• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi mata pelajaran aqidah akhlak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "implementasi mata pelajaran aqidah akhlak"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

i

KLUNGKUNG JEMBER TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Oleh:

Silfi Ardianti NIM.T20181058

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JULI 2023

(2)
(3)
(4)

iv







Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (Q.S Al- Ahzab ayat 21).1

1 Al-Qur’an Terjemah, Q.S Al-Ahzab ayat 21.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Kedua orang tua saya yaitu bapak (Slamet) dan ibu (Kholis Ratnawati)

tercinta, serta kedua mertua saya bapak (Samsul Arifin) dan ibu (Buati) yang saya cintai, terimakasih atas segala doa, suport, kasih sayang, perjuangan serta pengorbanan selama ini yang telah diberikan kepada saya tiada henti sampai saat ini.

2. Kakak-kakak saya (Febri Ardianta) dan (Abduh Faik), terimakasih atas segala doa, dukungan, dan motivasi serta biaya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya bisa melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi saat ini.

3. Adik saya (Aldi Ardianta) terimakasih atas doa dan kasih sayangmu kepada saya selama ini.

4. Suami tercinta saya (Abdul Rouf) yang selalu menemani saya dari kuliah offline, online, hingga antar jemput saya dalam penelitian serta mencari referensi terimakasih atas pengorbanan, perjuangan serta cintam dan kasih sayangmu selama ini kepada saya.

5. Semua guru yang telah mendidik saya terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada saya.

6. Kampus tercinta saya “UIN KHAS JEMBER” yang telah memberikan saya fasilitas pendidikan selama menempuh program S1 saya ucapkan terimakasih.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala anugerah, nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah Di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Ajaran 2022/2023” sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju jalan Islamiyah.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Namun berkat usaha, dukungan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM., Selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah memberikan fasilitas yang memadai selama kita menuntut ilmu di UIN KHAS Jember

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd. I., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah membimbing kami dalam proses perkuliahan

3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menyusun skripsi ini

(7)

vii

4. Ibu Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag , Selaku koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN KHAS Jember

5. Dosen Pembimbing Skripsi bapak Dr. H. Mustajab, S. Ag, M. Pd. I yang telah sabar, ikhlas, dalam mensupport serta bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing demi kelancaran penulisan skripsi ini.

6. Bapak Basir, S.Pd Selaku Kepala sekolah dan juga kepada bapak Abdul Qodir, S.Pd.I Selaku Waka Bidang Kurikulum yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dan bapak Ahmad Hasyim, S.Pd.I selaku guru Aqidah Akhlak di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember

7. Segenap dosen pengajar di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan.

Penyusunan hasil penelitian dalam bentuk skripsi ini tentunya masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun yang membaca. Aamiin.

Jember, 20 Mei 2023

Penulis

(8)

viii

ABSTRAK

Silfi Ardianti, 2022. Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (Skua) Di Mts Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Ajaran 2022/2023

Kata Kunci : Aqidah Akhlak, Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA)

Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) merupakan suatu cara yang dibentuk menjadi suatu kegiatan untuk mengukur standar kecakapan bagi peserta didik yang meliputi kecakapan al-Qur’an, hadits, aqidah akhlak, fikih, dzikir dan doa.

Fokus penelitian dari skripsi ini adalah: (1) Bagaimana Perencanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023? (2) Bagaimana Pelaksanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 ? (3) Bagaimana Evaluasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 ?

Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah: 1) Mendeskripsikan Perencanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 2) Mendeskripsikan Pelaksanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 3) Mendeskripsikan Evaluasi dari Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data berupa kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) perencanaan pada penelitian ini adalah memberikan stimulus kepada peserta didik, memberikan penguatan kepada peserta didik, dan menentukan alat yang akan digunakan pada kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah . (2) pelaksanaan dari penelitian ini adalah pelaksanaan SKUA ini dilaksanakan pada jam pulang sekolah yaitu jam 12.00-13.00. Kelas VII hari rabu, kelas VIII hari kamis dan kelas IX hari sabtu.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara praktek dan setor hafalan. Alat-alat yang digunakan adalah kartu setoran SKUA dan buku LKS aqidah akhlak. (3) evaluasi dari penelitian ini adalah melalui penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39

B. Lokasi Penelitian ... 39

(10)

x

C. Subyek Penelitian... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Analisis Data ... 45

F. Keabsahan Data ... 46

G. Tahap-tahap Penelitian ... 47

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian ... 50

B. Penyajian Data dan Analisis ... 56

C. Pembahasan Temuan ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran-lampiran

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 4.1 Daftar Guru dan Pegawai MTs Nurul Yaqin ... 54

Tabel 4.2 Daftar Siswa MTs Nurul Yaqin ... 55

Tabel 4.3 Sarana Prasarana MTs Nurul Yaqin... 55

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Halaman MTs Nurul Yaqin ... 51

Gambar 4.2 Foto Saat Wawancara Dengan Kepala Sekolah ... 58

Gambar 4.3 Peserta Didik Saat Menyebutkan Cara Mengimani ... 59

Gambar 4.4 Peserta Didik Saat Membaca Cara Kisah Sahabat ... 60

Gambar 4.5 Peserta Didik Membacakan Asmaul Husna ... 60

Gambar 4.6 Alat Yang Digunakan Pada Saat Kegiatan SKUA ... 62

Gambar 4.7 Wawancara Dengan Guru Aqidah Akhlak ... 63

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Perilaku masyarakat pada suatu bangsa mencerminkan terhadap kualitas tingkat keberhasilan pendididikan dari bangsa tersebut. Begitu juga dengan semua perilaku negatif yang terjadi pada masyarakat Indonesia, baik yang terjadi di kalangan masyarakat umum atau pada kelangan pelajar pada khususnya. Kerapuhan karakter seperti itu tentunya juga dipengaruhi salah satunya oleh tidak optimalnya pembentukan karakter di sebuah lembaga pendidikan, terutama pembentukan karakter yang berbasis pada nilai-nilai keagamaan. Sudah jelas dalam pembentukan perilaku yang baik dalam istilah agama disebut akhlakul karimah sangat ditentukan oleh seberapa besar nilai-nilai agama yang diterapkan dalam masyarakat tersebut.

Pendidikan agama telah dirasakan penting oleh masyarakat karena turut menentukan terhadap karakter generasi selanjutnya.2

Pendidikan bukan hanya untuk mengasah kecedasan intelektual peserta didik, tapi juga untuk mengembangkan kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual mereka. Pada sebagian anak yang memiliki kecerdasan intelektual atau IQ kurang memperhatikan terhadap masalah spiritual atau agama. Untuk menyempurnakan perilaku sosial kegamaan.

Kecerdasan intelektual harus disertai dengan kecerdasan spiritual supaya pendidikannya menjadi terarah. Dengan penanaman pendidikan keagamaan

2 Abd. Hamid, implementasi materi standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dalam membentuk spiritual quotient peserta didik (Sumenep:ACADEMIA, 2019), hal.108.

(14)

yang benar maka potensi kecerdasan manusia akan terbentuk terutama kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan untuk memberikan makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan serta mampu mengkombinasikan tiga kecerdasan yang lain secara komprehensif.

Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang menyinergikan dua kecerdasan lain secara komprehensif.3

Pada satu sisi, kurikulum materi kegamaan yang ada pada madrasah tingkat atas (SLTA) sebenarnya juga memuat tentang materi-materi yang berkaitan dengan etika, seperti materi Akhlak Karimah.

Secara implisit dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 8 ayat 1, disebutkan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Mulyasa bahwa mata pelajaran PAI masuk pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, cakupan materinya meliputi etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.4

Rincian kompetensi keagamaan tersebut juga tertulis dalam Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk

3 Ibid. 109.

4 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(15)

Pendidikan Menengah sebagaimana yang tertuang dalam Permen Diknas No. 23 tahun 2006, begitu juga dalam standar isi K13 PAI dan Bahasa Arab versi Kementerian Agama dalam Keputusan Menteri Agama nomor 165.5

Pada sisi yang lain justru yang menjadi perhatian serius adalah perilaku yang terjadi di kalangan palajar, yang sebenarnya itu tidak perlu terjadi karena mereka dalam keseharian masih secara inten mendapatkan pelajaran- pelajaran untuk menuntun mereka pada jalan yang benar. Namun realita yang ada justru berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan mulia itu sendiri.

Dengan turunnya Surat Edaran Menteri Agama Kantor Wilayah Jawa Timur nomor: Kw.13.4/1.HK.00/1925/2012, pemerintah mewajibkan kepada semua madrasah/sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama untuk memasukkan materi Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlak Karimah (SKUA) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kurikulum formal madrasah.6 Materi Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlak Karimah (SKUA) tersebut memiliki fungsi penguatan terhadap mata pelajaran dalam rumpun Pendidikan Agama Islam. Jadi memiliki maksud dan tujuan seperti yang dimiliki oleh kelompok mata pelajaran PAI yaitu dimaksudkan agar peserta didik berkembang sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan agama yang luas, dan berakhlakul karimah sesuai dengan Q.S. Al-Hujurat ayat 12 yang berbunyi :

5 Keputusan menteri agama nomor 165, (jakarta:2014), hal.38.

6 Surat Edaran Menteri Agama Kantor Wilayah Jawa Timur nomor : Kw.13.4/1.HK.00/1925/2012.

(16)

































































Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.7

Dengan kurikulum tambahan ini ditujukan supaya memberikan perubahan positif pada karakter spiritual peserta didik dengan aspek sikap dan prilaku sebagai orientasi utama. Hal itu sesuai dengan salah satu poin tujuan yang termaktub dalam Surat Edaran Kementerian Agama tersebut yaitu “Dalam rangka memberikan penguatan terhadap materi Pendidikan Agama Islam serta memberikan solusi terhadap kelemahan Baca-tulis Al-Qur'an, Ubudiyah, dan Ahlakul Karimah bagi siswa madrasah”.8

Kebijakan pengimplementasian SKUA yang secara teknis diserahkan kepada madrasah masing-masing merupakan cerminan dari sisi fleksibilitas dari muatan kurikulum tambahan ini. Namun demikian, pemerintah dalam hal ini kementerian agama memberikan rambu-rambu tentang mekanisme pengimplementasiannya secara umum. Mulai dari pelaksanaan yang wajib dilakukan setiap minggu, pembimbingnya bersifat klasikal sampai pada ketuntasan SKUA sebagai prasyarat untuk

7 Q.S. Al-Hujurat ayat 12.

8 Surat Edaran Kepala Kemenag Kanwil Jawa Timur Tentang SKUA, (Surabaya, 2012), hal 2.

(17)

mengikuti ujian-ujian formatif dan evaluatif seperti Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas sampai pada Ujian Akhir Madrasah. Jadi SKUA ini secara fungsional menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum madrasah. secara struktural SKUA berada di luar sutruktur kurikulum nasional maka materi ini bisa dikelompokkan dalam materi lokal keagamaan dan tidak terikat dengan jenis kurikulum yang diimplementasikan pada masing-masing madrasah, serta tidak terpengaruh oleh perubahan kurikulum yang demikian singkat dari waktu ke waktu.

Madrasah yang menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau pun yang menggunakan Kurikulum 13 bahkan Kurikulum Nasional yang sedang diwacanakan, tetap dapat mengimplementasikan materi-materi yang dimuat dalam SKUA itu sendiri.9 Tujuan dari penelitian ini adalah proses implementasi mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Klungkung Jember, sebagai implikasi dari implementasi mata pelajaran aqidah akhlak pada kurikulum tambahan tersebut.

Pelajar saat ini semakin sedikit yang bisa menampakkan rasa hormat terhadap yang lebih tua atau pada guru mereka sendiri seperti yang penulis temukan di lapangan. Jarang yang bisa menyebutkan atau melafalkan doa- doa harian yang biasa dibaca waktu masih duduk di madrasah tingkat dasar. Pada ibadah yang lebih sakral lagi ternyata juga banyak dari mereka yang sudah tidak mengindahkan perintah sholat lima waktu. Mereka sangat jarang dalam melaksanakan sholat secara

9 Abd. Hamid, implementasi materi standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dalam membentuk spiritual quotient peserta didik (Sumenep:ACADEMIA, 2019), hal.110.

(18)

berjamaah, kecuali pada sholat berjamaah yang diwajibkan di madrasah.

secara umum masalah yang muncul adalah kelemahan pada sisi ubudiyah dan akhlakul karimah. Sehingga pihak MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember mengadakan kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah tersebut.

Maka p e n u l i s tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kegiatan SKUA Ini Dengan Judul Penelitian “Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) Di Mts Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana Perencanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

2. Bagaimana pelaksanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

3. Bagaimana hasil evaluasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

(19)

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan Perencanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 2. Mendeskripsikan pelaksanaan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada

Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023 3. Mendeskripsikan hasil evaluasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada

Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis dalam bidang Pendidikan Madrasah Tsanawiyah. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan khazanah ilmu pengetahuan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan kompetensi atau teori pembelajaran aqidah akhlak.

Karena kegiatan SKUA ini sebagai sarana pengembangan ranah efektif dan psikomotorik siswa terhadap pembelajaran aqidah akhlak yang telah disampaikan.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis diantaranya adalah:

(20)

a. Bagi Peneliti

1) Hasil penelitian ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan program studi pendidikan agama islam.

Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan pengetahuan peneliti tentang implementasi mata pelajaran aqidah akhlak pada kegiatan standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember dan juga dapat memberikan manfaat untuk dapat mengembangkan professional peneliti.

2) Penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman dan latihan kepada peneliti dalam penulisan karya ilmiah secara teori maupun praktek.

b. Bagi Instansi

1) Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kualitas pendidik mengenai implementasi mata pelajaran aqidah akhlak pada kegiatan standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember.

2) Peneliti dapat digunakan sebagai bahan refrensi bagi seluruh aktivitas akademik untuk menggali lebih dalam suatu profesionalisme maupun wawasan pengetahuan terkait implementasi mata pelajaran aqidah akhlak pada kegiatan

(21)

standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) di MTs Nurul Yaqin Klungkung Jember.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang aktual kepada masyarakat terkait Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) Di Mts Nurul Yaqin Klungkung Jember.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian.10 Definisi istilah juga digunakan sebagai acuan peneliti untuk menghindari adanya kesalahan pengartian dalam menginterpretasikan isi dari karya tulis ini. Maka dari peneliti perlu menjelaskan dan menegaskan definisi dari setiap kata-kata yang mendukung judul pada penelitian ini menurut pemahaman peneliti dengan dikuatkan oleh teori yang ada. Adapun pengertian dari variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mata pelajaran Aqidah Akhlak

Aqidah akhlak adalah keyakinan yang ada dalam hati seseorang yang menimbulkan perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan yang diterapkan dalam perilaku sehari-hari.

10 Tim Penyusun, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, 47-48.

(22)

2. Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) merupakan suatu cara yang dibentuk menjadi suatu kegiatan untuk mengukur standar kecakapan bagi peserta didik yang meliputi kecakapan al-Qur‟an, hadits, aqidah akhlak, fikih, dzikir dan do‟a.

Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) ini diberlakukan untuk madrasah di Jawa Timur baik madrasah negeri ataupun swasta harus melaksanakan kegiatan ini sesuai dengan jenjang pendidikan masing- masing lembaga pendidikan.

Kerangka berpikir Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul karimah (SKUA)

SKUA

Ubudiyah Akhlakul

karimah

Dzikir Doa Fiqih

Aqidah Akhlak

Al-Qur’an Hadits

(23)

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi terkait alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup.

Bab I pendahuluan, bab ini berisi konteks penelitian, fokus peneletian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Masalah yang diangkat adalah Implementasi Kegiatan SKUA Ini Dengan Judul Penelitian Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) Di Mts Nurul Yaqin Klungkung Jember.

Bab II Kajian Kepustakaan, Bab ini berisi penelitian terdahulu dan kajian teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Bab III Metode Penelitian, Bab ini berisi mengenai metode yang akan dilakukan yaitu meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data keabsahan data dan tahap- tahap penelitian.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, Bab ini berisi terkait penyajian data dan analisis data yang meliputi terkait gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan yang diperoleh selama penelitian

BAB V Penutup, Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari peneliti. Bab ini merupakan akhir dari penulisan karya ilmiah serta kesimpulan dari penelitian yang telah di laksanakan. Dan terdapat saran-saran yang berkaitan dengan pokok bahasan obyek penelitian.

(24)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah di publikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi, artikel yang dimulai pada jurnal ilmiah dan sebagainya).11

Ada beberapa karya yang dijadikan perbandingan maupun rujukan yang penulis angkat kaitannya dengan pembahasan mengenai “Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Pada Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) Di Mts Nurul Yaqin Klungkung Jember Tahun Pelajaran 2022/2023” di antarannya adalah:

1. Skripsi karya Lilik Susanti (mahasiswi jurusan PAI fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan IAIN Kediri) dengan judul “ Implementasi Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) dalam membentuk karakter siswa di MAN 2 Kediri” hasil penelitian ini adalah penerapan SKUA di MAN 2 Kediri dilandasi oleh surat edar dari kepala kantor wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur No. Kw.

134/1/HK/.008/1465/2012. dalam pelaksanaannya bersifat personal, buku SKUA harus dibawa ketika menyetorkan tagihan hafalan SKUA guna mendapatkan nilai dan paraf guru pembimbing sekaligus penguji.

11 Tim penyusun, pedoman penulisan karya tulis ilmiah (jember : IAIN Jember,2019), 46.

(25)

Penilaian hasil pengujian ditempatkan pada raport khusus SKUA, dampak SKUA dalam pembentukan karakter siswa di MAN 2 Kediri yaitu sebagai penguat terhadap materi PAI dan kelemahan dalam BTQ sehingga siswa memiliki nilai-nilai keagamaan yang dapat membentuk karakter siswa sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat.

2. Skripsi karya Hanifatul Mu’arifah dengan judul "Implementasi kegiatan ekstrakurikuler standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dan relevansinya dengan standar kompetensi lulusan (SKL) fiqih siswa kelas X di MAN DOLOPO tahun ajaran 2014/2015”. Hasil penelitian ini adalah latar belakang adanya kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) ini karena kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa pengetahuan siswa dalam beribadah, berakhlak dan baca tulis Al- Quran masih kurang, dan keinginan madrasah untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas sesuai visi dan misi madrasah, serta adanya Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MAN Dolopo Madiun melalui beberapa tahap yaitu : (a) perencanaan, meliputi : persiapan guru koordinator SKUA, persiapan dari para pembimbing, serta persiapan dari seluruh siswa-siswi MAN Dolopo dalam melaksanakan kegiatan SKUA. (b) pelaksanaan kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MAN Dolopo Madiun dilaksanakan pada sore hari setelah pembelajaran selesai yaitu

(26)

setiap hari rabu pukul 15.00 sampai 16.30 WIB antar kelas bergantian.

(3) Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) ini relevan terhadap Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran fiqih kelas X di MAN Dolopo Madiun pada beberapa aspek yaitu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

3. Skripsi karya Anna Ikbatul Khoir dengan judul “SKUA (standar ubudiyah dan akhlakul karimah) sebagai alternatif pembentukan akhlak siswa di MAN 1 Kediri” (Skripsi mahasiswi progam studi pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan STAIN KEDIRI).

Hasil penelitian Ini Adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian Deskriptif.

Sesuai dengan pendekatan ini, kehadiran peneliti sangat penting, karena peneliti adalah instrumen kunci untuk menangkap makna yang ada.

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model analisis deskriptif kualitataif, yaitu dengan cara menelaah seluruh data yang sudah ada, mereduksi data, menyusun data dalam satuan-satuan, dan mengategorikan data. Tahap terakhir yang dilakukan adalah pengecekan keabsahan data dengan menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.

Hasil dari analisis penelitian ini menunjukan: 1. Akhlak siswa di MAN 1 KEDIRI adalah baik. Sebab, dalam aktivitasnya terdapat

(27)

nilai-nilai spiritual yang berfungsi untuk membentuk akhlak siswa sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat, 2. Penerapan SKUA dilandasi oleh surat edaran dirjen pendidikan IslamNo:

DJ.II.I/PP.00/ED/863A/2008 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008. Dalam pelaksanaan bimbingan ini bersifat personal, buku SKUA harus dibawa setiap mengikuti pembinaan dan pengujian untuk mendapatkan nilai dan paraf guru pembimbing.

Penilaian hasil pengujian diberikan pada raport SKUA, 3. Peran SKUA dalam pembentukan akhlak siswa di MAN 1 KEDIRI sebagai penguatan terhadap materi Pendidikan Agama Islam.

4. Skripsi Karya Luthfia Farihatuz Zuhro dengan judul “ Manajemen Pelaksanaan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi” hasil penelitian ini adalah Perencanaan kegiatan SKUA di MTsN Paron Ngawi dilatar belakangi oleh adanya surat edaran yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Kw.13.4/1/HK.00.8/1465/2012 dengan koordinasi bersama khususnya guru PAI berupa penetapan standar penilaian serta kriteria-kriteria yang harus dicapai siswa. Pelaksanaan kegiatan SKUA di MTsN Paron Ngawi dilaksanakan oleh seluruh siswa baik kelas VII,VII dan IX dengan bapak ibu guru pengampu mata pelajaran PAI sebagai guru pembimbing. Evaluasi kegiatan SKUA terhadap siswa yang ketinggalan materi atau nilainya belum mencapai KKM adalah dengan memberikan waktu sendiri kepada siswa untuk

(28)

belajar, siswa menemui guru pembimbing secara pribadi ataupun dengan mengelompokkan siswa yang bersangkutan agar bisa mengulang bersama hingga tepat dan benar pada hari itu juga.

5. Jurnal karya Abd. Hamid dengan judul “Implementasi materi standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dalam membentuk spiritual quotient peserta didik” hasil penelitian ini adalah penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan materi tambahan dari Kemenag Kanwil Jawa Timur yang dikemas dalam standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dan proses implementasinya dalam pembentukan spiritual quostient peserta didik di MA Nurul Islam kab.

Sumenep. Penelitian imi dikategorikan sebagai penelitian lapangan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan naturalistik dan studi kasus. Analisis datanya menggunakan analisis model interaktif yang digagas oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten materi SKUA ini sesuai dengan konten materi yang ada dalam rumpun mata pelajaran PAI. Pada proses implementasinya, SKUA di MA Nurul Islam sudah melalui tahapan ideal implementasi kurikulum, dimulai dari perencanaan kemudian pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Kondisi spiritual quostient peserta didik ada pada kategori baik dengan implementasi SKUA.

(29)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti,

Tahun dan Judul Perbedaan Persamaan Hasil Penelitian

1)

Lilik Susanti, 2018, Implementasi

standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dalam membentuk karakter siswa di MAN 2 Kediri

Dalam penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dari penelitian penulis yaitu tempat penelitian, penulis meneliti di tingkat MTs sedangkan peneliti di tingkat MA.

Perbedaan yang kedua adalah peneliti memfokuskan pada pembentukan karakter siswa sedangkan penulis memfokuskan pada pelaksanaan dan hasil dari implementasi mata pelajaran aqidah akhlaq pada kegiatan SKUA.

Dalam penelitian ini peneliti dan penulis sama-sama menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, sumber data juga sama menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi

penerapan SKUA di MAN 2 Kediri dilandasi oleh surat edar dari kepala kantor wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur No.

Kw. 134/1/HK/.008/1465/2012. dalam pelaksanaannya bersifat personal, buku SKUA harus dibawa ketika menyetorkan tagihan hafalan SKUA guna mendapatkan nilai dan paraf guru pembimbing sekaligus penguji. Penilaian hasil pengujian ditempatkan pada raport khusus SKUA, dampak SKUA dalam pembentukan karakter siswa di MAN 2 Kediri yaitu sebagai penguat terhadap materi PAI dan kelemahan dalam BTQ sehingga siswa memiliki nilai-nilai keagamaan yang dapat membentuk karakter siswa sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat.

2)

Hanifatul Mu’arifah, 2015, Implementasi kegiatan

ekstrakurikuler

dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif studi kasus

Dalam penelitian ini penulis dan peneliti sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif,

latar belakang adanya kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) ini karena kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa pengetahuan siswa

(30)

standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah

(SKUA) dan

relevansinya dengan standar kompetensi lulusan (SKL) fiqih siswa kelas X di

MAN DOLOPO

tahun ajaran 2014/2015

sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini memfokuskan pada relevansinya dengan SKL mata pelajaran fiqih sedangkan penulis memfokuskan pada pelaksanaan dan hasil pengimplementasiannya pada mata pelajaran aqidah akhlak.

dan teknik pengumpulan data berupa observasi,

wawancara, dan

dokumentasi.

dalam beribadah, berakhlak dan baca tulis Al- Quran masih kurang, dan keinginan madrasah untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas sesuai visi dan misi madrasah, serta adanya Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MAN Dolopo Madiun melalui beberapa tahap yaitu : (a) perencanaan, meliputi : persiapan guru koordinator SKUA, persiapan dari para pembimbing, serta persiapan dari seluruh siswa-siswi MAN Dolopo dalam melaksanakan kegiatan SKUA.

(b) pelaksanaan kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MAN Dolopo Madiun dilaksanakan pada sore hari setelah pembelajaran selesai yaitu setiap hari rabu pukul 15.00 sampai 16.30 WIB antar kelas bergantian.

(3) Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) ini relevan terhadap Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran fiqih kelas X di MAN Dolopo Madiun , pada beberapa aspek yaitu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

(31)

3)

Anna Ikbatul Khoir,

2017, SKUA

(standar ubudiyah dan akhlakul karimah) sebagai alternatif

pembentukan akhlak siswa di MAN 1 Kediri

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pembentukan akhlak siswa sedangkan penulis memfokuskan pada pelaksanaan dan hasil

pengimplemetasian mata pelajaran aqidah akhlak terhadap kegiatan SKUA.

Dalam penelitian ini peneliti dan penulis sama-sama

mengguanakan jenis penelitian kualitatif deskriptif

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian Deskriptif. Sesuai dengan pendekatan ini, kehadiran peneliti sangat penting, karena peneliti adalah instrumen kunci untuk menangkap makna yang ada. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model analisis deskriptif kualitataif, yaitu dengan cara menelaah seluruh data yang sudah ada, mereduksi data, menyusun data dalam satuan-satuan, dan mengategorikan data. Tahap terakhir yang dilakukan adalah pengecekan keabsahan data dengan menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.

Hasil dari analisis penelitian ini menunjukan: 1. Akhlak siswa di MAN 1 KEDIRI adalah baik. Sebab, dalam aktivitasnya terdapat nilai-nilai spiritual yang berfungsi untuk membentuk akhlak siswa sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat, 2. Penerapan SKUA dilandasi oleh surat edaran dirjen pendidikan IslamNo:

DJ.II.I/PP.00/ED/863A/2008 tentang

(32)

Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama RI No.

2 Tahun 2008. Dalam pelaksanaan bimbingan ini bersifat personal, buku SKUA harus dibawa setiap mengikuti pembinaan dan pengujian untuk mendapatkan nilai dan paraf guru pembimbing. Penilaian hasil pengujian diberikan pada raport SKUA, 3.

Peran SKUA dalam pembentukan akhlak siswa di MAN 1 KEDIRI sebagai penguatan terhadap materi Pendidikan Agama Islam.

4)

Luthfia Farihatuz Zuhro, 2016, Manajemen

Pelaksanaan Standar Kecakapan

Ubudiyah Dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi

Peneliti ini

memfokuskan pada manajemen

pelaksanaan SKUA sedangkan penulis memfokuskan pada pelaksanaan hasil impementasi mata pelajaran aqidah akhlak pada kegiatan SKUA, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif studi kasus sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Dalam penelitian ini peneliti dan penulis sama-sama menggunakan penelitian kualitatif dan sama-sama

memfokuskan pada pelaksanaan SKUA, teknik pengumpulan data

juga sama-sama

menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi

Perencanaan kegiatan SKUA di MTsN Paron Ngawi dilatar belakangi oleh adanya surat edaran yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Kw.13.4/1/HK.00.8/1465/2012 dengan koordinasi bersama khususnya guru PAI berupa penetapan standar penilaian serta kriteria-kriteria yang harus dicapai siswa.

Pelaksanaan kegiatan SKUA di MTsN Paron Ngawi dilaksanakan oleh seluruh siswa baik kelas VII,VII dan IX dengan bapak ibu guru pengampu mata pelajaran PAI sebagai guru pembimbing. Evaluasi kegiatan SKUA terhadap siswa yang ketinggalan materi atau nilainya belum mencapai KKM adalah dengan memberikan waktu sendiri kepada siswa untuk belajar, siswa menemui guru pembimbing secara pribadi ataupun dengan

(33)

mengelompokkan siswa yang bersangkutan agar bisa mengulang bersama hingga tepat dan benar pada hari itu juga.

5)

Abd. Hamid, 2019, Implementasi materi standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dalam membentuk spiritual quotient peserta didik

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan materi SKUA dan proses implementasinya dalam pembentukan spiritual quostient peserta didik sedangkan penelitian penulis bertujuan untuk mengetahui

pelaksanaan dan hasil implementasi mata pelajaran aqidah akhlak pada kegiatan SKUA,

Penelitian ini sama-sama menggunakan penelitian kualitatif.

penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan materi tambahan dari Kemenag Kanwil Jawa Timur yang dikemas dalam standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) dan proses implementasinya dalam pembentukan

spiritual quostient peserta didik di MA Nurul Islam kab. Sumenep. Penelitian imi

dikategorikan sebagai penelitian lapangan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan naturalistik dan studi kasus.

Analisis datanya menggunakan analisis model interaktif yang digagas oleh Miles dan

Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten materi SKUA ini sesuai dengan konten materi yang ada dalam rumpun mata pelajaran PAI. Pada proses implementasinya, SKUA di MA Nurul Islam sudah melalui tahapan ideal implementasi kurikulum, dimulai dari perencanaan kemudian pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi.

Kondisi spiritual quostient peserta didik ada pada kategori baik dengan implementasi skua.

(34)

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan lima penelitian yang telah dilakukan, persamaannya terdapat pada jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif . Sedangkan perbedaannya penelitian ini berfokus pada implementasi mata pelajaran aqidah akhlak terhadap kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah.

Maka dari itu dapat diketahui bahwasanya penelitian ini bukan plagiasi dari penelitian terdahulu tersebut, melainkan digunakan untuk mengembangkan penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.

B. Kajian Teori 1. Pembelajaran

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.12

Proses pembelajaran tidak hanya terjadi ketika di dalam kelas saja, dalam interaksi antara siswa dengan lingkungan pun bisa dikatakan belajar, interaksi tersebut bisa dikatakan sebagai pengalaman belajar. Jadi seorang guru harus bisa mengaitkan pengalaman belajar yang telah dilalui peserta didik dengan proses pembelajaran.

12 Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini, “Belajar dan Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional”, (Yogyakarta: Teras, 2012), 6.

(35)

Pola pembelajaran yang terjadi saat ini seringkali masih bersifat transmisif, yaitu peserta didik secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang ada pada buku pelajaran saja. Adapun menurut Hudojo, menyatakan bahwa system pembelajaran dalam pandangan kontruktivis memberikan perbedaan yang nyata. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik terlibat aktif dalam belajarnya. Peserta didik belajar materi secara bermakna dengan bekerja dan berfikir.

b. Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.13

2. Standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA)

Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) merupakan suatu cara yang dibentuk menjadi suatu kegiatan untuk mengukur standar kecakapan bagi peserta didik yang meliputi kecakapan al-Qur’an, hadits, aqidah akhlak, fikih, dzikir dan do‟a.

Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) ini diberlakukan untuk madrasah di Jawa Timur baik madrasah negeri ataupun swasta harus melaksanakan kegiatan ini sesuai dengan jenjang pendidikan masing- masing lembaga pendidikan.

Pelaksanaan program kegiatan SKUA ini lebih bersifat personal yang mana lebih ditekankan pada peningkatan kompetensi individual

13 Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, (Jakarta: Kencana, 2009), 19.

(36)

dan dapat dilakukan secara klasikal. Pembimbing sekaligus penguji program SKUA pada setiap kelas telah ditentukan sebagaimana keputusan yang diterapkan oleh Kepala Madrasah. Dalam pelaksanaannya peserta didik harus membawa buku SKUA setiap akan melakukan setor hafalan kepada guru pembimbing sekaligus penguji untuk mendapatkan nilai dan paraf dari guru. Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah dilaksanakan sebelum ujian semester dan penilaian hasil pengujian diberikan pada raport khusus SKUA yang dibawa oleh guru pembimbing sekaligus penguji.

Ketuntasan dalam pengujian SKUA menjadi persyaratan dalam mengikuti ujian semester pada setiap tingkatan. Apabila peserta didik tidak tuntas dalam mempraktikkan materi yang ada dalam buku SKUA maka peserta didik tidak dapat mengikuti ujian semester. Terkecuali dalam Ujian Nasional peserta didik boleh mengikuti Ujian akan tetapi Ijazah akan ditahan oleh pihak sekolah dan tidak akan diberikan sebelum peserta didik tuntas dalam setor hafalan dan praktik materi yang ada pada buku SKUA.

Dalam penerapan SKUA perlu adanya serangkaian kegiatan diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam penerapannya.

a. Perencanaan

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam suatu organisasi

(37)

merencanakan merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode atau teknik yang tepat. Merencanakan pada dasarnya adalah membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik atau metode yang dipilih untuk dipergunakan. Rencana akan mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Prosedur tersebut dapat berupa sumber daya dan penetapan teknik/metode.14

Menurut Tjokroamidjojo perencanaan dalam arti seluas- luasnya merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efektif dan efisien.15

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan serangkaian tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dengan cara menggunakan sumber daya yang dimiliki secara maksimal.

14 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), 93-94.

15Syafalevi, Perencanaan Pembangunan Melalui Musrenbang Di Desa Arangkaa Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Talaud, (Talaud: JURNAL POLITICO, Vol.10 N0.7, 2011), 28.

(38)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan melaksanakan segala sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan keindividuan, kesosialan dan moral.16

Pelaksanaan menuruut Wiestra, dkk (2014:12) pelaksanaan adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaanya dan kapan waktu dimulainya.

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah kegiatan melaksanakan rangkaian kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam

16 Abdul Manab, Manajemen Perubahan Kurikulum (Yogyakarta : Kalimedia, 2015), 236

(39)

pengambilan keputusan.17 Evaluasi pelaksanaan program merupakan tahap untuk mengetahui sejauh mana program yang telah diputuskan atau ditetapkan. Evaluasi memiliki satu fungsi, yaitu memperbaiki pelaksanaan program agar lebih baik pada waktu yang akan datang.

Evaluasi menurut pendapat Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L, Evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses penilaian. Penilaian ini dapat menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Ketika sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.18

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui informasi tentang pelaksanaan program dan informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan keputusan.

3. Dasar dan Tujuan Pelaksanaan SKUA

Pelaksanaan SKUA ini berdasarkan pada Surat Edaran Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur, Kw.13.4/HK.00.8//1465/2012, Tentang Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah19. Untuk mencapai tujuan, maka pelaksanaan

17 Mukhibat, Manajemen Berbasis Sekolah (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2012), 47

18 Mayasari, laporan dan evaluasi penelitian, (sumatera utara : ALACRITY, vol.2 no.1, 2021), 35.

19 Surat Edaran Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur Nomor : Kw.13.4/HK.00.8/1465/2012.

(40)

kegiatan SKUA menjadi bagian dari kurikulum madrasah. Adapun tujuan dari Standar kecakapan Ubudiyah adalah sebagai berikut:

a. Memberikan penguatan terhadap materi Pendidikan Agama Islam serta memberikan solusi terhadap kelemahan Baca Tulis Al- Qur‟an, ubudiyah dan akhlakul karimah bagi siswa madrasah.

Setiap madrasah (Negeri dan Swasta) harus melaksanaka SKUA sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada di masing- masing lembaga dan menjadi salah satu syarat mengikuti UAS, UKK, UAM dan UN.

Pelaksanaan pembimbingan SKUA dilakukan di minggu sebelum ulangan semester, bersifat personal dan ditekankan pada peningkatan kompetensi individual. Pembimbing kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah, sekaligus sebagai penguji pada setiap kelas sebagaimana surat keputusan yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah.

Dalam pembimbingan, buku SKUA harus dibawa setiap mengikuti pembinaan dan pengujian untuk mendapatkan nilai dan paraf guru pembimbing. Pengujian pelaksanaan ujian semester dan penilaian hasil pengujian diberikan pada raport khusus standar kecakapan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA).

Ketuntasan dalam SKUA menjadi prasyarat dalam mengikuti ujian semester pada setiap tingkatan, artinya peserta didik yang tidak tuntas dalam mempraktikkan materi yang ada

(41)

dalam buku SKUA maka peserta didik tersebut tidak dapat mengikuti ujian semester, namun tetap diperbolehkan mengikuti Ujian Nasional (UN) akan tetapi ijazah akan ditahan oleh pihak madrasah dan akan diberikan ketika peserta didik sudah melunasi atau tuntas dalam melaksanakan praktek SKUA-nya.

Dalam menjamin proses pelaksanaan dan mengefektifkan pencapaian tujuan, maka pelaksanaan SKUA menjadi bagian tidak terpisahkan dari kurikulum madrasah.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) adalah suatu pengajaran mengenai tata cara beribadah dan berperilaku yang benar sesuai syari‟at Islam.

b. Unsur Program Kegiatan SKUA

Program kegiatan SKUA ini sangatlah penting jika dilihat dari dua unsur yaitu Ubudiyah dan Akhlakul Karimah.

1) Ubudiyah

Menurut bahasa kata ibadah berarti patuh, tunduk, mengabdi.

Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan diri. Ibadah menurut istilah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para rasul-Nya.20 „Ubudiyah dapat diartikan sebagai pengajaran tata cara beribadah yang benar yang nantinya akan berdampak pada gaya hidup seseorang.

20 Sidik Tono, dkk. Ibadah dan Akhlak dalam Islam, (Yogyakarta : UUI Press Indonesia, 1998), 2

(42)

Menghambakan diri atau mengabdikan diri kepada Allah Swt.

merupakan inti dari nilai ajaran Islam. Ibadah atau ubudiyah dapat dibagi menjadi dua yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah:21

a) Ibadah mahdhah ialah ibadah yang hubungannya langsung antara hamba dengan Allah swt. (hablum minallah) ibadah ini ditunjukkan untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan Allah, agar kita memiliki keimanan yang benar dan lurus serta agar kehidupan kita terhindar dari berbagai hal yang merusak, menyesatkan dan mendapatkan ketenangan batin. Adapun yang termasuk dalam ibadah mahdhah, antara lain wudhu, tayamum, mandi hadats, adzan, iqomat, shalat, membaca Al-Qur‟an, I‟tikaf, puasa, haji, umrah dan tajhiz al-janazah.

b) Ibadah ghairu mahdhah yaitu ibadah yang disamping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan antara hamba dengan manusia (hablum minannas) serta hubungan hamba dengan alam (hablum minal alam). Adapun yang tegolong ibadah ghoiru mahdhah antara lain seperti belajar, menjaga kebersihan lingkungan, dzikir, dakwah, tolong menolong, melestarikan lingkugan dan lain sebagainya.

21 Ibid,3.

(43)

2) Akhlakul Karimah

Akhlakul Karimah berasal dari dua kata yaitu akhlak dan karimah. Menurut Ya‟qub yang dikutip oleh Zainudin Ali, Akhlak berasal dari bahasa arab jama‟ dari “khuluqun”

yang berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat, tata krama sopan santun, adab, tindakan. Akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan, di mana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung dan rugi.

Sedangkan karimah adalah budi pekerti atau peragai yang mulia. Akhlak yang baik atau akhlakul karimah dapat diartikan sebagai sistem nilai yang menjadi asas perilaku yang bersumber dari Al- Qur‟an, Hadits dan nilai-nilai alamiah (Sunnatullah).22 Akhlak mengandung beberapa arti, di antaranya:

a) Tabiat, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan

b) Adat, yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni berdasarkan keinginan

c) Watak, cakupannya meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal- hal yang diupayakan hingga menjadi adat.23

22 Zainudin Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), 31.

23 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), 9-10.

(44)

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa akhlak yang baik adalah yang paling utama dalam perjalanan seorang hamba. Orang yang memiliki akhlak yang baik akan melakukan kebaikan secara spontan tanpa pamrih apapun.

Adapun macam-macam akhlakul karimah, antara lain husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata krama terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal, shaleh, sabar, tawakal, qona‟ah, bijaksana, percaya diri dan lain sebagainya.

selain itu kita sebagai manusia atau seorang hamba juga harus memiliki akhlak yang baik yaitu akhlak kepada Allah (Pencipta), akhlak terhadap sesama manusia dan lingkungan hidup.

Berdasakarkan paparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa SKUA merupakan suatu pengajaran mengenai tata cara beribadah dan berperilaku yang benar sesuai dengan syari‟at Islam.

4. Mata Pelajaran al-Qur’an

Al-qur‟an merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman sebagai sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur‟an tidak hanya memuat tentang hubungan manusia dengan Tuhan akan tetapi juga

(45)

mengatur bubungan manusia dengan sesama dan manusia dengan alam sekitar.24

5. Pengertian Pendidikan Akidah Akhlak

Akidah menurut bahasa artinya kepercayaan, keyakinan. Menurut istilah, akidah Islam adalah sesuatu yang dipercayai dan diyakini kebenarannya oleh hati manusia, sesuai ajaran Islam dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadits (Wahyudin, 2009: 4).

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab akhlak bentuk jamak dari mufradnya khuluk yang berarti akhlak (Djatmika, 1996: 26).

Sedangkan menurut Al-Ghazali sebagai berikut: ”Khuluk adalah tabiat atau sifat yang tertanam di dalam jiwa yang daripadanya lahir perbuatan yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”

Maksud dari perbuatan yang dilahirkan dengan mudah tanpa pikir lagi di sini bukan berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak disengaja atau dikehendaki, namun perbuatan itu merupakan kemauan yang kuat tentang suatu perbuatan. Oleh karena itu jelas bahwa perbuatan itu memang disengaja dikehendaki hanya karena sudah menjadi adat (kebiasaan) untuk melakukannya, sehingga perbuatan itu timbul dengan mudah, spontan tanpa dipikir dan direnungkan.

Menurut Yunahar Ilyas, akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

24 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur‟an Tradisi Keshalehan Hakiki, (Jakarta : Cipta Press, 2003), 3.

(46)

tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dari pengertian terminologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun (Ilyas, 2005: 1).

Sedangkan menurut Ali Abdul Halim Mahmud akhlak menunjukkan sejumlah sifat tabi’at fitri (asli) pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama, bersifat batiniah (kejiwaan), dan kedua bersifat dzahiriyah yang terimplementasi (mengejawantah) dalam bentuk amaliyah (Mahmud, 1991: 95) Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak terdapat pertentangan yang signifikan, melainkan memiliki kemiripan satu sama lain. Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansi tampak saling melengkapi satu sama lain, dan pembahasan definisi di atas dapat di tarik konnklusi mengenai empat (4) ciri yang terdapat dalam akhlak, yaitu: pertama, akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Kedua, akhlah adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran (spontanitas). Ketiga, akhlak adalah perbuatan yang timbul dri dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa

(47)

ada intervensi dari luar. Keempat, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena rekayasa.

Selanjutnya dalam menentukan baik buruknya, akhlak Islam telah meletakkan dasar-dasar sebagai suatu pendidikan nilai, dimana ia tidak mendasarkan konsep al-ma’ruf dan al-munkar semata-mata pada rasio (common sense), nafsu, intuisi, dan pengalaman yang muncul lewt panca indra yang selalu mengalami perubahan. Tetapi Islam telah memberikan sumber tetap, yang menentukan tingkah laku moral yang tetap dan universal, yaitu al-Qur’an dan as- sunah. Dasar tersebut menyangkut kehidupan individu, keluarga, tetangga, masyarakat sampai kehidupan berbangsa dan bernegara (Mahfudz, 1994: 180-181).

Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan tentang definisi pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak adalah ”pendidikan mengenai dasar-dasar moral, etika dan keutamaan budi pekerti, tabi’at yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga menghasilkan perubahan terhadap perkembangan jasmani dan rohani yang dimanifestasikan dalam bentuk kenyataan hidup menuju terbentuknya kepribadian yang utama yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam”. Jadi, pendidikan akhlak merupakan suatu proses untuk menumbuhkan, mengembangkan kepribadian yang utama dengan mendidiknya, mengajar dan melatih. Sebagaimana diungkapkan dalam Kamus Pendidikan disebutkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang membantu perkembangan keluhuran dan keutamaan

(48)

peserta didik (Vebrianto, et al, 1993: 12). Firman Allah QS. Al- Ahzab ayat 21 yang artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.

Selain al-Qur’an, Al-Hadits juga merupakan sumber dasar yang monumental bagi Islam, yang sekaligus menjadi penafsir dan bagian yang komplementer terhadap Al-Qur’an. Al-Hadits sebagai pedoman perbuatan, ketetapan dan ucapan Nabi SAW merupakan cerminan akhlak yang luhur, Sebagaimana HR. Baihaqi: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

6. Tujuan Pendidikan Akhlak

Tujuan pendidikan akhlak menurut Abdul Fatah Jalal meliputi: 1).

Berkaitan dengan khaliq (Allah) sebagaimana dijelaskan dalam QS. Saba’: 28, QS. Adzariyah:56-58, dan QS. Al-Baqarah: 21-22).

Berkaitan dengan sesama makhluk, sebagaimana dijelaskan dalam QS.9, At;Taubah:122, dan QS.Al-Isra’:23.

Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik, bertindak tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap makhluk dan terhadap Tuhan (Masy’ari, 1990: 4). Manusia sempurna ialah manusia yang berakhlak mulia serta bertingkah laku dan bergaul dengan baik, inilah yang menjadi aspek penting tujuan pendidikan akhlak (akhlak pendidikan) dalam pendidikan Islam (Aly dan Munzier, 2003: 152). Rumusan Ibnu

(49)

Maskawih yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa tujuan pendidikan akhlak ialah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong seseorang secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik (Nata, 2001: 11).25

Dengan demikian jelaslah bahwa isi pendidikan akidah Islam sangat berkaitan erat dengan pendidikan karakter. Pendidikan akhlak mencakup hubungan kepada Allah dan hubungan kepada sesama Dan tujuan dari akhlak ialah hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna.

7. Implementasi Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah Implementasi adalah suatu kegiatan atau suatu tindakan dari sebuah rencana yang dibuat secara terperinci untuk mencapai suatu tujuan. Implementasi mulai dilakukan apabila seluruh perencanaan sudah dianggap sempurna. Implementasi menurut teori Jones bahwa: “Those Activities directed toward putting a program into effect”(Proses mewujudkan program hingga memperlihatkan hasilnya). Jadi Implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu kebijakan ditetapkan. Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.26

Pengertian implementasi menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum menjelaskan

25 Dewi Prasari Suryawati, “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di MTs Negeri Semanu Gunungkidul”, (Gunung Kidul:MTsN Semanu, 2016), 313-315.

26 Mulyadi,Implementasi kebijakan(Jakarta:Balai Pustaka,2015),45.

(50)

mengenai implementasi sebagai berikut: “Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.

Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”27 Pengertian implementasi diatas menjelaskan bahwa implentasi itu bukan sekedar aktivitas saja, tetapi juga kegiatan terencana yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh berdasarkan acuan-acuan yang direncan

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Foto saat wawancara dengan kepala sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Snowball Throwing untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi masalah pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus.

penerapan metode billboard ranking pada mata pelajaran aqidah akhlak di. MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus tahun

tersebut lebih menghendaki studi analisis metode pembelajaran billboard ranking pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus, karena itu

Hasil penelitian di MA At-Thohiriyah Ngantru Tulungagung tentang strategi guru Aqidah Akhlak untuk meningkatkan akhlakul karimah siswa yakni: (1) Strategi guru aqidah

siswa aktif pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan mutu.. pembelajaran di MTs Al Huda Bandung Tulungagung, memiliki

Skripsi dengan judul “ hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran aqidah akhlaq pada siswa kelas VII MTs Tarbiyatul Ulum Panggungasri.. Blitar 2015/2016 ”

Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Aqidah Akhlak yang dilakukan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan samawa Sumbawa Besar,

Implementasi Metode Bermain, Cerita, dan Menyanyi BCM Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN 05 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022 Kata