• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Risiko dan Bahaya pada Pekerjaan Tanah

N/A
N/A
Rafly Utama

Academic year: 2024

Membagikan "Identifikasi Risiko dan Bahaya pada Pekerjaan Tanah"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

P r e s e n t e d b y : R a f l y P r a w i r a U t a m a

SMKK

IDENTIFIKASI RESIKO DAN BAHAYA PADA PEKERJAAN TANAH NAMA : RAFLY PRAWIRA UTAMA

NIM : 221121022

KELAS : 3A-KSI

(2)

JENIS PEKERJAAN

pekerjaan Survey Topografi

02

pekerjaan timbunan

04

pekerjaan land clearing

01

pekerjaan galian

03

pekerjaan Pemadatan

05

(3)

PEKERJAAN LAND CLEARING

Land Clearing mencakup pembersihan tempat kerja,

relokasi/penebangan pohon, pembongkaran pasanganbatu/struktur beton, pembongkaran kerb, pembongkaran rambu- rambu lalu lintas existing, pembongkaran dan pemasangan kembali lampu PJU.

Khususuntuk relokasi/penebangan pohon, pembongkaran dan

pemasangan kembali lampu PJU akan berkoordinasi dengan owner

dan instrasnsi terkaitdisesuaikan dengan peraturanpemerintah daerah setempat.

LAND CLEARING

01

(4)

Loader

ALAT PEKERJAAN LAND CLEARING

01

02

03

Excavator

Bulldozer

02

(5)

03

EXCAVATOR BULLDOZER LOADER

(6)

a. Pembersihan Vegetasi

Pemotongan Pohon dan Tanaman Besar:

Gunakan chainsaw atau alat pemotong untuk menebang pohon-pohon besar. Jika menggunakan alat berat, seperti bulldozer atau ekskavator, pastikan alat tersebut dilengkapi dengan pemotong atau penghancur pohon.

Pembersihan Semak dan Rumput:

Gunakan mesin pemotong semak (brush cutter) atau alat berat seperti traktor untuk membersihkan semak dan rumput yang lebat.

Untuk area yang lebih kecil atau terjangkau, bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan parang atau golok.

Penggundulan Akar:

Untuk area dengan akar pohon yang tertinggal di permukaan tanah, gunakan alat berat atau penggali untuk mengangkat dan menghilangkan akar yang tersisa.

b. Pengangkutan dan Pemusnahan Material Pengumpulan Material:

Setelah pohon, semak, dan tanaman dibersihkan, kumpulkan material yang ada (batang pohon, daun, akar) menjadi tumpukan.

Pengangkutan Material:

Material yang sudah dikumpulkan diangkut dengan truk atau alat berat menuju tempat pembuangan, tempat pemrosesan ulang, atau lokasi pembakaran (jika diizinkan).

Pemusnahan atau Pengolahan:

Jika diizinkan, pembakaran dapat dilakukan untuk mengurangi volume material vegetasi yang tidak bisa digunakan. Alternatif lain adalah mengolahnya menjadi kompos atau biomassa.

c. Pengolahan Tanah

Pembajakan atau Penggemburan Tanah:

Gunakan traktor atau bulldozer untuk membajak tanah, menghancurkan batu-batu besar, dan meratakan permukaan tanah. Pembajakan ini akan mempersiapkan lahan untuk pembangunan lebih lanjut atau kegiatan pertanian.

Penghalusan Tanah:

Setelah pembajakan, permukaan tanah biasanya akan digemburkan dan diratakan dengan menggunakan alat penghalus tanah (land leveller) untuk menghilangkan gundukan atau ketidakteraturan.

04

(7)

1. Risiko Cedera akibat Alat Berat 2. Risiko Kebakaran

3. Paparan Debu dan Asap

4.Bahaya Tersandung, Terpeleset, dan Jatuh

05

(8)

APD , (Helm , Sarung tangan , Masker , Sepatu Safety

06

(9)

SURVEY

TOPOGRAFI

Survey topografi adalah kegiatan pengukuran dan pemetaan yang

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kondisi fisik dan kontur permukaan tanah di suatu lokasi. Dalam pekerjaan tanah, survey

topografi memiliki peran yang sangat penting karena informasi yang diperoleh digunakan sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi, baik itu untuk pembangunan jalan, gedung,

bendungan, irigasi, atau proyek lainnya.

06

SURVEY TOPOGRAFI

(10)

Prism

ALAT PEKERJAAN SURVEY TOPOGRAFI

01

02

03

Total Station

Theodolite

07

04 Meteran

05 Patok

(11)

08

TOTAL STATION

METERAN PATOK PRISM THEODOLITE

(12)

a. Pemasangan dan Pengukuran Titik Kontrol

Pemasangan Titik Kontrol: Pasang titik kontrol yang telah ditentukan di lokasi yang mudah dijangkau dan tetap stabil selama proses survey.

Pengukuran dengan GPS atau Total Station: Jika menggunakan GPS, ukur titik kontrol dengan akurasi tinggi, atau gunakan Total Station untuk pengukuran jarak dan sudut di titik kontrol.

b. Pengukuran Kontur dan Elevasi

Pengukuran Elevasi: Gunakan leveling instrument (seperti automatic level atau dumpy level) untuk mengukur perbedaan elevasi antara titik-titik yang berbeda di permukaan tanah. Ini penting untuk memetakan kontur tanah.

Pengukuran Kontur: Ambil data pengukuran kontur dengan interval yang sesuai, bergantung pada tujuan dan ukuran area yang di-survey. Peta kontur akan menunjukkan perubahan elevasi dari satu titik ke titik lainnya.

Pengambilan Titik: Tentukan titik-titik yang akan diukur, baik titik acuan maupun titik

pengukuran di lapangan. Titik pengukuran ini bisa berupa titik kontrol sementara atau titik yang ditentukan berdasarkan topografi lahan.

c. Pengukuran Jarak dan Sudut

Gunakan Total Station untuk mengukur jarak dan sudut antar titik. Total Station mengukur sudut horizontal, vertikal, dan jarak secara simultan untuk mendapatkan koordinat X, Y, dan Z di lapangan.

Jika menggunakan Theodolite, ukur sudut horizontal dan vertikal antara dua titik, kemudian gunakan rumus trigonometri untuk menghitung jarak atau koordinat titik.

d. Pencatatan Data

Pengambilan Data Manual atau Digital: Catat hasil pengukuran secara manual dalam buku catatan atau secara langsung menggunakan perangkat elektronik yang terhubung dengan alat ukur (misalnya menggunakan software yang terhubung ke Total Station).

Dokumentasi Foto: Lakukan dokumentasi foto pada lokasi-lokasi tertentu yang memerlukan verifikasi visual.

e. Pengukuran Titik Sampel

Untuk area yang besar, pengukuran biasanya dilakukan dengan interval tertentu, dengan memperhatikan area-area yang memiliki perubahan topografi signifikan, seperti cekungan, bukit, atau sungai.

Dalam beberapa kasus, pengukuran dilakukan secara sistematis dengan menggunakan grid atau kontur sampling untuk memastikan data yang lebih representatif.

09

(13)

1. Risiko Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh 2.Bahaya Cuaca Ekstrem dan Paparan Matahari

6. Bahaya Listrik di Area dengan Kabel atau Instalasi Listrik

10

(14)

APD lengkap

11

(15)

PEKERJAAN GALIAN

Pekerjaan galian adalah suatu tahap dalam pelaksanaan konstruksi yang melibatkan penggalian tanah untuk membuat ruang atau lubang di permukaan tanah. Galian ini dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti persiapan lahan untuk fondasi bangunan, pembangunan saluran

drainase, pemasangan pipa, pembangunan pondasi jembatan, atau konstruksi lainnya yang membutuhkan kedalaman tertentu.

Pekerjaan galian juga mencakup pengangkatan material tanah, batu, atau material lain yang ada di bawah permukaan tanah dengan

menggunakan alat berat atau peralatan manual, tergantung pada jenis pekerjaan dan kondisi lapangan.

12

PEKERJAAN GALIAN

(16)

Bulldozer

ALAT PEKERJAAN GALIAN

01

02

03

Excavator

Dump Truck

13

(17)

14

EXCAVATOR BULLDOZER DUMP

TRUCK

(18)

Kegiatan pekerjaan Galian meliputi

•Pekerjaan galian dapat dilakukan menggunakan excavator yang disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi. Pekerjaan galian akan dilakukandari bagian atas ke bawah, lapis demi lapis sehingga mencapai elevasi yang sesuai dengan shop drawing.

•Penggalian dilakukan sedemikian rupa sehingga saat terjadi hujan, air tidak menggenang di tempat galian dan aktivitasselanjutnyatidak terganggu. Pengamanan untuk galian dengan kedalamanlebih dari 1m dapat dilakukan dengan cara membuatslope/kemiringan yang

memadaisehingga air hujan dapat mengalirkeluar dari tempat galian. Jika kondisisekitartidak memungkinkan untuk dilakukan metode ini, maka genangan air harus dibuangdengan pompa.

•Material hasil galian diangkut keluar dengan menggunakan dump truck untuk kemudian dibuang pada tempat terdekat yang telah ditentukan. Pada saat pengangkutan harus diperhatikan

kebersihan jalan yang dilewati dump truck dan keamanan terhadap lingkungan sekitar. Untuk itu, selama proses pengangkutan material sebaiknya ditutup dengan terpal.

15

(19)

1. Risiko Cedera akibat Alat Berat 2. Risiko Kebakaran

3. Risiko Longsoran Tanah

4.Bahaya Tersandung, Terpeleset, dan Jatuh

5 .Risiko Kejatuhan Material atau Peralatan dari Atas

16

(20)

APD lengkap , pengaturan zona kerja ,safety induction

11

(21)

PEKERJAAN TIMBUNAN

Pekerjaan timbunan merupakan salah satu tahap penting dalam konstruksi yang melibatkan pengisian tanah di area tertentu untuk menciptakan permukaan yang lebih tinggi atau rata, sesuai dengan kebutuhan proyek. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada proyek

17

PEKERJAAN TIMBUNAN

(22)

Bulldozer

ALAT PEKERJAAN TIMBUNAN

01

02

03

Excavator

Dump Truck

18

(23)

19

EXCAVATOR BULLDOZER DUMP

TRUCK

(24)

Pekerjaan timbunan tanah ini merupakan pekerjaan pengisian kembali ke dalam celah yang disebabkan dari telahh selesainya pekerjaan sub struktur Tahap penimbunan tanah ;

1.Tanah untuk urugan digunakan tanah yang telah disetujuioleh

pemberitugas. Tanah yang dalam keadaanbasah, dimana dalam keadaan kering dinyatakan dapat dipakai, harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk bahan timbunan.

2.Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah ada persetujuan dari pemberi tugas.

Penghamparan material dilakukan lapis demi lapis

20

(25)

1. Risiko Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh 2.Bahaya Cuaca Ekstrem dan Paparan Matahari

6. Bahaya Listrik di Area dengan Kabel atau Instalasi Listrik

21

(26)

APD lengkap , pengaturan zona kerja ,pelatihan driver alat berat

22

(27)

PEKERJAAN PEMADATAN

Pekerjaan pemadatan adalah proses penting dalam konstruksi yang bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tanah atau material

timbunan sehingga menjadi lebih kuat dan stabil. Proses ini biasanya dilakukan setelah pekerjaan timbunan untuk memastikan bahwa tanah atau material memiliki daya dukung yang cukup untuk menopang

beban di atasnya, seperti bangunan, jalan, atau struktur lainnya.

23

PEKERJAAN PEMADATAN

(28)

Dump Truck

ALAT PEKERJAAN PEMADATAN

01

02

03

Compactor

Bulldozer

24

Vibratory Roller

03

Motor Grader

03

(29)

25

MOTOR GRADER

BULLDOZER DUMP TRUCK

COMPACTOR VIBRATOR

ROLLER

(30)

Penimbunan Bertahap: Timbunan dilakukan secara bertahap dengan ketebalan lapisan tertentu, biasanya antara 15-25 cm untuk setiap

lapisan. Ketebalan lapisan ini disesuaikan dengan spesifikasi proyek dan jenis tanah.

Perataan Lapisan: Setiap lapisan tanah diratakan menggunakan alat seperti motor grader atau bulldozer untuk memastikan ketebalan yang merata sebelum dilakukan pemadatan.

Pemadatan dengan Alat Berat

Pemilihan Alat Pemadat: Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan jenis material dan kondisi lokasi:

Vibratory Roller: Digunakan untuk tanah granular seperti pasir atau kerikil.

Sheep Foot Roller: Cocok untuk tanah kohesif, seperti tanah liat, yang membutuhkan tekanan tinggi.

Plate Compactor atau Jumping Jack: Digunakan pada area sempit atau dekat dengan pondasi.

Proses Pemadatan Bertahap: Alat pemadat dijalankan berulang kali di atas lapisan tanah hingga tingkat kepadatan yang diinginkan tercapai.

Pemadatan dilakukan dalam beberapa lintasan untuk memastikan kepadatan yang merata.

Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Tekanan: Operator dan pengawas lapangan memastikan bahwa tidak ada area yang terlewat dan tekanan yang diberikan oleh alat sesuai dengan kebutuhan.

26

(31)

1. Risiko Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh 2.Bahaya Cuaca Ekstrem dan Paparan Matahari

6. Bahaya Listrik di Area dengan Kabel atau Instalasi Listrik

4. tertimbun tanah

27

(32)

APD lengkap , pengaturan zona kerja ,pelatihan driver alat berat , pemasangan rambu-rambu

28

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi proses identifikasi sumber bahaya potensial, penilaian risiko, dan sarana pengendalian risiko tambahan terindetifikasi 56 sumber bahaya potensial

Metode: Penelitian yang dilaksanakan penulis menggunakan metode deskriptif yang memberikan penjelasan mengenai identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

Hauling yang ada di PT Pesona Khatulistiwa Nusantara meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko (analisa dan evaluasi risiko), pengendalian risiko, komunikasi dan

Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan analisis risiko yang telah dilakukan peneliti di lapangan pada pekerjaan bangunan atas pembangunan jalan tol ruas Medan-Binjai

Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memberi gambaran mengenai potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan lingkungan, penilaian risiko dengan

Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) adalah serangkaian proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam aktivitas rutin maupun non

Analisis Penilaian Risiko Terhadap Potensi Bahaya Pekerjaan Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis penilaian risiko

289 Tabel 8 Pengendalian risiko pada proses fabrikasi PROSES LANGKAH PEKERJAAN BAHAYA RISIKO LEVEL RISIKO Pengendalian Risiko Pengendalian Teknis Pengendalian