i
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DAN PENYUSUNAN PROGRAMA
Studi Kasus : Pada Kelompok Tani Subur
MAGANG DAN STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT (MSIB)
AMRINA ROSADA RAHMAWATI
FAKULTAS SAINS TERAPAN UNIVERSITAS SURYAKANCANA
2024
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, karena atas hidayah dan karunia-Nya penulis diberikan kemudahan dalam melaksanakan segala sesuatu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Dengan kemudahan yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul : “Identifikasi Potensi Wilayah dan Penyusunan Programa”. Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan magang ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna penyempurnaan laporan magang ini.
Dalam penyelesaian laporan magang ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan baik secara moril maupun material dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang dimana atas kuasanya penulis selalu diberi kelancaran dan kemudahan dalam melakukan setiap kegiatan termasuk magang dan menyelesaikan laporan ini.
2. Kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan semangat, motivasi, dan dukungan baik moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini
3. Seluruh karyawan Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Panimbang
4. Para metor yang telah membantu dalam melaksanakan setiap tugas dan kompetensi yang ada
Penulis berharap semoga laporan magang ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca.
Panimbang, 3 Oktober 2024
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... i
DAFTAR TABEL ...iv
DAFTAR GAMBAR ... v
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
1.3 Manfaat ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah ... 3
2.2 Analisis SWOT ... 3
2.3 Pemetaan Potensi Wilayah Dengan Sistem Informasi Geografi ... 3
2.4 Programa Penyuluh Pertanian ... 4
2.5 PRA (participatory rural appraisal) ... 4
RENCANA KEGIATAN ... 6
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 6
3.2 Materi Kegiatan ... 6
3.3 Prosedur Pelaksanaan ... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8
4.1 Identifikasi Potensi Wilayah ... 8
4.2 Keadaan Umum Wilayah Desa Mekarjaya ... 8
ii
4.3 Kondisi Biofisik atau Sumber Daya Alam Wilayah Desa Mekarjaya ... 9
4.4 Kondisi Sumber Daya Manusia Wilayah Desa Mekarjaya ... 10
4.4.1 Data Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur ... 10
4.4.2 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 11
4.4.3 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 11
4.5 Kondisi Kelembagaan Petani Desa Mekarjaya ... 12
4.6 Kondisi Kelembagaan Penunjang Desa Mekarjaya ... 13
4.7 Pemetaan Potensi Wilayah dengan Program GISAnalisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Desa Mekarjaya ... 14
4.8 Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Desa Mekarjaya ... 14
4.9 Matriks Faktor Strategis Internal (IFAS) ... 16
4.10 Matriks Faktor Strategis Eksternal (EFAS)... 16
4.1.1 Diagram Analisis SWOT ... 17
4.12 Strategi Matriks SWOT ... 18
Penyusunan Programa Penyuluh Pertanian Tingkat Desa ... 20
5.1 Participatory Rural Apraisal (PRA) ... 20
5.1.1 Peta Desa Mekarjaya ... 20
5.1.2 Peta Transek Desa Mekarjaya ... 20
5.1.3 Alur Sejarah Desa Mekarjaya ... 23
5.1.4 Diagram Venn Kelembagaan ... 24
5.1.5 Peta Mobilisasi Masyarakat Desa Mekarjaya ... 25
5.1.6 Diagram Harian Keluarga ... 25
5.1.7 Kalender Musim ... 27
5.1.8 Diagram Alir Produksi ... 28
PENDAHULUAN ... 29
Latar Belakang ... 29
Tujuan ... 29
Manfaat ... 30
KEADAAN UMUM ... 31
Data Biofisik atau Sumber Daya Alam Wilayah Desa Mekarjaya ... 31
Data Sumber Daya Manusia Wilayah Desa Mekarjaya ... 32
iii
Data Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur ... 32
Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 33
Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 34
Data Kelembagaan Petani Desa Mekarjaya ... 35
Data Kelembagaan Penunjang Petani Desa Mekarjaya... 36
TUJUAN ... 37
Masalah Perilaku ... 37
Masalah Non Perilaku ... 38
RENCANA KEGIATAN ... 39
PENUTUPAN ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN... 43
iv
DAFTAR TABEL
Table 1 Menentukan Potensi dan Permasalahan Pertanian ... 6
Table 2 Menyusun Programa ... 7
Table 3 Kondisi Biofisik atau SDA Desa Mekarjaya ... 10
Table 4 Kondisi SDM Desa Mekarjaya ... 10
Table 5 Data Penduduk Berdasarkan Kalsifikasi Umur ... 10
Table 6 Data Peduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 11
Table 7 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 12
Table 8 Kondisi Kelembagaan Petani Desa Mekarjaya ... 13
Table 9 Kelembagaan Penunjang Petani ... 14
Table 10 Matriks IFAS ... 16
Table 11 Matriks EFAS ... 17
Table 12 Strategi Matriks SWOT ... 20
Table 13 Potensi Wilayah dan Pemecahan Masalah ... 22
Table 14 Diagram Harian Keluarga ... 26
Table 15 Kalender Musim Tanam dan Pola Tanam ... 28
Table 16 Biofisik dan SDA ... 32
Table 17 Data SDM ... 32
Table 18 Data Penduduk Berdasarkan Umur ... 33
Table 19 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 34
Table 20 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 35
Table 21 Data Kelembagaan Petani ... 36
Table 22 Data Kelembagaan Penunjang Petani ... 36
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Desa Mekarjaya ... 9
Gambar 2 Pemetaan Potensi Wilayah ... 14
Gambar 3 Diagram Analisis SWOT ... 18
Gambar 4 Peta Desa Mekarjaya ... 20
Gambar 5 Peta Transek... 21
Gambar 6 Diagram Venn Kelembagaan ... 24
Gambar 7 Peta Moblisasi Masyaraat ... 25
Gambar 8 Diagram Harian Keluarga ... 27
Gambar 1 Peta Desa Mekarjaya ... 9
Gambar 2 Pemetaan Potensi Wilayah ... 14
Gambar 3 Diagram Analisis SWOT ... 18
Gambar 4 Peta Desa Mekarjaya ... 20
Gambar 5 Peta Transek... 21
Gambar 6 Diagram Venn Kelembagaan ... 24
Gambar 7 Peta Moblisasi Masyaraat ... 25
Gambar 8 Diagram Harian Keluarga ... 27
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang dapat dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia, dimana dalam pelaksanaannya dilakukan kegiatan selama kurang lebih 1 semester.
Program ini merupakan salah satu cabang dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang di luncurkan oleh pihak Kemendikbud. Program MSIB ini ada dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa untuk meningkatkan kesiapan dan keterseapan di duna kerja dan dunia usaha. Selain itu program MSIB ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan peran dan kontribusi nyata Perguruan Tinggi dan Mahasiswa dalam pembangunan nasional.
Dalam programnya MSIB tidak luput dari keterlibatan mitra mitra yang menjadi wadah atau tempat bagi para mahasiswa untuk mengeksplor kompetensi kompetensi dan sebagai media bagi para mahasiswa untuk belajar terkait dunia pekerjaan secara nyata. Balai Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDP) di bawah naungan Kementrian Pertanian ikut andil untuk pertama kalinya menjadi salah satu mitra dalam program MSIB batch 7 ini. Dimana program utama BPPSDP adalah untuk melibatkan para mahasiswa dalam pengembangan padi rawa yang menjadi program Kementrian Pertanian saat ini.
Pemberdayaan Petani menjadi salah satu posisi yang didalamnya mahasiswa ikut andil banyak dalam setiap kompetensinya. Desa Mekarjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten merupakan salah satu tempat dimana mahasiswa ditempatkan untuk melakukan kompetensi kompetensi yang ada. Dimana nantinya penulis akan banyak terlibat aktif dalam memenuhi kompetensi kompetensi dan pencapaian yang sudah ditargetkan oleh pihak mitra terlibat untuk terjalannya program program pertanian ini dengan baik.
1.2 Tujuan
a) Mempelajari Identifikasi Potensi Wilayah di Desa Mekarjaya
b) Mempelajari Penyusunan programa penyuluh pertanian tingkat kelompok tani
c) Mempelajari penyusunan programa penyuuhan pertanian tingkat desa yag sesuai dengan Permentan No.47 Tahun 2016
2
1.3 Manfaat
a) Mahasiswa mampu melaksanakan dan melakukan kegiatan Identiikasi Potensi Wilayah, memecahkan permasalahan wilayah serta membuat peta potensi wilayah di desa
b) Mahasiswa mampu Menyusun programa penyuluhan pertanian tingkat kelompok tani
c) Mahasiswa mamu Menyusun prorama penyuluhan pertanian tingkat desa sesuai dengan Permentan No.47 tahun 2016
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah
IPW adalah proses pengumpulan dan analisis data mengenai potensi wilayah untuk mendukung penyusunan programa penyuluhan pertanian. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sumber daya, potensi, dan masalah yang ada di wilayah tersebut, sehingga program penyuluhan dapat disusun secara lebih tepat sasaran.(Karunia, 2016)
IPW sering dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di suatu wilayah. Misalnya, penelitian di Desa Bernung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, menggunakan SWOT untuk mendukung program penyuluhan pertanian. Hasil analisis ini membantu merumuskan rekomendasi pola pengembangan usaha tani yang sesuai dengan kondisi lokal.(Sutisna, 2019)
Menurut Permentan No. 47 Tahun 2016, identifikasi ini mencakup berbagai aspek, seperti karakteristik tanah, iklim, sumber daya air, serta potensi sosial dan ekonomi masyarakat. Hal ini penting untuk mendukung pengembangan agribisnis yang berkelanjutan.
2.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi organisasi atau proyek, baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Tujuannya adalah untuk membantu dalam pengambilan keputusan strategis dengan cara memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Dalam konteks Permentan No. 47 Tahun 2016, analisis SWOT sejalan dengan prinsip penguatan kapasitas petani melalui penyuluhan. Penyuluhan yang berbasis analisis SWOT akan membantu petani dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada dan menghadapi tantangan yang muncul di dunia pertanian (Karunia, 2016)
2.3 Pemetaan Potensi Wilayah Dengan Sistem Informasi Geografi
Pemetaan potensi wilayah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi semakin penting seiring perkembangan teknologi. SIG memungkinkan pemangku kebijakan dan peneliti untuk visualisasi data dalam
4
bentuk peta yang interaktif. Dengan pemetaan ini, kita bisa dengan mudah mengidentifikasi lokasi dan distribusi sumber daya yang ada di suatu wilayah.
Penggunaan SIG juga mendukung analisis spasial yang mendalam, sehingga membuat pengambilan keputusan semakin akurat. Misalnya, dalam pemetaan potensi pertanian, SIG membantu dalam memahami karakteristik lahan dan kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas. Dengan data yang disediakan SIG, program-program penyuluhan pertanian dapat dirancang dengan lebih efektif.
Menerapkan SIG dalam konteks Permentan No. 47 Tahun 2016, sangat relevan, karena penyuluhan yang efektif memerlukan data yang tepat. Melalui pemetaan yang akurat, penyuluh dapat memberikan wawasan yang lebih baik kepada petani mengenai potensi wilayah yang bisa dimanfaatkan, sehingga meningkatkan produksi dan pendapatan.
2.4 Programa Penyuluh Pertanian
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47 Tahun 2016, programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa ini memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah serta program pembangunan pertanian.(Karunia, 2016)
Dalam Permentan No. 47 Tahun 2016, penyuluhan dianggap sebagai wahana untuk memperkuat kapasitas petani. Regulasi ini menggarisbawahi pentingnya penyuluhan yang berbasis data dan potensi lokal untuk memberikan dampak positif bagi pertanian Indonesia.(Karunia, 2016)
2.5 PRA (participatory rural appraisal)
PRA merupakan perpanjangan dan penerapan dari pemikirian, pendekatan, dan metode antropologi, terutama menyangkut konsep mengenai pembelajaran yang fleksibel di lapangan, nilai penting dari observasi-partisipasi, pentingnya pendekatan (rapport), pembedaan cara pandang etik (cara pandang peniliti) dan emik (cara pandang anggota komunitas), serta validitas dari pengetahuan lokal.(Hudayana et al., 2019)
PRA merupakan metode yang sangat tepercaya untuk program pemberdayaan masyarakat. Beberapa studi telah menunjukkan efektivitas metode ini. Das (2012) telah menggunakan PRA untuk mewujudkan pengelolaan hutan
5
secara partsipatoris sehingga mewujudkan penghidupan masyarakat desa yang berkelanjutan.(Hudayana et al., 2019)
Dalam konteks Permentan No. 47 Tahun 2016, PRA sejalan dengan prinsip pemberdayaan petani dan masyarakat. Penyuluhan yang berbasis partisipasi akan menghasilkan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal dan mampu meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan masyarakat petani.
6
RENCANA KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Magang dan Studi Independent Bersertifikat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Kelompok Tani Makmur, Desa Mekarjaya, Kacematan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Povinsi Banten dilaksanakan pada bulan September – Desember 2024
3.2 Materi Kegiatan
Materi kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan MSIB di Kelompok Tani Makmur, Desa Mekarjaya, Kacematan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Povinsi Banten meliputi beberapa materi yakni :
a. Identifikasi potensi wilayah
b. Penyusunan programa penyuluh pertanian
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan pada kegiatan MSIB MBKM di Desa Mekarjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dimulai dengan melaksanakan identifikasi potensi wilayah, kemudian dilanjut dengan penyusunan programa. Prosedur pelaksanaan secara terperinci dapat dilihat pada table 1 dan table 2.
Kompetensi Kegiatan Keterangan
Mampu melakukan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW),
Mencari data
sekunder, Monografi dan potensi desa Mencari data primer dengan melakukan wawancara, observasi terkait potensi dan masalah pertanian
Data disajikan secara urut/sistematis lengkap
Mampu melakukan analisa hasil IPW dengan skala prioritas
Analisis data potensi wilayah dan
permasalahan agribisnis pertanian berkelanjutan dengan metode SWOT
Data disusun berdasarkan skala prioritas
menggunakan SWOT sebagai dasar
menyusun programa Table 1 Menentukan Potensi dan Permasalahan Pertanian
Kompetensi Kegiatan Keterangan
7 Perencanaan
program penyuluhan secara partisipatif
a. Melakukan FGD dan diskusi secara partisipatif dengan melibatkan petani berdasarkan pertimbangan keterwakilan b. Melakukan
presentasi hasil penyusunan skala prioritas
c. Diskusi, saran, masukan dan perbaikan
Perencanaan program penyuluhan melibatan masyarakat petani secara partisipatif dan disusun secara komprehensif sesuai dengan kondisi
Penyusunan programa penyuluhan, Evaluasi
Menyusun programa sesuai dengan matrik programa penyuluhan pertanian berdasarkan Permentan No 47 Tahun 2016 Melakukan evaluasi berdasarkan masukan dari penyuluh dan pihak lain dalam menghasilkan programa yang baik
Programa disusun secara riil, terencana dan terukur, dengan melibatkan semua pihak yang terkait
Table 2 Menyusun Programa
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi potensi wilayah merupakan proses penggalian data terkait potensi wilayah terkait dengan sumber data di desa dan data data pendukung yang ikut memberikan andil dalam terjalannya proses pengolahan usahatani. Adapun data yang ada di desa, terkait sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan sebagai potensi mengelola usaha tani oleh pelaku utama.
IPW sebagai acuan dasar dalam penyusunan programa penyuluh pertanian dengan metode PRA sesuai dengan yang tercantum dalam Permentan No. 47 tahun 2016.
4.2 Keadaan Umum Wilayah Desa Mekarjaya
Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 6 (enam) desa yang berada di Kecamatan Panimbang. Desa Mekarjaya sendiri memiliki luas 1.213 Ha dengan lahan sawah sebesar 355 ha. Tofografi Desa Mekarjaya berada pada ketinggi 5 mdpl, jenih tanah latosol. Dengan batas batas desa sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Desa Sukaresmi Kec. Sukaresmi b. Sebelah Selatan : Desa Gombong Kec. Panimbang c. Sebelah Barat : Desa Panimbangjaya Kec. Panimbang d. Sebelah Timur : Desa Teluklada Kec. Sobang
9
Gambar 1 Peta Desa Mekarjaya
Desa Mekarjaya memiliki jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan jarak 2 km, dan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten 53 km, adapun untuk jarak tempuh ke ibu kota provinsi yakni sejauh 66 km.
4.3 Kondisi Biofisik atau Sumber Daya Alam Wilayah Desa Mekarjaya
Kondisi biofisik di desa Mekarjaya meliputi luas tanah sawah, jenis tanah, kondisi iklim dan lain sebagainya. Adapun rinciannya sebagai berikut:Jenis Tanah Sawah Luas Wilayah (ha)
Sawah irigasi teknis -
Sawah irigasi ½ teknis -
Sawah tadah hujan 355 Ha/m2
Sawah pasang surut -
Jenis Tanah Kering Luas Wilayah (ha)
Tegal/ladang 87 Ha/m2
Pemukiman 59,55 Ha/ m2
Pekarangan 165 Ha/ m2
Jenis Tanah Fasilitas Umum Luas Wilayah (ha)
Kas Desa/Keluruhan -
Lapangan olahraga -
Perkantoran pemerintah 3,97 Ha/ m2
Tempat pemakapan desa/umum -
Bangunan sekolah -
Kondisi Iklim Intensitas
Curah Hujan 10.000 MM/th
Suhu rata rata harian ± 65 0C
Tinggi tepat di permukaan laut 5 mdpl
Jenis Tanah dan Kesuburan Keterangan
Warna tanah (Sebagian Besar) Coklat
10
Tekstur tanah Liat
Tingkat kemiringan tanah 300
Table 3 Kondisi Biofisik atau SDA Desa Mekarjaya
4.4 Kondisi Sumber Daya Manusia Wilayah Desa Mekarjaya
Berdasarkan data yang kami dapat dari kantor desa Mekarjaya Kecamatan Panimbang didapat data sebagai berikut :
Keterangan Jumlah
Laki Laki 1.573 Jiwa
Perempuan 693 Jiwa
Jumlah 2.266 Jiwa
Table 4 Kondisi SDM Desa Mekarjaya
Jumlah penduduk didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki laki dengan jumlah penduduk sebanyak 1.573 jiwa. Selisih antara jumlah penduduk laki laki cukup jauh berbeda dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan, dimana jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan hanya mencapai 693 jiwa. Secara keseluruhan Desa Mekarjaya memiliki total penduduk sebanyak 2.266 jiwa.
4.4.1 Data Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur
Banyaknya jumlah penduduk desa Mekarjaya dikelompokan berdasarkan umur. Adapun rincian pengelompokan umur sebagai berikut.
No Kelompok Umur (th) Laki Laki Perempuan Jumlah
1 <1 (Kurang dari 1) 14 19 33
2 1-4 93 96 189
3 5-14 304 293 597
4 15-39 1.283 1.243 2.526
5 40-64 750 716 1.466
6 65< 193 184 377
Jumlah 2.637 2.551 5.188
Table 5 Data Penduduk Berdasarkan Kalsifikasi Umur
Umur produktif umumnya mencakup kategori umur 15 hingga 39 tahun. Terlihat pada tabel bahwasannya penduduk dengan umur 15 hingga
11
39 merupak umur penduduk yang paling banyak yakni terdapat 2.526 jiwa penduduk dengan kisaran umur 15 hingga 39, dimana pada rentang umur tersebut masuk kedalah umur produktif. Tentu saja kisaran umur tersebut dapat mendukung produktivitas kinerja penduduk dalam menjalankan berbagai pekerjaan. Dalam sektor pertanian, factor umur mempunyai andil didalamnya khususnya dalam pengkategorian sasaran kegiatan penyuluhan, yakni taruna tani, Wanita tani, serta petani dewasa.
4.4.2 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut ini merupakan rincian dari data penduduk yang di kategorika berdasarkan tingkat Pendidikan.
No Tingkat Laki laki Perempuan Jumlah
1 Tidak/Belum Sekolah 263 265 528
2 Belum/Tidak Tamat SD 556 501 1.057
3 SD/Sederajat 363 329 692
4 SLTP/Sederajat 801 791 1.592
5 SLTA/Sederajat 629 630 1.259
6 Perguruan Tinggi 13 19 32
7 12 15 27
Jumlah 2.637 2.551 5.188
Table 6 Data Peduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa tingkat Pendidikan penduduk desa Mekarjaya didominasi oleh lulusan SLTP dengan jumlah penduduk dalam kategori tersebut sebanyak 1.592.
4.4.3 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharia dibedakan menjadi 17 kategori mata pencaharian, Adapun rincian kategorinya adalah sebagai berikut :
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
12
1 Belum/Tidak Bekerja 322
2 Buruh Tani/Perkebunan 221
3 Karyawan Honorer 6
4 Karyawan Swasta 12
5 Mengurus Rumah Tangga 1.511
6 Nelayan/Perikanan 4
7 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 33
8 Pelajar/Mahasiswa 1.033
9 Pensiunan 1
10 Pedagang 12
11 Petani/Pekebun 570
12 Kepoliasian Republik Indonesia (POLRI) 2
13 Ustadz/Mubaligh 2
14 Wiraswasta 1.413
15 Guru 24
16 Sopir 2
17 21
Jumlah 5.188
Table 7 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penduduk bersadarkan mata pencaharian didominasi oleh mengurus rumah tangga dengan jumlah 1.511 jiwa, petani atau pekebun menduduki posisi ke 4 teratas dengan jumlah sebanyak 570 jiwa.
4.5 Kondisi Kelembagaan Petani Desa Mekarjaya
Kelembagaan pertanian atau serng disebut kelompok tani (Poktan) yang ada guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
13
petani. Di desa Mekarjaya sediri terdapat 13 kelompok tani. Adapun data terkait rincian adalah sebagai berikut.
No Kelompok Tani
Ketua Tahun Berdiri
Kelas Kemampuan
Kelompok
Komoditas
1 Teladan Hendra 1996 Lanjut Pangan dan
Hortikultura
2 Suka Tani Kaji. D 1996 Pemula Pangan
3 Idaman I Santari 1996 Pemula Pangan
4 Idaman II Mulyono 1996 Pemula Pangan
5 Srijaya A.Yazid 1996 Lanjut Pangan
6 Setia Kawan I M.Damin 1996 Pemula Pangan dan
Hortikultura
7 Setia Kawan II Samsudin 1996 Pemula Pangan
8 Subur Taya 1996 Lanjut Pangan dan
Hortikultura
9 Sampurna
Tani
Rohman 1996 Pemula Pangan
10 Sri Maju Damiri 1996 Lanjut Panga
11 Karya TAni Rastono 2011 Pemula Pangan dan
Hortikultura
12 Makmur Solihin 2012 Lanjut Pangan
13 Taruna Sadeli 2014 Lanjut Pangan dan
Hortikultura Table 8 Kondisi Kelembagaan Petani Desa Mekarjaya
4.6 Kondisi Kelembagaan Penunjang Desa Mekarjaya
Lembaga Kemasyarakatan Jumlah
Penggiling Padi -
Kelompok Tani 13
14
Table 9 Kelembagaan Penunjang Petani
Desa Mekarjaya memiliki beberapa kelembagaan penunjang yang sampai saat ini masih ada dan tetap aktif yang tentunya dijalankan oleh masyarakat setempat. Kelembagaan tersebut di sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
4.7 Pemetaan Potensi Wilayah dengan Program GISAnalisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Desa Mekarjaya
Peta potensi wilayah Desa Mekarjaya dibuat dengan menggunakan google earth. Pemetaan dibuat untuk melihat objek dan potensi wilayah agar mudah untuk dilihat dan di akses.
Gambar 2 Pemetaan Potensi Wilayah
4.8 Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Desa Mekarjaya
Analisis SWOT di Desa Mekarjaya dilakukan secara partisipatif melalui wawancara dengan penyuluh dan beberapa pelaku utama lokal yang telah bergabung dalam Gapoktan maupun poktan. Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Hasil dari analisis SWOT yang dilakukan di Desa Mekarjaya adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strengths). Kekuatan yang terdapat di wilayah Desa Mekarjaya berasal dari beberapa potensi kompetensi wilayah baik berupa sumber daya
Gabungan Kelompok Tani 1
Lembaga Pemberdayaan Desa 7
Karang Taruna 1
Rukun Tetangga 25
Rukun Warga 10
15
alam, sumber daya manusia, infrastruktur pertanian, ataupun kelembagaan petani. Berikut ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh Desa Mekarjaya
a) Desa Mekarjaya yang memiliki lahan pesawahan yang cukup luas b) Tidak terlalu sulitnya akses jalan usaha tani di Desa Mekarjaya c) Petani telah bergabung ke dalam kelembagaan petani dari mulai
kelompok kelompok tani hingga gabunga kelompok tani
2. Kelemahan (Weakness). Selain memiliki beberapa kekuatan yang menjadi keunggulan kawasan ini di Desa Mekarjaya juga memiliki beberapa kelemahan. Namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat diubah dan diupayakan untuk diatasi dengan berbagai cara sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan sektor pertanian di Desa Mekarjaya. Kelemahan- kelemahan yang dimiliki oleh Desa Mekarjaya adalah sebagai berikut:
a) Minimnya regenerasi petani b) Sulit mendapatkan modal usaha
c) Tidak beroperasinya irigasi air secara baik
3. Peluang (Opportunities). Merupakan kondisi dimana daerah tersebut dapat dikembangkan di masa yang akan datang. Peluang yang data memberikan keuntungan bagi daerah tersebut jika dikelola dengan baik dan optimal.
Berikut ini adalah peluang yang dimiliki oleh Desa Mekarjaya, yaitu sebagai berikut:
a) Keinginan petani untuk mengembangkan pertanian organik
b) Banyaknya petani yang tidak hanya menanam tanaman pangan dan palawija, tetapi juga banyak yang menanam tanaman hortikultura dan buah-buahan, misalnya semangka, bawang merah, dll.
c) Desa Mekarjaya memiliki potensi dalam pengembangan sektor pertanian dengan lahan yang cukup luas
4. Ancaman (Threats), merupakan kondisi dari lar yang dapat mempengaruhi usaha tani yang dijalankan masyarakat. Ancaman juga dapat menimbulkan kerugian jika tidak ditangani dengan cepat. Berikut ini adalah ancaman yang terjadi di Desa Mekarjaya, yaitu:
a) Serangan hama yang mengancam hasil panen
b) Perubahan iklim yang sangat mempengaruhi penanaman c) Alih fungsi lahan
16
4.9 Matriks Faktor Strategis Internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal atau IFAS adalah alat yang sangat berguna untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memberikan bobot pada faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Dalam konteks Balai Penyuluh Pertanian, IFAS data membantu memahami secara mendalam kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu wilayah. Pembuatan analisis dilakukan didasari oleh kepentingan dengan hitungan skala dimana skala 0,00 (tidak penting) sampai 1,00 (sangat penting), dengan nilai bobot dan perhtungan tidak melebihi skor tital 1,00.
Adapun untuk penetuan rating di tentukan dengan skala nilai 1-4. Dalam analisis kekuatan wilayah bila rating yang diberikan semakin tinggi (4) artinya butir pernyataan dalam matriks strategi sangat penting bagi wilayah tersebut sedangkan bila nilai rating semakin rendah (1) mengartikan bahwa butir pernyataan dalam matriks tidak terlalu berpengaruh pada wilayah tersebut.
Namun hal ini berbalikan dengan penentuan skor rating pada analisis kelemahan, dimana bila nilai rating (1) yang memiliki arti sangat rendah berarti itu sangat mengancam dan bermasalah bagi wilayah tersebut begitupun unuk skor (4) mengartikan bahwa butir matriks strategi tidak bermasalah bagi wilayah. Adapun factor strategi internal Desa Mekarjaya adalah sebagai berikut :
Table 10 Matriks IFAS
4.10 Matriks Faktor Strategis Eksternal (EFAS)
Faktor strategi eksternal (EFAS) adalah faktor yang terdiri dari peluang dan ancaman yang terdapat di wilayah Desa Mekarjaya. Cara perhitungan EFAS
No Kekuatan TS Bobot Rating Skor
Bobot 1 Desa Mekarjaya yang memiliki lahan
pesawahan yang cukup luas 4 0,250 3,00 0,750 2 Tidak terlalu sulitnya akses jalan usaha tani
di Desa Mekarjaya 3 0,188 4,00 0,750
3
Petani telah bergabung ke dalam kelembagaan petani dari mulai kelompok kelompok tani hingga gabunga kelompok tani
4 0,250 4,00 1,000
TOTAL 11,0 0,688 2,50
No Kelemahan TS Bobot Rating Skor
Bobot 1 Minimnya regenerasi petani 2 0,125 2,00 0,250 2 Sulitnya medapatkan modal usaha 2 0,125 2,00 0,250 3 Tidak beroperasinya irigasi air secara baik 1 0,063 1,50 0,094
TOTAL 5 0,313 0,59
TOTAL AKHIR 16,0 1 3
17
sistemnya sama dengan cara perhitungan dan penskoran IFAS. Adapun rinciannya sebagai berikut :
Table 11 Matriks EFAS
4.1.1 Diagram Analisis SWOT
a) Kuadran 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Dengan
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijaakan pertumbuhan yang agresif.
b) Kuadran 2 merupakan situasi yang menghadapi berbagai ancaman, strategi yang harus diterapkan adalah yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
c) Kuadran 3 merupakan situasi menghadapi peluang namun terdapat beberapa kelemahan internal. Strategi yang harus diterapkan adalah meminimalkan masalah-masalah internal.
d) Kuadran 4 merupakan situasi yang tidak menguntungkan, terdapat berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Adapun untuk menghitung titik koordinat pada kuadran analisis SWOT dengan cara mencari selisih skor yang didapat melalui matriks IFAS dan EFAS.
No Peluang TS Bobot Rating Skor
Bobot 1 Keinginan petani untuk mengembangkan
pertanian organik 3 0,194 4,00 0,774
2
Banyaknya petani yang tidak hanya menanam tanaman pangan dan palawija, tetapi juga banyak yang menanam tanaman hortikultura dan buah-buahan, misalnya semangka, bawang merah, dll.
4 0,258 3,50 0,903
3
Desa Mekarjaya memiliki potensi dalam pengembangan sektor pertanian dengan lahan yang cukup luas
4 0,258 3,50 0,903
TOTAL 11 0,710 2,58
No Ancaman TS Bobot Rating Skor
Bobot 1 Serangan hama yang mengancam hasil panen 1 0,065 3,00 0,194 2 Perubahan iklim yang sangat mempengaruhi
penanaman 1,5 0,097 3,00 0,290
3 Alih fungsi lahan 2 0,129 2,00 0,258
TOTAL 4,5 0,290 0,74
TOTAL AKHIR 15,5 1 3,3
18
Selisih IFAS = nilai skor kekuatan (strengths) – nilai skor kelemahan (weakness)
= 2.50 – 0.59 didapatkan 1.91 (Sumbu y)
Selisih IFAS = nilai skor peluang (opportunities) – nilai skor ancaman (threaths)
= 2.58 – 0.74 didapatkan 1.84 (Sumbu y)
Gambar 3 Diagram Analisis SWOT
4.12 Strategi Matriks SWOT
Adapun trategi yag dapat dicabo untuk diterapkan di Desa Mekarjaya agar dapat mengembangkan pertumbuhan wilayah sebagai berikut :
Internal
Strength (S)
1. Desa Mekarjaya yang memiliki lahan
pesawahan yang cukup luas 2. Tidak terlalu
sulitnya akses jalan usaha tani di Desa
Mekarjaya 3. Petani telah
bergabung ke dalam kelembagaan
Weakness (W) 1. Minimnya
regenerasi petani 2. Sulit
mendapatkan modal usaha 3. Tidak
beroperasinya irigasi air secara baik
19 Eksternal
petani dari mulai kelompok kelompok tani hingga gabunga kelompok tani
Opportunities (O) 1. Minimnya regenerasi petani 2. Sulit
mendapatkan modal usaha 3. Tidak
beroperasinya irigasi air secara baik
Strategi (SO)
1. Mengembangan pertanian organik bersertifikat 2. Membangun
branding poduk pertanian Desa Mekarjaya 3. Kemitraan
dengan pelaku usaha
Strategi (WO) 1. Program
regenerasi petani 2. Pemanfaatan
teknologi pertanian 3. Diversifikasi
produk
Threath (T) 1. Serangan
hama yang mengancam hasil panen 2. Perubahan
iklim yang sangat
mempengaruhi penanaman 3. Alih fungsi
lahan
Strategi ST
1. Pemanfaatan lahan secara optimal 2. Penguatan
kelembagaan petani 3. Pemanfaatan akses
jalan
Strategi WT 1. Meningkatkan
akses modal 2. Perbaikan
infrastruktur irigasi 3. Peningkatan
pengetahuan petani
Strengths (S) Weakness (W)
20
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O Threaths (T) Strategi S-T Strategi W-T
Table 12 Strategi Matriks SWOT
Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa peluang dan kekuatan di Desa Mekarjaya dapat menjadi acuan untuk mengembangkan potensi potensi yang ada.
Penyusunan Programa Penyuluh Pertanian Tingkat Desa
5.1 Participatory Rural Apraisal (PRA)
Participatory Rura Apraisal atau lebih dikenal dengan PRA merupakan salah satu metode penilaian atau pengkajia desa yang dilakukan secara
partisipatif. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47 Tahun 2016, proses identifikasi potensi wilayah dapat dilakukan dengan metode PRA.
Pengkajian desa dengan menggunakan metode PRA ini dilakukan dengan intrumen yang menjadi bahan analisis seperti peta wilayah, peta transek, diagram ven kelembagaan, kalender harian, kalender musim, bagan alur produksi dan lain sebagainya. Dari hasil identifikasi wilayah yang telah dilakukan di Desa Mekarjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan penggunaan metode PRA adalah sebagai berikut.
5.1.1 Peta Desa Mekarjaya
Peta desa ada untuk menggambarkan kondisi dan potensi apa saja yang ada. Adapun peta desa Mekarjaya adalah sebagai berikut
Gambar 4 Peta Desa Mekarjaya
5.1.2 Peta Transek Desa Mekarjaya
Peta transek adalah peta yang berisi gambaran potensi di suatu wilayah. Pembuatan peta dilakukan dengan proses pengamatan secara
21
langsung di lingkungan serta mengali potensi potensi yang ada di wilayah Desa Mekarjaya. Adapun pengukuran ketinggian menggunakan bantuan google earth, data profil desa, dan wawancara secara langsung dengan penyuluh di Desa Mekarjaya.Berikut merupakan peta transek wilayah Desa Mekarjaya.
Gambar 5 Peta Transek
Adapun potensi wilayah dan pemecahan masalah yang ada di Desa Mekarjaya sebagai berikut :
Aspek Penelusuran Ketinggian
5 mdpl 0 mdpl
Penggunaan Lahan 1. Lahan Pertanian
2. Pemukiman 3. Fasilitas umum
a) Kantor desa b) Masjid c) Sekolah
1. Lahan Pertanian 2. Pemukiman 3. Perikanan
Jenis Tanaman 1. Tanaman Pangan
a) Padi 2. Tanaman Palawija
a) Kacang hijau b) Kacang
kedelai 3. Tanaman
Hortikultura a) Semangka
1. Tanaman Pangan a) Padi 2. Tanaman
Palawija a) Kacang
hijau b) Kacang
kedelai 3. Tanaman
Hortikultura
22
b) Bawang c) Tomat
a) Semangka b) Bawang c) Tomat
Pemanfaatan Lahan sawah untuk
menanam padi dan tanaman lainnya. Lahan datar lainnya digunakan untuk pemukiman
Pesisir pantai digunakan untuk perikanan dan disekitarnya terdapat lahan datar digunakan untuk pemukiman dan juga penanaman tanaman palawija
Potensi 1. Produksi padi
2. Diversifikasi tanaman 3. Sistem tanam
bergilir
1. Produksi palawija 2. Produksi
hortikultura 3. Pengolahan Hasil
Laut
Masalah 1. Irigasi air tidak
berjalan optimal 2. Rawan terkena
hama penyakit 3. Penggunaan
pupuk kimia berlebih
1. Irigasi air kurang 2. Air memiliki
kadar salinitas tinggi
3. Modal Usaha
Pemencahan Masalah 1. Perbaikan irigasi
air
2. Menggunakan varietas unggul bersertifikat yang tahan hama dan penyakit
3. Mulai beralih ke pertanian organik
1. Pengoptimalan irigasi
2. Pembuatan sumur bor 3. Meningkatkan
hasil produksi secara maksimal
Table 13 Potensi Wilayah dan Pemecahan Masalah
Desa Mekarjaya berada pada ketinggi 5 mdpl yang memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan. Namun hingga saat ini hasil dari sektor
23
pertanian masih belum optimal dan belum mampu mengsejahterakan para petani setempat.
Namun dengan keinginan dan potensi yang dimiliki oleh para petani,meraka dapat mengembangkan lagi sektor pertanian di desa Mekarjaya secara optimal salah satu caranya dengan mencoba membuat pertanian organic dengan menghasilkan produk yang organic dengan hasil yang maksimal dan harga jual pasar yang cukup.
5.1.3 Alur Sejarah Desa Mekarjaya
Sejarah desa dicari untuk mengetahui sejarah masyarakat di suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat dan berdasarkan data yang tercatat. Jenis informasi dan data yang di dapat secara rinci dari Tahun 1983 samppai saat ini adalah sebagai berikut :
a) Masa kepemimpinan Kepala Desa UBAIDILLAH Penjabat/PjS (1983- 1986)
• . Pembangunan Kantor Desa Mekarjaya
b) Masa kepemimpinan Kepala Desa H. M. SACA (1986-1994)
• .Pembangunan Jalan Poros Desa Blok Encle-Panyingkiran
• Pembangunan Jalan Desa Kedeper-Gembong
• Pembangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya 1,3,4 c) Masa kepemimpinan Kepala Desa ABDUL MUROD (1994-2002)
• Listrik Masuk Desa
• Pembangunan Kantor Desa
• Perolehan Tanah Bengkok Desa di Wilayah Tanjung Lesung d) Masa kepemimpinan Kepala Desa BACHRUDIN DH (2002-2008)
• Pembangunan Masjid Al Mujahidin Jaruju
• Rehabilitasi Jalan Desa dan Infrastruktur
• Pemagaran Kantor Desa
e) Masa kepemimpinan Kepala Desa H. SUTRISNO (2008-2014)
24
• PPIP, TPT, Pengerasan Jalan
• Paving Blok Pamatang Gintung, Sukajadi, Paojan,Panyingkiran
• Pengaspalan Jalan Jaruju, Paojan
f) Masa kepemimpinan Kepala Desa NURBAEDOWI (2014-2015)
• Pembangunan Gorong-gorong Pamatang Gintung, Sigeung, Gembong
• Pengerasan Jalan Gang Desa Pamatang Gintung
• Rehab Pengerasan, TPT dan Gorong-gorong Pamatang Tengah Pamatang Salam-Pamatang Sondol
g) Masa kepemimpinan Kepala Desa H. BAHAUDIN TAFTAZANI, SH (2015-2021)
• Drainase Pamatang Tengah
• Jembatan Penghubung Desa Mekarjaya – Sukaresmi
• Pembuatan tempat sampah
h) Masa kepemimpinan Kepala Desa SUPRIANA (2021-Sekarang)
• Paving Blok Kp. Pamatang Salam
• Paving Blok Kp. Pamatang tengah – Kp. Pamatang sondol
5.1.4 Diagram Venn Kelembagaan
Diagram ven kelembagaan ada dengan tujuan untuk melihat hubugan antara masyarakat dengan pengaruh kederkatannya. Dari hal dinyatakan bahwa ukuran lingkaran menunjukan besarnya manfaat, pengaruh, dan dekatnya hubugan suatu Lembaga masyarakat. Adapun diagram ven kelembagaan Desa Mekarjaya adalah sebagai berikut.
Gambar 6 Diagram Venn Kelembagaan
25
Berdasarkan gambar terlihat bahwa peran Rukun warga (RW) maupun rukun tetangga (RW) memiliki habungan dan juga peran yang besar terhadap masyarakat Desa Mekarjaya. Selain itu Kelompok tani juga termasuk kedalam deretan yang cukup dekat dan berperan untuk masyarakat.
5.1.5 Peta Mobilisasi Masyarakat Desa Mekarjaya
Gambar 7 Peta Moblisasi Masyaraat
Berdasarkan hasil pengamatan, masyarakat tidak terlalu sulit untuk melakukan mobilisasi baik itu menuju fasilits umum ataupun yang lainnya. Namun memang mobilisasi masyaraat menuju BPP, pasar, maupun bank cukup terkendala jarak saja namun dari segi kondisi jalan sudah dapat mempermudah mobilisasi masyarakat.
5.1.6 Diagram Harian Keluarga
Bapak Ibu Anak
04.30 s.d 06.00
Bangun tidur Mandi
Shalat Shubuh minum kopi/
teh
pergi ke sawah
04.30 s.d 06.00
Bangun tidur Mandi
Shalat Shubuh Memasak mencuci baju mencuci piring
04.30 s.d 06.00
Bangun tidur Mandi
Shalat Shubuh Sarapan berangkat sekolah
07.00 s.d
Bekerja di sawah Sarapan
07.00 s.d
Pergi ke sawah
sambil 07.00
s.d
Di sekolah
26
09.00 09.00 membawa
sarapan Sarapan
pulang ke rumah bekerja di sekitar rumah
12.00
09.00 s.d 12.00
Bekerja di sawah
09.00 s.d 12.00
Bekerja di sekitar rumah
12.00 s.d 15.00
Pulang dari sawah Mandi shalat dhuhur makan siang istirahat
12.00 s.d 15.00
Menyiapkan makan siang shalat dhuhur makan siang istirahat
12.00 s.d 15.00
Pulang sekolah shalat dhuhur makan siang istirahat
15.00 s.d 18.00
Shalat ashar bekerja di sawah shalat magrib
15.00 s.d 18.00
Mandi shalat ashar bekerja di kebun sekitar rumah shalat magrib
15.00 s.d 18.00
Shalat ashar Bermain Mandi shalat magrib
18.00 s.d 21.00
shalat isya makan malam nonton TV
18.00 s.d 21.00
Mengaji shalat isya makan malam nonton TV
18.00 s.d 21.00
Mengaji shalat isya makan malam belajar nonton TV 21.00
s.d 04.30
Tidur 21.00
s.d 04.30
Tidur 21.00
s.d 04.30
Tidur
Table 14 Diagram Harian Keluarga
27
Gambar 8 Diagram Harian Keluarga
5.1.7 Kalender Musim
Kalender musim berisi jadwal tanam. Didalamnya terdapat kegiatan kegiatan, peluang, dan permasalahan yang terus terulang.
Kalender musim bertujuan untuk mengidentiikasi peluang dan masalah yang sering terjadi dan masih bisa dicegah. Selain kalender musim tanam tercantum pula pola penanaman yang dapat menjadi referensi bagi petani untuk penanaman.
•
Pola Tanam
• Kalender Musim Tanam
No Variable Bulan
Sep t
Ok t
No v
De s
Ja n
Fe b
Ma r
Ap r
Me i
Ju n
Ju l
Ag s
PADI PADI PALAWIJA
28
Table 15 Kalender Musim Tanam dan Pola Tanam
5.1.8 Diagram Alir Produksi
Alir produksi merupakan alur sistem tertentu contohnya alur produksi pertanian, pemasaran, system pengelolaan usaha, teknologi usaha, dan lain sebagainya. Adapun di Desa Mekarjaya sendiri terdapat 3 pola ratau system rantai pesaran, yakni sebagai berikut.
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa bandar atu tangkulak tetap ikut andil dalam alir produksi. Karena sudah menjadi kebiasaan bagi petani untuk melakukan penjualan kepada bandar dibandingkan melakukan penjualan secara langsung kepasar.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kalender Musim 1 Hujan 2 Kemarau Pola Tanam 1 Padi 2 Palawija 3 Hortikultur
a
MT 1 MT 2
Paj
ale Pajale
Hasil Produksi
Bandar Pedagang Pasar
Pedagang Pasar
Konsumen
Konsumen
Konsumen
29
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Programa Penyuluhan Pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluhan Pertanian disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri dari atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan programa penyuluhan nasional. agar programa penyuluhan ini dapat merespon secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha dipedesaan, penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan.
Programa Penyuluhan Pertanian disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan. Keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan programa pertanian penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota tingkat propinsi dan tingkat nasional, dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
sedangkan yang dimaksud dengan kesinergian yaitu bahwa programa penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan demikian semua programa penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan.
Menurut Permentan Nomor: 47/Permentan/SM.010/9/2016 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, yang dimaksud dengan Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan dan Desa/Kelurahan adalah perpaduan antara rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya yang disusun secara sistematis, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
Tujuan
1) Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian bagi para penyelenggara di tingkat desa.
30
2) Memberikan acuan bagi Penyuluhan Pertanian dalam menyusun rencana kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat desa.
3) Menyediakan dokumen perencanaan penyuluhan tahun berikutnya.
Manfaat
1) Tersedianya arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Desa Mekarjaya;
2) Terselenggaranya penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan secara produktif, efektif, dan efisien di Desa Mekarjaya;
3) Mendorong pencapaian target produksi dan produktivitas komoditas pertanian, di Desa Mekarjaya.
31
KEADAAN UMUM
Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 6 (enam) desa yang berada di Kecamatan Panimbang. Desa Mekarjaya sendiri memiliki luas 1.213 Ha dengan lahan sawah sebesar 355 ha. Tofografi Desa Mekarjaya berada pada ketinggi 5 mdpl, jenih tanah latosol. Dengan batas batas desa sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Desa Sukaresmi Kec. Sukaresmi
• Sebelah Selatan : Desa Gombong Kec. Panimbang
• Sebelah Barat : Desa Panimbangjaya Kec. Panimbang
• Sebelah Timur : Desa Teluklada Kec. Sobang
Data Biofisik atau Sumber Daya Alam Wilayah Desa Mekarjaya
Kondisi biofisik di desa Mekarjaya meliputi luas tanah sawah, jenis tanah, kondisi iklim dan lain sebagainya. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Jenis Tanah Sawah Luas Wilayah (ha)
Sawah irigasi teknis -
Sawah irigasi ½ teknis -
Sawah tadah hujan 355 Ha/m2
Sawah pasang surut -
Jenis Tanah Kering Luas Wilayah (ha)
Tegal/ladang 87 Ha/m2
Pemukiman 59,55 Ha/ m2
Pekarangan 165 Ha/ m2
Jenis Tanah Fasilitas Umum Luas Wilayah (ha)
Kas Desa/Keluruhan -
Lapangan olahraga -
Perkantoran pemerintah 3,97 Ha/ m2
Tempat pemakapan desa/umum -
Bangunan sekolah -
Kondisi Iklim Intensitas
Curah Hujan 10.000 MM/th
32
Suhu rata rata harian ± 65 0C
Tinggi tepat di permukaan laut 5 mdpl
Jenis Tanah dan Kesuburan Keterangan Warna tanah (Sebagian Besar) Coklat
Tekstur tanah Liat
Tingkat kemiringan tanah 300
Table 16 Biofisik dan SDA
Data Sumber Daya Manusia Wilayah Desa Mekarjaya
Berdasarkan data yang kami dapat dari kantor desa Mekarjaya Kecamatan Panimbang didapat data sebagai berikut :
Keterangan Jumlah
Laki Laki 1.573 Jiwa
Perempuan 693 Jiwa
Jumlah 2.266 Jiwa
Table 17 Data SDM
Jumlah penduduk didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki laki dengan jumlah penduduk sebanyak 1.573 jiwa. Selisih antara jumlah penduduk laki laki cukup jauh berbeda dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan, dimana jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan hanya mencapai 693 jiwa. Secara keseluruhan Desa Mekarjaya memiliki total penduduk sebanyak 2.266 jiwa.
Data Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Umur
Banyaknya jumlah penduduk desa Mekarjaya dikelompokan berdasarkan umur. Adapun rincian pengelompokan umur sebagai berikut.
No Kelompok Umur (th) Laki Laki Perempuan Jumlah
1 <1 (Kurang dari 1) 14 19 33
2 1-4 93 96 189
33
3 5-14 304 293 597
4 15-39 1.283 1.243 2.526
5 40-64 750 716 1.466
6 65< 193 184 377
Jumlah 2.637 2.551 5.188
Table 18 Data Penduduk Berdasarkan Umur
Umur produktif umumnya mencakup kategori umur 15 hingga 39 tahun.
Terlihat pada tabel bahwasannya penduduk dengan umur 15 hingga 39 merupak umur penduduk yang paling banyak yakni terdapat 2.526 jiwa penduduk dengan kisaran umur 15 hingga 39, dimana pada rentang umur tersebut masuk kedalah umur produktif. Tentu saja kisaran umur tersebut dapat mendukung produktivitas kinerja penduduk dalam menjalankan berbagai pekerjaan. Dalam sektor pertanian, factor umur mempunyai andil didalamnya khususnya dalam pengkategorian sasaran kegiatan penyuluhan, yakni taruna tani, Wanita tani, serta petani dewasa.
Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut ini merupakan rincian dari data penduduk yang di kategorika berdasarkan tingkat Pendidikan
No Tingkat Laki laki Perempuan Jumlah
1 Tidak/Belum Sekolah
263 265 528
2 Belum/Tidak Tamat SD
556 501 1.057
3 SD/Sederajat 363 329 692
4 SLTP/Sederajat 801 791 1.592
5 SLTA/Sederajat 629 630 1.259
6 Perguruan Tinggi
13 19 32
7 12 15 27
34
Jumlah 2.637 2.551 5.188
Table 19 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa tingkat Pendidikan penduduk desa Mekarjaya didominasi oleh lulusan SLTP dengan jumlah penduduk dalam kategori tersebut sebanyak 1.592.
Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharia dibedakan menjadi 17 kategori mata pencaharian, Adapun rincian kategorinya adalah sebagai berikut :
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
1 Belum/Tidak Bekerja 322
2 Buruh Tani/Perkebunan 221
3 Karyawan Honorer 6
4 Karyawan Swasta 12
5 Mengurus Rumah Tangga 1.511
6 Nelayan/Perikanan 4
7 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 33
8 Pelajar/Mahasiswa 1.033
9 Pensiunan 1
10 Pedagang 12
11 Petani/Pekebun 570
12 Kepoliasian Republik Indonesia (POLRI)
2
35
13 Ustadz/Mubaligh 2
14 Wiraswasta 1.413
15 Guru 24
16 Sopir 2
17 21
Jumlah 5.188
Table 20 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penduduk bersadarkan mata pencaharian didominasi oleh mengurus rumah tangga dengan jumlah 1.511 jiwa, petani atau pekebun menduduki posisi ke 4 teratas dengan jumlah sebanyak 570 jiwa.
Data Kelembagaan Petani Desa Mekarjaya
Kelembagaan pertanian atau serng disebut kelompok tani (Poktan) yang ada guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani. Di desa Mekarjaya sediri terdapat 13 kelompok tani. Adapun data terkait rincian adalah sebagai berikut.
No Kelompok Tani
Ketua Tahun Berdiri
Kelas Kemampuan
Kelompok
Komoditas
1 Teladan Hendra 1996 Lanjut Pangan dan
Hortikultura
2 Suka Tani Kaji. D 1996 Pemula Pangan
3 Idaman I Santari 1996 Pemula Pangan
4 Idaman II Mulyono 1996 Pemula Pangan
5 Srijaya A.Yazid 1996 Lanjut Pangan
6 Setia Kawan I
M.Damin 1996 Pemula Pangan dan
Hortikultura
36 7 Setia
Kawan II
Samsudin 1996 Pemula Pangan
8 Subur Taya 1996 Lanjut Pangan dan
Hortikultura 9 Sampurna
Tani
Rohman 1996 Pemula Pangan
10 Sri Maju Damiri 1996 Lanjut Panga
11 Karya TAni Rastono 2011 Pemula Pangan dan
Hortikultura
12 Makmur Solihin 2012 Lanjut Pangan
13 Taruna Sadeli 2014 Lanjut Pangan dan
Hortikultura
Table 21 Data Kelembagaan Petani
Data Kelembagaan Penunjang Petani Desa Mekarjaya
Desa Mekarjaya memiliki beberapa kelembagaan penunjang yang sampai saat ini masih ada dan tetap aktif yang tentunya dijalankan oleh masyarakat setempat.
Kelembagaan tersebut di sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Lembaga Kemasyarakatan Jumlah
Penggiling Padi -
Kelompok Tani 13
Gabungan Kelompok Tani 1
Lembaga Pemberdayaan Desa 7
Karang Taruna 1
Rukun Tetangga 25
Rukun Warga 10
Table 22 Data Kelembagaan Penunjang Petani
37
TUJUAN
1. Padi (Aspek Teknik)
a. Petani menerapkan inovasi teknologi pemupukan yang sesuai rekomendasi (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara) pada budidaya tanaman padi
b. Petani menerapkan inovasi teknologi pertanian organik
2. Aspek Sosial
a) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kelompok tani dan anggota dalam :
•
Melaksanakan kerjasama /gotongroyong di dalam kelompok tani
•
Gapoktan pasif
b)
Meningkatkan dan menembangkan kerjasama kelompok tani dalam hal:Penerapan pola tanam dan pola usahatani,Pengendalia OPT
3. Aspek Ekonomia.
Meningkatkan dan dan mengembangkan kelompok tani dalam hal Pemupukan modal,penentuan harga jual produksi
pertanian,pengadaan fasilitas dan sarana kerja usaha tani
MASALAH
Masalah Perilaku
a. Petani belum paham benar terkait pemupukan berimabang karena :
• Petani belum mengetahui jenis pupuk yang harus digunakan
• Petani belum mengetahui dan trampil dalam menentukan dosis pupuk yang digunakan
• Petani belum mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan pupuk
• Petani belum trampil dalam melaksanakan pemupukan yang sesuai rekomendasi
38
b. Petani belum menerapkan system pengendalian hama penyakit menggunakan agens hayati karena :
• Petani kurang paham mengenai konsep atau cara erja agens hayati
• Petani yang ingin mengatasi OPT secaracepat menggunakan bahan bahan kimia
Masalah Non Perilaku
Petani belum menerapkan inovasi teknologi pemupukan yang sesuai rekomendasi (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara) pada budidaya tanaman padi karena ketersediaan pupuk tidak sesuai dengan yang dibutuhkan petani serta pada kondisi tertentu sering terjadi kelangkaan pupuk
Petani belum menerapkan pengendalian hayati yang dapat berdampak baik bagi tanaman karena lamanya proses pengendalian hayati dan kurangnya kesadaran petani tentang dampak negatif bahan kimia menyebabkan ketergantungannya petani pada penggunaan bahan bahan kimia.
39
RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di Desa Mekarjaya Kecamatan Panimbang pada tahun 2024 tersaji pada tabel matriks rencana kegiatan penyuluhan pertanian dan tabel Matrik Kegiatan Mengupayakan Kemudahan Pelayanan dan Pengaturan sebagai berikut:
N
o Keadaan Tujuan Masalah
Sasaran
Petuga s
Kegiatan Penyuluhan
Pelaku Utama Pelaku Usaha
Materi Metod a
V
ol Lokasi W kt
Sum ber Biay a
Penj
ab Plk K
W et
T TN P
D L P L P
1 2 3 5 5 6 7 8 9 1
0 1
1 12 13 14 15 16 17 18 19 2
0 1 25%
Petani menerapk an cara pemupuka berimban g
Petani menerapkan inovasi teknoogi pemupukan yang sesuai rekomendasi (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara) pada budidaya tanaman padi dari 25% menjadi 30%
Petani belum menerapkan inovasi teknologi pemupukan yang sesuai rekomendasi (tepat jenis, tepat sosis, tepat waktu, tepat cara) pada budidaya tanaman padi
0 0 2
0
4 0 1 0 Penyuluh an cara pemupuka n berimaba ng
Pertem uan kelomp ok, cerama h, diskusi
2 Saung Tanpa Solusi
Se pte mb er 20 24 - Ju ni 20 25
Swad aya
Koor dinat or peny uluh
PPL, Poktan
40
2 75%
petani gagal panen akibat hama WBC akibat bermutasi nya OPTyang menyebab kan OPT kebal terhadap bahan bahan kimia
Petani menerapkan inovasi tenologi pertanian pengendalian OPT menggunaka na metode pengendalian hayati pada budidaya tanaman padi dari 25% menjadi 31%
Petani belum menerapkan sistem pengendalian hama penyakit menggunakan agens hayati karena
0 0 2
0
4 0 1 0 Penyuluh an dan demostras i pengendal ian OPT mengguna kan metode penegndal ian hayati
Pertem uan kelomp ok, cerama h, diskusi
2 Saung tanpa solusi
Se pte mb er 20 24 - Ju ni 20 25
Swad aya
Koor dinat or Peyu luh
PPL, Poktan
41
PENUTUPAN
Programa penyuluhan pertanian tingkat desa merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan. Programa penyuluhan ini disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan, sumber daya sebagai pelaksana penyuluhan.
Penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat desa ini dilakukan secara partisipatif untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan beberapa aspek seperti aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial serta semua permasalahan yang ada. Keberhasilan perencanaan kegiatan penyuluhan akan ditentukan oleh ketepatan pemilihan strategi dalam merancang perencanaan dari kondisi yang ada serta upaya-upaya pemecahan masalahnya. Untuk itu, diperlukan suatu perencanaan tindak lanjut yang akan mendukung prestasi kerja dan ketepatan memilih solusi terhadap- permasalahan yang dihadapi oleh petani.
Penyusunan programa ini merupakan langkah kongkrit hasil musyawarah
yang melibatkan elemen kelembagaan tani di Desa Mekarjaya Kecamatan
Panimbang Kabupaten Pandeglang, namun tentunya masih terdapat berbagai
kekurangan didalamnya. Kiranya bila ada saran dan kritik yang sifatnya
membangun, tentunya kami sangat terbuka untuk dijadikan dasar tambahan
programa penyuluhan yang lebih baik.
42
DAFTAR PUSTAKA
Hudayana, B., Kutanegara, P. M., Setiadi, S., Indiyanto, A., Fauzanafi, Z., Nugraheni, M. D.
F., Sushartami, W., & Yusuf, M. (2019). Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk Pengembangan Desa Wisata di Pedukuhan Pucung, Desa Wukirsari, Bantul. Bakti Budaya, 2(2), 3. https://doi.org/10.22146/bb.50890
Karunia. (2016). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における健康関連指標
に関する共分散構造分析Title. 4(June), 2016.
Sutisna, A. D. (2019). Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) Dengan Menggunakan SWOT Analysis Untuk Mendukung Program Penyuluhan Pertanian Di Desa Bernung, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Agro Sainta, 3(1), 13–20.
https://asana.com/id/resources/swot-analysis
https://tambahpinter.com/analisis-swot-penyuluhan-pertanian/
43