• Tidak ada hasil yang ditemukan

identifikasi permasalahan peserta didik terkait - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "identifikasi permasalahan peserta didik terkait - Spada UNS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PESERTA DIDIK TERKAIT BIDANG BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Nama : Aditya Indit Noveles NIM : K5418004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020

(2)

1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PESERTA DIDIK TERKAIT

BIDANG BELAJAR

1. Pengertian

Identifikasi permasalahan peserta didik terkait bidang belajar adalah proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik atau konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan ketrampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.

Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.

2. Tujuan

Tujuan dari bidang belajar adalah membantu peserta didik atau konseli agar mampu:

a) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar,

b) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,

c) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, d) memiliki keterampilan belajar yang efektif,

e) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, dan

(3)

2 f) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkupnya sendiri terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektifan belajar di sekolahan dan sepanjang kehidupannya; menyelesaikan studi di sekolahan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.

4. Materi Pokok Bidang Belajar

Secara lebih rinci materi pokok bidang belajar, adalah:

a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efisien,

b) Pengembangan kemampuan membaca dan menulis (meringkas) secara cepat,

c) Pemantapan penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau pengayaan,

d) Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

e) Pemanfaatan kondisi sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan, f) Pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan dan

g) Orientasi.

5. Contoh Permasalahan Peserta Didik Terkait Bidang Belajar

Masalah belajar yang disampaikan siswa kepada guru BK/Konselor yang dominan diceritakan siswa yaitu, sulit untuk belajar teratur, sulit untuk memusatkan perhatian dan kurang teliti dalam mengerjakan ulangan. Sedangkan masalah belajar yang tidak disampaikan yang dominan yaitu, masalah kedapatan menyalin pekerjaan rumah (PR) teman, malas mempelajari buku pelajaran dan terpaksa mengikuti mata pelajaran yang tidak disukai. Padahal Proses belajar merupakan aktivitas psikis, sesuai dengan permasalahan di atas W.S. Winkel (1987: 36) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

(4)

3 menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.

Untuk itu agar aktivitas belajar berjalan lebih baik, siswa harus bisa mengatasi dan memperbaiki cara belajarnya. Dalam cara belajar kesulitan terjadi karena siswa tidak menguasai keterampilan belajar, siswa tidak tahu bagaimana cara mencatat yang mudah dan mudah dipahami, serta menemukan pokok-pokok penting dari setiap materi pelajaran. Seharusnya keterampilan belajar dikuasai oleh semua siswa selaku peserta didik yang menjalani kegiatan belajar. Sulitnya siswa mematuhi peraturan dalam belajar, hal ini erat kaitannya dengan peraturan kelas dan kebutuhan siswa untuk berkomunikasi. Dapat dikatakan peraturan yang melarang siswa membawa handphone (HP) terkait dengan fasilitas HP yang sudah semakin canggih, dikhawatirkan akan merusak pemikiran dari para siswa dan dapat mengganggu proses pembelajaran di kelas. Sementara siswa butuh HP untuk kelancaran proses komunikasi dengan keluarga di rumah dan teman-teman di luar sekolah.

Untuk itu diharapkan kepada siswa yang tidak menyampaikan masalah belajar kepada guru BK/Konselor. Karena takutnya siswa ditertawakan oleh teman membuatnya sulit untuk menyampaikan masalah belajar seperti, masalah takut untuk bertanya materi yang tidak dimengerti kepada guru. Permasalahan ini terjadi karena siswa tidak mampu menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman dikelas, sehingga komunikasi saat proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Apabila siswa selalu takut untuk berkomunikasi di kelas, siswa akan merasa tidak nyaman belajar di kelas dan hasil belajar yang diperoleh tidak baik. Sulitnya siswa mencatat materi-materi penting dari semua mata pelajaran, hal ini terjadi karena siswa tidak tahu bagaimana cara mencatat yang mudah dan mudah dipahami, serta menemukan pokok-pokok penting setiap materi dari semua pelajaran. Seharusnya keterampilan belajar dikuasai oleh semua siswa selaku peserta didik yang menjalani kegiatan belajar. Sulitnya siswa memanfaatkan waktu belajar yang kosong, hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan belajar siswa dan pengaturan waktu belajar siswa. Kenyataan di sekolah siswa belajar apabila ada guru di kelas, apabila guru tidak hadir siswa lebih memilih bermain daripada belajar di perpustakaan.

(5)

4 Kenyataan ini diperkuat dengan adanya tuntutan dalam proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada dalam proses belajar. Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik apabila siswa mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada pada proses belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru BK/Konselor harus membantu siswa agar permasalahan belajar yang tidak diungkapkannya kepada guru BK/Konselor bisa lebih diperhatikan oleh guru BK/Konselor melalui layanan bimbingan konseling, berupa layanan konseling perorangan dan konseling kelompok.

(6)

5 DAFTAR PUSTAKA

Khofifah., A., Afrizal S. & Yarmis S. 2013. Permasalahan yang Disampaikan Siswa Kepada Guru BK/Konselor. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol.2 No.2: 26-33.

Referensi

Dokumen terkait

Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan kemandirian peserta didik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai layanan fasilitasi dan konselor kepada konseli

bimbingan dan konseling atau konselor mampu menyusun persiapan, mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman dalam kelas sehingga semua peserta

Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi, dan

3) Pasca konseling, (1) Membuat laporan konseling; (2) Berdasarkan kesepakatan dengan peserta didik/konseli, guru bimbingan dan konseling atau konselor

DEFINISI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK MERUPAKAN CIRI ATAU SIFAT DANATRIBUT YANG MELEKAT PADAPESERTA DIDIK YANG MENGGAMBARKAN KONDISI PESERTA DIDIK, MISALNYA GAYA BELAJAR,

Peran dari guru mata pelajaran adalah membantu memasyaratkan bimbingan dan konseling pada peserta didik, membantu mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan bantuan bimbingan dan

Tugas guru mata pelajaran adalah membantu memasyaratkan bimbingan dan konseling pada peserta didik, membantu mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan bantuan bimbingan dan

Peran dari guru mata pelajaran adalah membantu memasyaratkan bimbingan dan konseling pada peserta didik, membantu mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan bantuan bimbingan dan