• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran gejala Pathologycal Internet Use ( PIU ) pada mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran gejala Pathologycal Internet Use ( PIU ) pada mahasiswa"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PADA MAHASISWA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Angga Audre

019114160

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk :

(5)

v

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Januari 2010

Penulis,

(7)

vii

GAMBARAN GEJALAPATHOLOGICAL INTERNET USE( PIU ) PADA MAHASISWA

Angga Audre

ABSTRAK

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk melihat gambaran gejalaPathologycal Internet Use (PIU) pada mahasiswa. Pathologycal Internet Use (PIU) adalah sebuah ketergantungan dalam menggunakan internet yang mengganggu satu atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting yaitu: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II-IV yang tinggal di kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala Pathologycal Internet Use. subjek keseluruhan sebanyak 60 orang dan menggunakan metode analisis data statistis deskriptif. Uji realibilitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan koefisien realibilitas sebesar 0,929. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek dalam penelitian ini memiliki gejalaPathological Internet Use yang rendah. Hal ini terlihat dari hasil mean teoritik yang lebih besar dibandingkan mean empirik (97,5 > 88). Hampir semua topik dalam skala penelitian menghasilkan mean empirik yang rendah (mean gejala pertama = 14,25; kedua = 12,35; ketiga = 11,37; keempat = 12,7; kelima = 5,4; keenam = 9,8; ketujuh = 8,8; kedelapaan = 9,5; kesembilan =4). Secara umum, uji beda (t) pada penelitian ini menunjukkan angka sebesar 4.545 yang berarti bahwa secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (p – 0,000 < 0,01).

(8)

viii

THE ILLUSTRATION OF PATHOLOGICAL INTERNET USE (PIU)

ON COLLAGE STUDENTS

Angga Audre

ABSTRACT

The aim of this research was to see the Pathological Internet Use (PIU) symptoms on the college Students. PIU is a dependency in using internet use that disturb one or more functional aspects which are important in life, such as significant relationship, jobs, school, mental or physical health. The subjects of this research were the second to fourth semester college students which lives in Yogyakarta. The sample of this research was taken using purposive sampling technique . The research was done using PIU scale. The number of the subjects was 60 people. It uses descriptive statistic data analysis method. The result of reliability test which used reliability coefficient 0,929. Based on the data analysis, it could be concluded that generally the subjects of the research had a low PIU symptom. It can be seen from the theoretic mean which was bigger than the empiric mean ( 97,5 > 88 ). Almost all of the topics in the research scale resulted low empiric means ( the mean of the first symptom is 14,25; the second is 12,35; the third is 11,37; the fourth is 12,7; the fifth is 5,4; the sixth is 9,8; the seventh is 8,8; the eight is 9,4 and the ninth is 4). In generally, the result of the difference test (t) on this research shows was 4,545 which meant that there was a significant difference between the empiric mean and the theoretical mean ( p - 0,000< 0,01).

(9)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : ANGGA AUDRE

NIM : 069114048

adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memberikan

skripsi saya yang berjudulGambaran Gejala Pathological Internet Use ( PIU ) Pada Mahasiswakepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

Oleh karena itu Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berhak menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mempublikasikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya atau memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan

dengan semestinya.

Yogyakarta, 30 Januari 2010

Penulis,

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kesempatan yang diberikan-NYA, sehingga skripsi yang berjudul Gambaran

Gejala Pathological Internet Use dapat terselesaikan. Terselesaikannya

penelitian ini tidak terlepas dari banyaknya dukungan dan saran banyak

orang. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus selaku pencipta dunia.

2. Mami di surga. I miss You So Much.

3. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma;

4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. yang pada waktu itu sebagai

selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dosen

pembimbing akademik dan dosen penguji skripsi;

5. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si. selaku Kaprodi Fakultas

Psikologi sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi;

6. Bapak Minta Istana S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji skripsi;

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma yang banyak membantu selama penulis menempuh kuliah hingga

penulisan skripsi ini;

8. Keluarga yang selalu mendukung, dan menunjukkan kenyataan hidup serta

(11)

xi

10. Teman-teman di Fakultas Psikologi Pepeng, Ori, Gompis, Mbut, Mira,

Asti, Nita, Lasro, Vemby, Rini 1, Rini 2 Dion Jelly, Maria, Awan, Jaja,

Roland, Etta, Ana, Yofi, Kadek, Prima, Rina, Rika, Gembrot dan

teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungannya dan memberikan warna di Fakultas Psikologi;

11. Mas Gandung, mas Donny, Mas Muji dan Pak Gi’ yang mau direpotkan.

12. Teman-teman yang telah menjadi subyek dalam penelitianku, terima kasih

atas bantuannya;

13. Rekan-rekan Penghuni Kos Patria Dono, Dadit, Omen, Bendot, Leo,

Agung, Gompis, Kadek, Bo, Aji, Dito, Vava, Dede, Krisna, Felix, Rio,

Gaby, Beny, Ridho, Henry, Dll…… Stick Together Chuyy…..;

14. Andrian Liem Thanks buat printer, saran, arahan, jadi weker….. masih

banyak lagi coy… kalo di terusin bisa panjang;

15. Roma Ully Pardede …… terpaksa saya harus berterima kasih. Hahaha.

Thank You So Much;

16. Dan pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Yogyakarta, 30 Januari 2010

Penulis,

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... ... xii

DAFTAR TABEL ... ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II. LANDASAN TEORI A. PengertianPsychological Internet Use(PIU) ... 7

B. MacamPsychological Internet Use(PIU)... 8

(13)

xiii

PIU) ………... 11

E. Gambaran GejalaPathological Internet Use(PIU) pada Mahasiswa ……….. 12

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 17

B. Variabel Penelitian... 17

C. Definisi Operasional... 18

D. Subjek Penelitian... 19

E. Alat Pengumpulan Data ……….. 20

F. Validitas dan Reliabilitas alat ukur ………. 23

G. Metode Analisis Data ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian………. 28

B. Analisis Data ……….. C. Pembahasan ...………. 28 34 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 39

B. Keterbatasan Penelitian ... 40

C. Saran... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(14)

xiv

Tabel 1 Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban SkalaPathologycal Internet Use...

21

Tabel 2 Blue print SkalaPathologycal Internet Usesebelum uji coba .. 22

Tabel 3 Distribusi Nomor Item yang Sahih dan Gugur Setelah Uji Coba 24 Tabel 4 Blue print SkalaPathologycal Internet Usesetelah uji coba …. 25 Tabel 5 Norma Kategori Jenjang ... 26

Tabel 6 Norma Kategori Jenjang ... 27

Tabel 7 Uji Normalitas ... 29

Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian... 30

Tabel 9 Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis .... 31

Tabel 10 Kategori Skor Total Subjek ... 32

Tabel 11 Data Jumlah Subjek Per Kategori... 32

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bila kita menengok kembali pada awal 1990an internet masih

merupakan sesuatu yang mewah. Tidak banyak orang yang dapat mengakses

internet. Bahkan pada awal kemunculannya, internet hanya dapat diakses oleh

badan keamanan Amerika. Lain halnya sekarang ini, internet seolah-olah

menjadi salah satu media utama untuk memperoleh informasi dan berita

selain televisi dan surat kabar. Makin banyak orang yang semakin familiar

dengan internet. Ini dapat kita lihat dengan menjamurnya warung-warung

internet di sekitar kita. Teknologi internet pun berkembang dengan pesatnya.

Ribuan situs yang menawarkan berbagai informasi, dan layanan bagi

penggunanya. Teknologi ini telah mengubah cara orang saling berinteraksi,

berbelanja, mencari pekerjaan, mendapatkan arahan, cara mereka bekerja, dan

cara mereka menghabiskan waktu luang.

Cara-cara tersebut diatas pun akan bertambah jumlahnya seiring

dengan perkembangan internet di masa depan. Tentu saja perkembangan

kemudian membawa dampak hampir semua segi kehidupan dalam

masyarakat kita.

Dalam kebanyakan kasus, pemanfaatan internet telah berdampak

positif pada kehidupan manusia melalui kemudahan penggunaan dan

kandungan isinya yang selalu berkembang. Akan tetapi, dalam beberapa

(16)

dalam bidang-bidang fungsional yang kritis diantaranya bidang sosial,

akademik, karier dan kesehatan fisik (Anderson, 2001; Grohol, 1997; Young,

1998).

Berikut ini adalah beberapa contoh kemerosotan dari tiap-tiap

bidang. Contoh kemerosotan dalam bidang sosial adalah : penggunaan

internet secara berlebihan bagi sebagian orang menyebabkan renggangnya

hubungan orang tersebut dengan orang-orang disekitarnya. Merosotnya

prestasi akademis juga dapat disebabkan oleh penggunaan internet secara

berlebihan. Banyak perusahaan yang mengeluhkan produktivitas kerja

karyawan mereka karena para karyawan memanfaatkan fasilitas internet yang

ada bukan demi kelancaran pekerjaan namun untuk sesuatu yang berlebihan.

Banyak orang mengesampingkan aktivitas primer hariannya, seperti makan,

minum dan tidur demi kepuasan mereka mengakses internet. Oleh karena itu,

penggunaan Internet yang bersifat patologis atau yang lebih dikenal dengan

istilahPathological Internet Use(PIU) telah menjadi bidang perhatian, minat, debat dan penelitian yang terus berkembang.

PIU adalah ketergantungan psikologis pada internet (Kandell, 1998).

Secara historis, PIU dikarakteristikkan oleh (a) investasi sumber daya yang

terus meningkat (seperti investasi waktu, energi, dan uang.) dalam

aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan internet, (b) perasaan-perasaan yang tidak

menyenangkan (kecemasan, depresi, kehampaan) ketika offline, (c) toleransi

(17)

penggunaan internet menjadi bersifat patologis ketika penggunaan itu

mengganggu pada satu atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang

penting seperti hubungan yang signifikan, pekerjaan, sekolah, kesehatan

mental, atau kesehatan fisik (Holmes, 1997).

Pengguna internet yang patologis memiliki gangguan kontrol impuls.

Kontrol impuls adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan dorongan atau

keinginan untuk melakukan sebuah tindakan yang berbahaya terhadap

individu atau orang lain (DSM-IV-TR). Biasanya, individu tersebut

merasakan adanya dorongan yang besar dan terus berkembang sebelum

melakukan tindakan itu. Bila tindakan tersebut telah dilakukan oleh individu

maka ia akan merasakan perasaan puas, senang, atau lega. Perasaan-perasaan

positif itu diikuti oleh rasa bersalah, penyesalan, atau celaan terhadap dirinya

sendiri(self reproach).

Anderson, (2001); Amstrong, dkk., (2000); Morahan-Martin &

Schumacher, (2000); Scherer, (1997); Young & Rogers, (1998) mengatakan

bahwa ciri-ciri orang yang menderita gangguan kontrol impuls antara lain

adalah: (a) keasyikan dengan internet atau aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan Internet; (b) toleransi dalam hal kebutuhan untuk

menghabiskan banyak waktu online yang terus meningkat agar untuk mencapai keasyikan yang diinginkan; (c) mengulangi usaha untuk

mengendalikan, mereduksi, atau berhenti menggunakan internet atau untuk

menghindari atau konten tertentu; (d) gejala penarikan diri diantaranya

(18)

dirasakan ketika berusaha untuk mengurangi atau berhenti menggunakan

internet; (e) penggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah atau

sebagai alat meringankan mood yang gelisah (dysphoric), misalnya,

ketidakberdayaan, rasa bersalah, kecemasan, dan depresi; (f) kebohongan

pada anggota-anggota keluarga, orang-orang lain yang berarti, atau ahli terapi

untuk menyembunyikan tingkat keterlibatan dengan Internet atau tipe konten

yang dapat diakses secara online; (g) melakukan tindakan-tindakan ilegal secara online (misalnya hacking dalam jaringan komputer, meng-copy file

secara illegal, mengunduh (download) konten yang ilegal, tapi tidak termasuk

tukar-menukar atau berbagi (sharing)file-file musik; (h) membahayakan atau

kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan atau kesempatan pendidikan

karena keterlibatan dengan internet; (i) rasa bersalah karena banyaknya waktu

yang dihabiskan online dan/atau rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas

online.

Salah satu kelompok yang memanfaatkan internet pada skala besar

adalah mahasiswa. Mahasiswa juga merupakan kelompok yang mulai

mengalami masalah yang berhubungan dengan penggunaan internet yang

berlebihan. Hal ini disebabkan karena generasi mahasiswa masa kini tumbuh

pada masa dimana internet diperkenalkan dalam kehidupan mereka pada usia

yang sangat muda (Jones, 2002). Selanjutnya, kelompok mahasiswa tersebut

hidup dan bekerja dalam sebuah lingkungan yang kondusif untuk PIU

(Kandell, 1998). Penggunaan internet menjadi norma pada populasi

(19)

Selama pelaksanaan penulisan ini, internet telah tumbuh secara substansial.

Perkembangan yang terjadi dalam dunia internet ini adalah perkembangan

yang ada hubungannya dengan kesenangan mengakses internet dan sarana

akses seperti hubs nirkabel,telephone seluler, dan personal digital assistant (PDA) yang menyediakan jalur-jalur ke internet. Selain itu hal lain yang

memberi kontribusi pada kerentanan mahasiswa terhadap berkembangnya

PIU adalah akses internet yang mudah dan tak terbatas serta bebas biaya yang

disediakan oleh institusi perguruan tinggi. Perguruan tinggi sekarang

menyediakan akses ke internet dalam kampus dan terjadi peningkatan jumlah

perguruan tinggi yang menyediakan akses internet di gedung kuliah dan di

berbagai lokasi via akses internet nirkabel (Wifi).

Oleh karena itu studi ini akan mencoba melihat bagaimana gambaran

kemunculan gejala PIU di kalangan mahasiswa pengguna internet.

B. Rumusan masalah

Bagaimana gambaran gejala “PIU” di kalangan mahasiswa ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran gejala “PIU” pada

(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

tentang penggunaan internet yang bersifat patologis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih

jelas mengenai gejala PIU khususnya diantara para mahasiswa perguruan

(21)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianPathological Internet Use(PIU)

PIU merupakan sebuah ketergantungan psikologis pada internet

(Kandell, 1998). Goldberg (1996) mengungkapkan bahwa penderita PIU

menghabiskan jumlah waktu online secara berlebihan dan hal itu berdampak

pada kesehatan.

Menurut Goldberg (1996) penggunaan internet yang berlebihan

seperti ini, seseorang dapat mengalami kegelisahan atau ketidaknyamanan

psikologis dan tereduksinya fungsionalisasi yang terkait dengan keluarga,

pekerjaan, sosial, finansial, mental atau psikologis.

Holmes (1997) lebih lanjut menyatakan bahwa penggunaan internet

itu bersifat patologis jika penggunaan internet itu mengganggu bagian lain dari

kehidupan seseorang.

Suler (1999) mengatakan bahwa kegemaran seseorang terhadap

internet dapat sehat, adiktif patologis atau diantara keduanya tergantung dari

faktor-faktor yang menentukan sifat hubungan personal dengan internet.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jumlah dan tipe kebutuhan yang

disebut dengan aktivitas online, derajat deprivasi kebutuhan pokok yang tidak

dipenuhi, tipe aktivitas internet, pengaruh internet pada kemampuan kehidupan

riil pengguna untuk berfungsi, perasaan-perasaan distress subjektif, kesadaran kebutuhan yang disengaja, pengalaman dan fase keterlibatan, keseimbangan

(22)

Dari berbagai pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa PIU adalah

sebuah ketergantungan dalam menggunakan internet yang mengganggu satu

atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting seperti, pekerjaan,

sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik.

B. MacamPathological Internet Use(PIU)

Menurut Davis (2000) ada 2 macam PIU, antara lain adalah:

1. PIU umum

PIU umum adalah penggunaan internet yang berlebihan umum

dan multidimensi. Orang dengan PIU umum akan sering menghabiskan

waktu online tanpa tujuan khusus. Beberapa contoh penggunaan

patologis umum termasuk diantaranya penggunaan yang berlebih-lebihan

darichat room,instant messaging,online game, danemail.

2. PIU khusus

PIU khusus mengacu pada orang-orang yang menjadi tergantung

pada tipe utilitas khusus di internet. Penggunaan patologis khusus

termasuk diantaranya orang-orang yang berlebihan menggunakan

internet untuk mengakses materi seksual, layanan pelelangan (auction),

perdagangan saham, dan perjudian. Diasumsikan bahwa tipe penggunaan

patologis ini adalah konten khusus dan paling mungkin ada atau hadir

dalam konteks lainnya sekalipun internet tidak ada untuk individu itu.

PIU khusus dikoneksikan dengan satu segi internet dan tidak tergantung

(23)

C. GejalaPathological Internet Use(PIU)

Menurut Davis (2000) gejala yang paling menonjol dari gangguan

ini adalah pemikiran obsesif mengenai internet, impuls kontrol yang

tereduksi, kurangnya kemampuan untuk berhenti menggunakan internet, dan

kepercayaan bahwa internet menjadi satu-satunya dukungan sosial individu.

Individu-individu ini akan sering percaya bahwa internet adalah satu-satunya

tempat dimana mereka dapat memiliki perasaan positif mengenai diri mereka

sendiri dan dunia luar. Gejala lainnya adalah memikirkan internet ketika

sedang tidak menggunakannya (offline)

Menurut Young (1998) gejala PIU antara lain adalah:

1. perasaan asyik dengan internet (memikirkannya ketikaoffline),

2. kebutuhan untuk menggunakan internet dengan meningkatkan jumlah

waktu untuk mencapai kepuasan,

3. ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaan internet,

4. perasaan gelisah atau sifat lekas marah(irritability) ketika berusaha untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan internet,

5. penggunaan internet sebagai cara melarikan dari masalah-masalah atau

cara untuk menghilangkan mood yang buruk (perasaan ketidakberdayaan,

perasaan bersalah, kecemasan, atau depresi),

6. berbohong pada keluarga atau teman untuk menyembunyikan tingkat

keterlibatan dengan internet,

7. membahayakan atau beresiko kehilangan hubungan signifikan, peluang

(24)

8. penarikan diri dialami ketikaoffline(depresi, kecemasan meningkat),

9. onlinelebih lama dari yang direncanakan sebelumnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gejala PIU antara

lain adalah:

a. keasyikan dengan internet atau aktivitas yang terkait dengan internet.

b. toleransi dalam hal keharusan untuk meningkatkan jumlah waktu yang

dihabiskan pada internet untuk menghasilkan pengaruh yang diinginkan.

c. usaha yang berulang untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan

internet.

d. gejala penarikan diri dalam bentuk kegelisahan atau sifat mudah marah

ketika usaha dilakukan untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan

internet atau pengguna dipaksa untuk mereduksi atau memutuskan

penggunaan internet.

e. menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah lain

f. berbohong atau menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe

konten yang diakses.

g. melakukan tindakanonline yang ilegal (misalnya,hacking dalam jaringan

komputer, meng-copyfile secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal).

h. membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan, atau

peluang pendidikan atau peluang karir akibat keterlibatan dengan internet.

(25)

D. Faktor Penyebab Terjadinya GejalaPathological Internet Use(PIU)

Faktor utama penyebab terjadinya gejala PIU adalah penguatan

(reinforcement) yang mereka terima dari pengalaman (Davis, 2000). Jika

individu itu memiliki pengalaman positif dengan teknologi baru, dia diperkuat

untuk terus-menerus menggunakannya. Pengalaman positif ini akan

mengkondisikan individu agar individu tersebut berusaha mengulangi

penggunaan teknologi baru sehingga dapat menerima reinforcement positif yang sama yang dia alami sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus

menerus sampai orang mencari aplikasi online yang baru untuk mencapai penguatan positif yang sama. Didasarkan pada model ini, stimulus apa saja

yang terhubung dengan stimulus utama yang dikondisikan menjadi penguat

(reinforcer) sekunder. Karena itu, kejadian-kejadian dan obyek yang berhubungan dengan online seperti suara dari koneksi modem, perasaan

mengetik pada keyboard, atau pandangan komputer menjadi reinforcer sekunder dan membawa pada respon yang telah dikondisikan. Tipe-tipe

reinforcer sekunder ini dapat mendorong berkembangnya gejala PIU dan

membantu untuk memelihara gejala yang terkait.

Kandell (1998) menyatakan faktor yang menyebabkan dan

mempengaruhi kemunculan gejala PIU antara lain adalah akses yang relatif

mudah dan gratis ke internet. Banyak perguruan tinggi saat ini menyediakan

penggunaan internet yang tak terbatas dan gratis pada mahasiswa mereka.

Biaya penggunaan per jam yang telah membatasi penggunaan berlebihan telah

(26)

alasan finansial untuk membatasi waktu online. Kebanyakan perguruan tinggi

menyediakan bagi mahasiswa akses ke internet dalam gedung akademik dan

peningkatan jumlah perguruan tinggi menyediakan akses kecepatan tinggi di

gedung kuliah dan di berbagai lokasi via akses internet nirkabel.

Selain itu, dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas

perguruan tinggi juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada

kerentanan mahasiswa perguruan tinggi pada PIU (Kandell, 1998). Internet

sering merupakan ekstensi alami dari ruang kelas. Sangat mudah bagi

mahasiswa untuk melakukan hal lain selain mengerjakan tugas akademik,

seperti: surfing internet, mengecek email, atau berbicara dalam chat room. Bagi kebanyakan mahasiswa pengalihan sesaat ini tidak akan memiliki

konsekuensi jangka panjang. Mahasiswa yang tidak membatasi waktunya

dalam pengalihan ini akan mungkin mengalami masalah dalam satu bidang

atau lebih dalam pengembangan dan fungisonalsiasi.

E. Gambaran GejalaPathological Internet Use(PIU) pada Mahasiswa

Dari berbagai macam kelompok sosial, kelompok mahasiswalah yang

memanfaatkan internet dalam skala besar. Mahasiswa merupakan kelompok

yang mulai mengalami masalah yang berhubungan dengan penggunaan

internet yang berlebihan. Generasi mahasiswa masa kini tumbuh pada masa

dimana internet diperkenalkan dalam kehidupan mereka pada usia yang sangat

muda (Jones, 2002). Selanjutnya, mahasiswa tersebut hidup dan bekerja dalam

(27)

internet menjadi norma pada populasi mahasiswa dan sangat diperlukan oleh

kebanyakan perguruan tinggi saat ini. Internet telah tumbuh secara substansial.

Perkembangan yang terjadi dalam dunia internet ini adalah perkembangan

yang ada hubungannya dengan kesenangan mengakses internet dan sarana

akses seperti hubs nirkabel, telephone seluler, dan personal digital assistant (PDA) yang menyediakan jalur-jalur ke internet.

Perguruan tinggi sekarang menyediakan akses internet dalam gedung

akademik dan terjadi peningkatan jumlah perguruan tinggi yang menyediakan

akses internet di gedung kuliah dan di berbagai lokasi via akses internet

nirkabel (Wifi). Dalam perkembangannya institusi perguruan tinggi saat ini

juga memberi akses internet yang mudah dan tak terbatas serta bebas biaya

kepada mahasiswanya.

Patologis atau tidaknya seseorang menggunakan internet tergantung

dari bagaimana sifat hubungan personal seseorang dengan internet yang

diantaranya adalah; (a) Jumlah dan tipe kebutuhan yang disebut dengan

aktivitas online. Penguna internet berusaha untuk memenuhi kebutuhan fisik,

interpersonal, intrapersonal atau spiritual. Makin banyak kebutuhan yang

berusaha dipenuhi oleh pengguna melalui internet, makin penting internet bagi

orang itu; (b) Derajat deprivasi kebutuhan pokok yang tidak dipenuhi. Makin

banyak kebutuhan pokok pengguna telah tertahan atau ditiadakan, makin

banyak pengguna akan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

itu. Internet itu sering menjadi sebuah tempat dimana kebutuhan-kebutuhan ini

(28)

Makin banyak fitur yang melibatkan aktivitas khusus, makin banyak kebutuhan

pengguna yang berusaha dipenuhi melalui internet. “Tipe aktivitas internet

yang berbeda dapat berubah sebagian besar dalam bagaimana mereka

mempengaruhi kebutuhan yang berbeda. Lingkungan yang mengkombinasikan

varitas fitur menyebut spectrum kebutuhan yang lebih luas dan,

konsekuensinya, lebih memikat” (Suler, 1999); (d) Pengaruh internet pada

kemampuan kehidupan riil pengguna untuk berfungsi. Fungsionalisasi

berdampak pada bidang kesehatan fisik, prestasi kerja, dan hubungan yang

signifikan. Banyak bidang-bidang ini yang diperburuk oleh penggunaan

internet dan kedalaman (profundity) gangguan akan mengekspos keseriusan patologi; (e) Perasaan-perasaan distresssubjektif. Tanda-tanda peringatan PIU

sering termasuk diantaranya perasaan depresi, frustasi, marah, rasa bersalah

dan alinasi yang terkait dengan aktivitas internet pengguna; (f) Pengalaman

dan fase keterlibatan. Selama pengguna internet mendapatkan pengalaman,

mereka akan sering menyadari bahwa aktivitas-aktivitas internet tidak

memenuhi kebutuhan dunia riil mereka atau kesenangan baru (novelty) internet

hilang. Pengalaman sering membantu para pengguna menghindari

aktivitas-aktivitas yang memerlukan keterlibatan yang berlebihan; (h) Keseimbangan

dan integrasi kehidupan pribadi (in-person) dan dunia maya. Penggunaan

internet yang sehat melibatkan integrasi hubungan dan aktivitasonline dengan aktivitas-aktivitas dan hubungan dunia riil. PIU sering menghasilkan

(29)

dan bahkan melindungi terhadap gangguan yang dipersepsi dari dunia riil

(Suler, 1999).

Faktor inilah yang nantinya akan turut berperan menentukan patologis

atau tidaknya seseorang dalam menggunakan internet. Tinggi rendahnya

tingkat patologis seseorang dalam menggunakan internet akan ditentukan oleh

jumlah gejala PIU yang muncul.

Individu yang memiliki pengalaman positif dengan internet akan

diperkuat untuk terus menerus menggunakannya. Pengalaman positif ini akan

bertindak untuk mengkondisikan seseorang untuk berusaha mengulangi

penggunaan internet dan menerima penguatan positif yang sama yang dialami

sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus menerus sampai orang

mencari aplikasi online yang baru untuk mencapai reinforcement fisiologis positif yang sama.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sangat

rentan terhadap kemunculan gejala PIU. Tidak hanya intensitas seseorang

dalam mengakses internet yang dapat mempengaruhi kemunculan gejala PIU.

Faktor kognitif seperti reinforment, kemudahan akses dan rendahnya biaya serta dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas perguruan tinggi

juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada kerentanan mahasiswa

(30)

Gambar 1.Gambaran Terjadinya Gejala Pathological Internet Use pada

mahasiswa

Internet

Faktor penyebab

terjadinya PIU

- Reinforcement

- Kemudahan akses

- Bebas biaya

(31)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata,

1998). Menurut Sugiono (1999) penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap satu obyek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Sedangkan

mardalis (1990) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian

yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan

menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Penelitian

deskriptif ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesis, tetapi hanya

mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan data

kuantitatif mengenai variabel, yang diperoleh melalui analisis skor jawaban

subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal tersebut bertujuan untuk

menggambarkan gejala PIU pada mahasiswa.

B. Variable Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Pathological

(32)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan yang dapat diamati. Penyusunan definisi operasional ini

perlu, karena digunakan untuk menunjukan alat pengambilan data yang akan

digunakan dalam penelitian (Suryabrata, 1998).

Pathologycal Internet Use (PIU) adalah penggunaan internet yang

berlebihan yang dapat mengakibatkan terganggunya satu atau lebih

bidang-bidang fungsional kehidupan yang penting seperti hubungan yang signifikan,

seperti: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik. PIU

ditandai dengan adanya gejala-gejala yang antara lain adalah :

a. keasyikan dengan internet atau aktivitas yang terkait dengan

internet.

b. toleransi dalam hal keharusan untuk meningkatkan jumlah waktu

yang dihabiskan pada internet untuk menghasilkan pengaruh yang

diinginkan.

c. usaha yang berulang untuk mereduksi atau memutuskan

penggunaan internet.

d. gejala penarikan diri dalam bentuk kegelisahan atau sifat mudah

marah ketika usaha dilakukan untuk mereduksi atau memutuskan

penggunaan internet atau pengguna dipaksa untuk mereduksi atau

memutuskan penggunaan internet.

(33)

f. berbohong atau menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau

tipe konten yang diakses.

g. melakukan tindakan online yang ilegal (misalnya, hacking dalam

jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh

konten yang ilegal).

h. membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan,

pekerjaan, atau peluang pendidikan atau peluang karir akibat

keterlibatan dengan internet.

i. merasa bersalah mengenai jumlah waktu yang dihabiskan online dan/atau rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas yang terlibat

ketikaonline.

Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa maka Pathological Internet Use(PIU) pada mahasiswa semakin tinggi.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan purposive

sampling, yaitu kelompok subjek tersebut dipilih berdasarkan cirri-ciri atau

sifat-sifat khusus yang dipandang mempunyai sangkut erat dengan cirri-ciri

atau sifat subjek penelitian yang telah diketahui sebelumnya (Hadi, 1991).

Kriteria-kriteria subjek yang dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa yang berdomisili di kota Yogyakarta.

(34)

c. Aktif menggunakan internet.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpulan data adalah cara yang digunakan

peneliti untuk memperoleh data penelitian. Instrumen dapat berupa tes, angket,

wawancara dan sebagainya (Soemanto, 1999). Dalam penelitian ini alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala yang diberikan kepada

subjek penelitian kepada beberapa subjek pengguna internet.

Skala ini dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan gejala-gejala PIU.

Gejala tersebut antara lain adalah: keasyikan dengan internet atau aktivitas

yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk

meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pada internet agar untuk

menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk

mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, gejala penarikan diri dalam

bentuk kegelisahan atau sifat mudah marah ketika usaha dilakukan untuk

mereduksi atau memutuskan penggunaan internet atau pengguna dipaksa untuk

mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, menggunakan internet untuk

melarikan diri dari masalah lain atau perasaan disphorik, meletakan orang lain

untuk menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang

diakses, telah melakukan tindakanonlineyang ilegal (misalnya,hackingdalam jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang

ilegal), membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan,

(35)

perasaan bersalah mengenai jumlah waktu yang dihabiskan online dan/atau

rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas yang terlibat ketikaonline.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Summated Rattings dengan menggunakan Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan meniadakan jawaban tengah (ragu-ragu) sehingga

hanya memberi 4 alternatif jawaban. Jawaban tengah (ragu-ragu) ditiadakan

dengan alasan untuk menghilangkan kecenderungan subjek untuk memilih

jawaban netral karena alternatif jawaban ini bisa jadi menandakan

bahwa subjek memang belum dapat memutuskan, bisa juga tidak memiliki

pendapat atau ragu-ragu. Selain itu dengan 4 kategori jawaban akan

digunakan untuk melihat kecenderungan pendapat subjek yaitu kearah

setuju atau tidak setuju.

Alternatif jawaban yang tersedia antara lain adalah:

a. SS : Sangat Setuju

b. S : Setuju

c. TS : Tidak Setuju

d. STS : Sangat Tidak Setuju

Tabel 1

Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Skala Pathologycal Internet Use

Jawaban Favourable Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(36)

Bila subjek penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan

favourable berarti dia mengalami gejala tersebut sehingga skornya tinggi (4), sedangkan bagi subjek yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan

favourable maka skornya rendah (1). Sebaliknya bila seseorang menyatakan

sangat setuju pada pernyataanunfavourableberarti tidak mengalami gejala PIU sehingga skornya juga rendah (1), sedangkan subjek yang mengalami gejala

PIU akan mendapatkan skor tinggi (4). Adapun jumlah skor total skala

merupakan jumlah skor pada masing-masing item.

Tabel 2

Blue print Skala Pathologycal Internet Use sebelum uji coba

No Gejala PIU Favourable Unfavourable Jumlah

1. keasyikan dengan internet 1, 15, 41 23, 32, 45 6

(37)

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Isi

Alat ukur hendaknya mempunyai validitas yang baik. Validitas

berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Validitas ini untuk mengetahui

sejauhmana item-item dalam tes mewakili komponen-komponen dalam

keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representatif)

dan sejauhmana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak

diukur (aspek relevansi). Validitas yang digunakan pada Skala PIU adalah

validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2001). Peneliti meminta penilaian dari dosen pembimbing dan

item-itemnya dinyatakan sudah memenuhi aspek representatif dan aspek

relevansi dalam pembuatan sebuah skala sehingga sudah bisa digunakan

untuk penelitian.

2. Analisis Butir

Untuk mengukur kesahihan butir-butir pernyataan, digunakan

korelasi skor tiap butir dengan skor total keseluruhan item. Besarnya

koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan

tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1 yang bertanda

(38)

Untuk mengambil butir-butir yang sahih ditetapkan rix ≥ 0.25

(tabel nilai kritis koefisien korelasi (r) Product Moment), N dalam uji coba

adalah 60 subjek.

3. Seleksi Item

Dari hasil uji coba skala harga diri diperoleh 39 item yang baik.

Adapun item-item yang gugur sebagai berikut:

Tabel 3

Distribusi Nomor Item yang Sahih dan Gugur Setelah Uji Coba

No Gejala PIU Favourable Unfavourable Jumlah

1. keasyikan dengan internet 1, 15, 41 23, 32, 45 6 2. toleransi waktu 2, 34, 40 14, 17, 49 6

(39)

Tabel 4

Blue print Skala Pathologycal Internet Use setelah uji coba

No Gejala PIU Favourable Unfavourable Jumlah

1. keasyikan dengan internet 1, 9, 30 15, 22, 33 6

2. toleransi waktu 24, 29 8, 10, 36 5

Reliabilitas adalah suatu keajegan, konsistensi atau kestabilan suatu

alat ukur, di mana alat ukur tersebut dapat digunakan dengan hasil yang

konsisten pada waktu yang berbeda untuk tujuan penelitian yang sama

(Azwar, 2003). Uji reliabilitas ini untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya..

Untuk mengetahui reliabilitas item digunakan tehnik alpha dari

Cronbach yang diuji dengan SPSSfor Windowversi 16. Alat ukur dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya mendekati nilai 0,9 (Azwar, 2001).

Reliabilitas yang diperoleh skala PIU adalah 0,929 yang mengindikasikan

(40)

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode statistik deskriptif, meliputi penyajian data melalui table perhitungan

modus, median, mean, standar deviasi serta perhitungan persentase (Sugiono,

2000).

Hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan persentase,

tabulasi silang serta bentuk grafik dan chart pada data yang bersifat kategorial, serta berupa statistik-statistik kelompok (antara lain mean dan

varians) pada data yang bukan kategorial (Azwar, 2001).

Tabel 5

Norma Kategori Jenjang

Norma Kategori

(μ+ 1,0σ)≤x Tinggi (μ- 1,0σ)≤x < (μ+ 1,0σ) Sedang

x < (μ- 1,0σ) Rendah

Untuk mengetahui data teoritik maka dilakukan perhitungan sebagai

berikut :

a. Skor maksimum : 39 x 4 = 156

b. Skor minimum : 39 x 1 = 39

c. Range : 156 – 39 = 117

d. SD : 117 = 19,5

6

(41)

Penentuan kategori PIU dilakukan dengan kategorisasi jenjang

berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik (Azwar, 2002) sebagai berikut :

X maximum teoritik : Skor paling tinggi yang mungkin didapat subjek

pada skala, yaitu 4.

X minimum teoritik : Skor paling rendah yang mungkin didapat subjek

pada skala, yaitu 1.

Range : Luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai

minimum.

Standar deviasi (σ) : Luas jarak sebaran yang dibagi kedalam enam satuan deviasi standar.

Mean (μ) : Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.

Perhitungan di atas dapat di sederhanakan menjadi norma

kategorisasi seperti pada tabel 5 berikut :

97,5 + 1,0 x 19,5 = 117 ≤ x

97,5 - 1,0 x 25 = 72,5 ≤ x < 97,5 + 1,0 x 19,5 = 117

X < 97,5 - 1,0 x 25 = 72,5

Tabel 6

Norma Kategori Jenjang

Norma Kategori

117 ≤ x Tinggi

72 ≤ x < 117 Sedang

(42)

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tentang gambaran gejala PIU pada mahasiswa

dilaksanakan di kota Yogyakarta pada tanggal 25 Mei – 10 Juni 2009 .

Jumlah responden yang digunakan adalah 60 orang dengan. Subjek yang di

gunakan adalah mahasiswa semester II-XIV. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara meminta subjek untuk mengisi skala PIU yang terdiri dari 54

aitem. Cara mengisi skala adalah dengan memberi tanda centang (√) pada

huruf SS bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai, S bila pernyataan tersebut

Sesuai, TS bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai, STS bila pernyataan

tersebut Sangat Tidak Sesuai.

B. Analisis Data

1. Analisis Data Skala

Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis one sample Kolmogorov-Smirnof test dengan bantuan SPSS for Windows versi 16. Uji

normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi dari

gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi

harapan distribusi normal teoritiknya. Normalitas berarti bentuk distribusi

variabel dalam populasi berbentuk distribusi normal atau kurve normal

(43)

Tabel 7

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 (p > 0,05) maka sebarannya normal, tetapi bila nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka sebaran skornya tidak

normal.

Hasil analisis data dalam penelitian dengan menggunakan teknik

Kolmogorov Smirnov pada SPSS versi 16, diperoleh signifikansi sebesar

0,204. Angka ini menunjukkan bahwa distribusi data subjek adalah

normal, dengan nilai p yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.

a. Deskriptif Data Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian ini

memerlukan penyajian data melalui tabel, penghitungan nilai

(44)

deviasi. Berikut tabel yang berisi data penilaian berdasarkan

penghitungan komputerisasi dengan menggunakan SPSS versi 16.

Tabel 8

Deskripsi Data Penelitian

N 60

Skor Minimum Teoritik 39

Skor Minimum Empirik 58

Skor Maksimum Teoritik 156

Skor Maksimum Empirik 132

Mean Teoritik 97,5

Mean Empirik 88

Median 83

Modus 99,5

Standar Deviasi Teoritik 19,5

Standar Deviasi Empirik 16,2

Varians 262,102

Standar Deviasi (SD) teoritik yang diperoleh dari

penghitungan rentang antara nilai maksimum teoritik dan nilai

minimal teoritik dibagi 6 ( ) menunjukkan nilai Standar

Deviasi (SD) empirik (16,2) lebih kecil daripada SD teoritik (19,5),

yang artinya bahwa tingkat variasi jawaban pada kelompok data lebih

rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Kondisi ini

menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian kelompok data

(45)

penelitian secara umum adalah kelompok yang homogen yaitu

mahasiswa pengguna internet

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mean empirik

(88) lebih kecil daripada mean teoritik (97,5), di uji lagi dengan uji

statistik one sample test dengan bantuan SPSS for windows versi 16 dengan tujuan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara

signifikan lebih besar dari mean teoritik. Berikut ini hasil perhitungan

uji one sample test :

Tabel 9

Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis

One-Sample Statistics

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean total 60 88.0000 16.18956 2.09006

One-Sample Test

One-Sample Test

Test Value = 97.5

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper total -4.545 59 .000 -9.50000 -13.6822 -5.3178

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t

adalah sebesar -4.545 dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,01

(46)

mean empirik dan mean teoritik. Hal ini membuktikan bahwa secara

signifikan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa

dinyatakan bahwa gejala Pathologycal Internet Use (PIU) pada

mahasiswa rendah.

b. Kategorisasi Gejala Pathological Internet Use pada Mahasiswa

Berdasarkan pada norma kategorisasi skala (tabel 6) pada bab

sebelumnya, maka dapat dikategorisasikan skor total subjek

berdasarkan tinggi-rendahnya. Berikut ini deskripsi skor total yang

telah dikategorisasikan.

Data Jumlah Subjek Per Kategori

Jumlah Subjek

Gejala PIU Sedang 32 19 51 85%

Gejala PIU Rendah 5 2 7 11,7%

Hasil pengkategorisasian dari tabel 10 diatas menunjukkan

bahwa dari 60 orang subjek terdapat 2 orang tergolong dalam kategori

(47)

orang masuk pada kategori rendah (11,7%). Subjek penelitian

terbanyak masuk dalam kategori sedang.

c. Deskripsi Kedudukan pada gejalaPathologycal Internet Use(PIU)

Tabel 12

Deskripsi Data Tiap Gejala PIU

No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

2 Skor Minimum

Teoritik 6 5 5 6 2 4 4 5 2

3 Skor Maksimum

Empirik 22 17 18 19 8 14 14 18 7

4 Skor Maksimum

Teoritik 24 20 20 24 8 16 16 20 8

5 Skor Minimum

Empirik 7 6 5 7 2 6 4 6 2

6 Mean Teoritik 15 12,5 12,5 15 5 10 10 12,5 5

7 Mean Empirik 14,25 12,35 11,37 12,7 5,4 9,8 8,8 9,5 4

8 Median 14 12 11 13 6 9 9 9 4

9 Modus 11 11 10 12 6 9 7 8 4

10 Standard Deviasi 3 2,5 2,5 3 1 2 2 2,5 1

11 Varian 12,6 7,6 8 9,25 3 3 4,8 6,9 1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara umum subjek

memiliki gejala PIU diri yang dikategorikan rendah dari tiap aspeknya

yang tampak dari mean empirik yang lebih rendah dari mean teoritis.

(48)

dibandingkan juga dengan mean teoritik yang diperoleh subjek

penelitian, tampak bahwa indikator gejala PIU memperoleh

pengungkapan diri tentang keasyikan dengan internet memperoleh

mean empirik 14,25, toleransi waktu 12,35, Kegagalan usaha untuk

mereduksi atau memutuskan penggunaan internet 11,37, Penarikan diri

12,7, menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah 5,4,

Berbohong tentang keterlibatannya dengan internet 9,8, Melakukan

tindakan online yang illegal 8,8, Membahayakan atau kehilangan

hubungan yang signifikan 9,5, Perasaan bersalah mengenai penggunaan

4. Hal ini menunjukkan bahwa pada subjek dapat mengontrol

penggunaan internetnya.

C. Pembahasan

Berdasarkan mean teoritik dari skala pengungkapan diri didapatkan

hasil skor rata 97,5, dan mean empirik deskriptif data penelitian skor

rata-rata subjek penelitian pengungkapan diri adalah 88. Ini berarti skor rata-rata-rata-rata

teoritik lebih besar daripada skor rata-rata empirik.

Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian secara umum memiliki

gejala penggunaan internet yang patologis (PIU) tergolong sedang. Dengan

nilai rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang tinggal di kota

Yogyakarta cukup mampu mengintegrasikan hubungan dan aktivitas online

(49)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 subjek terdapat 2 subjek

(3,3%) masuk dalam kategori tinggi, 51 subjek (85%) masuk dalam kategori

sedang, dan 7 subjek (11,7%) masuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data

tersebut tampak bahwa subjek penelitian terbanyak ada pada kategori sedang.

Kehadiran internet tidak dapat dihindari dan sangat mudah

mengaksesnya. Dengan hadirnya fasilitas hotspot dan work station yang

tersambung ke internet di kampus, telephone seluler, dan personal digital assistant(PDA) yang menyediakan jalur-jalur ke internet membuktikan bahwa

internet sudah memasuki kehidupan manusia khususnya mahasiswa sebagai

kelompok yang memanfaatkan internet dalam skala besar. Karena pengaruh

dari kemajuan teknologi ini yang menjadikan penggunaan internet sebagai

norma pada populasi mahasiswa.

Hasil yang diperoleh penelitian ini menggambarkan bahwa 3,3%

mahasiswa pengguna internet di Yogyakarta mengalami gejala PIU dengan

kategori tinggi. Menurut Davis (2000) hal ini disebabkan karena adanya

penguatan (reinforcement) yang mereka terima dari pengalaman. Jika individu

itu memiliki pengalaman positif dengan teknologi baru, dia diperkuat untuk

terus-menerus penggunaannya. Pengalaman positif ini akan mengkondisikan

individu agar individu tersebut berusaha mengulangi penggunaan teknologi

baru sehingga dapat menerima penguatan (reinforcement) positif yang sama

yang dia alami sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus menerus

(50)

Selain itu faktor yang dapat menyebabkan munculnya gejala PIU lain

adalah akses yang relatif mudah dan gratis. Kebanyakan perguruan tinggi saat

ini menyediakan penggunaan internet yang tak terbatas dan gratis pada

mahasiswa mereka. Biaya penggunaan per jam yang telah membatasi

penggunaan berlebihan telah diganti oleh biaya untuk akses yang tidak

terbatas, hal ini tentu saja menghilangkan alasan finansial untuk membatasi

waktuonline.

Dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas perguruan

tinggi juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada kerentanan

mahasiswa perguruan tinggi pada PIU. Internet sering merupakan ekstensi

alami dari ruang kelas sehingga mudah bagi mahasiswa untuk melakukan hal

lain selain mengerjakan tugas akademik, seperti:surfinginternet, mengecek e-mail, atau berbicara dalamchat room.

Ciri-ciri mahasiswa dengan gejala tinggi antara lain adalah Kebutuhan

atas jumlah waktu mahasiswa dengan gejala PIU tinggi semakin meningkat

untuk mencapai kepuasan; Penarikan diri (Withdrawal) yang dapat berupa

penghentian atau pengurangan dalam penggunaan internet yang telah

berlangsung lama. Dalam usaha penghentian atau pengurangan penggunaan

internet tersebut seseorang dapat mengalami kecemasan, agitasi psikomotor

maupun pemikiran obsesif mengenai apa yang terjadi di internet. Hal tersebut

dapat menyebabkan gangguan dalam sosial, pekerjaan, atau bidang fungsional

(51)

Ciri selanjutnya adalah internet sering diakses lebih sering atau untuk

periode waktu yang lebih lama dari yang diharapkan; Gagal untuk

menghentikan atau mengontrol penggunaan internet; Banyak waktu

dihabiskan dalam aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan internet

seperti; mencoba browser situs baru, mencari vendor internet, mengorganisir

file dari materi yang diunduh (download); Mereduksi aktivitas sosial,

akademik atau pekerjaan yang penting karena penggunaan internet.

Ciri terakhir adalah melanjutkan penggunaan internet walaupun

mengetahui bahwa masalah fisik, sosial, pekerjaan, atau psikologis yang

menetap atau kambuhan ini mungkin telah disebabkan atau diperburuk oleh

penggunaan internet (deprivasi tidur, kesulitan-kesulitan marital, pengabaian

tugas kerja, atau perasaan-perasaan ketinggalan pada lainnya yang signifikan).

Pada kategori sedang terdapat 85% atau 51 subjek sampel yang

diasumsikan bahwa mahasiswa tersebut dapat membatasi waktunya dalam

menggunakan internet. Mereka yang terkategori sedang cenderung dapat

mengontrol diri dalam hal waktu penggunaan maupun konten yang diakses.

Aktivitas mereka dengan internet cenderung tidak mengganggu satu atau

lebih bidang-bidang fungsional kehidupan penting lain seperti hubungan yang

signifikan seperti: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik.

Pada kategori rendah terdapat 11,7% atau 7 orang subjek sample.

Mahasiswa dengan kategori ini sangat mampu mengendalikan Penggunaan

internet. Dalam menggunakan internet mereka melibatkan integrasi hubungan

(52)

Dari hasil wawancara dengan beberapa pengguna internet diperoleh

keterangan bahwa beberapa penggunaa internet tersebut mengalami kurang

dari 5 gejala PIU yang antara lain adalah keasyikan dengan internet atau

aktivitas yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk

meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pada internet untuk

menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk

mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, berbohong atau menutupi

tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang diakses, melakukan

tindakan online yang ilegal (misalnya, hacking dalam jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal). Hal ini

menunjukan mereka mengalami gejala PIU dengan kategori sedang. Semua

subyek mengakui bahwa mereka memang senang menggunakan internet.

Mereka senang menggunakan facebook, google maupun situs-situs free

download.

Dari semua penjelasan diatas, maka secara umum gejala

Pathologycal Internet Use(PIU) mahasiswa yang berada di kota Yogyakarta

masuk ke dalam kategori rendah. Hal ini menunjukan, mahasiswa di

Yogyakarta mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menjaga

(53)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa tentang

penggunaan internet yang patologis, maka dapat di simpulkan bahwa

berdasarkan analisis data, secara umum subjek dalam penelitian ini

mengalami gejala patologis yang cenderung rendah dalam menggunakan

internet.

Dalam penelitian ini mahasiswa pengguna internet tidak banyak

mengalami gangguan patologis seperti keasyikan dengan internet atau

aktivitas yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk

meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan pada internet untuk

menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk

mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, gejala penarikan diri

dalam bentuk kegelisahan atau sifat mudah marah ketika usaha dilakukan

untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan internet atau pengguna

dipaksa untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan internet,

menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah lain, berbohong atau

menutupi tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang diakses,

melakukan tindakan online yang ilegal (misalnya, hacking dalam jaringan komputer, meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal),

membahayakan atau kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan, atau

(54)

merasa bersalah mengenai jumlah waktu yang dihabiskan online dan/atau

rasa bersalah yang terkait dengan aktivitas yang terlibat ketika online. Hal ini tampak pada skor rata teoritik (88) lebih besar daripada skor

rata-rata empirik (97,5).

Pada kategori tinggi (3,3%) terdapat 2 orang subyek, pada kategori

sedang (85%) terdapat 51 orang subyek, sedangkan pada kategori rendah

(11,7%) terdapat 7 subyek.

i. Keterbatasan Penelitian

Desain penelitian ini tidak memakai kelompok kontrol yang

mengakibatkan tidak adanya pembanding yang digunakan sehingga

validitasnya masih lemah karena ada kemungkinan sumber-sumber

invaliditas lain yang mempengaruhi perubahan pada subjek.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terutama skala PIU

yang menggunakan self-report berpotensi untuk memunculkan respon yang tidak murni dari subyek. Hal ini mungkin dikarenakan pernyataan skala yang

dianggap terlalu tegas.

C. Saran

Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian pengungkapan diri,

(55)

1. Bagi pengguna internet

Hasil penelitian dapat dilihat sebagai gejala yang cukup positif

dan diharapkan agar individu yang menjalaninya tetap mengerti

batasan-batasan dalam menggunakan internet sehingga tidak menunjukkan gejala

patologis yang signifikan dalam menggunakan internet.

2. Bagi peneliti yang akan datang

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang terkait

dengan internet, disarankan untuk menggunakan variabel lain seperti,

hubungan internet dengan prestasi akademik atau segi kehidupan lain.

3. Bagi Masyarakat

Semoga penelitian ini mampu membuka cara pandang

masyarakat untuk lebih memahami penggunaan internet yang tepat

(56)

42

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, K. J. (2001). Internet Addiction Among College Students: An Exploratory Study. Journal of American College Health, 50, 21-26.

Armstrong, L., Phillips, J. G., & Saling, L. L. (2000). Potential Detriments of Heavier Internet Usage. International Journal of Human-Computer Studies, 53(4), 537-550.

Azwar, Saifuddin. (2001).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset.

Azwar, Saifuddin. (2003).Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Davis, R. A. (2001b).Internet Addicts Think Differently: An Inventory of Online Cognitions.Diambil dari http://www.internetaddiction.ca/scale.htm.

Goldberg, I. (1996). Internet addiction: Electronic message posted to Research Discussion List. Diambil dari http://www.cmhc.com/mlists/research/ and http://www1.rider.edu/~suler/psycyber/supportgp.html.

Grohol, J. M. (1997). What’s normal? How much is too much when spending time online?. Diambil dari www.grohol.com/archives/n100397.htm.

Holmes, L. (1997). What is “normal” internet use?. Diambil dari http://mentalhealth.miningco.com/health/mentalhealth/library/weekly/aa1 00697.htm.

Jones, S. (2002). The internet goes to college: How students are living in the future with today's technology. Diambil dari http://www.pewinternet.org/reports/toc.asp?Report=71.

(57)

Mardalis. (1990).Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Airlangga

Morahan-Martin, J. & Schumacher, P. (2000). Incidence and correlates of pathological internet use among college students. Computers in Human Behavior, 16, 13-29.

Scherer, K. (1997). College life online: Healthy and unhealthy internet use. Journal of College Student Development, 38, 655-664.

Sugiyono., 1999.Statistika untuk Penelitian,Bandung: CV. Alfabeta.

Suler, J. (1999). Publishing Online.Journal of Applied Psychoanalytic Studies, 1, 373-376.

Suler, J.R. (1999). Internet mailing lists.Journal of Applied Psychoanalytic Studies,1, 199-201.

Suler, J.R. (1999)To get what you need: Healthy and pathological internet use. CyberPsychology and Behavior.

Suler, J.R. (1999). The Palace. New Observations: Cultures of Cyberspace, 120, 10.

Suryabrata, Sumadi,. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Young, K. S. (1998). Internet addiction: The emergence of a new clinical disorder.Cyberpsychology and Behavior, 1(3), 237-244.

(58)

44

(59)

45

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

V31 2.55 .769 60

V32 2.38 .940 60

V33 2.25 .795 60

V34 2.50 .966 60

V35 2.10 .752 60

V36 2.67 .896 60

V37 2.32 .770 60

V38 1.63 .610 60

V39 2.32 .537 60

V40 2.95 .811 60

V41 2.45 .982 60

V42 2.85 .685 60

V43 1.62 .739 60

V44 2.47 .769 60

V45 1.98 .813 60

V46 2.37 .712 60

V47 3.25 .728 60

V48 2.72 .846 60

V49 2.03 .758 60

V50 2.28 .865 60

V51 1.97 .863 60

V52 1.98 .770 60

V53 2.80 .879 60

(67)

Item-Total Statistics

V1 123.67 236.972 .413 .877

V2 123.15 244.842 .177 .881

V3 123.90 238.803 .409 .878

V4 123.70 242.180 .223 .881

V5 124.27 234.334 .508 .876

V6 123.78 246.545 .112 .881

V7 125.00 243.695 .292 .879

V8 123.85 238.740 .379 .878

V9 124.82 231.474 .686 .873

V10 124.00 243.153 .257 .880

V11 123.75 245.343 .144 .881

V12 123.95 250.896 -.090 .884

V13 124.68 243.000 .305 .879

V14 123.97 240.914 .344 .879

V15 123.97 232.338 .630 .874

V16 124.30 248.485 .015 .883

V17 124.00 239.661 .375 .878

V18 124.20 239.586 .315 .879

V19 124.15 260.265 -.381 .890

V20 123.48 235.508 .464 .877

V21 124.75 238.970 .495 .877

V22 123.90 238.939 .462 .877

V23 124.18 234.559 .649 .875

V24 124.35 233.757 .554 .875

V25 124.62 232.647 .683 .874

V26 123.50 255.305 -.295 .886

V27 123.95 239.336 .443 .877

V28 124.65 232.164 .713 .873

V29 124.18 264.864 -.596 .892

(68)

V31 123.87 239.270 .403 .878

V32 124.03 230.575 .629 .874

V33 124.17 237.429 .464 .877

V34 123.92 227.874 .708 .872

V35 124.32 230.423 .807 .872

V36 123.75 240.191 .304 .879

V37 124.10 242.464 .266 .880

V38 124.78 253.190 -.213 .885

V39 124.10 242.397 .404 .878

V40 123.47 233.846 .602 .875

V41 123.97 232.575 .531 .875

V42 123.57 250.012 -.048 .883

V43 124.80 236.976 .524 .876

V44 123.95 237.981 .457 .877

V45 124.43 240.250 .338 .879

V46 124.05 236.794 .553 .876

V47 123.17 246.751 .094 .882

V48 123.70 239.739 .343 .879

V49 124.38 239.325 .406 .878

V50 124.13 238.016 .400 .878

V51 124.45 240.760 .296 .879

V52 124.43 238.114 .451 .877

V53 123.62 256.851 -.291 .888

V54 124.23 245.775 .118 .882

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

(69)

55

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

V43 1.62 .739 60

V1 85.25 248.699 .436 .928

V3 85.48 250.390 .442 .927

V5 85.85 246.706 .505 .927

V7 86.58 256.756 .264 .929

V8 85.43 251.809 .354 .928

V9 86.40 244.481 .654 .925

V13 86.27 255.995 .281 .929

V14 85.55 252.523 .380 .928

V15 85.55 244.726 .624 .925

V17 85.58 250.417 .444 .927

V18 85.78 251.969 .317 .929

V20 85.07 247.080 .491 .927

V21 86.33 252.090 .460 .927

V22 85.48 250.593 .497 .927

V23 85.77 246.589 .661 .925

V24 85.93 246.504 .536 .926

V25 86.20 243.654 .736 .925

V27 85.53 251.033 .477 .927

V28 86.23 244.623 .704 .925

(76)

V31 85.45 252.218 .381 .928

V32 85.62 240.545 .709 .924

V33 85.75 249.140 .492 .927

V34 85.50 238.322 .766 .924

V35 85.90 242.736 .802 .924

V36 85.33 253.446 .275 .929

V37 85.68 255.135 .259 .929

V39 85.68 255.339 .378 .928

V40 85.05 245.099 .643 .925

V41 85.55 244.489 .542 .926

V43 86.38 250.240 .484 .927

V44 85.53 249.406 .498 .927

V45 86.02 252.118 .361 .928

V46 85.63 247.965 .608 .926

V48 85.28 253.020 .311 .929

V49 85.97 251.389 .422 .928

V50 85.72 250.545 .394 .928

V51 86.03 253.456 .288 .929

V52 86.02 250.051 .471 .927

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

(77)

63

(78)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

88.00 262.102 16.190 39

Frequencies Total Statistics Total

Valid 60

N

Missing 0

Mean 88.0000

Std. Error of Mean 2.09006

Median 83.0000

Mode 77.00a

Std. Deviation 1.61896E 1

Variance 262.102

Range 74.00

Minimum 58.00

Maximum 132.00

Sum 5280.00

(79)
(80)

113 4 6.7 6.7 95.0

total 60 58.00 132.00 88.0000 16.18956

Valid N

Std. Error of Mean .45821

(81)

Total

VAR00001 60 7.00 22.00 14.2500 3.54929

Valid N

(82)

Frequencies Topik

Std. Error of Mean .36190

(83)

17 4 6.7 6.7 100.0

VAR00002 60 6.00 17.00 12.3500 2.80330

Valid N

Std. Error of Mean .36590

(84)

5 1 1.7 1.7 1.7

VAR00003 60 5.00 18.00 11.3667 2.83421

Valid N

(85)

Median 13.0000

VAR00004 60 7.00 19.00 12.7000 3.03818

Valid N

(86)

Statistics

Std. Error of Mean .22182

(87)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

VAR00005 60 2.00 8.00 5.3833 1.71821

Valid N

Std. Error of Mean .22233

(88)

11 9 15.0 15.0 81.7

VAR00006 60 6.00 14.00 9.8167 1.72216

Valid N

Std. Error of Mean .28273

Median 9.0000

(89)

VAR00007

VAR00007 60 4.00 14.00 8.8167 2.19005

Valid N

Std. Error of Mean .33813

Gambar

Gambar 1. Gambaran Terjadinya Gejala Pathological Internet Use pada
Tabel 1Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Skala Pathologycal Internet Use
Tabel 2Blue print Skala Pathologycal Internet Use sebelum uji coba
Tabel 3Distribusi Nomor Item yang Sahih dan Gugur Setelah Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan penelitian Menurut Firman dan Rahman (2020) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa mahasiswa mendapatkan pengalaman positif secara sosial

Hubungan antara kedua variabel ini bersifat positif, yang berarti semakin tinggi tingkat problematic internet use , maka semakin tinggi pula tingkat

Solution ) versi 16.00. Dalam uji hipotesis data yang dimasukkan peneliti yakni subjek yang memiliki tingkat PIU pada kategori sedang hingga tinggi karena dengan

tetapi kita jarang menemukan publikasi mengenai PIU pada mahasiswa di Indonesia, terutama pada mahasiswa di Jakarta. Untuk itu, penelitian ini bertujuan memberikan

Perbedaan dengan penelitian adalah tidak berfokus pada penggunaan jejaring sosial saja yang dikaitkan dengan PIU tetapi meliputi semua aspek dalam penggunaan internet, dan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitif dengan karakteristik subjek yaitu mahasiswa pada rentang usia 18-25 tahun yang memiliki akun dan aktif menggunakan

Tentunya dampak tersebut dapat mengganggu kehidupan mahasiswa, yang mana mereka berada pada masa remaja akhir yang seharusnya mereka menjalin hubungan yang lebih matang dengan

Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi wadah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagaimana depresi itu berperan dalam perilaku problematic internet use pada