• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pemberian asi eksklusif dan tingkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan pemberian asi eksklusif dan tingkat"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Pertanyaan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Balita

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran dan jumlah sel serta jaringan antar sel, yang berarti pula pertambahan ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau seluruhnya.

Penilaian Status Gizi

  • Antropometri
  • Ukuran Antropometri
  • Indeks Antropometri

Selain itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan dengan tinggi badan, faktor usia dapat dihilangkan. Prodi Gizi STIKes Binawan Untuk mengetahui balita tertinggal atau indeks yang digunakan digunakan indeks tinggi badan terhadap umur (TB/T). Tinggi badan dalam kaitannya dengan usia merupakan ukuran pertumbuhan linier yang dicapai dan dapat digunakan sebagai indeks status gizi atau kesehatan di masa lalu.

Tinggi badan yang rendah menurut usia didefinisikan sebagai "kependekan" dan mencerminkan variasi normal atau proses patologis yang merupakan predisposisi tidak tercapainya proses pertumbuhan linier. Hasil dari proses terakhir ini disebut “keterbelakangan”, atau inefisiensi berdasarkan tinggi badan versus usia (WHO, 1995 dalam Gibson 2005).

Pengukuran Asupan Makan

  • Food Recall 24 Jam

Prinsip metode food recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Jangka waktu minimal yang diperlukan untuk mengingat kembali konsumsi gizi selama 24 jam adalah satu hari (dengan syarat konsumsi pangan bervariasi dari hari ke hari) dan maksimal 7 hari. Pengulangan dapat dilakukan pada musim yang berbeda, misalnya recall 24 jam pertama konsumsi makanan selama 7 hari dilakukan pada musim kemarau, pengulangan recall 24 jam untuk 6 kali konsumsi makanan (recall 24 jam kedua). fase konsumsi makanan) dilakukan selama 7 hari pada musim hujan.

Ditanya mengenai makanan dan minuman, termasuk suplemen yang dikonsumsi responden untuk sarapan kemarin hingga hari ini, serta jumlah anggota rumah tangga. Total waktu konsumsi makanan, minuman dan suplemen adalah 24 jam. D. Tanyakan kepada responden/subjek tes apakah masih ada makanan yang tersisa. minuman, suplemen yang terlewat e) Memasukkan data makanan beserta URT pada form berat makanan f) Melakukan pengolahan data untuk mengubah berat makanan menjadi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Makanan (DKBM).

Faktor yang berhubungan dengan Stunting

  • Asupan Energi
  • Asupan Protein
  • Penyakit Infeksi
  • Pemberian ASI Eksklusif
  • Status Imunisasi
  • Usia Balita
  • Jenis Kelamin Balita
  • Berat Lahir Balita
  • Pendidikan Orang Tua
  • Pekerjaan Orang Tua
  • Status Ekonomi Keluarga

Penelitian yang dilakukan pada anak sekolah di Brazil menunjukkan bahwa asupan protein yang tidak memadai berhubungan secara signifikan dengan stunting (Assis et al, 2004). Penelitian Stephenson dkk (2010) juga melaporkan hal serupa, pada anak usia 2-5 tahun di Kenya dan Nigeria, asupan protein yang tidak mencukupi dikaitkan dengan stunting. Prodi Gizi STIKes Binawan, berdasarkan analisis Riskesdas 2010 di berbagai provinsi, terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi protein dengan kejadian stunting pada balita.

Vaksinasi pada anak mempunyai tujuan penting yaitu menurunkan risiko kesakitan (penyakit) dan kematian (kematian) pada anak akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Melambatnya pertumbuhan ini tercermin dari menurunnya nafsu makan, padahal saat ini anak membutuhkan kalori dan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Brown, 2008). Dua penelitian yang dilakukan di tiga negara berbeda, yaitu Libya (Taguri et al, 2008), serta Bangladesh dan Indonesia (Semba et al, 2008), menunjukkan bahwa prevalensi retardasi pertumbuhan lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Program Studi Gizi Kesehatan Hewan STIKes Jenis kelamin anak merupakan prediktor kuat terjadinya stunting dan stunting berat pada anak usia 0-23 bulan dan 0-59 bulan. Rendahnya pendidikan ibu adalah penyebab utama terhambatnya pertumbuhan di kalangan anak sekolah dan remaja di Nigeria. Penelitian lain yang dilakukan oleh Semba dkk (2008) pada anak-anak di Indonesia menunjukkan hasil yang sama: peningkatan pendidikan ibu dapat menurunkan kejadian retardasi pertumbuhan dibandingkan dengan peningkatan pendidikan ayah.

Ibu pada umumnya merupakan pengasuh utama anak, dan tingkat pendidikan yang diharapkan dari ibu memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap stunting pada anak dibandingkan ayah. Ibu pada umumnya merupakan pengasuh utama anak, dan tingkat pendidikan ibu diperkirakan memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap stunting pada anak dibandingkan AH. Status ekonomi rumah tangga juga secara signifikan mempengaruhi kejadian malnutrisi kronis pada anak-anak di Ethiopia (Yimer, 2000).

Tabel 2. Kebutuhan Protein Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi   (AKG) 2013 Rata-rata Perhari
Tabel 2. Kebutuhan Protein Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 Rata-rata Perhari

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Prodi Gizi STIKes Binawan dan teman sebaya mempengaruhi status gizi remaja putri sebanyak responden di SMK Budhi Warman II tahun 2018. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara persepsi body image dengan status gizi. dari wanita muda. Terdapat hubungan antara persepsi citra tubuh dengan status gizi remaja putri kelas X dan XI di SMK.

Berdasarkan hasil analisis bivariat, hubungan antara persepsi citra tubuh dengan status gizi remaja putri diketahui menunjukkan tingkat yang signifikan. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi remaja putri kelas X dan XI SMK Budhi. Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi anak perempuan kelas X dan XI di SMK.

Program Studi Gizi STIKes Binawan dengan pengetahuan yang sama sebanyak 39,09% responden mempunyai status gizi tidak normal. Terdapat hubungan antara pengaruh media massa dengan status gizi remaja putri kelas X dan XI di SMK. Terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan status gizi remaja putri kelas X dan XI.

Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi remaja putri di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam Surakarta (Skripsi). Hubungan body image dan pola makan serta status gizi remaja putri di SMA Al Islam 1 Surakarta (Skripsi). Hubungan body image dan perilaku makan dengan status gizi remaja putri di SMA Theresiana Semarang [Tesis].

Tabel 2.  Defenisi Operasional
Tabel 2. Defenisi Operasional

Definisi Operasional

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Subjek Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Instrumen Penelitian
  • Proses Pengumpulan Data
    • Prosedur Administratif
    • Prosedur Teknis
  • Analisis Data
    • Analisis Data Univariat
    • Analisis Data Bivariat
  • Etika Penelitian

Hubungan variabel persepsi citra tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, pengaruh media massa dan pengaruh teman sebaya dengan variabel status gizi remaja putri SMK Budhi Warman II. Pada penelitian ini penilaian status gizi remaja putri menggunakan pengukuran antropometri yaitu indeks massa tubuh (BMI). Dari seluruh responden yang memiliki body image positif, responden berbadan kurus dan berstatus gizi normal.

Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat 57,27% dengan status gizi normal yang memiliki body image positif. Status gizi remaja putri kelas X dan XI SMK Budhi Warman II terdiri dari status gizi paling normal sebanyak 77 (70%) responden. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi body image pada remaja putri terhadap status gizi dengan nilai p-value 0,000<0,05.

Terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh media massa terhadap status gizi remaja putri dengan p-value 0,001<0,05. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh teman sebaya perempuan terhadap status gizi remaja putri dengan p-value 0,113 >. Hubungan Body Image Dengan Frekuensi Makan, Jenis Makanan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMA Negeri 7 Surakarta [Tesis].

Erison, M., 2014, Hubungan body image dan kebiasaan makan dengan status gizi remaja di SMA Padang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan status gizi remaja putri di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Jombang. Pengetahuan Gizi, Citra Tubuh dan Status Gizi Remaja di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013.

HASIL, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Hasil Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel terikat status gizi remaja usia 15-18 tahun berdasarkan IMT menurut umur. Variabel independennya adalah citra tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, pengaruh media massa dan pengaruh teman sebaya pada remaja putri kelas X dan XI SMK Budhi Warman II tahun 2018 sebanyak 120 responden. Distribusi responden berdasarkan status gizi, persepsi citra tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, pengaruh media massa dan.

Hasil uji univariat pada penelitian ini menunjukkan mayoritas yaitu 77 (70%) responden mempunyai status gizi normal, sebanyak responden mempunyai persepsi body image positif, sebagian besar mempunyai aktivitas fisik yang rendah, sebanyak responden mempunyai pengetahuan gizi yang tinggi.

Hasil Analisis Bivariat

Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan body image positif mempunyai kemungkinan 0,128 kali lebih besar untuk mempunyai status gizi normal dibandingkan responden dengan body image negatif. Terdapat 7,27% siswa dengan status gizi tidak normal dan memiliki persepsi positif terhadap citra tubuh, sedangkan 22,73% memiliki persepsi negatif terhadap citra tubuh. Responden dengan pola makan tidak normal mengungkapkan alasan ketidakpuasannya terhadap body image, yaitu tubuh yang kebesaran.

Hal ini sama dengan penelitian Mulia (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi. Dan siswi yang tidak terpengaruh media massa mempunyai status gizi normal sebanyak 43,63% dan status gizi tidak normal sebanyak 7,27%. Hal ini menunjukkan bahwa media massa mempunyai peran penting dalam mempengaruhi remaja putri dalam hal ini terkait status gizi.

Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi remaja putri dengan status gizi dengan nilai p-value 0,005<0,05. Hubungan body image, aktivitas fisik, asupan energi dan protein dengan status gizi pada siswa SMA. Persepsi remaja terhadap citra tubuh (body image) kaitannya dengan pola konsumsi makanan dan status gizi.

Hubungan Body Image, Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa SMAN 63 Jakarta Tahun 2015 [Disertasi].

Pembahasan

  • Hubungan ASI Eksklusif dengan Stunting
  • Hubungan Asupan Energi dengan Stunting
  • Hubungan Asupan Protein dengan Stunting

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KADAR ASUPAN ENERGI PROTEIN MP-ASI DENGAN LEBIH KUAT PENCEGAHAN PADA ANAK USIA 6 – 24 BULAN DI KECAMATAN LUBANG BUAYA TAHUN. HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KADAR ASUPAN ENERGI PROTEIN MP-ASI DENGAN LEBIH KUAT PENCEGAHAN PADA ANAK USIA 6 – 24 BULAN DI KECAMATAN LUBANG BUAYA TAHUN. Baduta (di bawah dua tahun) merupakan masa kritis stunting dan menjadi prioritas intervensi terkait pemberian ASI eksklusif dan tingkat asupan energi protein MP-ASI. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kadar protein MP-ASI terhadap menjelaskan asupan energi dengan prevalensi stunting pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kota Lubang Buaya tahun 2018.

Hasil: Pemberian ASI eksklusif, tingkat asupan energi dan tingkat asupan protein MP-ASI berhubungan dengan kejadian retardasi pertumbuhan pada anak usia 6-24 bulan (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (p=0,002), tingkat asupan energi MP-ASI (p=0,000) dan tingkat asupan protein MP-ASI (p=0,000) dengan kejadian retardasi pertumbuhan pada anak. umur 6-24 bulan. Hasil analisis bivariat dengan uji Kendall menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif ada hubungannya dengan kejadian retardasi pertumbuhan pada anak usia 6-24 bulan, dibuktikan dengan nilai P-value < 0,05 yaitu 0,002.

Variabel lain yang juga berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 6 sampai 24 bulan adalah variabel asupan energi dan protein MP-ASI dengan nilai P masing-masing sebesar 0,000 dan 0,000. Berdasarkan hasil analisis bivariat, seluruh hipotesis terbukti yaitu terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan tingkat asupan energi protein MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan, secara statistik dengan p nilai 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 6 sampai 24 bulan.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6 – 24 bulan. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan protein MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anindita (2012) yang menunjukkan bahwa sebagian besar balita masing-masing mengalami stagnasi. 9 hingga 48,5% memiliki tingkat kecukupan protein tinggi, namun tidak cukup. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6–24 bulan.

Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein MP_ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan. Hubungan kekurangan energi kronis pada ibu hamil dengan stunting pada anak usia 6-24 bulan di kota Yogyakarta.

Tabel 1.  Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting anak usia 6 - 24 bulan   d wilayah kelurahan lubang buaya
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting anak usia 6 - 24 bulan d wilayah kelurahan lubang buaya

Gambar

Tabel 1.  Kebutuhan Energi Balita berdasarkan AKG  ................................   13  Tabel 2
Gambar 1. Prevalensi Stunting di Dunia oleh UNICEF
Tabel 1.  Kebutuhan Energi Balita Baerdasarkan Angka Kecukupan Gizi  (AKG) 2013 Rata-rata Perhari
Tabel 2. Kebutuhan Protein Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi   (AKG) 2013 Rata-rata Perhari
+6

Referensi

Dokumen terkait

iv Program Studi Gizi STIKes Binawan SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Lily Parliani NIM : 041521009 Program studi : Gizi