ESSAY
IDEOLOGI DI BERBAGAI HAL TERMASUK AGAMA
MENURUT KARL MARK
Disusun oleh: Umar Abdul Aziz_221104040032
Karl Marx (1818-1883) adalah seorang filsuf, ekonom, sejarawan, dan aktivis politik kelahiran Jerman yang dikenal sebagai bapak pemikiran Marxisme. Ia lahir di kota Trier, Jerman, pada tanggal 5 Mei 1818, dari keluarga Yahudi yang beralih ke agama Protestan untuk menghindari diskriminasi. Ayahnya, Heinrich Marx, adalah seorang pengacara dan ibunya, Henrietta Pressburg, berasal dari keluarga kaya.
Karl Marx meninggal pada tanggal 14 Maret 1883 di London, Inggris, setelah menderita penyakit selama beberapa tahun. Karya-karyanya masih menjadi bahan kajian penting di bidang filsafat, ekonomi, dan sejarah hingga saat ini.
Pemikiran Marx sangat berpengaruh dalam perkembangan sosiologi modern dan menjadi salah satu landasan dalam teori kritis. Namun, beberapa kritik juga dilontarkan terhadap pandangannya, terutama mengenai kurangnya perhatian terhadap perbedaan dan kompleksitas dalam masyarakat. Meskipun begitu, pemikiran Marx tetap relevan dalam memahami dinamika sosial dan ketidakadilan dalam masyarakat modern. Karl Marx mengatakan bahwa masyarakat terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas pemilik modal dan kelas pekerja. Kelas pemilik modal memiliki kekuasaan dan kontrol atas kelas pekerja, yang menciptakan ketidakadilan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Marx juga melihat bahwa konflik antara kelas ini dapat menyebabkan perubahan sosial dan revolusi.
Penggerak Indonesia yang menggunakan pemikiran Karl Marx telah membuahkan hasil yang signifikan dalam memperjuangkan keadilan sosial di Indonesia. Gerakan sosialis dan komunis yang bermunculan di Indonesia pada awal kemerdekaan dipengaruhi oleh
pemikiran Marx.
Gerakan ini menuntut adanya pemerataan kekayaan dan keadilan sosial bagi seluruh warga negara. Selain itu, gerakan buruh dan gerakan petani di Indonesia juga
memperjuangkan keadilan sosial yang lebih baik dan merata, yang sejalan dengan pemikiran Marx. Gerakan buruh dan petani ini menuntut adanya upah yang adil dan hak-
hak yang dijamin oleh negara. Pemikiran Marx juga menginspirasi gerakan mahasiswa di Indonesia pada era Orde Baru. Gerakan mahasiswa saat itu menuntut adanya reformasi sosial dan politik yang lebih demokratis, sejalan dengan pemikiran Marx mengenai pemerataan kekayaan dan keadilan sosial.
Selain itu, pemikiran Marx juga mempengaruhi perkembangan gerakan perempuan di Indonesia. Gerakan feminis di Indonesia menuntut adanya kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Pemikiran Marx yang menekankan peran kelas sosial dalam masyarakat juga mempengaruhi gerakan feminis dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan.
Di bidang ekonomi, pemikiran Marx juga mempengaruhi kebijakan-kebijakan ekonomi di Indonesia. Beberapa kebijakan ekonomi Indonesia, seperti nasionalisasi aset-aset asing dan pemerataan kekayaan, memiliki dasar pemikiran Marx.
Dalam kesimpulannya, penggerak Indonesia yang menggunakan pemikiran Karl Marx telah membuahkan hasil yang signifikan dalam memperjuangkan keadilan sosial di Indonesia. Pemikiran Marx telah mempengaruhi perkembangan gerakan sosial dan politik, gerakan mahasiswa, gerakan perempuan, dan kebijakan ekonomi di Indonesia.
Namun, pemikiran Marx juga dikritik karena kurang memperhatikan keragaman dan kompleksitas dalam masyarakat. Selain itu, beberapa kritikus juga menilai bahwa
pandangannya terlalu deterministik dan kurang mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhi dinamika sosial. Meskipun begitu, pemikiran Marx tetap relevan dalam memahami ketidakadilan dan perubahan sosial dalam masyarakat modern. Pengaruhnya dapat dilihat dalam berbagai gerakan sosial di Indonesia, termasuk gerakan sosialis, gerakan buruh dan petani, gerakan mahasiswa, gerakan feminis, dan kebijakan ekonomi nasional.
Sementara itu, dalam konteks global, pemikiran Marx masih menjadi salah satu teori kritis yang paling berpengaruh dan banyak diperdebatkan. Teori kritis Marx yang menekankan konflik antara kelas sosial dan ketidakadilan struktural masih menjadi topik yang relevan dalam memahami dinamika sosial-politik global saat ini. Pengaruh pemikiran Marx juga dapat dilihat dalam berbagai gerakan sosial global, termasuk gerakan
antikapitalis, gerakan lingkungan, gerakan hak asasi manusia, dan gerakan feminis internasional. Gerakangerakan ini menuntut perubahan sistemik dan transformasi sosial yang lebih adil, sejalan dengan pandangan Marx.
Dalam kesimpulannya, meskipun pemikiran Marx memiliki kekurangan dan kritik, namun kontribusinya dalam memahami ketidakadilan sosial dan perubahan sosial masih relevan dalam konteks global saat ini. Pemikiran Marx dapat menjadi inspirasi bagi gerakan sosial dan politik yang memperjuangkan keadilan dan transformasi sosial yang lebih adil di masa depan.
Selain mempunyai ide ide tentang kapitalisme, Karl mark mempunya pemikiran agama adalah sebuah ilusi (Farihah, Irzum. "Filsafat Materialisme Karl Marx." Fikrah:
Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keilmuan 3.2 (2015)). Menurutnya rasa takut adalah sebuah ilusi dengan konsekuensi yang sangat menyakitkan. Jadi Agama adalah bentuk dari
ideologi yang nyata dan sangat ekstrim, dengan sebuah kepercayaan yang tujuannya dapat memberikan sebuah alasan dan hukum-hukum hal ini tidak lain untuk semua tatanan di masyarakat dapat berjalan sesuai dengan keinginan penguasa.
Agama telah menjadi bagian penting dalam sejarah manusia selama ribuan tahun.
Namun, pandangan tentang agama bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Karl Marx melihat agama sebagai alat pemiskinan dan pengendalian kelas pekerja oleh kelas pemilik modal dalam masyarakat kapitalis. Menurutnya, agama memberikan janji-janji palsu dan harapan akan kebahagiaan di kehidupan setelah mati, sehingga mengalihkan perhatian kelas pekerja dari ketidakadilan dan penderitaan yang mereka alami dalam kehidupan nyata. Marx berpendapat bahwa agama harus dihapuskan sebagai bagian dari upaya membebaskan kelas pekerja dari penindasan dan membangun masyarakat yang lebih adil dan merata.
Menurut Karl Marx, agama dapat dianggap sebagai suatu bentuk ideologi yang berfungsi untuk membenarkan dan mempertahankan sistem sosial yang ada. Pandangan ini didasarkan pada konsep materialisme dialektis Marx yang mengatakan bahwa kondisi material dan ekonomi masyarakat mempengaruhi ideologi dan kesadaran manusia. Marx berpendapat bahwa agama sebagai bentuk ideologi dapat digunakan oleh kelas pemilik modal untuk mempertahankan dominasinya atas kelas pekerja. Agama memberikan janji- janji akan kebahagiaan di kehidupan setelah mati sehingga mengalihkan perhatian kelas pekerja dari ketidakadilan dan penderitaan yang mereka alami dalam kehidupan nyata.
Marx juga menekankan bahwa agama dapat memperkuat ketidakadilan dan kesenjangan sosial dengan memberikan justifikasi moral untuk struktur sosial yang ada.
seperti dalam kutipan "The ruling ideas of each age have ever been the ideas of its ruling class. When people speak of ideas that revolutionize society, they do but express the fact that within the old society the elements of a new one have been created, and that the dissolution of the old ideas keeps even pace with the dissolution of the old conditions of existence. The religious ideas of the ruling class are in every epoch the ruling ideas, i.e., the class which is the ruling material force of society, is at the same time its ruling intellectual
force. The class which has the means of material production at its disposal, has control at the same time over the means of mental production, so that thereby, generally speaking, the ideas of those who lack the means of mental production are subject to it. The ruling ideas are nothing more than the ideal expression of the dominant material relationships, the dominant material relationships grasped as ideas." (Mark Karl dan Engels Friesrich “The Communist Manifesto” ( Penguin Calssic: 2002) hal.32).
Dalam pandangan Marx, agama juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mengontrol perilaku masyarakat dan menjaga status quo. Agama dapat mempromosikan nilai-nilai konservatif dan menekan kritik terhadap sistem sosial yang ada. Oleh karena itu, dalam pemikirannya, Marx berpendapat bahwa agama harus dihapuskan sebagai bagian dari upaya membebaskan kelas pekerja dari penindasan dan membangun masyarakat yang lebih adil dan merata. Meskipun pandangan Marx mengenai agama sebagai ideologi telah dikritik oleh banyak pihak, namun kontribusinya dalam memahami peran agama dalam masyarakat dan hubungannya dengan struktur sosial masih relevan hingga saat ini.
Pandangan Marx ini juga telah mempengaruhi perkembangan teori-teori kritis lainnya mengenai agama dan ideologi dalam masyarakat modern. Selain itu, pandangan Marx mengenai agama sebagai bentuk ideologi juga dapat dilihat dalam konteks global. Di berbagai negara, agama seringkali dijadikan alat untuk mempertahankan dominasi kelas atas dan menekan kritik terhadap sistem sosial yang ada. Hal ini terlihat dalam beberapa negara yang menerapkan hukum syariah yang membatasi hak-hak perempuan dan minoritas, serta dalam beberapa negara yang menerapkan ideologi agama tertentu yang mengabaikan hak-hak asasi manusia.
Pandangan Marx mengenai agama sebagai ideologi juga dapat menjadi inspirasi bagi gerakan sosial dan politik yang memperjuangkan keadilan sosial dan hak-hak asasi manusia di seluruh dunia. Berbagai gerakan sosial dan politik global, seperti gerakan hak asasi manusia, gerakan feminis internasional, dan gerakan antikapitalis, menuntut
perubahan sistemik dan transformasi sosial yang lebih adil dan merata. Pandangan Marx mengenai agama sebagai bentuk ideologi dapat menjadi salah satu pemikiran yang dapat digunakan untuk memahami dan mengkritik sistem sosial yang ada serta mencari alternatif yang lebih adil dan merata.
Dalam konteks Indonesia, pandangan Marx mengenai agama sebagai bentuk ideologi juga relevan dalam memahami kondisi sosial dan politik di negara ini. Meskipun Indonesia memiliki keragaman agama dan kepercayaan, namun agama seringkali
digunakan sebagai alat politik untuk mempertahankan dominasi kelas atas dan menekan kritik terhadap sistem sosial yang ada. Oleh karena itu, pemikiran Marx dapat menjadi
salah satu sumber inspirasi bagi gerakan sosial dan politik di Indonesia yang memperjuangkan keadilan sosial dan hak-hak asasi manusia.
Dalam kesimpulannya, pandangan Marx mengenai agama sebagai bentuk ideologi memberikan kontribusi penting dalam memahami hubungan antara agama dan struktur sosial dalam masyarakat modern. Meskipun pandangan ini telah dikritik oleh banyak pihak, namun pemikiran Marx tetap menjadi salah satu teori kritis yang paling berpengaruh dalam memahami dinamika sosial-politik global saat ini.
Pandangan Marx mengenai agama sebagai ideologi memberikan kontribusi penting dalam memahami hubungan antara agama dan struktur sosial dalam masyarakat modern.
Meskipun pandangan ini telah dikritik oleh banyak pihak, namun pemikiran Marx tetap menjadi salah satu teori kritis yang paling berpengaruh dalam memahami dinamika sosial- politik global saat ini.
Daftar pustaka
Marx, K. (1975). Critique of Hegel's Philosophy of Right. Cambridge University Press.
Marx, K., & Engels, F. (1848). Manifesto of the Communist Party. Progress Publishers.
Seligman, E. R. (1992). The Marxist Conception of Ideology: A Critical Essay. Rowman &
Littlefield.