Studi Kasus di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro) Skripsi ini disajikan sebagai salah satu syarat penerimaan. Makalah berjudul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro)”. Makalah berjudul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro).
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd). Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro)” benar-benar karya asli saya kecuali kutipan yang telah disebutkan. Alhamdulillah, pujian dan terima kasih kepada penulis, semoga penulis kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro)”.
Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Quran Jakarta (IIQ) yang telah ditransfer telah memberikan ilmu kepada penulis, baik secara teoritis maupun praktis selama penulis berada di perkuliahan. Seluruh staf Institut Ilmu Qurani (IIQ) Jakarta yang telah membantu dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Staf Kurikulum, serta Dewan Guru SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro yang telah memberikan informasi dan ilmu kepada penulis selama proses penelitian.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kedua orang tua, ibu dan bapak yang telah memberikan doa dan doa restunya sepanjang waktu sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir.
Latar Belakang Masalah
Misalnya pelajaran agama mempunyai tujuan yaitu membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Untuk dapat melaksanakan fungsi pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan, diperlukan suatu program pendidikan yang diselenggarakan secara sistematis dan logis serta berkaitan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Tujuan dan pola hidup suatu negara sangat ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak hingga kurikulum universitas.5.
Oleh karena itu diharapkan kurikulum yang baik dapat diterapkan di Indonesia sehingga menghasilkan masa depan cerah bagi anak bangsa yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan yang diterapkan dalam 10 tahun terakhir diantaranya adalah Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu tahun 2006 dan kurikulum tahun 2013. Misalnya saja mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan bagian dari pendidikan agama di Indonesia mempunyai tempat yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
8 Imam Machali, Integrasi Pendidikan Anti Narkoba dalam Pendidikan Agama Islam dan Kurikulum Karakter 2013, (Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 nomor 2, 2014) hal.Apapun kurikulum yang diterapkan, khususnya pada Pendidikan Agama Islam (PAI ) -mata pelajaran dengan didukung oleh guru yang profesional, merupakan garda depan dan ujung tombak penerapan kurikulum dan pembelajaran yang berhubungan langsung dengan siswa. Tugas pokoknya adalah mampu merencanakan, melaksanakan, melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta menjadi teladan dalam segala hal bagi peserta didik atau peserta didik.
Yang membedakan lembaga pendidikan ini dengan sekolah menengah lainnya adalah merupakan sekolah berasrama (sistem sekolah dengan asrama siswa), dimana siswa serta guru dan kepala sekolah tinggal 24 jam sehari di asrama lingkungan sekolah. Perbedaan boarding school dengan sekolah negeri lainnya adalah kelas boarding school cenderung berukuran kecil dan jumlah siswanya tidak sebanyak kelas sekolah negeri lainnya, sehingga Anda dapat dengan mudah memantau aktivitas belajar mengajar siswa di kelas atau di keseharian siswa. kegiatan. Kurikulum yang diterapkan saat ini di SMP Plus Ar-Rahmat adalah Kurikulum Satuan Pendidikan (UTC) yang berkaitan dengan SI dan SKL dan berpedoman pada pedoman pengembangan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (NESA), serta memperhatikan pemikiran. komite sekolah 10 Meskipun kurikulum.
Berdasarkan pengamatan sementara, SMP Plus Ar-Rahmat tidak memenuhi kriteria penerapan Kurikulum 2013, baik dari segi sarana dan prasarana maupun dari segi tenaga pendidik, melainkan dengan kurikulum yang diterapkan saat ini. yaitu Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), sekolah mempunyai kebebasan lebih dalam merancang dan menentukan aturan kurikulum dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Namun perlu adanya penelitian yang fokus pada implementasi kurikulum di sekolah khususnya kelas Pendidikan Agama Islam (IRA), karena hanya kelas inilah yang dapat diamati baik di dalam maupun di luar kelas. . Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan beberapa bahan evaluasi bagi sekolah sebelum beralih ke kurikulum yang ditetapkan pemerintah, yaitu kurikulum 2013.
11 Oleh karena itu, dalam latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui seperti apa proses penerapan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro).
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mengenalkan kurikulum Pendidikan Agama Islam kepada siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai pengalaman belajar bagi siswa b) Guru. Memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan bagi guru mengenai implementasi kurikulum khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tinjauan Pustaka
Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan fokus pada proses pembelajaran, hasil belajar siswa, serta hambatan dan pendorong pembelajaran pendidikan agama Islam. Implementasi Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pengajar) pada Topik Al-Quran Hadits di Jurusan Pendidikan Agama Islam MTS Daarul Hikmah Pamulang, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Tesis ini lebih fokus menjelaskan implementasi KTSP pada topik Al-Qur'an Hadits pada ranah pembelajaran.
Puput Rahmat Saputra, 2013, dengan judul Tesis “Respon dan Kemauan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran Agama Islam 2013 di Dinas Pendidikan SMA Negeri 5 Yogyakarta”. Pengembangan Kurikulum Islam dalam Perspektif Ismail Raji Al-Faruqi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan fokus pada proses pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa dan.
Pria Agung Pamungkas, pada tahun 2015, dengan judul skripsi “Strategi Pengembangan Kurikulum PAI Berwawasan Ahlussunnah Waljama’ah Bagi Lembaga Pendidikan Formal di Lingkungan Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ma Mafatihul Huda Dusun Bahrul Ulum Bengkaredo, Dusun Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)" Jurusan Pendidikan Agama Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Disertasi ini lebih fokus menjelaskan kegiatan pengembangan kurikulum PAI berwawasan Ahlusunnah Waljama'ah bagi lembaga pendidikan formal yang memerlukan strategi pengembangan kurikulum. Strateginya adalah dengan menggunakan pendekatan eklektik, yakni dapat memilih salah satu yang terbaik di antara 4 pendekatan, yaitu: (1) orientasi humanistik, (2) rekonstruksi sosial, (3) ahli teknologi, dan (4) orientasi akademik.
Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan fokus pada proses pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa serta faktor penghambat dan pendorong pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
Bab ini mencakup landasan teori yang mendasari kurikulum, pendidikan agama Islam, serta proses penerapan kurikulum pendidikan agama Islam.
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
PENUTUP
Saran
Bagi guru yang berkaitan dengan proses pembelajaran, hendaknya guru lebih inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode pengajaran. Terkait dengan penilaian pembelajaran, hendaknya guru secara mandiri dan terus menerus meningkatkan keterampilannya dalam proses penilaian dan mendokumentasikannya. Sekolah harus mengevaluasi pelaksanaan kurikulum yang berlaku secara berkala sebagai bahan acuan pada tahun ajaran berikutnya.