PADA MAHASISWA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Angga Audre
019114160
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk :
v
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2010
Penulis,
vii
GAMBARAN GEJALAPATHOLOGICAL INTERNET USE( PIU ) PADA MAHASISWA
Angga Audre
ABSTRAK
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk melihat gambaran gejalaPathologycal Internet Use (PIU) pada mahasiswa. Pathologycal Internet Use (PIU) adalah sebuah ketergantungan dalam menggunakan internet yang mengganggu satu atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting yaitu: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II-IV yang tinggal di kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala Pathologycal Internet Use. subjek keseluruhan sebanyak 60 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek dalam penelitian ini memiliki gejalaPathological Internet Use yang rendah. Hal ini terlihat dari hasil mean teoritik yang lebih besar dibandingkan mean empirik (97,5 > 88). Hampir semua topik dalam skala penelitian menghasilkan mean empirik yang rendah (mean gejala pertama = 14,25; kedua = 12,35; ketiga = 11,37; keempat = 12,7; kelima = 5,4; keenam = 9,8; ketujuh = 8,8; kedelapaan = 9,5; kesembilan =4). Secara umum, uji beda (t) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar 4.545 yang berarti bahwa secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01).
viii
THE ILLUSTRATION OF PATHOLOGICAL INTERNET USE (PIU)
ON COLLAGE STUDENTS
Angga Audre
ABSTRACT
The aim of this research was to see the Pathological Internet Use (PIU) symptoms on the college Students. PIU is a dependency in using internet use that disturb one or more functional aspects which are important in life, such as significant relationship, jobs, school, mental or physical health. The subjects of this research were the second to fourth semester college students which lives in Yogyakarta. The sample of this research was taken using purposive sampling technique . The research was done using PIU scale. The number of the subjects was 60 people. It uses descriptive statistic data analysis method. The result of reliability test which used reliability coefficient 0,929. Based on the data analysis, it could be concluded that generally the subjects of the research had a low PIU symptom. It can be seen from the theoretic mean which was bigger than the empiric mean ( 97,5 > 88 ). Almost all of the topics in the research scale resulted low empiric means ( the mean of the first symptom is 14,25; the second is 12,35; the third is 11,37; the fourth is 12,7; the fifth is 5,4; the sixth is 9,8; the seventh is 8,8; the eight is 9,4 and the ninth is 4). In generally, the result of the difference test (t) on this research shows was 4,545 which meant that there was a significant difference between the empiric mean and the theoretical mean ( p - 0,000< 0,01).
ix
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA : ANGGA AUDRE
NIM : 069114048
adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memberikan
skripsi saya yang berjudulGambaran Gejala Pathological Internet Use ( PIU ) Pada Mahasiswakepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
Oleh karena itu Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berhak menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mempublikasikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya atau memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan
dengan semestinya.
Yogyakarta, 30 Januari 2010
Penulis,
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
kesempatan yang diberikan-NYA, sehingga skripsi yang berjudul Gambaran
Gejala Pathological Internet Use dapat terselesaikan. Terselesaikannya
penelitian ini tidak terlepas dari banyaknya dukungan dan saran banyak
orang. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus selaku pencipta dunia.
2. Mami di surga. I miss You So Much.
3. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma;
4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. yang pada waktu itu sebagai
selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dosen
pembimbing akademik dan dosen penguji skripsi;
5. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si. selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi;
6. Bapak Minta Istana S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji skripsi;
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang banyak membantu selama penulis menempuh kuliah hingga
penulisan skripsi ini;
8. Keluarga yang selalu mendukung, dan menunjukkan kenyataan hidup serta
xi
10. Teman-teman di Fakultas Psikologi Pepeng, Ori, Gompis, Mbut, Mira,
Asti, Nita, Lasro, Vemby, Rini 1, Rini 2 Dion Jelly, Maria, Awan, Jaja,
Roland, Etta, Ana, Yofi, Kadek, Prima, Rina, Rika, Gembrot dan
teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungannya dan memberikan warna di Fakultas Psikologi;
11. Mas Gandung, mas Donny, Mas Muji dan Pak Gi’ yang mau direpotkan.
12. Teman-teman yang telah menjadi subyek dalam penelitianku, terima kasih
atas bantuannya;
13. Rekan-rekan Penghuni Kos Patria Dono, Dadit, Omen, Bendot, Leo,
Agung, Gompis, Kadek, Bo, Aji, Dito, Vava, Dede, Krisna, Felix, Rio,
Gaby, Beny, Ridho, Henry, Dll…… Stick Together Chuyy…..;
14. Andrian Liem Thanks buat printer, saran, arahan, jadi weker….. masih
banyak lagi coy… kalo di terusin bisa panjang;
15. Roma Ully Pardede …… terpaksa saya harus berterima kasih. Hahaha.
Thank You So Much;
16. Dan pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 30 Januari 2010
Penulis,
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... ... viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... ... xii
DAFTAR TABEL ... ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
BAB II. LANDASAN TEORI A. PengertianPsychological Internet Use(PIU) ... 7
B. MacamPsychological Internet Use(PIU)... 8
xiii
PIU) ………... 11
E. Gambaran GejalaPathological Internet Use(PIU) pada Mahasiswa ……….. 12
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 17
B. Variabel Penelitian... 17
C. Definisi Operasional... 18
D. Subjek Penelitian... 19
E. Alat Pengumpulan Data ……….. 20
F. Validitas dan Reliabilitas alat ukur ………. 23
G. Metode Analisis Data ... 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian………. 28
B. Analisis Data ……….. C. Pembahasan ...………. 28 34 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 39
B. Keterbatasan Penelitian ... 40
C. Saran... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
xiv
Tabel 1 Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban SkalaPathologycal Internet Use...
21
Tabel 2 Blue print SkalaPathologycal Internet Usesebelum uji coba .. 22
Tabel 3 Distribusi Nomor Item yang Sahih dan Gugur Setelah Uji Coba 24 Tabel 4 Blue print SkalaPathologycal Internet Usesetelah uji coba …. 25 Tabel 5 Norma Kategori Jenjang ... 26
Tabel 6 Norma Kategori Jenjang ... 27
Tabel 7 Uji Normalitas ... 29
Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian... 30
Tabel 9 Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis .... 31
Tabel 10 Kategori Skor Total Subjek ... 32
Tabel 11 Data Jumlah Subjek Per Kategori... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila kita menengok kembali pada awal 1990an internet masih
merupakan sesuatu yang mewah. Tidak banyak orang yang dapat mengakses
internet. Bahkan pada awal kemunculannya, internet hanya dapat diakses oleh
badan keamanan Amerika. Lain halnya sekarang ini, internet seolah-olah
menjadi salah satu media utama untuk memperoleh informasi dan berita
selain televisi dan surat kabar. Makin banyak orang yang semakin familiar
dengan internet. Ini dapat kita lihat dengan menjamurnya warung-warung
internet di sekitar kita. Teknologi internet pun berkembang dengan pesatnya.
Ribuan situs yang menawarkan berbagai informasi, dan layanan bagi
penggunanya. Teknologi ini telah mengubah cara orang saling berinteraksi,
berbelanja, mencari pekerjaan, mendapatkan arahan, cara mereka bekerja, dan
cara mereka menghabiskan waktu luang.
Cara-cara tersebut diatas pun akan bertambah jumlahnya seiring
dengan perkembangan internet di masa depan. Tentu saja perkembangan
kemudian membawa dampak hampir semua segi kehidupan dalam
masyarakat kita.
Dalam kebanyakan kasus, pemanfaatan internet telah berdampak
positif pada kehidupan manusia melalui kemudahan penggunaan dan
kandungan isinya yang selalu berkembang. Akan tetapi, dalam beberapa
dalam bidang-bidang fungsional yang kritis diantaranya bidang sosial,
akademik, karier dan kesehatan fisik (Anderson, 2001; Grohol, 1997; Young,
1998).
Berikut ini adalah beberapa contoh kemerosotan dari tiap-tiap
bidang. Contoh kemerosotan dalam bidang sosial adalah : penggunaan
internet secara berlebihan bagi sebagian orang menyebabkan renggangnya
hubungan orang tersebut dengan orang-orang disekitarnya. Merosotnya
prestasi akademis juga dapat disebabkan oleh penggunaan internet secara
berlebihan. Banyak perusahaan yang mengeluhkan produktivitas kerja
karyawan mereka karena para karyawan memanfaatkan fasilitas internet yang
ada bukan demi kelancaran pekerjaan namun untuk sesuatu yang berlebihan.
Banyak orang mengesampingkan aktivitas primer hariannya, seperti makan,
minum dan tidur demi kepuasan mereka mengakses internet. Oleh karena itu,
penggunaan Internet yang bersifat patologis atau yang lebih dikenal dengan
istilahPathological Internet Use(PIU) telah menjadi bidang perhatian, minat, debat dan penelitian yang terus berkembang.
PIU adalah ketergantungan psikologis pada internet (Kandell, 1998).
Secara historis, PIU dikarakteristikkan oleh (a) investasi sumber daya yang
terus meningkat (seperti investasi waktu, energi, dan uang.) dalam
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan internet, (b) perasaan-perasaan yang tidak
menyenangkan (kecemasan, depresi, kehampaan) ketika offline, (c) toleransi
penggunaan internet menjadi bersifat patologis ketika penggunaan itu
mengganggu pada satu atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang
penting seperti hubungan yang signifikan, pekerjaan, sekolah, kesehatan
mental, atau kesehatan fisik (Holmes, 1997).
Pengguna internet yang patologis memiliki gangguan kontrol impuls.
Kontrol impuls adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan dorongan atau
keinginan untuk melakukan sebuah tindakan yang berbahaya terhadap
individu atau orang lain (DSM-IV-TR). Biasanya, individu tersebut
merasakan adanya dorongan yang besar dan terus berkembang sebelum
melakukan tindakan itu. Bila tindakan tersebut telah dilakukan oleh individu
maka ia akan merasakan perasaan puas, senang, atau lega. Perasaan-perasaan
positif itu diikuti oleh rasa bersalah, penyesalan, atau celaan terhadap dirinya
sendiri(self reproach).
Anderson, (2001); Amstrong, dkk., (2000); Morahan-Martin &
Schumacher, (2000); Scherer, (1997); Young & Rogers, (1998) mengatakan
bahwa ciri-ciri orang yang menderita gangguan kontrol impuls antara lain
adalah: (a) keasyikan dengan internet atau aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan Internet; (b) toleransi dalam hal kebutuhan untuk
menghabiskan banyak waktu online yang terus meningkat agar untuk mencapai keasyikan yang diinginkan; (c) mengulangi usaha untuk
mengendalikan, mereduksi, atau berhenti menggunakan internet atau untuk
menghindari atau konten tertentu; (d) gejala penarikan diri diantaranya
dirasakan ketika berusaha untuk mengurangi atau berhenti menggunakan
internet; (e) penggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah atau
sebagai alat meringankan mood yang gelisah (dysphoric), misalnya,
ketidakberdayaan, rasa bersalah, kecemasan, dan depresi; (f) kebohongan
pada anggota-anggota keluarga, orang-orang lain yang berarti, atau ahli terapi
untuk menyembunyikan tingkat keterlibatan dengan Internet atau tipe konten
yang dapat diakses secara online; (g) melakukan tindakan-tindakan ilegal secara online (misalnya hacking dalam jaringan komputer, meng-copy file
secara illegal, mengunduh (download) konten yang ilegal, tapi tidak termasuk
tukar-menukar atau berbagi (sharing)file-file musik; (h) membahayakan atau
kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan atau kesempatan pendidikan
karena keterlibatan dengan internet; (i) rasa bersalah karena banyaknya waktu
yang dihabiskan online dan/atau rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas
online.
Salah satu kelompok yang memanfaatkan internet pada skala besar
adalah mahasiswa. Mahasiswa juga merupakan kelompok yang mulai
mengalami masalah yang berhubungan dengan penggunaan internet yang
berlebihan. Hal ini disebabkan karena generasi mahasiswa masa kini tumbuh
pada masa dimana internet diperkenalkan dalam kehidupan mereka pada usia
yang sangat muda (Jones, 2002). Selanjutnya, kelompok mahasiswa tersebut
hidup dan bekerja dalam sebuah lingkungan yang kondusif untuk PIU
(Kandell, 1998). Penggunaan internet menjadi norma pada populasi
Selama pelaksanaan penulisan ini, internet telah tumbuh secara substansial.
Perkembangan yang terjadi dalam dunia internet ini adalah perkembangan
yang ada hubungannya dengan kesenangan mengakses internet dan sarana
akses seperti hubs nirkabel,telephone seluler, dan personal digital assistant (PDA) yang menyediakan jalur-jalur ke internet. Selain itu hal lain yang
memberi kontribusi pada kerentanan mahasiswa terhadap berkembangnya
PIU adalah akses internet yang mudah dan tak terbatas serta bebas biaya yang
disediakan oleh institusi perguruan tinggi. Perguruan tinggi sekarang
menyediakan akses ke internet dalam kampus dan terjadi peningkatan jumlah
perguruan tinggi yang menyediakan akses internet di gedung kuliah dan di
berbagai lokasi via akses internet nirkabel (Wifi).
Oleh karena itu studi ini akan mencoba melihat bagaimana gambaran
kemunculan gejala PIU di kalangan mahasiswa pengguna internet.
B. Rumusan masalah
Bagaimana gambaran gejala “PIU” di kalangan mahasiswa ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran gejala “PIU” pada
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
tentang penggunaan internet yang bersifat patologis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai gejala PIU khususnya diantara para mahasiswa perguruan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianPathological Internet Use(PIU)
PIU merupakan sebuah ketergantungan psikologis pada internet
(Kandell, 1998). Goldberg (1996) mengungkapkan bahwa penderita PIU
menghabiskan jumlah waktu online secara berlebihan dan hal itu berdampak
pada kesehatan.
Menurut Goldberg (1996) penggunaan internet yang berlebihan
seperti ini, seseorang dapat mengalami kegelisahan atau ketidaknyamanan
psikologis dan tereduksinya fungsionalisasi yang terkait dengan keluarga,
pekerjaan, sosial, finansial, mental atau psikologis.
Holmes (1997) lebih lanjut menyatakan bahwa penggunaan internet
itu bersifat patologis jika penggunaan internet itu mengganggu bagian lain dari
kehidupan seseorang.
Suler (1999) mengatakan bahwa kegemaran seseorang terhadap
internet dapat sehat, adiktif patologis atau diantara keduanya tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan sifat hubungan personal dengan internet.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jumlah dan tipe kebutuhan yang
disebut dengan aktivitas online, derajat deprivasi kebutuhan pokok yang tidak
dipenuhi, tipe aktivitas internet, pengaruh internet pada kemampuan kehidupan
riil pengguna untuk berfungsi, perasaan-perasaan distress subjektif, kesadaran kebutuhan yang disengaja, pengalaman dan fase keterlibatan, keseimbangan
Dari berbagai pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa PIU adalah
sebuah ketergantungan dalam menggunakan internet yang mengganggu satu
atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting seperti, pekerjaan,
sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik.
B. MacamPathological Internet Use(PIU)
Menurut Davis (2000) ada 2 macam PIU, antara lain adalah:
1. PIU umum
PIU umum adalah penggunaan internet yang berlebihan umum
dan multidimensi. Orang dengan PIU umum akan sering menghabiskan
waktu online tanpa tujuan khusus. Beberapa contoh penggunaan
patologis umum termasuk diantaranya penggunaan yang berlebih-lebihan
darichat room,instant messaging,online game, danemail.
2. PIU khusus
PIU khusus mengacu pada orang-orang yang menjadi tergantung
pada tipe utilitas khusus di internet. Penggunaan patologis khusus
termasuk diantaranya orang-orang yang berlebihan menggunakan
internet untuk mengakses materi seksual, layanan pelelangan (auction),
perdagangan saham, dan perjudian. Diasumsikan bahwa tipe penggunaan
patologis ini adalah konten khusus dan paling mungkin ada atau hadir
dalam konteks lainnya sekalipun internet tidak ada untuk individu itu.
PIU khusus dikoneksikan dengan satu segi internet dan tidak tergantung
C. GejalaPathological Internet Use(PIU)
Menurut Davis (2000) gejala yang paling menonjol dari gangguan
ini adalah pemikiran obsesif mengenai internet, impuls kontrol yang
tereduksi, kurangnya kemampuan untuk berhenti menggunakan internet, dan
kepercayaan bahwa internet menjadi satu-satunya dukungan sosial individu.
Individu-individu ini akan sering percaya bahwa internet adalah satu-satunya
tempat dimana mereka dapat memiliki perasaan positif mengenai diri mereka
sendiri dan dunia luar. Gejala lainnya adalah memikirkan internet ketika
sedang tidak menggunakannya (offline)
Menurut Young (1998) gejala PIU antara lain adalah:
1. perasaan asyik dengan internet (memikirkannya ketikaoffline),
2. kebutuhan untuk menggunakan internet dengan meningkatkan jumlah
waktu untuk mencapai kepuasan,
3. ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaan internet,
4. perasaan gelisah atau sifat lekas marah(irritability) ketika berusaha untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan internet,
5. penggunaan internet sebagai cara melarikan dari masalah-masalah atau
cara untuk menghilangkan mood yang buruk (perasaan ketidakberdayaan,
perasaan bersalah, kecemasan, atau depresi),
6. berbohong pada keluarga atau teman untuk menyembunyikan tingkat
keterlibatan dengan internet,
7. membahayakan atau beresiko kehilangan hubungan signifikan, peluang
8. penarikan diri dialami ketikaoffline(depresi, kecemasan meningkat),
9. onlinelebih lama dari yang direncanakan sebelumnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gejala PIU antara
lain adalah:
a. keasyikan dengan internet atau aktivitas yang terkait dengan internet.
b. toleransi dalam hal keharusan untuk meningkatkan jumlah waktu yang
dihabiskan pada internet untuk menghasilkan pengaruh yang diinginkan.
c. usaha yang berulang untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan
internet.
d. gejala penarikan diri dalam bentuk kegelisahan atau sifat mudah marah
ketika usaha dilakukan untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan
internet atau pengguna dipaksa untuk mereduksi atau memutuskan
penggunaan internet.
e. menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah lain
f. berbohong atau menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe
konten yang diakses.
g. melakukan tindakanonline yang ilegal (misalnya,hacking dalam jaringan
komputer, meng-copyfile secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal).
h. membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan, atau
peluang pendidikan atau peluang karir akibat keterlibatan dengan internet.
D. Faktor Penyebab Terjadinya GejalaPathological Internet Use(PIU)
Faktor utama penyebab terjadinya gejala PIU adalah penguatan
(reinforcement) yang mereka terima dari pengalaman (Davis, 2000). Jika
individu itu memiliki pengalaman positif dengan teknologi baru, dia diperkuat
untuk terus-menerus menggunakannya. Pengalaman positif ini akan
mengkondisikan individu agar individu tersebut berusaha mengulangi
penggunaan teknologi baru sehingga dapat menerima reinforcement positif yang sama yang dia alami sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus
menerus sampai orang mencari aplikasi online yang baru untuk mencapai penguatan positif yang sama. Didasarkan pada model ini, stimulus apa saja
yang terhubung dengan stimulus utama yang dikondisikan menjadi penguat
(reinforcer) sekunder. Karena itu, kejadian-kejadian dan obyek yang berhubungan dengan online seperti suara dari koneksi modem, perasaan
mengetik pada keyboard, atau pandangan komputer menjadi reinforcer sekunder dan membawa pada respon yang telah dikondisikan. Tipe-tipe
reinforcer sekunder ini dapat mendorong berkembangnya gejala PIU dan
membantu untuk memelihara gejala yang terkait.
Kandell (1998) menyatakan faktor yang menyebabkan dan
mempengaruhi kemunculan gejala PIU antara lain adalah akses yang relatif
mudah dan gratis ke internet. Banyak perguruan tinggi saat ini menyediakan
penggunaan internet yang tak terbatas dan gratis pada mahasiswa mereka.
Biaya penggunaan per jam yang telah membatasi penggunaan berlebihan telah
alasan finansial untuk membatasi waktu online. Kebanyakan perguruan tinggi
menyediakan bagi mahasiswa akses ke internet dalam gedung akademik dan
peningkatan jumlah perguruan tinggi menyediakan akses kecepatan tinggi di
gedung kuliah dan di berbagai lokasi via akses internet nirkabel.
Selain itu, dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas
perguruan tinggi juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada
kerentanan mahasiswa perguruan tinggi pada PIU (Kandell, 1998). Internet
sering merupakan ekstensi alami dari ruang kelas. Sangat mudah bagi
mahasiswa untuk melakukan hal lain selain mengerjakan tugas akademik,
seperti: surfing internet, mengecek email, atau berbicara dalam chat room. Bagi kebanyakan mahasiswa pengalihan sesaat ini tidak akan memiliki
konsekuensi jangka panjang. Mahasiswa yang tidak membatasi waktunya
dalam pengalihan ini akan mungkin mengalami masalah dalam satu bidang
atau lebih dalam pengembangan dan fungisonalsiasi.
E. Gambaran GejalaPathological Internet Use(PIU) pada Mahasiswa
Dari berbagai macam kelompok sosial, kelompok mahasiswalah yang
memanfaatkan internet dalam skala besar. Mahasiswa merupakan kelompok
yang mulai mengalami masalah yang berhubungan dengan penggunaan
internet yang berlebihan. Generasi mahasiswa masa kini tumbuh pada masa
dimana internet diperkenalkan dalam kehidupan mereka pada usia yang sangat
muda (Jones, 2002). Selanjutnya, mahasiswa tersebut hidup dan bekerja dalam
internet menjadi norma pada populasi mahasiswa dan sangat diperlukan oleh
kebanyakan perguruan tinggi saat ini. Internet telah tumbuh secara substansial.
Perkembangan yang terjadi dalam dunia internet ini adalah perkembangan
yang ada hubungannya dengan kesenangan mengakses internet dan sarana
akses seperti hubs nirkabel, telephone seluler, dan personal digital assistant (PDA) yang menyediakan jalur-jalur ke internet.
Perguruan tinggi sekarang menyediakan akses internet dalam gedung
akademik dan terjadi peningkatan jumlah perguruan tinggi yang menyediakan
akses internet di gedung kuliah dan di berbagai lokasi via akses internet
nirkabel (Wifi). Dalam perkembangannya institusi perguruan tinggi saat ini
juga memberi akses internet yang mudah dan tak terbatas serta bebas biaya
kepada mahasiswanya.
Patologis atau tidaknya seseorang menggunakan internet tergantung
dari bagaimana sifat hubungan personal seseorang dengan internet yang
diantaranya adalah; (a) Jumlah dan tipe kebutuhan yang disebut dengan
aktivitas online. Penguna internet berusaha untuk memenuhi kebutuhan fisik,
interpersonal, intrapersonal atau spiritual. Makin banyak kebutuhan yang
berusaha dipenuhi oleh pengguna melalui internet, makin penting internet bagi
orang itu; (b) Derajat deprivasi kebutuhan pokok yang tidak dipenuhi. Makin
banyak kebutuhan pokok pengguna telah tertahan atau ditiadakan, makin
banyak pengguna akan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
itu. Internet itu sering menjadi sebuah tempat dimana kebutuhan-kebutuhan ini
Makin banyak fitur yang melibatkan aktivitas khusus, makin banyak kebutuhan
pengguna yang berusaha dipenuhi melalui internet. “Tipe aktivitas internet
yang berbeda dapat berubah sebagian besar dalam bagaimana mereka
mempengaruhi kebutuhan yang berbeda. Lingkungan yang mengkombinasikan
varitas fitur menyebut spectrum kebutuhan yang lebih luas dan,
konsekuensinya, lebih memikat” (Suler, 1999); (d) Pengaruh internet pada
kemampuan kehidupan riil pengguna untuk berfungsi. Fungsionalisasi
berdampak pada bidang kesehatan fisik, prestasi kerja, dan hubungan yang
signifikan. Banyak bidang-bidang ini yang diperburuk oleh penggunaan
internet dan kedalaman (profundity) gangguan akan mengekspos keseriusan patologi; (e) Perasaan-perasaan distresssubjektif. Tanda-tanda peringatan PIU
sering termasuk diantaranya perasaan depresi, frustasi, marah, rasa bersalah
dan alinasi yang terkait dengan aktivitas internet pengguna; (f) Pengalaman
dan fase keterlibatan. Selama pengguna internet mendapatkan pengalaman,
mereka akan sering menyadari bahwa aktivitas-aktivitas internet tidak
memenuhi kebutuhan dunia riil mereka atau kesenangan baru (novelty) internet
hilang. Pengalaman sering membantu para pengguna menghindari
aktivitas-aktivitas yang memerlukan keterlibatan yang berlebihan; (h) Keseimbangan
dan integrasi kehidupan pribadi (in-person) dan dunia maya. Penggunaan
internet yang sehat melibatkan integrasi hubungan dan aktivitasonline dengan aktivitas-aktivitas dan hubungan dunia riil. PIU sering menghasilkan
dan bahkan melindungi terhadap gangguan yang dipersepsi dari dunia riil
(Suler, 1999).
Faktor inilah yang nantinya akan turut berperan menentukan patologis
atau tidaknya seseorang dalam menggunakan internet. Tinggi rendahnya
tingkat patologis seseorang dalam menggunakan internet akan ditentukan oleh
jumlah gejala PIU yang muncul.
Individu yang memiliki pengalaman positif dengan internet akan
diperkuat untuk terus menerus menggunakannya. Pengalaman positif ini akan
bertindak untuk mengkondisikan seseorang untuk berusaha mengulangi
penggunaan internet dan menerima penguatan positif yang sama yang dialami
sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus menerus sampai orang
mencari aplikasi online yang baru untuk mencapai reinforcement fisiologis positif yang sama.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sangat
rentan terhadap kemunculan gejala PIU. Tidak hanya intensitas seseorang
dalam mengakses internet yang dapat mempengaruhi kemunculan gejala PIU.
Faktor kognitif seperti reinforment, kemudahan akses dan rendahnya biaya serta dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas perguruan tinggi
juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada kerentanan mahasiswa
Gambar 1.Gambaran Terjadinya Gejala Pathological Internet Use pada
mahasiswa
Internet
Faktor penyebab
terjadinya PIU
- Reinforcement
- Kemudahan akses
- Bebas biaya
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata,
1998). Menurut Sugiono (1999) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap satu obyek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Sedangkan
mardalis (1990) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Penelitian
deskriptif ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesis, tetapi hanya
mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan data
kuantitatif mengenai variabel, yang diperoleh melalui analisis skor jawaban
subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal tersebut bertujuan untuk
menggambarkan gejala PIU pada mahasiswa.
B. Variable Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Pathological
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati. Penyusunan definisi operasional ini
perlu, karena digunakan untuk menunjukan alat pengambilan data yang akan
digunakan dalam penelitian (Suryabrata, 1998).
Pathologycal Internet Use (PIU) adalah penggunaan internet yang
berlebihan yang dapat mengakibatkan terganggunya satu atau lebih
bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting seperti hubungan yang signifikan,
seperti: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik. PIU
ditandai dengan adanya gejala-gejala yang antara lain adalah :
a. keasyikan dengan internet atau aktivitas yang terkait dengan
internet.
b. toleransi dalam hal keharusan untuk meningkatkan jumlah waktu
yang dihabiskan pada internet untuk menghasilkan pengaruh yang
diinginkan.
c. usaha yang berulang untuk mereduksi atau memutuskan
penggunaan internet.
d. gejala penarikan diri dalam bentuk kegelisahan atau sifat mudah
marah ketika usaha dilakukan untuk mereduksi atau memutuskan
penggunaan internet atau pengguna dipaksa untuk mereduksi atau
memutuskan penggunaan internet.
f. berbohong atau menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau
tipe konten yang diakses.
g. melakukan tindakan online yang ilegal (misalnya, hacking dalam
jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh
konten yang ilegal).
h. membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan,
pekerjaan, atau peluang pendidikan atau peluang karir akibat
keterlibatan dengan internet.
i. merasa bersalah mengenai jumlah waktu yang dihabiskan online dan/atau rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas yang terlibat
ketikaonline.
Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa maka Pathological Internet Use(PIU) pada mahasiswa semakin tinggi.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu kelompok subjek tersebut dipilih berdasarkan cirri-ciri atau
sifat-sifat khusus yang dipandang mempunyai sangkut erat dengan cirri-ciri
atau sifat subjek penelitian yang telah diketahui sebelumnya (Hadi, 1991).
Kriteria-kriteria subjek yang dijadikan responden dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa yang berdomisili di kota Yogyakarta.
c. Aktif menggunakan internet.
E. Alat Pengumpulan Data
Alat atau instrumen pengumpulan data adalah cara yang digunakan
peneliti untuk memperoleh data penelitian. Instrumen dapat berupa tes, angket,
wawancara dan sebagainya (Soemanto, 1999). Dalam penelitian ini alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala yang diberikan kepada
subjek penelitian kepada beberapa subjek pengguna internet.
Skala ini dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan gejala-gejala PIU.
Gejala tersebut antara lain adalah: keasyikan dengan internet atau aktivitas
yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk
meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pada internet agar untuk
menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, gejala penarikan diri dalam
bentuk kegelisahan atau sifat mudah marah ketika usaha dilakukan untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet atau pengguna dipaksa untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, menggunakan internet untuk
melarikan diri dari masalah lain atau perasaan disphorik, meletakan orang lain
untuk menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang
diakses, telah melakukan tindakanonlineyang ilegal (misalnya,hackingdalam jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang
ilegal), membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan,
perasaan bersalah mengenai jumlah waktu yang dihabiskan online dan/atau
rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas yang terlibat ketikaonline.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Summated Rattings dengan menggunakan Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan meniadakan jawaban tengah (ragu-ragu) sehingga
hanya memberi 4 alternatif jawaban. Jawaban tengah (ragu-ragu) ditiadakan
dengan alasan untuk menghilangkan kecenderungan subjek untuk memilih
jawaban netral karena alternatif jawaban ini bisa jadi menandakan
bahwa subjek memang belum dapat memutuskan, bisa juga tidak memiliki
pendapat atau ragu-ragu. Selain itu dengan 4 kategori jawaban akan
digunakan untuk melihat kecenderungan pendapat subjek yaitu kearah
setuju atau tidak setuju.
Alternatif jawaban yang tersedia antara lain adalah:
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
Tabel 1
Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Skala Pathologycal Internet Use
Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Bila subjek penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan
favourable berarti dia mengalami gejala tersebut sehingga skornya tinggi (4), sedangkan bagi subjek yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan
favourable maka skornya rendah (1). Sebaliknya bila seseorang menyatakan
sangat setuju pada pernyataanunfavourableberarti tidak mengalami gejala PIU sehingga skornya juga rendah (1), sedangkan subjek yang mengalami gejala
PIU akan mendapatkan skor tinggi (4). Adapun jumlah skor total skala
merupakan jumlah skor pada masing-masing item.
Tabel 2
Blue print Skala Pathologycal Internet Use sebelum uji coba
No Gejala PIU Favourable Unfavourable Jumlah
1. keasyikan dengan internet 1, 15, 41 23, 32, 45 6
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Isi
Alat ukur hendaknya mempunyai validitas yang baik. Validitas
berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Validitas ini untuk mengetahui
sejauhmana item-item dalam tes mewakili komponen-komponen dalam
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representatif)
dan sejauhmana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak
diukur (aspek relevansi). Validitas yang digunakan pada Skala PIU adalah
validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2001). Peneliti meminta penilaian dari dosen pembimbing dan
item-itemnya dinyatakan sudah memenuhi aspek representatif dan aspek
relevansi dalam pembuatan sebuah skala sehingga sudah bisa digunakan
untuk penelitian.
2. Analisis Butir
Untuk mengukur kesahihan butir-butir pernyataan, digunakan
korelasi skor tiap butir dengan skor total keseluruhan item. Besarnya
koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan
tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1 yang bertanda
Untuk mengambil butir-butir yang sahih ditetapkan rix ≥ 0.25
(tabel nilai kritis koefisien korelasi (r) Product Moment), N dalam uji coba
adalah 60 subjek.
3. Seleksi Item
Dari hasil uji coba skala harga diri diperoleh 39 item yang baik.
Adapun item-item yang gugur sebagai berikut:
Tabel 3
Distribusi Nomor Item yang Sahih dan Gugur Setelah Uji Coba
No Gejala PIU Favourable Unfavourable Jumlah
1. keasyikan dengan internet 1, 15, 41 23, 32, 45 6 2. toleransi waktu 2, 34, 40 14, 17, 49 6
Tabel 4
Blue print Skala Pathologycal Internet Use setelah uji coba
No Gejala PIU Favourable Unfavourable Jumlah
1. keasyikan dengan internet 1, 9, 30 15, 22, 33 6
2. toleransi waktu 24, 29 8, 10, 36 5
Reliabilitas adalah suatu keajegan, konsistensi atau kestabilan suatu
alat ukur, di mana alat ukur tersebut dapat digunakan dengan hasil yang
konsisten pada waktu yang berbeda untuk tujuan penelitian yang sama
(Azwar, 2003). Uji reliabilitas ini untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya..
Untuk mengetahui reliabilitas item digunakan tehnik alpha dari
Cronbach yang diuji dengan SPSSfor Windowversi 16. Alat ukur dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya mendekati nilai 0,9 (Azwar, 2001).
Reliabilitas yang diperoleh skala PIU adalah 0,929 yang mengindikasikan
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik deskriptif, meliputi penyajian data melalui table perhitungan
modus, median, mean, standar deviasi serta perhitungan persentase (Sugiono,
2000).
Hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan persentase,
tabulasi silang serta bentuk grafik dan chart pada data yang bersifat kategorial, serta berupa statistik-statistik kelompok (antara lain mean dan
varians) pada data yang bukan kategorial (Azwar, 2001).
Tabel 5
Norma Kategori Jenjang
Norma Kategori
(μ+ 1,0σ)≤x Tinggi (μ- 1,0σ)≤x < (μ+ 1,0σ) Sedang
x < (μ- 1,0σ) Rendah
Untuk mengetahui data teoritik maka dilakukan perhitungan sebagai
berikut :
a. Skor maksimum : 39 x 4 = 156
b. Skor minimum : 39 x 1 = 39
c. Range : 156 – 39 = 117
d. SD : 117 = 19,5
6
Penentuan kategori PIU dilakukan dengan kategorisasi jenjang
berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik (Azwar, 2002) sebagai berikut :
X maximum teoritik : Skor paling tinggi yang mungkin didapat subjek
pada skala, yaitu 4.
X minimum teoritik : Skor paling rendah yang mungkin didapat subjek
pada skala, yaitu 1.
Range : Luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai
minimum.
Standar deviasi (σ) : Luas jarak sebaran yang dibagi kedalam enam satuan deviasi standar.
Mean (μ) : Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.
Perhitungan di atas dapat di sederhanakan menjadi norma
kategorisasi seperti pada tabel 5 berikut :
97,5 + 1,0 x 19,5 = 117 ≤ x
97,5 - 1,0 x 25 = 72,5 ≤ x < 97,5 + 1,0 x 19,5 = 117
X < 97,5 - 1,0 x 25 = 72,5
Tabel 6
Norma Kategori Jenjang
Norma Kategori
117 ≤ x Tinggi
72 ≤ x < 117 Sedang
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tentang gambaran gejala PIU pada mahasiswa
dilaksanakan di kota Yogyakarta pada tanggal 25 Mei – 10 Juni 2009 .
Jumlah responden yang digunakan adalah 60 orang dengan. Subjek yang di
gunakan adalah mahasiswa semester II-XIV. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara meminta subjek untuk mengisi skala PIU yang terdiri dari 54
aitem. Cara mengisi skala adalah dengan memberi tanda centang (√) pada
huruf SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai, S bila pernyataan tersebut
Sesuai, TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai, STS bila pernyataan
tersebut Sangat Tidak Sesuai.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Skala
Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis one sample Kolmogorov-Smirnof test dengan bantuan SPSS for Windows versi 16. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi dari
gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi
harapan distribusi normal teoritiknya. Normalitas berarti bentuk distribusi
variabel dalam populasi berbentuk distribusi normal atau kurve normal
Tabel 7
a. Test distribution is Normal.
Uji normalitas menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (p > 0,05) maka sebarannya normal, tetapi bila nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka sebaran skornya tidak
normal.
Hasil analisis data dalam penelitian dengan menggunakan teknik
Kolmogorov Smirnov pada SPSS versi 16, diperoleh signifikansi sebesar
0,204. Angka ini menunjukkan bahwa distribusi data subjek adalah
normal, dengan nilai p yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.
a. Deskriptif Data Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian ini
memerlukan penyajian data melalui tabel, penghitungan nilai
deviasi. Berikut tabel yang berisi data penilaian berdasarkan
penghitungan komputerisasi dengan menggunakan SPSS versi 16.
Tabel 8
Deskripsi Data Penelitian
N 60
Skor Minimum Teoritik 39
Skor Minimum Empirik 58
Skor Maksimum Teoritik 156
Skor Maksimum Empirik 132
Mean Teoritik 97,5
Mean Empirik 88
Median 83
Modus 99,5
Standar Deviasi Teoritik 19,5
Standar Deviasi Empirik 16,2
Varians 262,102
Standar Deviasi (SD) teoritik yang diperoleh dari
penghitungan rentang antara nilai maksimum teoritik dan nilai
minimal teoritik dibagi 6 ( ) menunjukkan nilai Standar
Deviasi (SD) empirik (16,2) lebih kecil daripada SD teoritik (19,5),
yang artinya bahwa tingkat variasi jawaban pada kelompok data lebih
rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Kondisi ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian kelompok data
penelitian secara umum adalah kelompok yang homogen yaitu
mahasiswa pengguna internet
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mean empirik
(88) lebih kecil daripada mean teoritik (97,5), di uji lagi dengan uji
statistik one sample test dengan bantuan SPSS for windows versi 16 dengan tujuan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara
signifikan lebih besar dari mean teoritik. Berikut ini hasil perhitungan
uji one sample test :
Tabel 9
Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis
One-Sample Statistics
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean total 60 88.0000 16.18956 2.09006
One-Sample Test
One-Sample Test
Test Value = 97.5
95% Confidence Interval of the Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper total -4.545 59 .000 -9.50000 -13.6822 -5.3178
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t
adalah sebesar -4.545 dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,01
mean empirik dan mean teoritik. Hal ini membuktikan bahwa secara
signifikan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa
dinyatakan bahwa gejala Pathologycal Internet Use (PIU) pada
mahasiswa rendah.
b. Kategorisasi Gejala Pathological Internet Use pada Mahasiswa
Berdasarkan pada norma kategorisasi skala (tabel 6) pada bab
sebelumnya, maka dapat dikategorisasikan skor total subjek
berdasarkan tinggi-rendahnya. Berikut ini deskripsi skor total yang
telah dikategorisasikan.
Data Jumlah Subjek Per Kategori
Jumlah Subjek
Gejala PIU Sedang 32 19 51 85%
Gejala PIU Rendah 5 2 7 11,7%
Hasil pengkategorisasian dari tabel 10 diatas menunjukkan
bahwa dari 60 orang subjek terdapat 2 orang tergolong dalam kategori
orang masuk pada kategori rendah (11,7%). Subjek penelitian
terbanyak masuk dalam kategori sedang.
c. Deskripsi Kedudukan pada gejalaPathologycal Internet Use(PIU)
Tabel 12
Deskripsi Data Tiap Gejala PIU
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
2 Skor Minimum
Teoritik 6 5 5 6 2 4 4 5 2
3 Skor Maksimum
Empirik 22 17 18 19 8 14 14 18 7
4 Skor Maksimum
Teoritik 24 20 20 24 8 16 16 20 8
5 Skor Minimum
Empirik 7 6 5 7 2 6 4 6 2
6 Mean Teoritik 15 12,5 12,5 15 5 10 10 12,5 5
7 Mean Empirik 14,25 12,35 11,37 12,7 5,4 9,8 8,8 9,5 4
8 Median 14 12 11 13 6 9 9 9 4
9 Modus 11 11 10 12 6 9 7 8 4
10 Standard Deviasi 3 2,5 2,5 3 1 2 2 2,5 1
11 Varian 12,6 7,6 8 9,25 3 3 4,8 6,9 1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara umum subjek
memiliki gejala PIU diri yang dikategorikan rendah dari tiap aspeknya
yang tampak dari mean empirik yang lebih rendah dari mean teoritis.
dibandingkan juga dengan mean teoritik yang diperoleh subjek
penelitian, tampak bahwa indikator gejala PIU memperoleh
pengungkapan diri tentang keasyikan dengan internet memperoleh
mean empirik 14,25, toleransi waktu 12,35, Kegagalan usaha untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet 11,37, Penarikan diri
12,7, menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah 5,4,
Berbohong tentang keterlibatannya dengan internet 9,8, Melakukan
tindakan online yang illegal 8,8, Membahayakan atau kehilangan
hubungan yang signifikan 9,5, Perasaan bersalah mengenai penggunaan
4. Hal ini menunjukkan bahwa pada subjek dapat mengontrol
penggunaan internetnya.
C. Pembahasan
Berdasarkan mean teoritik dari skala pengungkapan diri didapatkan
hasil skor rata 97,5, dan mean empirik deskriptif data penelitian skor
rata-rata subjek penelitian pengungkapan diri adalah 88. Ini berarti skor rata-rata-rata-rata
teoritik lebih besar daripada skor rata-rata empirik.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian secara umum memiliki
gejala penggunaan internet yang patologis (PIU) tergolong sedang. Dengan
nilai rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang tinggal di kota
Yogyakarta cukup mampu mengintegrasikan hubungan dan aktivitas online
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 subjek terdapat 2 subjek
(3,3%) masuk dalam kategori tinggi, 51 subjek (85%) masuk dalam kategori
sedang, dan 7 subjek (11,7%) masuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data
tersebut tampak bahwa subjek penelitian terbanyak ada pada kategori sedang.
Kehadiran internet tidak dapat dihindari dan sangat mudah
mengaksesnya. Dengan hadirnya fasilitas hotspot dan work station yang
tersambung ke internet di kampus, telephone seluler, dan personal digital assistant(PDA) yang menyediakan jalur-jalur ke internet membuktikan bahwa
internet sudah memasuki kehidupan manusia khususnya mahasiswa sebagai
kelompok yang memanfaatkan internet dalam skala besar. Karena pengaruh
dari kemajuan teknologi ini yang menjadikan penggunaan internet sebagai
norma pada populasi mahasiswa.
Hasil yang diperoleh penelitian ini menggambarkan bahwa 3,3%
mahasiswa pengguna internet di Yogyakarta mengalami gejala PIU dengan
kategori tinggi. Menurut Davis (2000) hal ini disebabkan karena adanya
penguatan (reinforcement) yang mereka terima dari pengalaman. Jika individu
itu memiliki pengalaman positif dengan teknologi baru, dia diperkuat untuk
terus-menerus penggunaannya. Pengalaman positif ini akan mengkondisikan
individu agar individu tersebut berusaha mengulangi penggunaan teknologi
baru sehingga dapat menerima penguatan (reinforcement) positif yang sama
yang dia alami sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus menerus
Selain itu faktor yang dapat menyebabkan munculnya gejala PIU lain
adalah akses yang relatif mudah dan gratis. Kebanyakan perguruan tinggi saat
ini menyediakan penggunaan internet yang tak terbatas dan gratis pada
mahasiswa mereka. Biaya penggunaan per jam yang telah membatasi
penggunaan berlebihan telah diganti oleh biaya untuk akses yang tidak
terbatas, hal ini tentu saja menghilangkan alasan finansial untuk membatasi
waktuonline.
Dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas perguruan
tinggi juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada kerentanan
mahasiswa perguruan tinggi pada PIU. Internet sering merupakan ekstensi
alami dari ruang kelas sehingga mudah bagi mahasiswa untuk melakukan hal
lain selain mengerjakan tugas akademik, seperti:surfinginternet, mengecek e-mail, atau berbicara dalamchat room.
Ciri-ciri mahasiswa dengan gejala tinggi antara lain adalah Kebutuhan
atas jumlah waktu mahasiswa dengan gejala PIU tinggi semakin meningkat
untuk mencapai kepuasan; Penarikan diri (Withdrawal) yang dapat berupa
penghentian atau pengurangan dalam penggunaan internet yang telah
berlangsung lama. Dalam usaha penghentian atau pengurangan penggunaan
internet tersebut seseorang dapat mengalami kecemasan, agitasi psikomotor
maupun pemikiran obsesif mengenai apa yang terjadi di internet. Hal tersebut
dapat menyebabkan gangguan dalam sosial, pekerjaan, atau bidang fungsional
Ciri selanjutnya adalah internet sering diakses lebih sering atau untuk
periode waktu yang lebih lama dari yang diharapkan; Gagal untuk
menghentikan atau mengontrol penggunaan internet; Banyak waktu
dihabiskan dalam aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan internet
seperti; mencoba browser situs baru, mencari vendor internet, mengorganisir
file dari materi yang diunduh (download); Mereduksi aktivitas sosial,
akademik atau pekerjaan yang penting karena penggunaan internet.
Ciri terakhir adalah melanjutkan penggunaan internet walaupun
mengetahui bahwa masalah fisik, sosial, pekerjaan, atau psikologis yang
menetap atau kambuhan ini mungkin telah disebabkan atau diperburuk oleh
penggunaan internet (deprivasi tidur, kesulitan-kesulitan marital, pengabaian
tugas kerja, atau perasaan-perasaan ketinggalan pada lainnya yang signifikan).
Pada kategori sedang terdapat 85% atau 51 subjek sampel yang
diasumsikan bahwa mahasiswa tersebut dapat membatasi waktunya dalam
menggunakan internet. Mereka yang terkategori sedang cenderung dapat
mengontrol diri dalam hal waktu penggunaan maupun konten yang diakses.
Aktivitas mereka dengan internet cenderung tidak mengganggu satu atau
lebih bidang-bidang fungsional kehidupan penting lain seperti hubungan yang
signifikan seperti: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik.
Pada kategori rendah terdapat 11,7% atau 7 orang subjek sample.
Mahasiswa dengan kategori ini sangat mampu mengendalikan Penggunaan
internet. Dalam menggunakan internet mereka melibatkan integrasi hubungan
Dari hasil wawancara dengan beberapa pengguna internet diperoleh
keterangan bahwa beberapa penggunaa internet tersebut mengalami kurang
dari 5 gejala PIU yang antara lain adalah keasyikan dengan internet atau
aktivitas yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk
meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pada internet untuk
menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, berbohong atau menutupi
tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang diakses, melakukan
tindakan online yang ilegal (misalnya, hacking dalam jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal). Hal ini
menunjukan mereka mengalami gejala PIU dengan kategori sedang. Semua
subyek mengakui bahwa mereka memang senang menggunakan internet.
Mereka senang menggunakan facebook, google maupun situs-situs free
download.
Dari semua penjelasan diatas, maka secara umum gejala
Pathologycal Internet Use(PIU) mahasiswa yang berada di kota Yogyakarta
masuk ke dalam kategori rendah. Hal ini menunjukan, mahasiswa di
Yogyakarta mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menjaga
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa tentang
penggunaan internet yang patologis, maka dapat di simpulkan bahwa
berdasarkan analisis data, secara umum subjek dalam penelitian ini
mengalami gejala patologis yang cenderung rendah dalam menggunakan
internet.
Dalam penelitian ini mahasiswa pengguna internet tidak banyak
mengalami gangguan patologis seperti keasyikan dengan internet atau
aktivitas yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk
meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pada internet untuk
menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, gejala penarikan diri
dalam bentuk kegelisahan atau sifat mudah marah ketika usaha dilakukan
untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan internet atau pengguna
dipaksa untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan internet,
menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah lain, berbohong atau
menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang diakses,
melakukan tindakan online yang ilegal (misalnya, hacking dalam jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal),
membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan, atau
merasa bersalah mengenai jumlah waktu yang dihabiskan online dan/atau
rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas yang terlibat ketika online. Hal ini tampak pada skor rata teoritik (88) lebih besar daripada skor
rata-rata empirik (97,5).
Pada kategori tinggi (3,3%) terdapat 2 orang subyek, pada kategori
sedang (85%) terdapat 51 orang subyek, sedangkan pada kategori rendah
(11,7%) terdapat 7 subyek.
i. Keterbatasan Penelitian
Desain penelitian ini tidak memakai kelompok kontrol yang
mengakibatkan tidak adanya pembanding yang digunakan sehingga
validitasnya masih lemah karena ada kemungkinan sumber-sumber
invaliditas lain yang mempengaruhi perubahan pada subjek.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terutama skala PIU
yang menggunakan self-report berpotensi untuk memunculkan respon yang tidak murni dari subyek. Hal ini mungkin dikarenakan pernyataan skala yang
dianggap terlalu tegas.
C. Saran
Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian pengungkapan diri,
1. Bagi pengguna internet
Hasil penelitian dapat dilihat sebagai gejala yang cukup positif
dan diharapkan agar individu yang menjalaninya tetap mengerti
batasan-batasan dalam menggunakan internet sehingga tidak menunjukkan gejala
patologis yang signifikan dalam menggunakan internet.
2. Bagi peneliti yang akan datang
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang terkait
dengan internet, disarankan untuk menggunakan variabel lain seperti,
hubungan internet dengan prestasi akademik atau segi kehidupan lain.
3. Bagi Masyarakat
Semoga penelitian ini mampu membuka cara pandang
masyarakat untuk lebih memahami penggunaan internet yang tepat
42
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, K. J. (2001). Internet Addiction Among College Students: An Exploratory Study. Journal of American College Health, 50, 21-26.
Armstrong, L., Phillips, J. G., & Saling, L. L. (2000). Potential Detriments of Heavier Internet Usage. International Journal of Human-Computer Studies, 53(4), 537-550.
Azwar, Saifuddin. (2001).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset.
Azwar, Saifuddin. (2003).Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Davis, R. A. (2001b).Internet Addicts Think Differently: An Inventory of Online Cognitions.Diambil dari http://www.internetaddiction.ca/scale.htm.
Goldberg, I. (1996). Internet addiction: Electronic message posted to Research Discussion List. Diambil dari http://www.cmhc.com/mlists/research/ and http://www1.rider.edu/~suler/psycyber/supportgp.html.
Grohol, J. M. (1997). What’s normal? How much is too much when spending time online?. Diambil dari www.grohol.com/archives/n100397.htm.
Holmes, L. (1997). What is “normal” internet use?. Diambil dari http://mentalhealth.miningco.com/health/mentalhealth/library/weekly/aa1 00697.htm.
Jones, S. (2002). The internet goes to college: How students are living in the future with today's technology. Diambil dari http://www.pewinternet.org/reports/toc.asp?Report=71.
Mardalis. (1990).Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Airlangga
Morahan-Martin, J. & Schumacher, P. (2000). Incidence and correlates of pathological internet use among college students. Computers in Human Behavior, 16, 13-29.
Scherer, K. (1997). College life online: Healthy and unhealthy internet use. Journal of College Student Development, 38, 655-664.
Sugiyono., 1999.Statistika untuk Penelitian,Bandung: CV. Alfabeta.
Suler, J. (1999). Publishing Online.Journal of Applied Psychoanalytic Studies, 1, 373-376.
Suler, J.R. (1999). Internet mailing lists.Journal of Applied Psychoanalytic Studies,1, 199-201.
Suler, J.R. (1999)To get what you need: Healthy and pathological internet use. CyberPsychology and Behavior.
Suler, J.R. (1999). The Palace. New Observations: Cultures of Cyberspace, 120, 10.
Suryabrata, Sumadi,. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Young, K. S. (1998). Internet addiction: The emergence of a new clinical disorder.Cyberpsychology and Behavior, 1(3), 237-244.
44
45
V31 2.55 .769 60
V32 2.38 .940 60
V33 2.25 .795 60
V34 2.50 .966 60
V35 2.10 .752 60
V36 2.67 .896 60
V37 2.32 .770 60
V38 1.63 .610 60
V39 2.32 .537 60
V40 2.95 .811 60
V41 2.45 .982 60
V42 2.85 .685 60
V43 1.62 .739 60
V44 2.47 .769 60
V45 1.98 .813 60
V46 2.37 .712 60
V47 3.25 .728 60
V48 2.72 .846 60
V49 2.03 .758 60
V50 2.28 .865 60
V51 1.97 .863 60
V52 1.98 .770 60
V53 2.80 .879 60
Item-Total Statistics
V1 123.67 236.972 .413 .877
V2 123.15 244.842 .177 .881
V3 123.90 238.803 .409 .878
V4 123.70 242.180 .223 .881
V5 124.27 234.334 .508 .876
V6 123.78 246.545 .112 .881
V7 125.00 243.695 .292 .879
V8 123.85 238.740 .379 .878
V9 124.82 231.474 .686 .873
V10 124.00 243.153 .257 .880
V11 123.75 245.343 .144 .881
V12 123.95 250.896 -.090 .884
V13 124.68 243.000 .305 .879
V14 123.97 240.914 .344 .879
V15 123.97 232.338 .630 .874
V16 124.30 248.485 .015 .883
V17 124.00 239.661 .375 .878
V18 124.20 239.586 .315 .879
V19 124.15 260.265 -.381 .890
V20 123.48 235.508 .464 .877
V21 124.75 238.970 .495 .877
V22 123.90 238.939 .462 .877
V23 124.18 234.559 .649 .875
V24 124.35 233.757 .554 .875
V25 124.62 232.647 .683 .874
V26 123.50 255.305 -.295 .886
V27 123.95 239.336 .443 .877
V28 124.65 232.164 .713 .873
V29 124.18 264.864 -.596 .892
V31 123.87 239.270 .403 .878
V32 124.03 230.575 .629 .874
V33 124.17 237.429 .464 .877
V34 123.92 227.874 .708 .872
V35 124.32 230.423 .807 .872
V36 123.75 240.191 .304 .879
V37 124.10 242.464 .266 .880
V38 124.78 253.190 -.213 .885
V39 124.10 242.397 .404 .878
V40 123.47 233.846 .602 .875
V41 123.97 232.575 .531 .875
V42 123.57 250.012 -.048 .883
V43 124.80 236.976 .524 .876
V44 123.95 237.981 .457 .877
V45 124.43 240.250 .338 .879
V46 124.05 236.794 .553 .876
V47 123.17 246.751 .094 .882
V48 123.70 239.739 .343 .879
V49 124.38 239.325 .406 .878
V50 124.13 238.016 .400 .878
V51 124.45 240.760 .296 .879
V52 124.43 238.114 .451 .877
V53 123.62 256.851 -.291 .888
V54 124.23 245.775 .118 .882
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
55
V43 1.62 .739 60
V1 85.25 248.699 .436 .928
V3 85.48 250.390 .442 .927
V5 85.85 246.706 .505 .927
V7 86.58 256.756 .264 .929
V8 85.43 251.809 .354 .928
V9 86.40 244.481 .654 .925
V13 86.27 255.995 .281 .929
V14 85.55 252.523 .380 .928
V15 85.55 244.726 .624 .925
V17 85.58 250.417 .444 .927
V18 85.78 251.969 .317 .929
V20 85.07 247.080 .491 .927
V21 86.33 252.090 .460 .927
V22 85.48 250.593 .497 .927
V23 85.77 246.589 .661 .925
V24 85.93 246.504 .536 .926
V25 86.20 243.654 .736 .925
V27 85.53 251.033 .477 .927
V28 86.23 244.623 .704 .925
V31 85.45 252.218 .381 .928
V32 85.62 240.545 .709 .924
V33 85.75 249.140 .492 .927
V34 85.50 238.322 .766 .924
V35 85.90 242.736 .802 .924
V36 85.33 253.446 .275 .929
V37 85.68 255.135 .259 .929
V39 85.68 255.339 .378 .928
V40 85.05 245.099 .643 .925
V41 85.55 244.489 .542 .926
V43 86.38 250.240 .484 .927
V44 85.53 249.406 .498 .927
V45 86.02 252.118 .361 .928
V46 85.63 247.965 .608 .926
V48 85.28 253.020 .311 .929
V49 85.97 251.389 .422 .928
V50 85.72 250.545 .394 .928
V51 86.03 253.456 .288 .929
V52 86.02 250.051 .471 .927
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
63
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
88.00 262.102 16.190 39
Frequencies Total Statistics Total
Valid 60
N
Missing 0
Mean 88.0000
Std. Error of Mean 2.09006
Median 83.0000
Mode 77.00a
Std. Deviation 1.61896E 1
Variance 262.102
Range 74.00
Minimum 58.00
Maximum 132.00
Sum 5280.00
113 4 6.7 6.7 95.0
total 60 58.00 132.00 88.0000 16.18956
Valid N
Std. Error of Mean .45821
Total
VAR00001 60 7.00 22.00 14.2500 3.54929
Valid N
Frequencies Topik
Std. Error of Mean .36190
17 4 6.7 6.7 100.0
VAR00002 60 6.00 17.00 12.3500 2.80330
Valid N
Std. Error of Mean .36590
5 1 1.7 1.7 1.7
VAR00003 60 5.00 18.00 11.3667 2.83421
Valid N
Median 13.0000
VAR00004 60 7.00 19.00 12.7000 3.03818
Valid N
Statistics
Std. Error of Mean .22182
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
VAR00005 60 2.00 8.00 5.3833 1.71821
Valid N
Std. Error of Mean .22233
11 9 15.0 15.0 81.7
VAR00006 60 6.00 14.00 9.8167 1.72216
Valid N
Std. Error of Mean .28273
Median 9.0000
VAR00007
VAR00007 60 4.00 14.00 8.8167 2.19005
Valid N
Std. Error of Mean .33813