• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kesepian Dengan Problematic Internet Use Pada Remaja Pekanbaru

N/A
N/A
Ganesya Putry

Academic year: 2024

Membagikan "Hubungan Antara Kesepian Dengan Problematic Internet Use Pada Remaja Pekanbaru "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pelaksanaan Penelitian : Pekanbaru

Diajukan Oleh : Ganesya Silvia Putri

NIM : 1873201007

A. Judul

Hubungan Antara Kesepian Dengan Problematic Internet Use Pada Remaja Pekanbaru

B. Latar Belakang

Teknologi pada zaman sekarang berkembang dengan sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu media yang sering kali digunakan masyarakat adalah internet. Internet merupakan sebuah system komunikasi yang menghubungkan suatu jaringan dengan jaringan lainnya di seluruh dunia. Menurut data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet di Indonesia (APJII, 2017) bahwa penggunaan internet terutama di Negara Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2016 masyarakat yang menggunakan internet mencapai 132,7 juta jiwa, sementara pada tahun 2017 pengguna internet semakin meningkat hingga mencapai 143,26 juta jiwa. Sebagian besar pengguna internet yang paling banyak di Indonesia berusia 19-34 tahun atau sebesar 49,52 % (APJII, 2017).

Penggunaan internet banyak dinikmati oleh masyarakat dan juga remaja karena memberikan beragam kegunaan dan manfaat. Internet menyediakan berbagai macam informasi terkini yang mudah untuk kita temui. Tidak hanya itu, internet juga dapat membantu aktivitas sehari hari dan menyediakan berbagai macam hiburan. Hal ini selaras dengan penelitian Lavoie dan Pychyl (2001) yang menyatakan bahwa internet dianggap sebagai hiburan dan berhubungan positif dengan menghilang-kan rasa stres yang dirasakan seseorang.

Namun kehadiran internet tidak sepenuhnya bersifat positif. Internet juga dapat disalahgunakan oleh pengguna nya untuk melakukan tindakan kekerasan seperti penculikan, pelecehan, penyebaran berita-berita bohong (hoax) dan juga mengakses konten-konten dewasa yang tidak pantas untuk dilhat oleh anak dibawah umur. Selain itu, penggunaan internet yang berlebihan juga bisa berdampak secara negatif, baik secara fisik ataupun psikologis. Misalnya, berubahnya intensitas hubungan sosial dalam masyarakat (Surji, 2015), hingga gangguan pola tidur (Diarti, Sutriningsih, dan Rahayu; 2016).

Tokunaga & Rains (2010) menyatakan bahwa problematic internet use, adalah kecanduan internet, penyalahgunaan internet, ketergantungan Internet, dan penggunaan

(2)

Internet kompulsif, mengacu pada keterikatan yang tidak sehat dengan teknologi berbasis Internet. Thatcher, Wretschko, dan Fridjhon (2008) juga menambahkan bahwa penggunaan internet yang berlebihan ini menjadi salah satu tanda bahwa individu merasa bosan, tidak termotivasi, dan tidak yakin akan kemampuannya sendiri untuk melaksanakan tugas-tugas di dunia nyata sehingga individu tersebut melarikan diri dari pekerjaannya menuju internet.

Morahan-Martin (1999) mengemukakan bahwa ada beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami problematic internet use, yakni factor psikososial seperti depresi, kesepian, kecemasan sosial, dan sifat pemalu. Salah satu factor penyebab problematic internet use adalah kesepian. Kesepian terjadi ketika individu merasakan perbedaan antara tingkat interaksi sosial, dukungan, dan kedekatan yang diinginkan dengan yang ingin diraih.

Hasil penelitian Dutta & Chye (2017) dalam penelitiannya terhadap mahasiswa Nanyang Technological University di Singapura menyebutkan bahwa depresi, stress akademik dan kesepian berkorelasi secara signifikan terhadap problematic internet use, dimana remaja yang lebih tertekan, memiliki harapan yang tinggi pada akademik mereka, kesepian dan terisolasi secara sosial cenderung memiliki tingkat problematic internet use yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian diatas yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik ingin mengetahui lebih lanjut Hubungan Antara Kesepian Dengan Problematic Internet Use Pada Remaja Pekanbaru.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat “Hubungan Antara Kesepian Dengan Problematic Internet Use Pada Remaja Pekanbaru”

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dalam perkembangan ilmu psikologi, khususnya di bidang psikologi sosial yakni mengenai hubungan antara kesepian dengan problematic internet use pada remaja pekanbaru. Dan juga diharapkan bisa menjadi acuan untuk para remaja supaya tidak berlebihan dalam menggunakan internet.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat sebagai wadah menambah pengetahuan dan pengalaman bagaimana kesepian itu berperan dalam perilaku problematic internet use pada remaja pekanbaru dan diharapkan dapat menjadi bahan para peneliti lainnya serta organisasi pemerhati anak dan remaja untuk meingkatkan minat dan perhatian terkait masalah-masalah remaja yang sedang berkembang ditengah masyarakat.

(3)

E. Landasan Teori

1. Problematic Internet Use

Problematic internet use (PIU) menurut Tokunaga & Rains (2010) adalah kecanduan internet, penyalahgunaan internet, ketergantungan Internet, dan penggunaan Internet kompulsif, mengacu pada keterikatan yang tidak sehat dengan teknologi berbasis Internet. Problematic internet use disusun berdasarkan aspek-aspek menurut Caplan (2010), yaitu: POSI (Preference for Online Social Interaction), mood regulation atau regulasi emosi, cognitive preoccupation, compulsive internet use, negative outcome.

2. Kesepian

Kesepian menurut Endang & Nailul (2010) adalah keadaan mental dan emosional yang dicirikan dengan munculnya perasaan tidak menyenangkan dan kegelisahan subjektif akibat ketidakpuasan individu dalam membina hubungan dengan orang lain.

Kesepian disusun berdasarkan aspek-aspek menurut Rusel (2003) yaitu: Personality atau kepribadian, social desirability, depression atau depresi.

F. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan ialah terdapat hubungan antara kesepian dengan problematic internet use pada remaja kota pekanbaru

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitaif. Populasi dalam penelitian ini ialah remaja di pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota samping.

H. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala UCLA loneliness scale dan GPIU scale pada remaja. Jenis skala yang digunakan adalah skala likert dengan rentang skor nilai 1-5.

I. Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari uji asumsi dan uji hipotesis. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Teknik statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji analisis regresi sederhana.

Pekanbaru, Juli 2021 Peneliti,

Ganesya Silvia Putri

Referensi

Dokumen terkait

Pathologycal Internet Use (PIU) adalah sebuah ketergantungan dalam menggunakan internet yang mengganggu satu atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting yaitu:

Hubungan antara kedua variabel ini bersifat positif, yang berarti semakin tinggi tingkat problematic internet use , maka semakin tinggi pula tingkat

Solution ) versi 16.00. Dalam uji hipotesis data yang dimasukkan peneliti yakni subjek yang memiliki tingkat PIU pada kategori sedang hingga tinggi karena dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan kecanduan internet dan hubungan antara depresi dengan kecanduan internet pada remaja di Surabaya..

Makalah ini bertujuan untuk (1) membahas secara psikologis hubungan antara problematic internet use dengan social anxiety dan perasaan loneliness (2) upaya apa yang

Berdasarkan hasil penelitian berarti H0 ditolak sementara Ha diterima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Problematic

Tabel di atas menunjukan bahwa korelasi antara Problematic Internet Use dan Perceived Stress menunjukkan nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0.02 (p<0.05) dengan nilai

SIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa adaptasi skala Problematic Internet Use Questionnaire PIUQ versi Indonesia memiliki nilai reliabilitas yang