• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sumber Daya Ekonomi dengan Siklus Ekonomi

N/A
N/A
Putri Rahayu

Academic year: 2024

Membagikan "Hubungan Sumber Daya Ekonomi dengan Siklus Ekonomi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SUATU KAJIAN TERHADAP HUBUNGAN SUMBER DAYA EKONOMI DENGAN SIKLUS EKONOMI

Dosen Pengampu : Saiful Anwar

Disusun oleh :

ERZA NABILLA SYAHPUTRI 230101053

PRODI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kelapangan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Pada awalnya banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapat dalam penulisan makalah ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya mampu terselesaikan.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkannya.

Penulis sadar bahwa di dalam tulisan ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada semua pihak yang telah membacanya. Atas kritik dan saran para pembaca penulis ucapkan terima kasih.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

i

DAFTAR ISI...

ii

BAB I PENDAHULUAN...

1

A. Latar Belakang

...

...

1

B. Rumusan Masalah

...

...

1

C. Tujuan Penulisan

...

...

2

BAB II PEMBAHASAN...

3...

A Pengertian Moral Ekonomi...

3

B. Moral Ekonomi Petani...

3

C. Moral Ekonomi Pedagang ...

6

(4)

BAB III PENUTUP ...

11

A. Kesimpulan...

11

B. Saran...

11

DAFTAR PUSTAKA...

12

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi pada saat ini merupakan salah satu syarat mutlak apabila suatu wilayah ingin mengalami pertumbuhan ekonomi. Suatu wilayah dikatakan sejahtera apabila dilihat dari pertumbuhaan ekonominya mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan wilayah yang lain.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya diikuti dengan terjadinya pemerataan pendapatan pada masyarakatnya sehingga pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menjadi sangat penting bagi terciptanya kemakmuran suatu wilayah. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan bekerjasamanya pihak swasta dan pemerintah dalam bentuk investasi.

Investasi pada suatu wilayah juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi pada wilayah tersebut sehingga nantinya investasi akan memacu pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dan bukan sebaliknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pertumbuhan Ekonomi?

2. Apa saja Teori Pertumbuhan Ekonomi?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

4. Apa manfaat Pertumbuhan Ekonomi?

5. Apa pengertian siklus ekonomi?

6. Apa Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya?

7. Apa hubungan Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi ?

8. Bagaimana Pengelolaan Siklus Ekonomi ? 9. Bagaimana Siklus Ekonomi di Indonesia?

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

Dengan perkataan lain bahwa pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan atau nilai akhir pasar (total market value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun).

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang antara lain: (Sadono Sukirno, 2006:243-270)

1. Teori Pertumbuhan Klasik

Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John

(7)

Stuart Mill. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Mereka lebih menaruh perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka asumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami perubahan. Teori yang menjelaskan keterkaitan antara

pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk disebut dengan teori penduduk optimal.

Menurut teori ini, pada mulanya pertambahan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan, dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi marginal.

Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai yang maksimal.

Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal. Apabila jumlah penduduk terus meningkat melebihi titik optimal maka pertumbuhan penduduk

(8)

akan menyebabkan penurunan nilai pertumbuhan ekonomi.

2. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Teori ini melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam jangka pendek, sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam jangka panjang Teori Harrod-Domar didasarkan pada asumsi : a; Perekonomian bersifat tertutup

b; Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan.

c; Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant return to scale).

d; Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat- syarat keseimbangan sebagai berikut : g = K = n

Dimana :

g = Gr ow th (tin

(9)

gk at per tu mb uh an out put ) K

= Ca pit al (tin gk at per tu mb uh an mo dal ) n

= Tin gk at per tu

(10)

mb uh an an gk ata n ker ja

3. Teori Pertumbuhan Neo-klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970) dan T.W. Swan (1956). Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar adalah dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Dengan demikian, faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.

Dalam persamaan pandangan dapat dinyatakan dengan persamaan : ΔY = f (ΔK, ΔL, ΔT)

Dimana :

ΔY adalah

(11)

tingkat pertum buhan ekono mi.

ΔK adalah tingkat pertum buhan modal.

ΔL adalah tingkat pertum buhan pendu duk.

ΔT adalah tingkat perke mbang an teknol ogi.

4. Teori Schumpeter

Teori ini menekankan pada inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha (enterpreneurship) dalam masyarakat yang mampu

(12)

melihat peluang dan berani mengambil risiko membuka usaha baru, maupun memperluas usaha yang telah ada. Dengan pembukaan usaha baru dan perluasan usaha, tersedia lapangan kerja tambahan untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya.

Didorong oleh adanya keinginan untuk memperoleh keuntungan dari inovasi tersebut, maka para pengusaha akan meminjam modal dan mengadakan investasi. Investasi ini akan mempertinggi kegiatan ekonomi suatu negara. Kenaikan tersebut selanjutnya juga akan mendorong pengusaha-pengusaha lain untuk menghasilkan lebih banyak lagi sehingga produksi agregat akan bertambah. Selanjutnya Schumpeter menyatakan bahwa jika tingkat kemajuan suatu perekonomian semakin tinggi maka keinginan untuk melakukan inovasi semakin berkurang, hal ini disebabkan oleh karena masyarakat telah merasa mencukupi kebutuhannya.

5. Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi

Teori ini dimunculkan oleh Prof.

W.W. Rostow yang memberikan lima tahap dalam pertumbuhan ekonomi. Analisis ini didasarkan pada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai sebagai akibat dari timbulnya perubahan yang fundamental dalam corak kegiatan ekonomi, juga dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat

C. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sadono (2000), alat untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomian

(13)

wilayah akan mengalami kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya penambahan pada faktor produksi. Selain faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga akan meningkat dari tahun ke tahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa alat pengukur dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional Bruto apabila ditingkat nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.

b. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Produk domestik bruto per kapita dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan yang lebih baik dalam mencerminkan kesejahteraan

c. Penduduk dalam skala daerah.

Model pertumbuhan ekonomi neoklasik yang dikemukakan oleh Solow menyatakan bahwa persediaan modal dan angkatan yang bekerja dan asumsi bahwa produksi memiliki pengembalian konstan merupakan hal-hal yang mempengaruhi besaranya output. Model pertumbuhan Solow juga dirancang untuk mengetahui apakah tingkat tabungan, stok modal, tingkat populasi dan kemajuan teknologi

mempunyai dampak terhadap

pertumbuhan ekonomi.

(14)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah:

1. Faktor produksi 2. Faktor investasi

3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran

4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi 5. Faktor keuangan negara

Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam teori-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, faktor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.

Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk dari tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh faktor- faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.

E. Siklus Ekonomi

1; Gerakan menaik (Upturn atau Expansion)

Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik.

Kadang – kadang gerakan menaik ini

(15)

disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.

2; Titik puncak atau kulminasi (Peak)

Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.

3; Gerakan menurun (Downturn)

Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi.

Kadang – kadang gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.

4; Titik terendah atau nadir (Trough)

Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.

F. Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi

a. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja

Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisanya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek

(16)

teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variabel adalah tenaga kerja.

Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja.

b. Siklus ekonomi dan inflasi

Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan begitu pula sebaliknya jia output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.

G. Pengelolaan Siklus Ekonomi A. Kebijakan jangka pendek

Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural. Mengubah kondisi output agar tidak terlalu besar maka dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal dan moneter, yang memengaruhi permintaan dan penawaran jangka pendek

1; Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrument utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian

(17)

dari keadaan- keadaan yang tidak diinginkan. Seperti keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit dan sebagainya.

2; Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kebijakan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.

B. Kebijakan jangka panjang

Target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi.

Sebab, simpangan yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban. Untuk mengubah kondisi stabil stagnan ke kondisi stabil dengan pertumbuhan dapat digunakan peralatan kebijakan fiskal dan moneter. Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan kebijakan fiskal dan moneter adalah stimulasi permintaan, maka dalam jangka panjang

(18)

lebih diarahkan kepada stimulasi penawaran. Contohnya seperti, pemberian kredit kepada UKM (Usaha Kecil Menengah), alokasi anggaran yang lebih besar kepada pengeluaran- pengeluaran yang meningkatkan kualitas SDM dan kesehatan.

H. Siklus Ekonomi di Indonesia

Siklus ekonomi Indonesia akan sangat menarik bila dibahas secara menyeluruh. Namun, penafsiran siklus tersebut membutuhkan teori-teori tingkat lanjut. Maka dalam penjelasan kali ini, kami hanya melihat siklus ekonomi dari indikator PDB (Produk Domestic Bruto) riil dan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1990 Triwulan I – 1999 Triwulan IV ketika krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1988.

Selama periode 1990-an, resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua pada tahun 1998. Resesi ini menandai dimulainya krisis ekonomi Indonesia, setelah diawali krisis nilai tukar rupiah pada tahun pertengahan 1997. memasuki tahun 1999, perekonomian tidak mengalami penurunan output lagi, sedangkan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali. Namun tingkat pertumbuhan masih dibawah rata-rata 1990-1999.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perekonomian Indonesia tiba- tiba mengalami krisis, setelah menikmati pertumbuhan jangka panjang selama sekitar tiga dasawarsa?Ada berbagai jawaban atas pertanyaan ini. Salah satu jawabannya adalah krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah. Resiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar (market failure) ,yang disebabkan ketidaksempurnaan informasi (inperfect information) dan atau penyimpangan moral (moral hazard).

Memasuki periode 1980-an pemerintah mulai mengurangi perannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Tampaknya secara bertahap pasar diberikan keleluasaan dalam berkerja agar alokasi sumber daya ekonomi makin efisien.

(19)

Mekanisme pasar juga meningkatkan kemampuan individu (produsen dan atau konsumen) untuk mengoptimalkan dirinya. Kemampuan optimalisasi individu ini dipercaya akan memberikan sumbangan positif terhadap perekonomian.

Proses peleluasaan pasar dimulai dengan liberalisasi sektor perbankan 1983,yang diikuti langkah-langkah liberalisasi dan deregulasi selanjutnya.

Memasuki periode tahun 1990-an langkah-langkah tersebut tampaknya membuahkan hasil, dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Jika lokomotif pertumbuhan periode 1970-an adalah sektor pemerintah,maka lokomotif pertumbuhan periode 1990-an adalah sektor swasta.

Kunci dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah tingginya investasi selama periode 1990-an yang hampir mencapai 40% PDB. Sebagian besar investasi tersebut merupakan investasi swasta. Investasi ini umumnya berasal dari hutang, baik domestik maupun luar negeri. Selama periode 1990-an pertumbuhan hutang luar negeri swasta melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan utang sektor swasta terhadap perbankan domestik juga meningkat pesat.

Membengkaknya utang sektor swasta menunjukan bahwa industri keuangan domestik maupun asing begitu mempercayai sektor swasta Indonesia.

Jika kepercayaan ini ternyata salah dapat dijelaskan bahwa dalam dunia nyata informasi yang diterima pemberi pinjaman tidak sempurna (inperfect information) atau telah terjadi penyimpangan moral dikalangan perlaku ekonomi indonesia. Hal-hal ini lah yang meyebabkan kegagalan pasar sebagai alat alokasi sumber daya yang efisien.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

(20)

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen, yaitu: Gerakan menaik (Upturn atau Expansion), Titik puncak atau kulminasi (Peak), Gerakan menurun (Downturn), Titik terendah atau nadir (Trough).

B. Saran

Untuk menyempurnakan makalah ini, kami berharap bagi para pembaca untuk tidak segan-segan memberikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dan berguna, agar makalah ini bisa mencapai kesempurnaan pada penyusunan selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA file:///F:/DATA%20TUGAS%20EONOMI

%20MAKRO/data%20mentah/tugas

(21)

%20%20makalah%20pertumbuhan

%20ekonomi.htm

Pambudi, Eko Wicaksono.2013. Jawa Tengah; Analisis pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi (kabupaten/kota di provinsi Jawa tengah.

Pdf Chapter 1 Jurnal Skripsi Universitas Sumatra Utara

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis ekonomi terhadap sumber daya yang tersedia di kawasan kajian, maka didapati bahawa jumlah nilai ekonomi sumber daya alam pulau kecil di Kecamatan

Ilmu ekonomi regional merupakan bagian daripada ilmu ekonomi, dimana secara spesifik membahas tentang pembatasan pembatasan wilayah ekonomi dari suatu

■ Aktivitas kedua dalam siklus manajemen sumber daya manusia / penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya.. ■ Perubahan tersebut

Kiat-kiat yang dilakukan jurusan agar Sumber Daya Insani SDI Ekonomi Syariah IAIN Bengkulu dapat bersaing di dunia kerja Dalam mempersiapkan sumber daya insani ekonomi syariah, Ketua

Makalah ini menjelaskan peran sumber daya modal dalam

Sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam membangun ekonomi berkelanjutan di

Teks tersebut membahas tentang contoh pemanfaatan sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya

Makalah tentang pengembangan sumber daya air di Indonesia, membahas kebijakan, infrastruktur, dan kebutuhan air berdasarkan topografi dan wilayah pengaliran