• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM ACARA PIDANA - UIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "HUKUM ACARA PIDANA - UIR"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu penulis berkeyakinan bahwa kehadiran buku ini akan sangat bermanfaat dalam memberikan sumbangsih pada pembahasan hukum acara pidana. Saya yakin kehadiran buku ini akan sangat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang selalu menantikan terbitnya buku-buku baru di bidang hukum khususnya hukum pidana.

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM HUKUM

AWAL PROSES HUKUM ACARA PIDANA 67

PRA PENUNTUTAN DAN PENUNTUTAN 77

PENDAHULUAN

  • Berbagai Definisi Hukum Acara Pidana
  • Hukum Pidana Dalam Arti Formil dan Materiil
  • Tujuan Hukum Acara Pidana
  • Fungsi Hukum Acara Pidana
  • Asas-Asas Hukum Acara Pidana
  • Sumber-Sumber Hukum Acara Pidana
  • Hubungan Hukum Acara Pidana dengan Hukum Pidana Materiil
  • Ilmu Bantu Bagi Hukum Acara Pidana
    • Perundang-undangan Hukum Acara Pidana

Hukum acara pidana merupakan peraturan yang mengatur bagaimana pemerintah dapat menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana substantif. Melihat rumusan di atas, maka tujuan KUHAP dapat dijabarkan sebagai berikut.

SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA

Pendahuluan

13 dan 16, memberikan gambaran perkara pidana pada saat itu (masa berlakunya hukum adat), dengan uraian sebagai berikut: Soesilo, Hukum Acara Pidana (Tata cara penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi aparat penegak hukum ), Politeia, Bogor, 1982, hal.7.

Berlakunya Hukum Acara Pidana (Tertulis) 1. Zaman Pendudukan Penjajahan Belanda

  • Zaman Pendudukan Penjajahan Jepang
  • Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

1849 Nomor. 63), yang memuat hukum acara perdata bagi kelompok penduduk Eropa dan sederajat. 1849 Nomor. 63), yang memuat hukum acara pidana bagi kelompok penduduk Eropa dan sederajat.

Proses Penyusunan KUHAP

8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) (Lembaran Nagara Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran Nagara Nomor 3209). Dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana (RUUHAP), selain memperhatikan hasil Seminar Nasional Hukum ke-2 di Semarang tersebut di atas, kami juga mempertimbangkan pendapat para ahli hukum lain yang tergabung dalam organisasi profesi seperti Ikatan Advokat Indonesia (Peradin), Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI), Persatuan Jaksa Indonesia (Persaja), Ikatan Sarjana Hukum Indonesia (Persahi) dan kegiatan, kongres, rapat kerja dan lain-lain.

PIHAK- PIHAK YANG TERKAIT DALAM HUKUM ACARA PIDANA

Penyelidik 1. Pengertian

  • Wewenang

Penyidik 1. Pengertian

  • Wewenang Penyidik

Penyidik Pembantu 1. Pengertian

Dalam hal ini kewenangan penyidik ​​pembantu sama dengan kewenangan penyidik ​​(Pasal 7 ayat (1) KUHAP), kecuali dalam kaitannya dengan penahanan yang harus diberikan dengan pendelegasian wewenang dari penyidik ​​(Pasal 11 KUHAP). Demikian pula apabila penyidik ​​pembantu telah melaksanakan kewenangannya, maka penyidik ​​pembantu segera membuat berita acara dan menyerahkan berkas perkaranya kepada penyidik, kecuali perkara yang acara penyidikannya singkat dapat diserahkan langsung kepada penuntut umum.

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) 1. Pengertian

Begitu pula dengan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam KUHAP pasal 7 ayat

Penuntut Umum 1. Pengertian

  • Kedudukan
  • wewenang

Pasal 13 KUHAP mengatur bahwa penuntut umum adalah penuntut umum yang berwenang mengadili dan melaksanakan putusan hakim. Melakukan perbuatan lain dalam lingkup tugas dan wewenang penuntut umum berdasarkan undang-undang.

Hakim 1. Pengertian

  • Terdakwa
  • Terpidana

Dengan demikian, menurut Pasal 68 KUHAP, “Terdakwa berhak meminta ganti kerugian dan rehabilitasi sebagaimana diatur dalam Pasal 95 dan seterusnya”.

Bantuan Hukum 1. Penasihat Hukum

  • Bantuan Hukum

Menurut Pasal 69, “Penasihat hukum berhak menghubungi tersangka sejak penangkapan atau penahanan pada semua tingkat penyidikan menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini”. Menurut Pasal 70 ayat (1), “Penasihat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 berhak menghubungi dan berbicara dengan tersangka pada tingkat pemeriksaan apa pun dan sewaktu-waktu untuk keperluan pembelaan perkaranya”. Menurut Pasal 73, “Penasehat hukum berhak mengirim dan menerima surat dari tersangka kapan saja ia menghendakinya.”

Menurut ayat pertama Pasal 115, “Apabila penyidik ​​sedang memeriksa tersangka, penasehat hukum dapat mengawasi jalannya pemeriksaan dengan memperhatikan dan mendengarkan pemeriksaan.”

Bantuan hukum merupakan suatu pelayanan hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum. Penyedia bantuan hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan yang memberikan layanan bantuan hukum berdasarkan Undang-Undang ini. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, yang menyatakan bahwa “dengan berlakunya undang-undang ini, berlaku semua peraturan hukum yang mengatur mengenai bantuan hukum sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang-undang ini.”

Dengan demikian, peraturan perundang-undangan bantuan hukum lainnya tetap dianggap sah sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.

AWAL PROSES HUKUM ACARA PIDANA

  • Penangkapan
  • Tertangkap Tangan
  • Penahanan
  • Penggeledahan
  • Penyitaan Barang Bukti
  • Penyegelan
  • Pembukuan Surat

Apabila di kemudian hari ditemukan suatu benda yang ada padanya, terdapat dugaan kuat bahwa benda itu digunakan untuk melakukan tindak pidana, yang menunjukkan bahwa ia adalah pelaku atau ikut serta dalam perbuatan atau kerja sama dalam melakukan tindak pidana tersebut. delik .5 (Pasal 1 angka 19 KUHP). Ada kekhawatiran tersangka atau terdakwa akan merusak dan/atau menghilangkan barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana. Uraian yang cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan, dengan menyebutkan waktu dan tempat terjadinya tindak pidana tersebut.”

Dalam surat dakwaan pembantu, beberapa tindak pidana/perbuatan dibingkai/disusun secara berlapis/tingkatan dari tindak pidana yang paling berat dengan ancaman pidana sampai dengan tindak pidana yang paling ringan.

PRA PENUNTUTAN DAN PENUNTUTAN

Prapenuntutan

Apabila penyidik ​​telah selesai melakukan penyidikan, ia wajib segera menyerahkan berkas perkaranya kepada penuntut umum. Apabila Jaksa Penuntut Umum menilai hasil penyidikan masih belum lengkap, Jaksa Penuntut Umum segera mengembalikan berkas tersebut kepada penyidik ​​dengan perintah untuk melengkapinya. Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk ditambah, wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai petunjuk penuntut umum.

Dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik ​​disertai petunjuk apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya, dan dalam waktu empat belas hari terhitung sejak tanggal penerimaan perkara, penyidik ​​harus mengembalikannya. berkas perkaranya kepada penuntut umum.

Penuntutan

1. Apabila penuntut umum memutuskan untuk menghentikan penuntutan karena tidak cukup bukti atau ternyata peristiwa itu bukan merupakan tindak pidana atau perkara itu ditutup menurut hukum, maka hal itu harus dinyatakannya dalam putusan. Namun menurut huruf d ayat dua Pasal 140 KUHAP, “apabila di kemudian hari ternyata ada sebab-sebab baru, maka penuntut umum dapat menuntut tersangka”. Dalam ketentuan ini, asas non bis in idem tidak berlaku terhadap putusan penuntut umum yang membatalkan perkara (yang tidak didasarkan pada peluang).

“Apabila penuntut umum menerima hasil penyidikan, maka sesuai dengan alinea pertama Pasal 143 KUHAP, penuntut umum melimpahkan perkara tersebut ke pengadilan negeri dengan permintaan agar segera mempertimbangkan perkara tersebut. " dengan usulan dakwaan".

PRAPERADILAN

  • Praperadilan
    • Pengertian Praperadilan
  • Alasan Praperadilan
  • Ciri dan Eksistensi Praperadilan
  • Tujuan Praperadilan
  • Yang Berwenang Memeriksa Peradilan

Pengadilan Negeri (PN) sebagai pengadilan umum merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi masyarakat pencari keadilan. Praperadilan tidak berada di luar, bersebelahan, atau sejajar dengan pengadilan negeri, tetapi hanya merupakan bagian atau bagian dari pengadilan negeri; Urusan administrasi peradilan, kepegawaian, perlengkapan dan keuangan disatukan dengan pengadilan negeri, dan berada di bawah pimpinan dan pengawasan serta pengarahan Ketua Pengadilan Negeri;

Menurut pasal 77 KUHAP, pengadilan yang berwenang memeriksa sidang pendahuluan adalah “pengadilan negeri yang berwenang menyelidiki dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini mengenai

PROSES PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Perkara

  • Asas-Asas Pemeriksaan di Muka Sidang Pengadilan
  • Jenis-Jenis Perkara Pidana
  • Acara Pemeriksaan Biasa, Singkat dan Cepat
  • Kompetensi Relatif dan Absolut
  • Susunan Keanggotaan Dalam Persidangan
  • Jalan Persidangan

Menurut cara rumusannya: Tindak pidana dibedakan antara tindak pidana formil (formeel delicten) dan tindak pidana materil (materiael delicten). Berdasarkan bentuk kesalahannya: Membedakan antara tindak pidana yang disengaja (doleus delicten) dan tindak pidana yang tidak disengaja (culpose delicten). Dapat dibedakan antara tindak pidana aktif/positif yang disebut juga tindak pidana komisi (delicta commissionis) dan tindak pidana pasif/negatif yang disebut juga tindak pidana komisi (delicta omissionis).

Dengan demikian dapat dibedakan bentuk pokok tindak pidana (eenvoudige delicten), tindak pidana berat (gequalificeerde delicten), dan tindak pidana ringan (gepriviligieerde delicten).

Pembuktian

  • Pengertian Pembuktian
  • Sistem dan Teori Pembuktian Dalam Hukum Acara Pidana
  • Sistem dan Teori Pembuktian yang Diatur KUHP
  • Alat-Alat Bukti
  • Keterangan Saksi
  • Keterangan Ahli
  • Surat
  • Petunjuk
  • Keterangan Terdakwa

Alat bukti yang digunakan hakim untuk memperoleh gambaran tentang tindak pidana yang pernah dilakukannya (barang bukti); Artinya apabila suatu perbuatan terbukti sesuai dengan alat bukti yang disebutkan dalam undang-undang, maka ada pidananya. Hakim dapat mengambil keyakinannya dan menyimpulkannya dari bukti-bukti yang diperiksanya di sidang pengadilan.

Pada prinsipnya sistem pembuktian dalam hukum negatif (negatief wettlijke bewij theorie) mengatur bahwa hakim dapat menuntut terdakwa suatu tindak pidana hanya jika alat bukti itu dibatasi oleh undang-undang dan juga didukung oleh keyakinan hakim akan adanya alat bukti tersebut. .

Putusan Hakim 1. Jenis-Jenis Putusan

  • Syarat-Syarat Putusan
  • Putusan yang Berkekuatan Hukum Tetap

94 Hukum acara pidana. e. hak untuk mencabut pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam jangka waktu yang ditentukan dalam undang-undang ini. Peraturan hukumnya antara lain ketentuan yang mengatur tentang pengertian putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (res judicata) terhadap perkara pidana, yaitu dalam catatan penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU Nomor. telah diajukan banding atau kasasi berdasarkan Hukum Acara Pidana;

Putusan pengadilan banding yang tidak diajukan kasasi dalam jangka waktu yang ditentukan oleh undang-undang acara pidana; atau.

Upaya Hukum

  • Tujuan Upaya Hukum
  • Upaya Hukum Biasa
  • Upaya Hukum Luar Biasa
  • Tata Cara Pengajuan Hukum
  • Verzet
  • Kasasi
  • Peninjauan Kembali
  • Kasasi Demi Kepentingan-kepentingan Hukum

Upaya hukum luar biasa termasuk dalam Bab Permohonan Permohonan bersamaan dengan upaya hukum lainnya yaitu banding (Pasal 156 ayat 5 huruf a KUHAP). Dalam berbagai literatur, maupun dalam KUHAP, perlawanan tidak termasuk dalam upaya hukum apa pun (lihat Bab XVII KUHAP).

Peninjauan kembali merupakan upaya hukum luar biasa (upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan pengadilan yang sudah final).

Pelaksanaan Putusan Hakim

  • Pelaksaan Putusan Oleh Jaksa
  • Biaya Perkara
  • Pengawasan dan Pengamatan Pelaksanaan Putusan

Pengawasan dan observasi terhadap pelaksanaan putusan diatur dalam Pasal 277-283 KUHAP, yaitu sebagai berikut: 19. Atas permintaan hakim pengawas dan pengamat, pimpinan lembaga pemasyarakatan secara berkala atau sewaktu-waktu menyampaikan informasi. tentang tingkah laku narapidana tertentu di bawah pengawasan hakim. Apabila dipandang perlu untuk keperluan observasi, hakim pengawas dan pengamat dapat berdiskusi dengan pimpinan lembaga pemasyarakatan mengenai cara pembinaan narapidana tertentu. g) Pasal 283.

Hasil pengawasan dan pengamatan dilaporkan oleh hakim pengawas dan pengamat kepada ketua pengadilan secara berkala.

PANGKAT KEPOLISIAN

  • Pengertian Kepolisian
  • Fungsi dan Peran Kepolisian Republik Indonesia
  • Tugas Pokok dan Wewenang Kepolisian Republik Indonesia
    • Peran Polri dalam Penegakan Hukum
    • Peran Polri sebagai Pengayom dan Pelindung Masyarakat
    • Peran Polri sebagai Pelayan Masyarakat (Public Service)
  • Pangkat Kepolisian 1. Tamtama
    • Bintara
    • Bintara Tinggi
    • Perwira Pertama
    • Perwira Menengah
    • Perwira Tinggi
  • Struktur Kepolisian

Dalam Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum Angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa “Kepolisian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Sedangkan menurut pasal 5 ayat (1) undang-undang yang sama disebutkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan. pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka menjaga keamanan dalam negeri. Kepolisian Negara atau singkatan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hubungannya dengan pemerintah adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dalam bidang memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat, pengayoman, pelayanan dan pengayoman. masyarakat dan penegak hukum.

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perlindungan, pengayoman, pelayanan masyarakat, dan penegakan hukum.”

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Jurnal

Perundang-undangan

GLOSARIUM

SURAT DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM

Bahwa surat dakwaan terhadap Kejaksaan harus dinyatakan tidak tepat, tidak jelas, dan tidak lengkap atau kabur (obscure libel) karena hal-hal sebagai berikut:

DAKWAAN TIDAK DAPAT DITERIMA

Saya selaku penasihat hukum terdakwa Septian Zadet berpendapat, tanggapan Jaksa Penuntut Umum perlu ditanggapi guna mengungkap kebenaran materil dalam perkara ini. Kami sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum yang menyatakan bahwa terdakwa melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap korban. Sesuai agenda sidang yang telah ditetapkan, Jaksa Penuntut Umum dalam kesempatan ini akan menanggapi usulan penasihat hukum terdakwa, Septian Zadej.

Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum bersifat samar-samar (pencemaran nama baik yang tidak jelas) dan juga bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak sesuai dengan aturan penyusunan surat dakwaan yaitu bersifat curang (menyesatkan) dan cenderung asal-asalan.

BIODATA PENULIS

Referensi

Dokumen terkait

Ω Surat dakwaan mengikat semua pihak (PU, hakim, terdakwa, penasihat hukum) Ω Sidang pelimpahan perkara, yang harus diperhatikan oleh penuntut umum dalam.. surat

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa menganalisa pengaturan dan praktik prapenuntutan dalam hal profesional Penyidik Polri untuk mengikuti petunjuk Jaksa Penuntut

3.1 Kesesuaian Formulasi Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Pidana Nomor: 868/Pid.B/2010/PN.Bwi Dengan Tindakan Terdakwa

Dengan menggunakan kriteria ini, maka delik aduan yang dimaksud dalam Pasal 367 ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah jenis delik aduan relatif ,

Tahap penuntutan merupakan salah satu tahap penyelesaian perkara pidana yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum yang ketentuannya tunduk pada pasal 30 Undang-Undang Nomor

perkara yang dicabut dapat dilakukan di karenakan beberapa hal, bisa saja jaksa penuntut umum selalu menunda-nunda tuntutannya, atau jaksa tidak dapat menghadirkan

Dengan mengingat kepentingan tentara dan tidak mengurangi peraturan-peraturan dalam undang-undang ini atau undang-undang lain, Jaksa-Tentara melakukan atau memimpin

Peran jaksa penuntut umum (JPU), dalam menjalankan tugas dan fungsinya diangkat oleh undang-undang, dan diberi wewenang oleh undang-undang, dan diberi wewenang