• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM

N/A
N/A
Falah Irmansyah

Academic year: 2023

Membagikan "ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

“ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM”

KELOMPOK :

1. 201110274 Dina Maulina 2. 201110039 Falah Irmansyah 3. 201110299 Nidia Rahmah Andina 4. 201110040 Muhammad Rizky M

(2)

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Dalam Islam

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang lainnya. Ilmu

pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, disistemisasi, diorganisasi, dan

diinterpretasi sehingga

menghasilkan pengatahuan yang obyektif, general, dan verivikatif.

- Atau sains adalah pengetahuan yang rasional, empiris, obyektif, terukur, verivikatif, serta

komunal/general. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-

barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang bernilai keindahan

- Konsep IPTEKS Dalam Islam

(3)

IPTEK dan Seni Dalam Islam

IPTEK adalah analisis dari uraian rahasia-rahasia dibalik fenomena alam yang didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang disimbolkan dengan pena yang kemudian dapat

diwujudkan dalam kehidupan.

Kompilasi pengetahuan manusia kemudian didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan.

Pembacaan ayat - ayat kauniyah ini melahirkan sains dalam upaya menafsirkan. Ada astronomi,

Matematika , Fisika, Kimia , biologi, dan sebagainya. Dari segi esensinya, semua sains sudah islami,

sepenuhnya tunduk pada Hukum Allah. Hukum-hukum yang digali dan dirumuskan adalah hukum-hukum alam yang tunduk pada Sunatullah.

Pembuktian teori yang dikembangkan dilandasi

pencarian kebenaran, bukan pembenaran nafsu manusiawi.

Sedangkan tujuan manusia meningkatkan ilmu

pengetahuan adalah untuk meningkatkan harkat

kemanusiaannya, meredam rasa kesombongan dan

memperbanyak berbuat

kebajikan melalu karunia akal.

(4)

IPTEKS Dalam Pandangan Islam

Ilmu dalam Islam diartikan sebagai : Segala pengetahuan yang bersifat dapat menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang

dihadapi atau dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya

sebagai hamba ataupun khalifah Allah.

Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran (akal), serta pengalaman manusia.

Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia.

Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu

bersifat aquired/perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam

kehidupan manusia.

Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.

Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai

makhluk Allah yang berakal Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan

kesejahteraannya meningkat Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam semesta,

bahkan ayat yang pertama adalah perintah

untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual tertentu.

(5)

Integerasi Iman, Ilmu dan Amal

Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan.

Sistem yang terintegrasi inilah yang dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti telah memuat aqidah, syari’ah, dan akhlaq. Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu yang benar.

Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah, serta tidak akan menghasilkan

kemaslahatan bagi umat manusia dan

lingkungannya, bahkan bisa menjadi malapetaka.

Dengan pemahaman atas IPTEK kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin mempertebal iman sehingga menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi manusia. Dengan menuntut ilmu berarti manusia memanfaatkan semua anugerah fasilitas akal dan alam semesta. Memikirkan perihal pembentukan, susunan dan evolusi alam semesta dalam

tinjauan astronomi merupakan cara mengenal kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan memperkuat Aqidah.

Untuk mengembangkan Etos keilmuan perlu senantiasa

diciptakan stabilita yang dinamis dalam kehidupan bernegara. Melalui keadaan yang stabil itu proses-

proses mempertajam pikiran,

memperluas pandangan syiar ilmu, menciptakan buah pikiran dan

menggerakkan aktifitas memajukan IPTEK dapat dilaksanakan dengan baik. Salah satu pilar penting

kemajuan suatu bangsa adalah

bergantung pada kemajuan

penguasaan terhadap ilmu dan

teknologi. Ilmu dan teknologi

membawa bangsa ke derajat

kemuliaan, kebahagian, dan

kekuasaan.

(6)

- Alasan Umat Islam Harus menguasasi Perkembangan IPTEK

Firman Allah dalam Surat Al-Alaq memerintahkan untuk umat islam

menguasai iptek. Allah memerntahkan kita untuk membaca, mengetahui dan bebas mengeluarkan pendapatnya.

Sesungguhnya ilmu pengetahuan mesti dipahami dengan cara yang benar

sehingga tidak mertentangan dengan maksud Allah SWT untuk

memerintahkan mempelajari iptek

"Orang yang beramal tetapi tidak disertai ilmu pengetahuan tentang itu, bagaikan yang

melangahkan kaki tetapi tidak meniti jalan yang benar. Orang yang melakukan sesuatu tetpi teodak memiliki pengetahuan tentang suatu itu, maka dia akan membat kerusakan yang lebih banyak

daripada perbaikan yang dilakukan. Carilah ilmu selama ia tidak menganggu ibadah yang engkau lakukan. Dan beribadahlah selama ibadah itu tidak mengganggu pencarian ilm pengetahuan.

Karena ada sebagian kaum muslimin yang melakukan ibadah, tetapi ia meninggalkan ilmu pengetahuan, sehingga mereka keluar dengan pedang mereka untuk membunuh umat Muhammad SAW. Kalau mereka mau mencari ilmu

pengetahuan, niscaya mereka tidak akan

melakukan seperti apa yang mereka lakukan"

(7)

Dari riwayat tersebut dapat disimpukan bahwa kita harus

meneimbangkan antara ibadah dan mencari ilmu. Dan tidak dibenarkan apabila hanya mencari ilmu tetapi melupakan ibadah.

Artinya: Dan Allah menurunkan dari langit (hujan) dan dengan air itu

bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat (kebesaran Tuhan) bagi orang yang mendengarkan (plajaran)

Sesungguhnya ayat-ayat tersebut untuk senantiasa mempelajari perkembangan iptek yang terjadi.

Ilmu-ilmu ini sebetulnya sudah ada dan telah berkembang, tetapi

seberapa jauh umat islam dapat

mengerti dan dapat mengambil

manfaatnya.

(8)

SEKIAN PERSENTASI DARI KELOMPOK 2

TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM

WR.WB

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian fitrah yang ditunjukkan ayat diatas memberi pengertian bahwa manusia diciptakan Allah dengan naluri beragama tauhid yaitu Islam. Namun dalam pengembangan

IPTEKS. Karena manusia satu­satunya makhluk Tuhan yang mampu merangkaikan fenomena alam

Selain terdapat banyak ayat qauliyah yang mengajak manusia untuk merenungkan secara mendalam tentang ayat kauniyah untuk dapat mengetahui pengetahuan Allah.,

Al-Qur‟an sebagai pedoman serta petunjuk manusia dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, al-Qur‟an merupakan wahyu Allah yang mengandung ajaran dan petunjuk kehidupan

Manusia sebagai makhluk ekonomi adalah manusia yang dalam melakukan tindakan ekonomi bertindak secara efisien, mempertimbangkan pengorbanan yang dilakukan dan

Manusia adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, karena manusia telah dikaruniai otak oleh Allah SWT dan otak manusia lebih unggul dari

Atas hal itulah Allah SWT berkehendak memberikan bimbingan kepada manusia agar tetap menjadi makhluk paling mulia di sisi-Nya dengan memberikan pedoman berupa kitab

Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. Akal ini harus terus diasah, diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa mendapatkan ilmu