HUBUNGAN ANTAR MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
FAKHRUROJI : 236110008
ABDUL ROUF : 236110072
Pengertian Pendidikan
Pendidikan ialah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai – nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan menurut Para ahli : 1. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan anak kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
2. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
3. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberikan perbekalan yang tidak ada pada masa anak anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
Pengertian Kelompok
Terdapat beberapa definisi kelompok : 1. Joseph S. Roucek.
Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
2. Mayor Polak
Kelompok sosial adalah satu group, yaitu sejumlah orang yang ada antara hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur.
3. Wila Huky
Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
Kelompok – kelompok Sosial dalam Masarakat
Kelompok sosial dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk. Hal ini sangat bergantung dari sudut pandang ahli yang bersangkutan. Ada yang memandang dari proses terbentuknya, ada dari kekuatan ikatan emosional yang terbentuk. Bahkan ada yang membaginya berdasarkan
banyakya jumlah anggota kelompok.
Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan,
sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran. Konsep lain yang diajukan Merton ialah konsep
kategori sosial.
Masalah – masalah yang muncul dalam hubungan antar kelompok disekolah
Kecemburuan dan persaingan tidak sehat
antar kelompok juga dapat memicu timbulnya masalah antar kelompok di sekolah. Istilah gang menjadi trend anak sekolah saat ini.
Gang adalah representasi dari keakuan siswa dalam lingungan pergaulannya di sekolah.
Ikatan psikologis-emosional sering
menyebabkan terjadinya perkelahian antar pelajar meskipun hanya karena persolanan sepele. Hal ini dapat dimaklumi dari tinjauan psikologis dimana perkembangan peserta didik dimasa itu merupakan babak pencarian jati diri sehingga cenderung tidak stabil,
emosional, dan mau menang sendiri.
• Sebagai sebuah komunitas sosial sekolah juga tidak akan luput dari masalah dalam hubungan antar kelompok. Masalah
tersebut antara lain adalah gap atau kesenjangan antar kelompok. Stigma kelompok minoritas sering muncul
dipermukaan, dimana kelompok dalam kuantitas yang sedikit cenderung
diabaikan baik secara fisik maupun kebijakan.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi masalah yang muncul dalam hubungan antar kelompok. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pemberian informasi, diskusi kelompok, hubungan pribadi, dan sebagainya.
2. Memberikan informasi tentang sumbangan minoritas kepada kelompok.
3. Menanamkan nilai-nilai toleransi antar siswa.
4. Membuka kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan hubungan atau pergaulan antara murid-murid dari berbagai golongan.
5. Menggunakan teknik bermain peranan atau sosiodrama.
6. Menggalakkan kegiatan ekstrakurikuler
Upaya pendidikan dalam mengatasi masalah yang muncul
dalam Hubungan antar kelompok di sekolah
Masyarakat dan
kebudayaan sekolah
Pengertian masyarakat
• Menurut Nasution dalam pengelompokannya masyarakat sering dibedakan menjadi, yaitu:
a. Kelompok primer merupakan kelompok pertama dimana ia mula-mula berinteraksi dengan orang lain yakni: keluarga, kelompok sepermainan dan lingkungan tetangga. Dalam kelompok primer
terdapat hubungan temu muka langsung dalam suasana akrab. Dalam kelompok ini ia mempelajari kebiasaan fundamental seperti bahasa, soal baik buruk, kemampuan untuk mengurus diri sendiri,
kerjasama dan bersaing, disiplin dan sebagainya. Kelompok primer ini juga sering disebut gemeinschaft.
b. Kelompok sekunder dibentuk dengan sengaja atas pertimbangan tertentu berdasarkan kebutuhan tertentu seperti perkumpulan profesi, organisasi agama, dan partai politik yang anggotanya mungkin tidak pernah saling bertemu. Kelompok sekunder ini dapat hidup lama melampau suatu
generasi.Kelompok sekunder sering disebut dengan gesellschaft.
Unsur – unsur masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat
setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini : 1. Beranggotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang
menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri – ciri masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia disebut sebagai masyarakat yaitu:
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran/reproduksi.
Pengertian kebudayaan
Menurut Nasution kebudayaan juga dipengaruhi oleh kontak dengan kebudayaan lain yang dipercepat oleh perkembangan komunikasi dan transportasi. Kebudayaan dapat dibedakan sebagai berikut:
Pertama, kebudayaan eksplisit yaitu kebudayaan yang dapat diamati secara langsung dalam kelakuan verbal maupun non- verbal pada anggota- anggota masyarakat. Contohnya: kelakuan dua orang atau lebih dalam situasi- situasi
normal menurut peranan masing- masing misalnya dalam interaksi antara suami- istri, orang tua- anak, guru- murid, atasan- bawahan dan sebagainya.
Kedua, kebudayaan implisit yaitu kebudayaan yang terdiri atas kepercayaan, nilai- nilai dan norma- norma yang dapat ditafsirkan ahli antropologi untuk menjelaskan berbagai kelakuan anggota masyarakat. Dengan nilai pantas, baik, atau seharusnya. Nilai- nilai dapat bersifat positif yakni apa yang diinginkan. Contohnya: soal kebersihan dan kesopanan dan bersifat negatif yakni apa yang tidak diinginkan misalnya soal penipuan dan kekerasan.
Bentuk – bentuk kebudayaan
a. Kebudayaan materi :
Bagian materi dari kebudayaan itu meliputi segala sesuatu yang telah diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapatdilihat dan diraba. Dengan kata lain eksistensi yang konkrit dari suatu produk buatan manusia tanpa memandang apapun juga ukuran, kerumitan pembuatan, tujuan,
ataupun bentuknya, memberikan ciri kepada kebudayaan itu.
b. Kebudayaan non-materi : Aspek non-materi dari kebudayaan ini merangkum semua buah karya manusia yang ia gunakan untuk menjelaskan serta dijadikan pedoman bagi tindakan-tindakannya, dan itu tak hanya dapat ditemukan didalam pikirannya orang- orang.
Kebudayaan sekolah
Kehidupan disekolah dan norma-norma yang berlaku dapat disebut dengan kebudayaan sekolah. Walaupun
kebudayaan sekolah merupakan kebudayaan dari kebudayaan masyarakat luas, namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu “subculture”. Sekolah bertugas untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan karena itu harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum.
Timbulnya sub-kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang cukup besar dari waktu murid yang
terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalam situasi yang serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-upacara. Sebab lain
timbulnya kebudayaan sekolah adalah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, keterampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik kontrol tertentu yang berlaku disekolah itu.
Latar belakang guru
Menurut penelitian di Amerika Serikat sebagian besar guru berasal dari golongan menengah seperti petani, pengusaha kecil, buruh harian, dan sebagainya. Latar belakang guru yakni berasal dari golongan petani dan dan kaum buruh perlu dipertimbangkan dalam pola kebudayaan di sekolah yang banyak dipengaruhi oleh guru itu.
Guru akan membawa norma-norma dan kebudayaan yang diperolehnya melalui pendidikan dari orang tuanya ke dalam kelas yang diajarnya. Dalam kelas guru merupakan daya utama menentukan norma-norma di dalam kelasnya dan otoritas guru sukar dibantah. Dialah
menentukan apa yang harus dilakukan oleh murid agar ia belajar. Ia menuntut agar anak- anak menghadiri setiap pelajaran agar mereka berlaku jujur dalam ulangan, datang pada waktunya ke sekolah, melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab