” terbitan tahun 1912 menyebutkan bahwa kedatangan Datu Karama di Palu terjadi pada masa pemerintahan Pue Nggari Raja di Kerajaan Besusu.

AJARAN DATU KARAMA DI KAILI LEMBAH PALU

Artinya, kapal tersebut terakhir kali digunakan Abdullah Raqi dan rombongan saat merapat di Lembah Palu. Bersamaan dengan itu pula terjadi pemberian nama oleh masyarakat Lembah Palu kepada Abdullah Raqi, yaitu Datu Karama, biasa diucapkan Datu Karama.

Gambar 1: Sampul Buku Datuk dan Islamisasi Masyarakat  Kaili di Lembah Palu
Gambar 1: Sampul Buku Datuk dan Islamisasi Masyarakat Kaili di Lembah Palu

Ar-Riyadhah

  • Tobat
  • Wara
  • Faqir
  • Sabar
  • Tawakkal
  • Surah At-Taubah ayat 51
  • Surah Yunus ayat 107
  • Surah Hud ayat 6
  • Surah Al-An’am ayat 17
  • Surah Hud ayat 56
  • Surah Al-Ankabut ayat 60
  • Surah Fathir ayat 2
  • Surah Az-Zumar ayat 38
  • Surat Al-Taubah 128-129
  • Surah Al-Baqarah ayat 156

Buruk muka mereka, dan menundukkan segala muka (dengan merendah diri) kepada Allah yang hidup kekal lagi sentiasa memelihara (makhluk-Nya). Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang bertakwa.

Ar-Ridha

  • Nafsu Kamilah
  • Nafsu Ammarah
  • Nafsu Lawwamah
  • Nafsu Mulhamah
  • Nafsu Muthmainnah
  • Nafsu Radhiyyah
  • Nafsu Mardhiyyah

Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dialah Tuhan yang mempunyai 'Arasy yang Agung'. iaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillahi ve inna ilaihi raji'uun". Ciri-ciri positif ialah sabar, tenang, pemurah, rasa bersyukur dan suka mengajak orang lain beramal dan beramal.

Al-Mardiyyah

MAKAM DATU KARAMA

Makam Datu Karama kemudian ditetapkan sebagai situs cagar budaya di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kompleks Makam Datu Karama terletak di Jalan Rono, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

SUARA DARI MEREKA YANG DIAM

Akses menuju kompleks makam Datu Karama cukup mudah karena terletak di Kota Palu dan berjarak sekitar 3 km dari pusat kota. Pengaruh penting budaya Minangkabau yang dibawa ke Palu, Sulawesi Tengah oleh Datu Karama adalah sistem kekerabatan matrilineal yaitu generasi keluarga yang diturunkan dari seorang ibu.

PENGANTAR

Riset sejarah, terkadang mitos menjadi permasalahan, namun kali ini tidak menjadi masalah karena saya menjadikan mitos sebagai pintu masuk untuk menelusuri jejak tokoh sejarah Islam tersebut. Tokoh sejarah Islam yang dimaksud pada ayat di atas adalah Syekh Lokiya.2 Tokoh ini penuh misteri dan hidupnya dikelilingi oleh sejumlah mitos, karena sosoknya selalu dimitologikan, seolah-olah berada di dunia fantasi.

ISLAM AWAL DAN PERIODE KEHIDUPAN SYEKH LOKIYA

Berdasarkan silsilah Raja Kaili yang pertama, saya dapat mengatakan bahwa Islam sudah ada di Towale sekitar 300-360 tahun sebelum lahirnya Lokiya. Jika benar demikian, periodisasi kehidupan Lokiya dan penyebaran Islam di Towale dapat ditelusuri hingga saat ini.

PARA PEWARIS DAN WARISAN SYEKH LOKIYA DI TOWALE

Sebuah cerita di Towale menyatakan bahwa “sebelum Lokiya datang, dia mengatakan bahwa dia memiliki Al-Qur’an, namun tidak diketahui apa isinya. Setelah Syekh Lokiya datang, dia menjelaskan isi Al-Qur’an yang sebenarnya.”21 Kisah ini sebenarnya menjelaskan pusat peran Lokiya sebagai ulama di Towale dan sekitarnya.

AJARAN I PUE IMBATU DAN PEWARISANNYA Ada beberapa cerita menarik mengenai Lokiya. Ulama dari

Kedalaman ilmu kerohanian I Pue Imbatu selepas pulang dari Mekah menyebabkan beliau menjadi imam di Towale sehingga beliau meninggal dunia. Justeru, sehingga kini, ajaran I Pue Imbatu masih berkembang dan menjadi “pegangan” masyarakat Towale.

JASA SYEKH LOKIYA DAN INGATAN MASYARAKAT Setelah berlalu lama, sosoknya sebagai seorang ulama penyebar

Namun seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan yang cukup besar dalam ajaran tersebut, terutama setelah I Pue Imbatu meninggal. Namun saya harus kritis, karena berdasarkan sejarah, Lokiya atau Imbatu yang kemudian diberi gelar I Pue Imbatu, tidak pernah mendapat gelar Syekh dari seorang mufti di Arab, sehingga dasar penggambaran dirinya saat ini agak kurang. tidak jelas.

AJARAN PUE IMBATU

Pada peringkat ini, mempelajari al-Quran hanya untuk membaca atau mengulang. Pada peringkat awal, selain belajar membaca al-Quran, pelajar juga mempelajari cara solat.

Tarekat Sulukiyah

PENUTUP

Setelah membaca dan meneliti lebih jauh tentang keberadaan dan peran sosial I Pue Imbatu di Towale, ada lima hal yang perlu disampaikan sebagai kesimpulan pembahasan kali ini. Ketiga, sosok I Pue Imbatu sangat istimewa di mata masyarakat Towale karena hingga saat ini beliau tetap menjadi ikon Towale Islam yang sangat penting di Teluk Palu.

TAWAELI: Sebuah Gambaran Umum

DAENG KONDA DI TAVAELI (1660)

ISLAMISASI DI TAWAELI

Daeng Konda lebih populer dengan nama Pue Bulangisi.9 Darmawan Mas'ud menyatakan bahwa pembawa agama Islam di tanah Kaili adalah Dato Karama dari Mandar. Pada masa kerajaan Tawaeli dan Toribulu, penduduk setempat percaya bahwa yang mengajarkan agama Islam di daerah tersebut adalah orang Mandar, di Tawaeli dikenal dengan sebutan Pue Bulangisi (Daeng Konda) dan di Toribulu dikenal dengan sebutan Pue Karikati (karena membawa ajaran tarekat).

DAENG KONDA (BULANGISI) DI TAWAELI

Pada masa kerajaan Tawaeli, Daeng Konda mengajari murid-muridnya membaca surat-surat Al-Quran dengan menggunakan ortografi Bugis. Dengan pendekatan ini, Daeng Konda lebih menekankan pada ajaran Islam yang mengarah pada Tauhid, 11 yaitu memahami sifat-sifat Allah SWT.

PERKEMBANGAN ISLAM DI TAWAELI

Menurut ajaran Islam, orang-orang tua di desa-desa mengatakan bahwa ajaran Nurun Muhammad adalah inti agamanya. Maka Nurun Muhammad sujud dan menyembah Nurullah untuk mengakui kebesaran Penciptanya dalam kekuasaannya atas alam semesta.

PEMBINAAN PARA MUBALIG

Syekh Husein Djalaluddin adalah orang pertama yang berdakwah di Tawaeli dengan menggunakan pendekatan tasawuf, beliaulah orang pertama yang mengajarkan Tarikat kepada masyarakat Tawaeli. Sebagai bukti bahwa mukbalig Bugis telah berjasa dalam membangun masyarakat Tawaeli, pembelajarannya adalah dengan membaca Al Quran yang menggunakan ejaan Bugis.

PENGEMBANGAN ISLAM MELALUI ORGANISASI ISLAM

Pengadopsian gerakan tarekat di Lembah Palu ini dilakukan atas nama ajaran Syekh Yusuf. Orang Kaili memandang ajaran bukan dari nama ajaran Syekh Yusuf, melainkan dari namanya.

Ajaran tentang Kesucian Batin

Oleh karena itu, Syekh Yusuf pun menganjurkan seperangkat sikap dan perilaku agar menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Uzlah, menurut Syekh Yusuf, agar terhindar dari stres dan hiruk pikuk masyarakat yang penuh maksiat dan kriminal.

Konsepsi Syekh Yusuf tentang Allah

Dalam hal ini, Syeikh Yusuf mengembangkan konsepnya dengan istilah al-ihathah dan al-ma'iyah (menurut Surah Al-Mujadalah, ayat 7 dan Surah Al-Hadid, ayat 4). Sebaliknya, Syeikh Yusuf menggunakan perkataan syura (bentuk atau rupa diri) untuk menjelaskan bahawa segala yang wujud adalah mazdhar (ungkapan diri) Tuhan.

Konsepsi Syekh Yusuf tentang Manusia

Konsepsi Syekh Yusuf tentang Insan Kamil39 tentu saja diwarnai oleh aliran pemikiran (mistisisme dan filsafat) yang dianutnya. Konsepsi Syekh Yusuf tentang Insan Kamil merupakan sumber ilmu rahasia yang wajib dimiliki oleh setiap sufi, karena merupakan ilmu kasyafi.

LA IBOERAHIMA WARTABONE PUTRA MAHKOTA RAJA

Sikap kemauan yang merupakan watak, tabiat, dan pola hidup anggota masyarakat, khususnya salik, setidaknya akan mewujudkan pola perilaku yang optimis. Tokoh La Iboerahima Wartabone, putra mahkota Raja Wartabone, adalah seorang ulama di Lembah Palu dan merupakan pencetus marga Wartabone di Lembah Palu, Sulawesi Tengah.

WARTABONE

GORONTALO-UNA-UNA-BUGIS-PALU

Seiring meningkatnya kekuasaan Belanda di wilayah Gorontalo, para bangsawan seperti La Iboerahima memilih meninggalkan wilayahnya untuk mengembangkan Islam di Pulau Una-Una. Awal hijrahnya adalah ke Pulau Una-Una, tak jauh dari Gorontalo, untuk membangun surau hingga berdirinya masjid tertua di Pulau Una-Una pada tahun 1812.

BERSAMA ISLAM BERLABUH DI KAMPUNG POTOYA DOLO SIGI SULAWESI TENGAH

Mereka adalah keluarga Jarudin (Guru Alquran Om Lopu) dari ibunya, Yamalera Binti Sumangudu, di Petobo, Biromaru dan Kaluku Bula di Lembah Palu, Sulawesi Tengah. La Iboerahima, Putra Mahkota Raja Wartabone, saat tinggal di Sulawesi Tengah, menikah dengan wanita Kaili di Ujuna Palu, Sulawesi Tengah.

LA IBOERAHIMA WARTABONE PUTRA MAHKOTA RAJA WARTABONE (1812-1897)

  • Masa (hari) yang pertama: Ahad a. Kejadian Nur
  • Masa (hari) yang kedua: “Tsinina” (Senin)
  • Masa (hari) yang keempat, Arba’a (Rabu), penciptaan binatang
  • Masa (hari) yang kelima, khamisa (Kamis), penciptaan tumbuh-tumbuhan
  • Masa (hari) yang keenam, “Jumu’ah” (Jum’at)

Kemudian Allah SWT memerintahkan "nur" untuk berbaring dan menyembah Allah SWT sebagai Tuhan, pencipta "nur. Apabila mendengar perintah Allah SWT, "cahaya" Dzat-Nya tunduk tidak serta-merta, tetapi terlebih dahulu.

KESIMPULAN

Artikel ini menjelaskan latar belakang La Iboerahima Wartabone yang berasal dari Bone Suwawa Gorontalo dan mengembangkan Islam di Lembah Palu, Sulawesi Tengah. Ia mengembangkan agama Islam secara ideologis, sehingga agama Islam pun tertanam di kalangan pemeluknya di Lembah Palu, Sulawesi Tengah.

PROFIL PERJALANAN HIDUP SANG PELAUT Kegemaran dan ketangguhan orang Bugis dalam membuat

TOMAI LASUPU” (1798-1880)

AJARAN MAPPIDECENG (PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN)

Di Makkah, Ahmad Lagong membeli Al-Qur'an berukuran 40 cm x 30 cm yang ditulis dengan tinta emas dalam tulisan Naskhi. Al-Qur'an yang mengandungi 30 Juz ini diperkenalkan oleh Haji Ahmad Lagong untuk meningkatkan kefahaman ajaran Islam.

SEORANG BALIGAU DAN ULAMA PALU SULAWESI TENGAH

Ulama ini menjadi bukti bahwa pada pertengahan abad ke-19, ada seorang ulama Kaili yang disegani, karena beliau bukan hanya seorang ulama, tapi juga seorang Baligau di Kerajaan Tatanga, di Lembah Palu. Tulisan ini akan menjelaskan dan menguraikan: Pertama, Lasatande Dunia sebagai Baligau juga merupakan Ulama Kaili.

I PUE LASATANDE DUNIA

AJARAN SANGGAMU, SANGGATA, DAN SANGGAKAMU Lasatande Dunia mengajarakan makna Islam yang sesuai

  • Sanggamo
  • Sanggata
  • Sanggakamu

Ibu dalam arti ideologis dapat dilihat pada kata “ibu kota”, “tanah air”, “bahasa ibu” dan lain-lain. Lasatande Dunia memberikan nasehat yang sangat berharga dengan melepaskan ibu jari dari genggamannya saat manusia dilahirkan.

KESIMPULAN

Tokoh sejarah yang terkadang tertutup mitos, Lasadindi atau biasa disebut Lasadindi,1 merupakan tokoh yang sangat kompleks. Sebagai orang biasa, ia berhasil memadukan ketiga aspek (aktivitas) tersebut dalam kehidupan nyata.

MANGGE RANTE (1828-1953)

ASAL-USUL KELUARGA DAN PRIBADINYA

Banyak masyarakat Sindue dan Enu yang mengklaim bahwa Lasadindi adalah keturunan bangsawan Sindue yang pernah memerintah kerajaan Sindue. Salah satu buktinya adalah temuan Syamsuddin Hi Chalid mengenai mantra-mantra dalam Sindue.

Foto Pue Lasadindi bersama Soekarno Sumber: Koleksi Sendiri
Foto Pue Lasadindi bersama Soekarno Sumber: Koleksi Sendiri

BEBERAPA AJARAN PENTING

Kamu bisa berbakti kepada orang tuamu tidak hanya dalam hal harta saja, tapi kamu juga bisa melakukan hal lainnya. Namun tidak ada penjelasan lain mengenai anak yang tidak lagi mempunyai orang tua, yakni yatim piatu.

PUE LASADINDI SEBAGAI MANUSIA BIASA Lasadindi adalah manusia biasa. Sebagai manusia biasa, beliau

Lasadindi ditangkap di Lembah Sada dan ditahan di Donggala, namun tidak ditahan, hanya menjadi tahanan rumah. Maka timbullah aturan tidak tertulis yang menyatakan bahwa masyarakat yang tinggal di Lembah Sada hingga Pasangkay tidak boleh melewati kawasan Tolongano.

SAYYID AQIL AL MAHDALI

  • KEDATANGAN ORANG ARAB KE LEMBAH PALU Ada tiga gelombang kedatangan orang Arab di Kota Palu
  • AL MAHDALI DI WANI
  • AJARAN AGAMA ISLAM DARI AL MAHDALI
  • KESIMPULAN

Kedua warisan ini didukung oleh masyarakat Arab di Wani yang bernama Al Mahdali di Sulawesi Tengah. Masyarakat Lembah Palu sudah memeluk Islam ketika Sayyid Agil Al-Mahdali menginjakkan kaki di Wani.

HABIB SAYYID

Sekitar akhir abad ke-19 muncul seorang ulama bernama Habib Sejid Baharullah, berasal dari Makassar. Setelah menelusuri silsilah di atas, sehinggalah kita mendapatkan Habib Sayyid Baharullah, bin Atikullah, bin Ali Akber, bin Sayyid Umar, bin Habib Sayyid Jalaluddin Al Aidid sebagai pencipta Maulid Cikoang dan tempat beliau belajar Syeikh Yusuf.

BAHARULLAH AL-AIDID

HABIB SAYYID BAHARULLAH AL AIDID DAN BUDAYA MAUDU PALU

Tn. Ngeta menyebarkan Islam di Lembah Palu, termasuk beberapa wilayah di Sulawesi Tengah, pada akhir abad ke-19. Pemimpin kelompok yang masih mempertahankan budaya Islam di Besusu, Tanah Kaili, Palu, Sulawesi Tengah disebut “Karaeng”.

BUDAYA MAULID DI PALU SULAWESI TENGAH Ulama Islam di akhir abad ke-19 yang bernama Sayyid

Pelaksanaan maulid dilakukan dengan membaca nasab nabi, membaca zikir berupa pujian kepada Nabi Muhammad saw, diakhiri dengan minuman. Pengertian falsafah perarakan Maudu adalah berdasarkan tiga faktor iaitu peringatan kelahiran Nabi Muhammad a.s. di dunia.

AJARAN HABIB SAYYID BAHARULLAH AL-AIDID Habib mewariskan ajaran tentang pentingnya bersalawat

Diriwayatkan bahawa makna selawat Allah ke atas Nabi saw ialah syukur Allah kepadanya di hadapan malaikat-malaikatnya, sedangkan selawat malaikat bermaksud doa untuknya, dan rahmat umatnya. ertinya memohon keampunan untuknya, semoga Allah merahmatinya dan memberinya kesejahteraan. Orang Bugis yang mendapat pelajaran selawat diberi ritual rutin untuk sentiasa berselawat kepada Nabi Muhammad a.s.

PUE YODJOVURI

Seorang Ulama Islam di Besusu dan Kampung Baru Lembah Palu

ULAMA PUE YODJOVURI DAN KELUARGANYA Menurut keterangan cucunya, Pue Yodjovuri berasal dari

Keturunan kakak Pue Yodjovuri bernama Yojobolo ini kini sebagian besar tinggal di Pos, Sulawesi Tengah. Menurut orang tua asal Balaroa, Pue Yodjovuri juga memiliki keturunan di Kulawi, Sulawesi Tengah.

PUE YODJOVURI DAN AJARAN AGAMA ISLAM DI BESUSU

Kepercayaan kepada “Bulo” yang ditinggalkan oleh Pue Yodjovuri adalah kepercayaan yang menggabungkan sistem kepercayaan tempatan Palu di Sulawesi Tengah dengan nilai-nilai Islam. Pue Yodjovuri ialah seorang ulama Palu yang mempelajari agama Islam di Banggai, Sulawesi Tengah dan kemudian mengembangkan ajaran Islam di Lembah Palu, Sulawesi Tengah.

SAYYID IDRUS BIN SALIM AL JUFRI atau GURU TUA (1890-1968)

  • DARI HADRAMAUT KE PALU SULAWESI TENGAH Sayyed Idrus bin Salim Aljufri lahir di Taris Hadramaut Yaman
  • SAYYID IDRUS BIN SALIM ALDJUFRI atau “GURU TUA”: Al-Khair dan Al-Khiyar; Syair dan Syiar
  • Pengantar Ajaran Guru Tua
  • Ajaran Al-Khair dan Al-Khiyar
    • Syair tentang cinta ilmu pengetahuan
    • Syair nasionalisme Guru tua
    • Syair tentang Perguruan Islam Alkhairaat
    • Syair tentang kaderisasi

Sayid Idrus yang dikenal di Palu dengan sebutan Guru Tua mempunyai peranan penting dalam bidang pendidikan Islam di Sulawesi Tengah. Said Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua membuka taman pengajian di Palu, Sulawesi Tengah, sebagai bentuk dakwah Islam kepada masyarakat adat.

KH. MUHAMMAD TAHIR

  • KONDISI SOSIAL MASYARAKAT PAMBUANG Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Imam Lapeo
  • TRANSMISI KEILMUAN IMAM LAPEO
  • IMAM LAPEO: Berdakwah dengan Ilmu Zahir dan Ilmu Batin
  • PENGARUH AJARAN IMAM LAPEO DI PALUA Berdasarkan periodesasi Islamisasi di Palu diketahui bahwa

Imam Lapeo kemudian memutuskan untuk kembali ke tanah air untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah Mamuju. Imam Lapeo pun mengubah kesenian yang biasanya hanya diperuntukkan masyarakat Lapeo untuk menghibur raja.

Gambar

Gambar 1: Sampul Buku Datuk dan Islamisasi Masyarakat  Kaili di Lembah Palu
Gambar Tana Sanggamu di Bisolo
Foto Pue Lasadindi bersama Soekarno Sumber: Koleksi Sendiri

Referensi

Dokumen terkait

Pengulas utama lainnya mengenai Abhisamayalamkara di antara tujuh belas Pandita adalah Vimuktisena (sekitar abad VI Masehi), dimana teks beliau yang berjudul

Chip di temukan pada tahun 1958 atau pada sekitar abad ke 20, oleh seorang insinyur yang bernama Jack Kilby yang bekerja pada Texas Intrumentsmen coba untuk

Rangkuti menulis bahwa keberadaan Sriwijaya di Sumatera ditandai oleh adanya prasasti-prasasti dari abad ke-7 Masehi di Palembang, Jambi dan Lampung, dimana sebagian besar

Pada abad ke-2, ada banyak orang Kristen yang berbahasa Siria, sehingga dipandang perlu untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa mereka, dan seorang yang

“Fungsi Agama dalam Pemerintahan pada Masa Kerajaan Majapahit (Abad ke-14 Masehi)”.. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Demikian dikenalnya nama ini, dalam naskah-naskah Melayu yang ditulis pada sekitar abad ke-17-18 Masehi, para penguasa Melayu baik yang ada di belahan barat Nusantara maupun

Harapan besar untuk masa mendatang bagi Pemprov Sulteng khusus- nya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah pertama; melakukan pemetaan wilayah potensi wisata religi di Kota Palu, kedua;

Adanya kunjungan ke rumah peserta didik, kunjungan ke rumah peserta didik ini berdampak sangat positif, di antaranya: 1 Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolah