PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana penafsiran kata jahil menurut Ibnu Katsir dalam Tafsi>r al-Qur'a>n al-Azi>m. Bagaimana penerapan tafsir kata jahil menurut Ibnu Katsir dalam Tafsi>r al-Qur'a>n al-Azim> dalam konteks kehidupan saat ini.
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu memberikan informasi dan pengetahuan lebih lanjut tentang pengertian kata jahil menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'a>n al-'Az}i>m. Penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar akademik di bidang Al-Qur'an dan Tafsir.
Kajian Terdahulu
34 Abdul Rahman Umar, “Konsep Jahal dalam Al-Qur'an‛ Riyah al-Islam; Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam – Volume 1, No. Program Studi Ilmu dan Tafsir Al-Qur'an, Jurusan Ushuluddin, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu.
Metode Penelitian
Az}i>m merupakan sumber utama dalam tesis ini kerana kajian ini secara langsung berkaitan dengan kitab Tafsir al-Qur'a>n al-'Az}i>m. Menjejak dan mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan permasalahan yang telah diutarakan, ayat Makiyah dan Madaniyah.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Metode Tafsir
Kata method berasal dari bahasa yunani methodos yang berarti jalan atau cara 53 Dalam bahasa arab method dikenal dengan manhaj 54 Dan dalam bahasa inggris kata ini adalah method tertulis, dan dalam bahasa indonesia kata method berarti cara yang tersusun dan dipikirkan dengan matang untuk mencapai suatu tujuan. (dalam sains dan sebagainya); Sistematis cara kerja untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai. 51 Abdul Muin Salim, Berbagai Aspek Metodologi Tafsir Al-Qur'an, (Ujung Pandang: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Islam, 1990), hlm. Adapun metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode-metode yang digunakan untuk mengkaji, membahas dan merefleksi isi al-Qur’an secara apresiatif berdasarkan kerangka konseptual tertentu guna menghasilkan karya tafsir yang perwakilan adalah.
Metodologi tafsir merupakan alat dalam upaya mengkaji pesan-pesan dalam kitab suci umat Islam. Konsekuensinya, tentu saja kualitas suatu karya sangat bergantung pada metodologi yang digunakan dalam menghasilkan karya tafsir.56 Para ulama mengklasifikasikan metode yang digunakan mufasir dalam menafsirkan Al-Qur'an menjadi empat metode; metode tahlili, metode ijmali, metode muqaran, metode maudu'i 57.
Metode Tafsir Maudu’i
Metode tafsir maudu'i disebut juga metode tematik karena pembahasannya didasarkan pada tema-tema tertentu yang terdapat dalam al-Qur'an. 59 Mohammad Nur Ichwan, Tafsir Ilmiah tentang Pemahaman Al-Qur'an Melalui Pendekatan Ilmiah Modern, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2004), hlm. Penggunaan metode ini biasanya merupakan respon penafsir terhadap persoalan-persoalan yang membutuhkan “visi” Al-Qur'an.
Beliau menamakan kitabnya Tafs}il Ayat Al-Qur'an Al-Karim, dengan tema yang berbeza. Dengan menentukan tajuk-tajuk yang akan dibincangkan, pemahaman terhadap ayat-ayat al-Quran dapat diserap sepenuhnya.
BIOGRAFI IBNU KATSIR DAN TAFSI<R AL-QUR’A<N
Latarbelakang Pendidikan Ibnu Katsir
Sebagai contoh, dalam bidang hadis, pada tahun 748 H / 1348 M, Ibnu Katsir menggantikan gurunya Muhammad ibn Muhammad al-Zahabi di Turba Ummu Salih (institusi pendidikan). Dan pada tahun 756 H / 1355 M, beliau telah dilantik sebagai ketua Dar al-H{adis al-Asyrafiyah (institusi pendidikan hadith) selepas kematian Hakim Takijudin al-Subki.78. Bersama ulama lain, pada tahun 759 H Ibnu Katsir pernah diminta oleh Amir Munjak untuk mengesahkan beberapa dasar dalam pemberantasan korupsi dan acara kenegaraan lainnya.
Guru-guru tersebut ialah; beliau belajar daripada Syaikh Burhanudin Ibrahim bin 'Abdirrahman al-Fazari yang dikenali sebagai Ibnul Farkah yang meninggal dunia pada tahun 729 H (seorang ulama terkemuka yang bermazhab Syafi'i) dan Kamal al-Din ibnu Qadhi Syuhbah. Beliau juga belajar dari Syaikh Islam Taqiyuddin Ahmad bin 'Abdil Halim bin 'Abdis Salam bin Taimiyyah, yang wafat pada tahun 728 H, yang dipelajarinya dari Syaikh al-Hafiz}, seorang ahli sejarah (sejarah), Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin.
Karya-karya Ibnu Katsir
Al-Muhaddis\, seorang yang ahli dalam periwayatan dan periwayatan hadith, dapat membezakan antara yang cacat dan bunyi, mengambilnya daripada para Imam, dan boleh mengesahkannya dalam pembelajaran dan eksploitasi. Al-Faqih, gelaran bagi ulama yang pakar dalam ilmu hukum Islam tetapi tidak mencapai tahap mujtahid. Al-Mufassir, seorang yang ahli dalam bidang tafsir, menguasai beberapa tingkatan berupa Ulum al-Qur’an dan memenuhi syarat seorang mufassir.
Dalam Hadis: Kitab Jami al-Masa>nid wa al-Sunan, al-Kutub al-Sittah, al-Takmi>lah fi Marifat al-Siqa>t wa al-Du'afa> wa al-Muja >hal, al -Mukhtasar sebagai ringkasan kitab Muqaddimah li 'Ulum al-H{adi>s oleh Ibnu Salah, dan Adillah al-Tanbih li 'Ulum al-H{adi>s. 84 Selain itu, Ibnu Katsir juga meriwayatkan kitab S{ah }ih} Bukha>ri, yang penyelesaiannya dikembangkan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani.85. Dalam bidang sejarah: Al-Bida>yah wa al-Niha>yah (yang terdiri daripada 14 jilid), al-Fusu>l fi> Sirah al-Rasu>l, T{abaqa>t al-Syafi'iyyah, Qas} as} al-Anbiya dan Manaqib al-Ima>m al-Syafi'i. 86.
Pendapat Ulama Terhadap Ibnu Katsir
Kata jahil/jehl dalam Al-Qur'an terdapat dalam berbagai surat dan ayat dengan segala variasinya. Quraish Shihab, Tafsi>r al-Mis}bah, Pesan, Kesan dan Keharmonisan Al-Qur'an, Cet. Mereka mengetahui dan memahami (dengan cahaya iman) dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Walaupun beliau terkenal dengan penjelasan ayat-ayat al-Quran menggunakan kaedah muhasabah antara ayat-ayat tersebut. Penelitian ini hanya membahas pengertian jahiliyah menurut Ibnu Katsir dalam Tafsi>r al-Qur'a>n al-'Az}i>m.
Deskripsi Tafsi>r Al-Qur’a>n Al-‘Az}i>m
- Bentuk Tafsir
- Metode Tafsir
- Sistematika Penafsiran Ibnu Katsir
- Israiliyat Dalam Tafsir Ibnu Katsir
Pengertian Jahil
Ibnu Fa>ris berpendapat bahwa pengertian jahl memiliki dua pengertian secara linguistik, yaitu jahl sebagai antonim dari 'ilm, dan jahl antonim dari khiffah (kecerobohan). Sedangkan menurut Ibnu Manzr, kedua pengertian tersebut adalah jahl yang meniadakan 'ilm, dan jahl adalah antonim dari khibrah (pengalaman). Sementara itu, Muhammad Salim mengatakan bahwa istilah jahl memiliki dua pengertian: jahl sebagai antonim dari 'ilm, dan jahl antonim dari hilm (sopan).
Jahli sebagai antonim dari 'ilm berarti “kebodohan manusia terhadap apa yang tidak diketahuinya”, ini adalah kebodohan alamiah (jahli). Jahli sebagai antonim dari hilm (baik), berarti pelanggar, bodoh, perilaku buruk dan perusak kehormatan.
Makna Jahil Menurut Al-Qur’an
Maksudnya: 'Maka sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang-orang yang melakukan kezaliman disebabkan kejahilan mereka, kemudian mereka bertaubat dan (berbaik sangka), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.‛ (QS. al. - Nah} l. Maksudnya: 'Dan apabila mereka mendengar perkataan yang keji, mereka berpaling daripadanya dan berkata: 'Bagi kami amal kami dan bagi kamu amalan kamu, selamatlah, kami tidak mahu (bersekutu) dengan orang-orang yang bodoh'. ‛ (QS. al- Qas}as. Jika datang kepadamu orang jahat membawa berita, maka periksalah kebenarannya agar kamu tidak merugikan manusia dengan kebodohan (sembrono), yang akhirnya kamu menyesali perbuatannya itu.‛ (QS. al-Qas}as). -H{ujura>t.
Klasifikasi Ayat-ayat Tentang Jahil
136 Cordoba, Multazam al-Qur'an Cordoba terjemahan tematik dan bacaan berwarna (al-Qur'an Tafsir bil Hadis\), (Bandung: Cordoba Internasional-Indonesia, 2017), hlm.180 Cordoba, Multazam al-Qur'an Cordoba terjemahan tematik dan tajwid berwarna (Quran Tafsir bil Hadis\), (Bandung: Cordoba Internasional-Indonesia, 2017), hlm. Ia juga menjadi rujukan dalam hal membaca (qira'at) dan memahami (tafsir) Al-Qur'an dan hadits.
Alquran juga menyebut ghamratun, akar kata ghamrun, jamak aghma>run; tidak ada kecerdasan, bodoh. Lihat Kordoba, Multazam al-Qur'an Kordoba terjemahan tematik dan tajwid berwarna (al-Qur'an Tafsir bil H{adis\), (Bandung: Cordoba Internasional-Indonesia, 2017). Lihat, Cordoba, Multazam al-Qur'an Cordoba terjemahan Tajwid tematik dan berwarna (al-Qur'an Tafsir bil H{adis\), (Bandung: Cordoba Internasional-Indonesia, 2017).
Ichwan, Muhammad Nur, 2004, Tafsir Ilmiah Pemahaman Al-Qur'an Melalui Pendekatan Sains Modern, Yogyakarta: Menara Kudus.
Tingkatan Jahil
Penafsiran Kata Jahil Dalam Al-Qur’an
Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Menurut imam pengarang Tafsi>r Jala>lain, maksud al-Ja>hili>na ialah: "Orang yang melakukan dosa."153 Menurut ulama tafsir yang lain, pengertian jahil di sini ialah orang bodoh yang melakukan. . perkara-perkara buruk 154 Kejahatan yang akan membawa kepada kebinasaan yang disebabkan oleh keinginan dan hawa nafsu mereka 155. Menurut imam-pengarang Tafsi>r Jala>lain, maksud al-Ja>hili>na ialah: ‚Orang yang jahil, iaitu. mereka yang suka mempersendakan perintah/perintah nabi mereka.‛161.
Menurut Imam pengarang Tafsi>r Jala>lain, maksud al-Ja>hiliyyah ialah: 'Orang yang percaya (prasangka) bahawa Nabi (Muhammad) benar-benar telah dibunuh, atau jika tidak, maka dia tidak dapat dikalahkan. . Maksudnya: 'Dan hendaklah kamu tetap di rumah kamu167 dan janganlah kamu berhias dan janganlah kamu bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu168 dan solat, tunaikanlah zakat dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya.
Identifikasi Ayat-ayat Jahil Menurut Ibnu Katsir
Maksudnya: “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang (ialah) orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah diri, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandungi) keselamatan.‛176. Maksudnya: ‚Yusuf berkata: ‘Tahukah kamu (keburukan) apa yang kamu telah lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya sedangkan kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatan kamu itu?’.‛177. Maksudnya: ‚Dia berkata: 'Pengetahuan (tentangnya) hanyalah di sisi Allah, dan aku menyampaikan (hanya) kepada kamu apa yang aku diutus untuk membawanya, tetapi aku melihat kamu adalah kaum yang bodoh'.‛178.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka takut akan mengkhianatinya, lalu mereka mengambilnya. Maksudnya: Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan kerana kejahilan, kemudian mereka segera bertaubat, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.‛180.
Penafsiran Kata Jahil Menurut Ibnu Katsir
- QS. al-A’ra>f/7/39 : 138
- QS. al-Furqa>n/25/42 : 63
- QS. Yusu>f/12/53 : 89
- QS. al-Ahqa>f/46/66 : 23
- QS. al-Ahza>b/33/90 :72
- QS. al-Nisa>’/4/92 : 17
200 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, al-Mis}ba>h}ul Muni>r fi> Tahz\i>bi Tafsi>ri Ibnu Kas\i>r, terj. 210 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, al-Mis}ba>h}ul Muni>r fi> Tahz\i>bi Tafsi>ri Ibnu Kas\i>r, terj. 213 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, al-Mis}ba>h}ul Muni>r fi> Tahz\i>bi Tafsi>ri Ibnu Kas\i>r, terj.
215 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, al-Mis}ba>h}ul Muni>r fi> Tahz\i>bi Tafsi>ri Ibnu Kas\i>r, terj. 233 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, al-Mis}ba>h}ul Muni>r fi> Tahz\i>bi Tafsi>ri Ibnu Kas\i>r, terj.
Implementasi Penafsiran Kata Jahil Menurut Ibnu Katsir
- Analisa Penulis
Namun Allah juga menyinggung kebodohan ini melalui firman-Nya yang terdapat dalam banyak ayat Al-Qur'an. Kebodohan tidak sebatas buta terhadap ilmu duniawi karena Al-Qur'an banyak membahas tentang ilmu jahiliah ini terkait dengan kehidupan beragama seseorang. Penafsiran kata jahil yang disampaikan Ibnu Katsir melalui penafsiran kata jahil dalam Tafsi>r al-Qur'a>n al-'Azi>m, adalah sebagai berikut: (a) Bodoh, yaitu karena kebodohan adalah orang.
Saleh, Ahmad Syukri, 2007, Metodologi Tafsir Al-Quran Modern Dalam Pandangan Fazlur Rahman, Jambi: Sultan Taha Press. Salim, Abdul Muin, 1990, Berbagai Aspek Metodologi Tafsir Al-Qur'an, Ujung Pandang: Lembaga Kajian Budaya Islam.
PENUTUP
Saran