Ibnu Kathir, dalam tafsirnya, menggambarkan Al-Birr sebagai segala perbuatan baik yang diinginkan dan diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran dan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Ini mencakup kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, zakat, puasa, haji, serta bermacam amal saleh lainnya. Selain itu, Ibnu Kathir juga menekankan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, menunaikan janji, dan memberikan sedekah kepada yang membutuhkan sebagai bagian dari konsep Al-Birr.
Al-Qurtubi menjelaskan Al-Birr sebagai konsep yang luas, mencakup segala bentuk kebajikan dan amal saleh. Ini termasuk keadilan, berbuat baik kepada tetangga, membantu orang miskin dan yatim, menyantuni fakir miskin, serta melakukan segala amal kebajikan lainnya yang dapat membantu memperbaiki kehidupan bermasyarakat.
Ibn Abbas, seorang sahabat Nabi, menyatakan bahwa Al-Birr mencakup segala perbuatan baik, termasuk kebajikan hati dan amal saleh yang mencerminkan etika dan moral yang baik. Ini meliputi berlaku adil, berbuat baik kepada orang tua, menunaikan hak-hak sesama manusia, dan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.
Ibn Al-Jawzi menyoroti bahwa Al-Birr juga mencakup aspek pengendalian diri, menahan diri dari perbuatan buruk, berbicara dengan kata-kata yang baik, menepati janji, dan memenuhi hak- hak yang seharusnya diberikan kepada orang lain.
Al-Razi menjelaskan bahwa Al-Birr adalah sikap batin yang baik yang tercermin dalam tindakan-tindakan nyata yang memberikan manfaat kepada individu dan masyarakat. Ini mencakup taat pada perintah Allah, berbuat baik kepada sesama, dan menahan diri dari perbuatan yang buruk.
Ibnu Arabi, dengan pendekatan mistisnya, mengaitkan Al-Birr dengan kedekatan spiritual dengan Allah. Menurutnya, Al-Birr melibatkan kesadaran penuh terhadap Tuhan dan ketaatan total kepada-Nya, serta perasaan kasih sayang dan cinta kepada seluruh ciptaan-Nya.
Setiap penafsir memberikan pandangan yang berbeda terkait dengan Al-Birr, namun keseluruhan pemahaman tersebut menekankan pada konsep kebaikan, kebajikan, ketaatan kepada Allah, dan perilaku yang baik terhadap sesama sebagai bagian integral dari konsep Al-Birr dalam Islam.