• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN BERBASIS TAFSIR BIL AYAT DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR MUMBULSARI JEMBER TAHUN 2015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN BERBASIS TAFSIR BIL AYAT DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR MUMBULSARI JEMBER TAHUN 2015 SKRIPSI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN BERBASIS TAFSIR BIL AYAT DI PONDOK

PESANTREN PUTRI AN-NUR MUMBULSARI JEMBER

TAHUN 2015

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Prodi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Nurul Lailatul Qomariah NIM. 084 111 046

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

NOVEMBER 2015

(2)

IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN BERBASIS TAFSIR BIL AYAT DI PONDOK

PESANTREN PUTRI AN-NUR MUMBULSARI JEMBER

TAHUN 2015

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam

Prodi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Nurul Lailatul Qomariah NIM. 084 111 046

Disetujui Pembimbing

Nuruddin, M.Pd.I NIP. 19790304 200710 1 002

(3)

IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN BERBASIS TAFSIR BIL AYAT DI PONDOK

PESANTREN PUTRI AN-NUR MUMBULSARI JEMBER

TAHUN 2015 SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam

Prodi Pendidikan Agama Islam Hari : Kamis

Tanggal : 05 Nopember 2015 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

H. Mursalim, M.Ag. Subakri, M.Pd.I

NIP. 19700326 199803 1 002 NIP.19750721200701 1 032 Anggota:

1. Drs. Sarwan, M.Pd.I (……….)

2. Nuruddin, M.Pd.I (……….)

Menyetujui Dekan,

Dr. H. Abdullah, S.Ag., M.H.I.

NIP. 19760203 200212 1 003

(4)

MOTTO















"dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran." [QS. Al qomar: 17]1

[يراخبلا هاور] ُهَمَّلَع َو َنآ رُق لا َمَّلَعَت نَم مُكُر يَخ

"Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al quran dan mengajarkannya."

[HR. Bukhari]2

1 Mushaf Al-Aula Al quran dan Terjemah, (Jakarta: Perisai Qur'an, 2013), 529.

2 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari, (Jakarta: Jabal, 2013), 625.

(5)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan

Untuk kedua orang tua saya yang tercinta, Almh. Nur Imamah dan, Holis dan adik-adik saya tercinta, Abil Fias Ibnu Romadoni, Devananda Brilianti

Sudarman.

Serta untuk kakek nenek saya tercinta Imam Syafi’I, Siti Fatimah Untuk guru-guru saya tercinta

Untuk sahabat-sahabat saya tercinta Untuk almamater saya tercinta Institut Agama Islam Negeri Jember

(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi robbi al-‘alamiin, segala puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, yang meninggikan derajat manusia diantara segala ciptaan-Nya dengan keistimewaan akal. Dengan rahmat dan karunia-Nya, penulisdapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Muhammadiyah dalam Membentuk Karakter Remaja Putri melalui Nasyi‟atul

„Aisyiyah Ranting Kraton Cabang Cakru Kecamatan Kencong Tahun 2015”.

Penulis menyadari, skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan banyak pihak, khususnya dalam diskusinya dan memberikan ide-ide konstruktif yang semuanya telah mewarnai uraian-uraian dalam skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimah kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto. S.E., M.M. selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian untuk menyusun skripsi ini;

2. H. Nur Solikin, S.Ag., M.H. selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga;

3. Dr. H. Abdullah, M.H.I.selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember;

4. Dr. H. Mundir, M.Pd.I, selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam IAIN Jember

5. H. Mursalim, M.Ag.selakuKetua Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Jember;

6. Zeiburhanus Saleh, S.S.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan demi perkembangan akademik penulis;

7. Nuruddin, M.Pd.I Dosen Pembimbing yang senantiasa mencurahkan ide-ide dan kritik konstruktifnya;

(7)

8. Ibu Nyai Aisyah selaku pemimpin pesantren putri An-Nur Mumbulsari Jember yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian kepada penulis;

9. Drs. H. Moh. Sahlan, M.Ag Selaku Kepala Perpustakaan IAIN Jember dan segenap pegawai perpustakaan yang telah melayani dan memberikan bantuan dalam menyediakan referensi yang dibutuhkan penulis;

10. Segenap dosen dan guru yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat;

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga budi baik yang diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tiada gading yang tak retak. Karya ini pasti mempunyai kekurangan maupun kelemahan. Oleh karenanya, segala bentuk kritik dan saran, serta diskusi dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnan karya ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 15 Oktober 2015 Penulis

Nurul Lailatul Qomariah NIM. 084 111 046

(8)

ABSTRAK

Nurul Lailatul Qomariah, 2015: Implementasi Metode Menghafal Al-Qur‟an Berbasis Tafsir Bil Ayat di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember Tahun 2015

Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah sebagai pedoman hidup bagi umat Islam agar terarah menuju jalan yang benar. Untuk menjaga kemurniannya sejak zaman Rasulullah s.a.w salah satunya dilakukan dengan cara menghafal. Dalam proses menghafal diperlukan adanya metode agar lebih mudah. Berkenaan dengan penggunaan metode, di pondok pesantren putri An-Nur menggunakan metode klasik yaitu yaitu talqin. Namun seiring berjalannya waktu pesantren putri An- Nur berupaya mempermudah metode menghafal karena sebelumnya banyak yang berhenti. Dalam pendidikan agama Islam untuk melahirkan generasi yang baik, perlu memahami Al-Qur‟an sebagai petunjuk hidup, yaitu pemahaman terhadap tafsir Al-Qur‟an. Maka salah satu inovasi metodenya yaitu memberikan pengetahuan tafsir terlebih dahulu.

Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi metode menghafal al-qur‟an berbasis tafsir, apa saja faktor yang mendukung dan menghambat hafalan Al-Qur‟an di pondok pesantren putri An-Nur mumbulsari jember tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah; 1) Untuk mendeskripsikan implementasi metode menghafal Al-Qur‟an di Pesantren Putri Al-Nur Mumbulsari tahun 2015. 2) mendeskripsikan faktor-faktor pendukung hafalan Al-Qur‟an di Pesantren Putri Al-Nur Mumbulsari Jember Tahun 2015. 3) Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat hafalan Al-Qur‟an di Pesantren Putri Al-Nur Desa Lempeji Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember Tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan subyek penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik participant observation, in depth interview, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif karena peneliti bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai kejadian-kejadian yang terdapat selama penelitian. Dengan model Miles and Huberman. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan: 1) berkaitan dengan implementasi metode menghafal Al-Qur‟an di pesantren putri An-Nur Mumbulsari menggunakan metode klasikyaitu talqin, namun diperbarui dengan pemahaman tafsir terlabih dahulu untuk memudahkan dalam pembuatan hafalan. 2) Adapun hasil dari faktor-faktor pendukung hafalan Al-Qur‟an di pesantren putri An-Nur Mumbulsari Jember Tahun 2015 karena motivasi dan santri dibekali bahasa arab dan pemahaman tafsir terlebih dahulu agar mudah dalam menghafal Al-Qur‟an. 3) Dan faktor-faktor penghambat hafalan Al-Qur‟an di pesantren putri An-Nur Jember Tahun 2015 datangnya penghambat dari luar diri dan dalam diri santri, dengan demikian Bu Nyai selalu menegaskan untuk menghafal dan menyetor hafalan harus konsisten.

Kata Kunci: Meetode menghafal

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi Penelitian ... 28

C. Subyek Penelitian ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

(10)

E. Analisis Data ... 32 F. Keabsahan Data ... 33 G. Tahap-Tahap Penelitian ... 34 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 38 B. Penyajian dan Analisis Data ... 44 C. Pembahasan Temuan ... 56 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matrik Penelitian 2. Pedoman Penelitian 3. Pedoman Wawancara 4. Dokumentasi Foto

5. Surat Keterangan Izin Penelitian 6. Jurnal Penelitian

7. Pernyataan Keaslian Tulisan 8. Biodata Penulis

(11)

DAFTAR TABEL

NO. URAIAN Halaman

2.1 Tabel persamaan dan perbedaan skripsi ... 15

4.1 Data Asatidzah Pondok Pesantren An-Nur ... 41

4.2 Keadaan santri Pondok Pesantren Putri An-Nur ... 42

4.3 Kegiatan santri Tahfidzul Qur‟an ... 43

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mu‟jizat dan salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Allah menurunkan Al-Qur‟an agar dibaca oleh lidah-lidah manusia, didengarkan oleh telinga mereka, ditadabburi oleh akal mereka, dan menjadi ketenangan bagi hati mereka.1 Selain itu,Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah sebagai pedoman hidup bagi umat Islam yang berisi pokok ajaran yang berguna sebagai tuntunan manusia dalam menjalani kehidupan.2 Di antara pokok ajaran yang terkandung dalam Al-Qur‟an adalah akidah, syariah, dan akhlak.3 Di dalamnya juga terkandung semua aturan yang berhubungan dengan manusia, kebajikan, ibadah, jual beli, hukum, dan sebagainya.4 Dengan demikian, Al-Qur‟an berperan sebagai petunjuk bagi umat manusia agar dapat menjalani hidup dengan mudah dan terarah menuju jalan yang benar.

Peran Al-Qur‟an sebagai petunjuk sebenarnya telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya dalam surat Al-Isra‟ ayat 9:

1Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), 175

2Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Qur’an (Surabaya: IAIN SA Press, 2011), 10.

3Mahmoud Hamdi Zaqzouq, Islam Dihujat Islam Menjawab: Tanggapan atas Tuduhan dan Kesalah Pahaman,Terj. Irfan Mas‟ud (Jakarta: Lentera Hati, 2008), 3.

4Abdullah M. Al-Ruhaili, Al-Qur’an The Ultimate Truth: Menyingkap Kebenaran Kitab Suci Terakhir Melalui Penemuan Sains Mutakhir, Terj. Andi Achmad (T.tp: Mirqat Publishing, 2008), 13.

(13)

2

ه َّنإ قلا ا ذ ْيِدْه ي نآر ْتلل

ْينمْؤ لما رش ب يو م وقأ يِه ْيذلا

ْولمْع ي ن ْ يب ك اًرْجأ ْم له َّنأ ِتا ِلِاَّصلا ن

اًر

“Sesungguhnya Al Qur‟an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu‟min yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”5

Dalam ayat yang lain, Allah menjelaskan bahwa eksistensi Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi manusia tidak boleh diragukan. Dengan kata lain, Al- Qur‟an sebagai wahyu Allah sudah dijamin keaslian, kemurnian, dan otentisitasnya sampai hari akhir. Ayat tersebut ada dalam surat Al-Hijr ayat 9 :

نْو ظِفا لِ ه ل اَّنِا و رْكِّذلا ا نْلَّز ن نْ نَ اَّنِا

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”6

Dalam catatan sejarah, proses kodifikasi dan masalah otentisitas Al- Qur‟an telah dilakukan sejak masa Rasulullah. Salah satunya adalah melalui proses pencatatan pada Al-Qur‟an. Setiap malaikat Jibril menyampaikan ayat- ayat Allah kepada Rasulullah, beliau kemudian membacanya di hadapan para sahabat serta menyuruh para kuttab (penulis wahyu) untuk menulisnya.7 Para sahabat yang ditugaskan oleh Rasulullah sebagai penulis wahyu mulai periode Mekkah hingga periode Madinah jumlahnya tidak sedikit. Akan tetapi sahabat

5Depag RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, (Jakarta: Cv J-Art, 2007), 284.

6Ibid, 263.

7M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir (Jakarta: BulanBintang, 1994), 68.

(14)

yang sering kali dipanggil dan didikte oleh Rasulullah ketika wahyu turun adalah Zaid Bin Tsabit.8

Selain dengan cara pencatatan Al-Qur‟an seperti yang dijelaskan di atas, otentisitas Al-Qur‟an juga dilakukan dengan cara menghafal. Ketika para sahabat ditugaskan untuk mencatat Al-Qur‟an, sekaligus mereka diperintahkan untuk menghafal meskipun pada waktu yang bersamaan beliau sendiri juga melakukan hal yang serupa. Hal ini membukikan bahwa penjagaan terhadap Al-Qur‟an benar-benar telah dilakukan sejak Al-Qur‟an diturunkan dan menjadi bukti bahwa Al-Qur‟an memang wahyu dari Allah.

Kegiatan menghafal Al-Qur‟an tidak hanya dilakukan pada masa Rasulullah SAW masih hidup, akan tetapi setelah beliau wafat masih banyak yang melakukannya mulai dari para sahabat, tabi‟in, hingga ulama mutakhir.

Bahkan untuk saat ini, kegiatan menghafal Al-Qur‟an telah masuk ke berbagai dimensi sosial. Misalnya lembaga-lembaga pendidikan, institusi-institusi, program-program televisi, dan sebagainya.

Pendidikan agama Islam merupakan usaha untuk membina dan mengasuh anak didik agar senantiasa dapat senantiasa dapat memahami Islam secara menyeluruh. Petunjuk satu-satunya yang pasti kebenarannya untuk memahami agama Islam adalah Al-Qur‟an. Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup yang menggunakan bahasa arab perlu untuk memahaminya, salah satu jalannya yaitu dengan mempelajari tafsir Al-Qur‟an. Selain memahami Al- Qur‟an dengan mempelajari tafsir untuk mempermudah pemahaman terhadap

8Al-A‟zami, SejarahTeks Al-Qur’an Dari Wahyu sampai Kompilasi (Jakarta: GemaInsani Press, 2005), 73.

(15)

4

Al-Qur‟an, juga dapat memudahkan untuk menghafalnya. Menghafal Al- Qur‟an serta dapat memahaminya merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia untuk menjaga kemurniannya.

Mengingat demikian pentingnya menghafal Al-Qur‟an dalam rangka manjaga otentisitasnya, maka menjadi generasi hafizh/hafizhah merupakan anjuran bagi setiap muslim. Namun fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit orang yang masih menganggap bahwa kegiatan menghafal Al-Qur‟an merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Sebagian dari mereka beralasan sulit karena tidak mengetahui langkah-langkah menghafal dan sebagian lagi beralasan sulit karena kesibukan aktifitas sehari-hari.

Untuk mempermudah proses menghafal Al-Qur‟an, perlu adanya metode yang sesuai, praktis, efektif, dan efisien. Dan hingga saat ini, banyak terdapat metode-metode yang telah digunakan mulai dari metode klasik sampai metode yang modern. Metode klasik misalnya Talqin, Talaqqi, Mu’aradhah.9 Sedangkan metode modern misalnya menghafal Al-Qur‟an dengan mendengarkan kaset murattal, merekam suara, menggunakan program software Al-Qur‟an penghafal, dan membaca buku-buku Qur’anic Puzzle.10 Semua metode tersebut bertujuan sama yaitu mempermudah dalam menghafalkan Al-Qur‟an. Oleh sebab itu, maka menjadi penting untuk menentukan metode yang tepat agar dapat lebih mudah untuk menghafal Al- Qur‟an.

9Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an (Yogyakarta: Pro-U Media, 2012), 83.

10Ibid, 86.

(16)

Berkenaan dengan penggunaan metode-metode menghafal Al-Qur‟an tersebut, Pesantren Putri An-Nur yang terletak di desa Lempeji kecamatan Mumbulsari kabupaten Jember pada mulanya menggunakan metode klasik yaitu metode yang banyak dipraktikkan oleh beberapa madrasah dan lembaga Tahfizhul Qur‟an lainnya di banyak negara Islam, termasuk Indonesia. Namun tidak cukup sampai di situ saja, seiring berjalannya waktu Pesantren Putri An- Nur terus berupaya mengembangkan metode menghafal Al-Qur‟an dan mencari inovasi-inovasi dalam rangka mempermudah santri yang akan menghafal Al-Qur‟an.

Faktor yang membuat pondok pesantren An-Nur terus berupaya memudahkan santri dalam menghafal Al-Qur‟an karena sebelumnya para santri tahfidzul Qur‟an banyak yang berhenti ditengah jalan. Namun pada saat ini santri tahfidzul Qur‟an di pesantren putri An-Nur sudah tidak ada yang berhenti karena alasan tidak mampu lagi.

Salah satu inovasi metode menghafal Al-Qur‟an yang diberlakukan di Pesantren Putri An-Nur saat ini adalah dengan memberikan pengetahuan terlebih dahulu tentang tafsir ayat Al-Qur‟an. Dengan metode tersebut, diharapkan santri lebih cepat dan mudah dalam mengahafal Al-Qur‟an.

Sekaligus santri juga menguasai dan memahami isi kandungan ayat yang telah dihafal.11 Dengan demikian, maka menjadi penting untuk mengadakan penelitian mengenai ”Implementasi Metode Menghafal Al-Qur’an

11Athufah, Wawancara, Jember, 11 Agustus 2015

(17)

6

Berbasis Tafsir bil Ayat di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember”.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah perlu dilakukan karena bertujuan untuk mencegah kekaburan dalam penelitian sekaligus digunakan sebagai landasan dalam langkah berikutnya. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.12 Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi metode menghafal Al-Qur‟an Berbasis Tafsir di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember?

2. Apa saja faktor-faktor pendukung hafalan Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember?

3. Apa saja faktor-faktor penghambat hafalan Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi metode menghafal Al-Qur‟an di Pesantren Putri Al-Nur Mumbulsari Jember Tahun 2015.

12STAIN Jember, PedomanPenulisanKaryaIlmiah (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 45.

(18)

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor pendukung hafalan Al-Qur‟an di Pesantren Putri Al-Nur Mumbulsari Jember Tahun 2015.

3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat hafalan Al-Qur‟an di Pesantren Putri Al-Nur Mumbulsari Jember Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan dan pengetahuan tentang metode menghafal Al-Qur‟an.

b. Memberikan kontribusi berupa pemikiran dan pengembangan mutu lembaga pendidikan yang memiliki program menghafal Al-Qur‟an.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

1) Mendapatkan wawasan, pengalaman, serta pengetahuan tentang implementasi metode menghafal Al-Qur‟an.

2) Sebagai bekal untuk mengembangkan pengetahuan di masa mendatang.

b. Bagi Pesantren Putri An-Nur

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan informasi tentang implementasi metode menghafal Al-Qur‟an yang telah dilaksanakan.

2) Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi refrensi dalam penelitian selanjutnya.

(19)

8

c. Bagi lembaga IAIN Jember

1) Penelitian ini dapat dijadikan tambahan literature atau refrensi bagi lembaga IAIN Jember dan mahasiswa yang ingin mengembangkan kajian pendidikan tentang metode menghafal Al-Qur‟an.

2) Sebagai informasi yang actual dan dapat menambah wawasan serta kesadaran mahasiswa bahwa kajian tentang metode menghafal Al- Qur‟an perlu dikembangkan secara terus menerus untuk menghasilkan teori baru dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

E. Definisi Istilah

Judul penelitian ini adalah “Implementasi metode menghafal al- qur‟an berbasis tafsir di pondok pesantren putri an-nur mumbulsari jember”.

Dalam judul ini ada beberapa istilah kata yang harus dirumuskan, didefinisikan dan dijelaskan agar tidak terjadi karancuan makna dalam mengartikannya sesuai dengan pengertian definisi istilah diatas. Istilah-istilah tersebut adalah:

1) Kata ”implementasi” berasal dari bahasa inggris yaitu implementation.

Implementasi dalam Kamus Kata Serapan berarti pelaksanaan atau penerapan.13 Jadi implementasi merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas dengan harapan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

13 Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), 246.

(20)

2) Sedangkan kata “metode” dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.14 Ahmad Tafsir mengemukakan dalam bukunya bahwa metode merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.”15 Maka metode adalah cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

3) Adapun kata “menghafal” merupakan kata kerja dari “hafal” yang mendapat imbuhan “me-“. Menghafal artinya berusaha meresapkan ke dalam fikiran agar selalu ingat.16 Menghafal merupakan sesuatu yang diucapkan oleh lisan dari apa yang tersimpan dari dalam kepala, mengucapkan sesuatu dari lisan tanpa harus melihat tulisan.

4) Dan “berbasis tafsir” yaitu menghafal dengan memahami ayat-ayat yang akan dihafalkan. Suatu dasar pemahaman terhadap tafsir untuk lebih memudahkan dalam proses menghafal.

5) Kemudian yang terakhir “bil ayat” yaitu dengan pemahaman ayat Al- Qur‟an secara per ayat, dengan ayat.

Dengan demikian dari definisi-definisi di atas, maka istilah

“implementasi metode menghafal Al-Qur‟an berbasir tafsir bil ayat” dalam penelitian ini berarti penerapan suatu cara atau metode dengan pemahaman tafsir per ayat terlebih dahulu sebelum menghafalkan Al-Qur‟an. Agar lebih

14 Shalih Abd. Al-„Aziz dalam Ramayulis, Metode Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam, 2005), 2-3.

15 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), 9.

16 Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 381.

(21)

10

memudahkan dalam proses menghafal Al-Qur‟an. Karena dalam pendidikan agama Islam tidak hanya sekedar menghafal Al-Qur‟an saja untuk melahirkan generasi umat yang baik agamanya, akan tetapi dengan mempelajari tafsir atau makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an maka akan lebih mudah untuk memahami isi kandunngan Al-Qur‟an serta diharapkan dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. 17 Adapun sistematika pembahasan dalam proposal ini, yaitu:

Bab satu memuat komponen dasar penelitian yaitu latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab dua berisi tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan dan kajian teori sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.

Bab tiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

17Ibid, 48.

(22)

Bab empat berisi tentang penyajian data dan analisis. Pada bab ini akan dijelaskan gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan.

Bab lima adalah penutup yang merupakan bab terakhir yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan serta saran-saran yang bersifat konstruktif. Selanjutnya diakhiri dengan daftar pustaka, pernyataan keaslian tulisan, dan lampiran-lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data skripsi.

Demikian sistematika pembahasan skripsi ini, selanjutnya akan diuraikan secara rinci pada bagian-bagian berikutnya.

Demikian sistematika pembahasan skripsi ini, selanjutnya akan diuraikan secara rinci pada bagian-bagian berikutnya.

(23)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Untuk mengetahui sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang akan dilakukan, maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian. Diantara penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis oleh Moh. Khozinatul Asrori (STAIN Jember, 2002) yang berjudul “Problematika Menghafalkan Al-Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren An-Nuriyah Di Desa Wringinerjo Kec. Gambiran Kab.

Banyuwangi Tahun 2002.”

Dalam penelitian tersebut ditemukan kesimpulan bahwa problematika yang dihadapi santri Pondok Pesantren An-Nuriah dalam menghafal Al-Qur’an ada dua macam yaitu problem secara internal dan problem secara eksternal. Problem internal antara lain lemahnya ingatan, banyaknya ayat-ayat serupa tapi tidak sama serta gangguan kejiwaan.

Sedangkan eksternal antara lain fasilitas yang kurang memadai, tempat belajar yang sangat sederhana.

Persamaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Moh.

Khozinatul Asrori dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan pendekatan Kualitatif

2) Lokasi penelitian sama-sama di Pondok Pesantren

(24)

Sedangkan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Fokus penelitian terdahulu adalah problematika menghafal Al-Qur’an sedangkan dalam penelitian ini fokusnya pada metode menghafal Al- Qur’an.

2. Skripsi yang ditulis oleh Muslimawati (STAIN Jember, 2013/2014) yang berjudul “Strategi Kh. Imam Baghowi Burhan Dalam Membimbing Santri Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nahdlatuth Tholabah Kesilir Wuluhan Jember Tahun 2013/2014.

Dalam penelitian tersebut ditemukan kesimpulannya bahwa strategi menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Nahdlatuth Tholabah ini terbagi menjadi tiga, yaitu dengan perencanaan membaca dengan berulang-ulang dengan memahami makna ayat, upaya dengan menggunakan satu mushaf, dan evaluasi dengan takrir dan tasmi’.

Persamaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Muslimawati dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Lokasi penelitian sama-sama di pondok pesantren.

2) Tentang cara menghafal Al-Qur’an agar lebih mudah.

Sedangkan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Dalam penerapan menghafal Al-Qur’an penelitian terdahulu menggunakan strategi perencanaan, upaya dan evaluasi sedangkan penelitian ini menggunakan metode berbasis tafsir sebelum menghafal.

(25)

3

3. Skripsi yang ditulis oleh Umu Hani (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001) yang berjudul “Peran Pengasuh Dalam Meningkatkan Prestasi Menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Nurul Ummahat Kotagede Yogyakarta.”

Dalam penelitian tersebut ditemukan kesimpulannya bahwa dalam meningkatkan hasil hafalan santri Nyai dari pondok pesantren Nurul Ummahat memiliki beberapa peran beserta upaya-upaya yang dilakukan yaitu, membantu santri ketika ada kesulitan dalam menyetor hafalan dengan memperhatikan problem yang dihadapi santri dan memberi saran, memberi motivasi pada santri dan memberikan waktu khusus untuk setoran tambahan dan muroja’ah.

Persamaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Umu Hani dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan pendekatan kualitatif.

2) Lokasi penelitian sama-sama di pondok pesantren.

Sedangkan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Dalam penelitian terdahulu untuk meningkatkan hafalan Al-Qu’an bergagai peran dan upaya yang dilakukan Nyai kepada santri sedangkan penelitian ini tentang metode yang dapat memudahkan santri menghafal Al-Qur’an.

(26)

Tabel 1.1

Persamaan dan perbedaan penelitian Judul

Penelitian

Fokus Penelitian

Metode Penelitian

Objek

Penelitian Hasil Problematika

Menghafalkan Al-Qur’an Bagi Santri Pondok Pesantren An- Nuriyah Di Desa

Wringinerjo Kec.

Gambiran Kab.

Banyuwangi Tahun 2002

Problematika santri dalam pelaksanaan menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren An- Nuriyah

Kualitatif Pondok Pesantren An-Nuriyah Di Desa Wringinerjo Kec.

Gambiran Kab.

Banyuwangi

Ada dua

problematika yaitu internal dan eksternal

Strategi Kh.

Imam Baghowi Burhan Dalam Membimbing Santri

Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nahdlatuth Tholabah Kesilir Wuluhan Jember Tahun 2013/2014

Perencanaan Kh. Imam Boghowi Burhan dalam membimbing santri

menghafal Al-Qur’an

Kualitatif Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nahdlatuth Tholabah Kesilir Wuluhan Jember

Menggunakan tiga strategi yaitu dengan membaca berulang- ulang yang disertai memahami makna ayat, menggunakan satu mushaf, dan evaluasi dengan takrir dan tasmi’

Peran Pengasuh Dalam

Meningkatkan Prestasi Menghafal Al-Qur’an Santri Pondok

Peran dan upaya Nyai ummu

Assa’adah selaku pengasuh dalam

meningkatkan

Kualitatif Memberikan

perhatian pada problem santri dan motivasi

(27)

5

Pesantren Nurul Ummahat Kotagede Yogyakarta.

hafalan Al- Qur’an santri

B. Kajian Teori

1. Konsep Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut As-Sabuni adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi dan Rasul terakhir melalui Malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf dan sampai kepada kita dengan jalan tawattur (mutawattir), membacanya merupakan ibadah yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.1

Al-Qur’an mempunyai beberapa fungsi, di antaranya adalah:

1) Petunjuk bagi seluruh umat manusia. Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau biasa disebut dengan syari’at. Di dalamnya berisi aturan yang boleh dilalui oleh umat manusia, dengan tujuan agar manusia dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2) Sumber Pokok ajaran Islam. Sebagai sumber pokok ajaran Islam, Al- Qur’an tidak hanya berisi ajaran yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga berisi ajaran tentang sosial- ekonomi, akhlak/moral, pendidikan, kebudayaan, politik, dan

1As-Sabuni dalam Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Qur’an (Surabaya:

IAIN SA Press, 2011), 3.

(28)

sebagainya. Dengan demikian, Al-Qurr’an dapat menjadi Way of life bagi seluruh umat manusia.2

2. Menghafal Al-Qur’an

Selain mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an, umat manusia juga disarankan untuk menghafal Al-Qur’an, sebab menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Walaupun menghafal Al-Qur’an bukan merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Islam, akan tetapi apabila dilihat dari segi-segi positif dan kepentingan umat Islam maka sangat diperlukan adanya para penghafal Al-Qur’an di setiap zaman karena mereka ini sebagai penjaga keaslian sumber pedoman hidup umat Islam.

Terkait dengan hokum menghafal A-Qur’an, Muhammad Makki Nashir dalam bukunya, Nihayah al-Qaul al-Mufid, menegaskan:

ٍةَياَفِك ُضْرَ ف ٍبْلَ ق ِرْهَظ ْنَع ِناْرُقْلا َظْفِح َّنِا

“Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an di luar kepala hukumnya fardhu kifayah.”3

Menghafal Al-Qur’an selain berperan penting dalam kehidupan umat Islam juga mempunyai manfaat dan keutamaan. Nawawi menjelaskan bahwa menghafal Al-Qur’an memiliki manfaat dan keutamaan sebaga berikut:

2 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Qur’an, 12.

3 Muhammad Makki Nashir dalam Problematika Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al- Husna,1985), 37.

(29)

7

1) Al-Qur’an Memberikan syafaat pada hari kiamat.

a) Dijanjikan derajat yang tinggi di sisi Allah, pahala yang besar, serta penghormatan di antara sesama manusia.

b) Al-Qur’an menjadi hujjah atau pembela serta pelindung dari siksa api neraka.

c) Akan bersama malaikat yang selalu melindunginya dan mengajak pada kebaikan.

d) Mendapatkan fasilitas khusus dari Allah, yaitu berupa terkabulnya segala harapan, serta keinginan tanpa harus memohon dan berdoa.

e) Mendapatkan pahala yang banyak karena sering membaca (takrir) dan mengkaji Al-Qur’an.

f) Diprioritaskan untuk menjadi imam dalam shalat g) Menjadikan hidup penuh barakah

h) Menjadi orang pilihan Allah i) Termasuk ilmuwan

j) Menjadi keluarga Allah

k) Menjadi umat Rasulullah yang mulia

l) Memiliki kedudukan yang hampir sama dengan Rasulullah m) Merupakan kenikmatan yang besar dari Allah

n) Orang yang mencintai penghafal Al-Qur’an sama halnya dengan mencintai Allah

o) Merupakan nikmat Rabbani yang dating dari Allah

(30)

p) Dijanjikan sebuah kebaikan, kebarakahan, dan kenikmatan dari Al- Qur’an

q) Mendapatkan tasyrif nabawi (penghargaan) dari Rasulullah r) Mendapatkan kepercayaan dari Rasulullah

s) Akan diberikan keistimewaan mengenai masalah duniawi t) Dalam hatinya ada bagian tersendiri dari kitab Allah

u) Lisannya tidak pernah kering dan pikirannya tidak pernah kosong v) Memiliki ingatan yang tajam dan bersih instuisinya

w) Banyak menghafal kosa kata bahasa Arab

x) Akan dapat berbicara dan membaca Al-Qur’an dengan fasih (jelas) y) Mendapat kehormatan dan kemuliaan dari Allah

z) Mendapatkan manfaat akademis4 3. Metode Menghafal Al-Qur’an

Secara garis besar metode menghafal Al-Qur’an dibagi menjadi dua bagian, yaitu dengan menggunakan metode klasik dan metode modern.

Adapun penjelasan secara rinci adalah sebagai berikut : 1) Metode Klasik

Metode klasik adalah metode menghafal Al-Qur’an yang berkembang sejak Al-Qur’an diwahyukan kepada nabi. Metode tersebut antara lain:

4Wiwi Alawiyah Wahid, Panduan Menghafal Al-Qur’an Super Kilat (Yogyakarta: DIVA Press, 2015), 145-157.

(31)

9

a) Talqin, yaitu cara pengajaran hafalan yang dilakukan oleh seorang guru dengan membaca suatu ayat, lalu ditirukan oleh sang murid secara berulang-ulang hingga menancap di hatinya.

b) Talaqqi, yaitu presentasi hafalan sang murid kepada gurunya.

c) Mu’aradhah, yaitu saling membaca secara bergantian.5 2) Metode Modern

Metode Modern dalam menghafal Al-Qur’an dengan teknologi memberikan efek positif. Di era modern seperti sekarang dapat menerapkan metode baru sebagai alternative, seperti:

a) Mendengarkan kaset murattal melalui tape recorder, Walkman, Al-Qur’an digital, MP3/4, handphone, computer dan sebagainya.

b) Merekam suara kita dan mengulang-ulanginya dengan bantuan alat-alat modern di atas tadi.

c) Menggunakan program software Al-Qur’an penghafal (Mushaf Muhaffizh).

d) Membaca buku-buku Qur’anic Puzzle (semacam teka-teki yang diformat untuk menguatkan daya hafalan kita).6

4. Faktor Pendukung Menghafal Al-Qur’an

Dalam proses menghafal Al-Qur’an, terdapat beberapa faktor pendukung yang harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang atau hendak menghafal Al-Qur’an, sehingga proses hafalannya berjalan dengan mudah dan lancar. Faktor pendukung tersebut adalah sebagai berikut:

5Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an (Yogyakarta: ProYou, 2012), 83.

6 Ibid 86

(32)

1) Kesehatan

Dengan menjaga pola makan, menjadwal waktu tidur, mengecek kesehatan secara rutin, dan lain sebagainya.

2) Psikologis

Ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak berdzikir, melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, atau berkonsultasi kepada psikiater.

3) Kecerdasan

Semakin cerdas seseorang maka semakin mudah dan cepat dalam menghafal Al-Qur’an.

4) Motivasi

Baik dari orang-orang terdekat, kedua orang tua, keluarga, atau sanak kerabat lainnya.7

5) Pena

Sediakan pena atau pensil yang gunanya untuk mencatat dan memberi tanda pada ayat-ayat atau kalimat-kalimat yang memiliki kemiripan atau kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya (al-ayaat al- mutasyabihat).

6) Simaan

Simaan bersal dari bahasa Arab عامسلا dengan asal kata عمس-عمسي yang berarti mendengarkan عامسا sendiri berarti pendengaranyang merupakan bentuk masdhar dari asal katanya, yaitu عمس maksud

7Wiwi, Panduan Menghafal Al-Qur’an, 139-142.

(33)

11

simaan di sini adalah at-tasmi’ wa at-tasamu’, yaitu saling memperdengarkan dan mendengarkan bacaan antara dua orang atau lebih. Jika satu orang membaca (memperdengarkan) maka yang lainnya akan mendengarkan dan ini bergantian setersunya hingga setiap orang mendapat kesempatan untuk membaca.

7) Bahasa Arab

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk umat manusia melalui bahasa Arab. Oleh karena itu bahasa yang digunakan juga bahasa arab. Ini senada dengan ungkapan dalam ayat Al-Qur’an Qs. Yusuf: 2















Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Karena bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab, tentunya pemahaman terhadap bahasa tersebut sangat membantu dalam menghafalnya. Dengan pemahaman tersebut dapat mengerti arti / makna dari ayat yang dibaca. Walaupun pengertian tersebut tetap harus didukung dengan penjelasan, yang bias di dapat dalam kitab tafsir. Ini untuk pengetahuan yang lebih dalam agar apa yang dipahami tidak bertentangan dengan yang apa yang dimaksud oleh Al-Qur’an. Dengan pemahaman ini akan membantu dalam mengahafal atau mengingat (muraja’ah) sebuah ayat.

(34)

8) Usia

Kemampuan (meghafal) sebagai seorang manusia tentunya sangat beragam dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Tetapi menjadi hal yang maklum bagi kita bahwa klasifikasi tingkat kemampuan (menghafal) setiap orang dipengaruhi oleh usia (age).

Semakin tinggi usia seseorang, maka akan semakin menurun kemampuannya dalam menghafal. Pada waktu bayi kita belum mengetahui sesuatu pun dari apa yang ada di sekeliling kita. Tetapi Allah member kemampuan yang menajubkan kepada setiap bayi untuk mengetahui tentang apa pun yang mengelilingnya.

9) Intelegensi

Faktor intelegensi bias dikatakan hamper sama dengan pembahasan di atas jika dillihat bahwa setiap orang mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Hanya saja faktor intelegensi merupakan bawaan sejak lahir dan akan terus konstan sepanjang hidup seseorang.

Intelegensi atau kecerdasan akan mendukung proses dalam menghafal.

Semakin tinggi intelegensi seseorang, semakin mudah dia dalam menghafal.

10) Lingkungan

Sebagai manusia yang merupakan mahluk sisoal, kita tidak bisa memungkiri bahwa lingkungan mempunyai peranan penting dalam pembentukan kebiasaan dan kepribadian seseorang. Dalam menghafal Al-Qur’an pun hal ini patut menjadi perhatian. Bagaimana bisa

(35)

13

membuat lingkungan menjadi lingkungan yang kondusif, baik untuk menghafal atau pun muraja’ah Al-Qur’an. Bagaimana dapat mewujudkan kondisi yang timbul di dalamnya sikap saling memberi nasihat penghafal Al-Qur’an.

Az-Zawawi dalam bukunya, Revolusi Menghafal Al-Qur’an, juga menjelaskan bahwa sebab-sebab yang dapat membantu proses menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1) Berdoa

2) Bertawakkal kepada Allah

3) Mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah

4) Menjalankan kewajiban dan menjauhi perbuatan maksiat 5) Mencintai Al-Qur’an dengan sepenuh hati

6) Mendengarkan bacaan kaset-kaset Al-Qur’an

7) Menghindarkan diri dari perasaan riya, sum’ah, dan bisikan- bisikan setan

8) Menghafal Al-Qur’an dari mushaf satu cetakan

9) Tidak menunda-nunda waktu (al-taswif) untuk memulai menghafal Al-Qur’an

10) Memperhatikan ayat-ayat yang memiliki kesamaan lafadz 11) Membantu menguatkan hafalan dengan shalat.8

8Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, Revolusi Menghafal Al-Qur’an: Cepat Menghafal, Kuat Hafalan dan Terjaga Seumur Hidup, terj. Dinta (Solo: Al-Andalus, 2015), 45-57.

(36)

5. Faktor Penghambat Menghafal Al-Qur’an

Faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an bisa saja menjadi faktor penghambat apabila dari faktor pendukung tersebut tidak dimiliki oleh orang yang sedang atau hendak menghafal Al-Qur’an, sehingga proses hafalan terkendala dan tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Secara garis besar, faktor yang menjadi penghambat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1) Faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang mencakup kesehatan, suasana hati (perasaan sedih atau marah) yang dipicu oleh banyak hal, munculnya rasa jenuh, malas, bosan, dan sulitnya menata niat dan adanya dorongan ingin segera cepat selesai.

1. Malas adalah kesalahan yang jamak dan sering terjadi. Tidak terkecuali dalam menghafal Al-Qur’an. Karena setiap hari harus bergelut dengan rutinitas yang sama, tidak aneh jika suatu ketika seseorang dilanda kebosanan. Walaupun Al-qur’an adalah kalam yang tidak menimbulkan kebosanan dalam membaca dan mendengarnya, tetapi bagi sebagian orang yang yang belum merasakan nikmatnya Al-Qur’an, hal ini sering terjadi. Rasa bosan ini akan menimbulkan kemalasan dalam diri untuk menghafal atau muraja’ah Al-Qur’an.

2. Tidak bisa mengatur waktu, Seorang hifdhil Qur’an dituntut untuk lebih pandai mengatur waktu dalam menggunakannya, baik untuk urusan dunia atau terlebih untuk hafalannya. Jangan sampai dia

(37)

15

terlena urusan dunia sehingga lupa kewajibannya dalam mengulang rekaman al-Qur’an yang telah ada di dalam hatinya.

3. Sering lupa, sebagian orang mengeluh kenapa hafalan yang telah ia hafal begitu cepat hilang. Ini tidaklah mengherankan karena Rasulullah telah bersabda, “ Janganlah Al-Qur’a, demi Dzat yang nafsuku di dalam kekuasaan-Nya, al-qur’an itu benar-benar lebih mudah terlepas dari pada unta yang diikat dalam tali pengikatnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Karena itu jangan terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Hal yang lebih penting adalah bagaimana terus berusaha menjaga hafalan tersebut. Tidak ada cara lain kecuali dengan banyak Muraja’ah. Sedikit yang perlu dibenahi adalah bagaimana cara dalam menghafal.

2) Faktor eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari luar diri yang mencakup kondisi lingkungan sosial seperti hubungan pertemanan, kondisi fisik lingkungan dan sistem bimbingan yang ada.9

9Lisya Chairani dan M.A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an: Peranan Regulasi Diri (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 205-206.

(38)

Di dalam suatu penelitian, untuk mendapatkan data yang tepat dan benar dibutuhkan adanya suatu metode atau cara yang dapat dipertanggung jawabkan.

Tanpa suatu metode atau cara yang tepat dan benar, maka hasil dari penelitian kurang sempurna secara teoritis.

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu.

Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh.1 Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Pendekatan dan jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yan dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.2 Pendekatan kualitatif bertujuan memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok.3 Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan

1Nana Syaodih Sukma Dinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010).

52.

2Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 6.

3Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), 61.

(39)

2

kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena yang apa adanya.4

Adapun alasan yang paling mendasar dalam penggunaan pendekatan dan jenis penelitian ini adalah karena data yang akan dikumpulkan berupa informasi atau ungkapan dalam bentuk deskripsi pada obyek penelitian apa adanya, dalam arti tidak ada manipulasi atau memberikan perlakuan tertentu terhadap obyek penelitian, sehingga dalam penggambaran datanya merupakan hasil pengumpulan data yang sebenarnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pesantren Putri An-Nur yang terletak di Desa Lempeji Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.

Adapun pertimbangan pemilihan Pesantren Putri Al-Ishlah sebagai lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren An-Nur merupakan pondok yang melaksanakan tahfidz Al-Qur’an.

2. Pondok Pesantren An-Nur mengadakan perubahan program tahfidz Al- Qur’an, yaitu yang awalnya berlangsung dengan sorogan biasa dirubah dengan pemakaian metode menghafal Al-Qur’an berbasis tafsir.

C. Subyek Penelitian

Pemilihan subyek penelitian atau informan akan dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

4Sukma Dinata, Metode Penelitian, 18.

(40)

dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.5 Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan Pesantren Putri

Pimpinan pondok pesantren putri dipilih peneliti sebagai subyek penelitian karena beliau selain sebagai pimpinan yang mengatur segala proses kegiatan di pesantren putri juga sebagai penanggung jawab terhadap program tahfidz di pesantren putri. Pimpinan pesantren putri ini adalah Bu Nyai pondok pesantren An-Nur yang juga seorang hafidzoh.

Maka penting bagi peneliti pimpinan pesantren putri sebagai subyek penelitian karena beliau pasti sangat faham dengan keadaan santrinya terutama santri tahfidz Al-Qur’an.

2. Ustadzah

Para ustadzah yang mengajar pelajaran tafsir dan selain tafsir juga cukup banyak mengetahui keadaan muridnya dalam proses pembelajaran.

Maka penting bagi peneliti para ustadzah sebagai subyek penelitian sebagai pendidik para santri. Para ustadzah yang mengajar diantaranya ada empat yaitu Ustadzah Khodijah, Uswatun Hasanah, dan Athufah.

3. Santri

Santri yang mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur’an merupakan titik sentral yang menerapkan kegiatan menghafal Al-Qur’an. Maka jadi penting bagi peneliti santri sebagai subyek penelitian karena sangat mengetahi proses yang dijalankan dalam menghafal Al-Qur’an berbasis

5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 300.

(41)

4

tafsir. Lebih mengetahui bagaimana faktor penghambat maupun pendukung dalam menghafal Al-Qur’an di pesantren putri An-Nur. Para santri yang menjadi subyek penelitian ada empat, diantaranya yaitu Nur Azizah, Laila Khusniati, Lifka, Ummu Fatimah, dan Wardah Azizah.

4. Alumni

Alumni adalah orang yang sudah merasakan manis pahitnya perjuanagan dalam menuntut ilmu di pesantren An-Nur, terutama dalam program tahfidzul Qur’an. Maka menjadi penting bagi peneliti untuk mendapatkan informasi dari alumni pesantren An-Nur. Para alumni yang dapat peneliti ambil sebagai subyek penelitian ada tiga, diantranya yaitu Nur Amalia, Azizah Zahirah, dan Munawaroh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Selain memerlukan penggunaan metode yang tepat, penelitian juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Pengunaan teknik dan pengumpulan data yang tepat memungkinkan untuk memperoleh data yang obyektif.6 Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan observasi berperanserta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.7

Dengan demikian penelitian ini menggunakan ketiga teknik tersebut dengan uraian sebagai berikut:

6Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 158.

7Sugiyono, Metode Penelitian, 309.

(42)

1. Observasi berperanserta (participant observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati apa yang dikerjakan oleh subyek penelitian, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka.

Alasan menggunakan teknik ini adalah untuk memperoleh data yang lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Data tersebut antara lain berupa:

1) Implementasi metode menghafal Al-Qur’an di Pesantren Putri An-Nur.

2) Faktor pendukung dan penghambat santri di Pesantren Putri An-Nur dalam menghafal Al-Qur’an.

2. Wawancara mendalam (in depth interview)

Wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk memperoleh keterangan yang lebih luas terkait permasalahan dalam penelitian ini. Dengan teknik ini, subyek penelitian akan lebih terbuka dalam memberikan pendapat dan ide-idenya.

Adapun data yang ingin diperoleh dari teknik ini antara lain:

1) Alasan implementasi metode menghafal Al-Qur’an yang telah diberlakukan.

2) Faktor pendukung dan penghambat santri dalam mengahafal Al- Qur’an

(43)

6

3. Dokumenter

Dengan teknik ini, peneliti bermaksud mencari data yang berbentuk tulisan, gambar, agenda, dokumen, arsip atau yang lainnya yang dapat melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara, sehingga hasil penelitian akan lebih kredibel.

Data yang ingin diperoleh melalui teknik ini antara lain:

1) Dokumentasi kegiatan-kegiatan menghafal Al-Qur’an 2) Dokumentasi pelaksanaan metode menghafal Al-Qur’an E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, megorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.8

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman. Keduanya mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisa data yaitu data reduction, data display, dan conclucion drawing/verification.9 Kemudian ketiga analisis data tersebut diuraikan sebagai berikut:

8Bogdan dan Biklen dalam Moleong, Metodologi, 248.

9Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press, 1992), 16.

(44)

1. Data reduction (reduksi data) adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan pengumpulan data berikutnya bila diperlukan. Adapun data yang dikumpulkan sebagai berikut:

1) Implementasi metode menghafal Al-Qur’an berbasis Tafsir Bil Ayat di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember

2) Faktor-faktor pendukung hafalan Al-Qur’an berbasis Tafsir Bil Ayat di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember

3) Faktor-faktor penghambat hafalan Al-Qur’an berbasis Tafsir Bil Ayat di Pondok Pesantren Putri An-Nur Mumbulsari Jember

2. Data display (penyajian data) merupakan langkah selanjutnya setelah data direduksi. Data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, atau hubungan antar kategori yang kemudian dijadikan teks yang bersifat naratif sehingga mudah dipahami.

3. Conclucion drawing/verification adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi dari awal yang bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukun pada tahap pengumpulan data.

Tetapi kesimpulan awal bila didukung oleh data-data yang valid dan konsisten maka kesimpulan tersebut kredibel.

F. Keabsahan Data

Cara pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

(45)

8

dan berbagai waktu.10 Pengecekan data berarti pembandingan data yang diperoleh dari sumber, cara, atau waktu yang berbeda. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan triangulasi sumber dan metode, sehingga jalan yang ditempuh sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan data hasil wanwancara antar subyek penelitian.

Menurut Patton, yang dikutip oleh Moleong, triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda dalam penelitian kualitatif.11

Sedangkan triangulasi metode, menurut Patton, terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.12

G. Tahap-tahap Penelitian

Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai penulisan pada laporan.13

Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai penulisan pada laporan.14

Ada beberapa tahap dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

10Sugiyono, Metode Penelitian, 372.

11 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2011), 330

12 Ibid, 331.

13STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 48.

14STAIN Jember, Pedoman Penulisan, 48.

(46)

a. Tahap pra lapangan

Dalam tahapan pra lapangan terdapat enam tahapan, yaitu:

1) Menyusun rancangan penelitian

Penyusunan rancangan penelitian ini berupa pengajuan judul, penyusunan matrik penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Nuruddin, M.Pd.I, dan dilanjutkan dengan penyusunan proposal hingga seminar proposal.

2) Memilih lapangan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu memilih lapangan penelitian.Adapun lapangan penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Perpustakaan Umum Daerah Jember dengan pertimbangan yang sudah disebutkan pada pembahasan lokasi penelitian.

3) Mengurus perizinan

Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu meminta surat izin penelitian kepada pihak kampus IAIN Jember, yang kemudian menyerahkannya kepada kepala Perpustakaan Umum Daerah Jember.

4) Menjajaki dan menilai lapangan

Setelah mendapatkan izin dari pihak perpustakaan maka kemudian melakukan penjajakan dan penilaian terhadap perpustakaan.Penjajakan dan penilaian ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi perpustakaan, baik berupa latar belakang, lingkungan dan sosial, adat istiadat atau kegiatan-kegiatan

(47)

10

di perpustakaan, baik melalui observasi, wawancara, atau dokumentasi, dalam rangka memudahkan penggalian data.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Pada tahap ini, peneliti memilih informan dan memanfaatkannya untuk mendapatkan informasi tentang fokus kajian dalam penelitian ini. Setelah peneliti mempertimbangkan dengan cermat, maka informan yang dipilih antara lain kepala perpustakaan, petugas perpustakaan, dan pengguna perpustakaan.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Setelah semuanya selesai mulai dari rancangan penelitian hingga memilih informan, maka peneliti menyiapkan instrumen pengempulan data yang diperlukan dalam penelitian, seperti buku catatan, alat perekam, kamera, dan sebagainya.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Setelah persiapan dianggap matang, maka tahap selanjutnya adalah malaksanakan penelitian.Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dan sesuai dengan fokus penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, sampai semua fokus penelitian terjawab.

c. Tahap analisis data

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses penelitian.

Setelah kegiatan penelitian selesai, peneliti menyusun kerangka laporan hasil penelitian dengan menganalisis data kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mencapai hasil penelitian yang

(48)

maksimal. Laporan yang sudah selesai dan siap dipertanggung jawabkan di depan penguji, digandakan untuk diserahkan kepada pihak terkait.

(49)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah singkat Pondok Pesantren An-Nur

Pondok pesantren An-Nur yang terletak di desa Lempeji Mumbulsari Jember adalah pondok pesantren yang berdiri pada tahun 1976. Yang didirikan oleh Kh. Abdul Kholiq pondok pesantren An-Nur berdiri di sebidang tanah yang diberikan oleh Kh. Abdul Aziz Temporjo (mertua almarhum Abdul Kholiq). Awal mulanya Kh. Kholiq tidak memiliki santri, namun setelah beberapa lama tinggal di desa Lempeji ada dua orang yang datang untuk belajar mengaji pada beliau, beliaupun menyambutnya dengan baik. Dengan diterimanya dua orang tersebut, seiring berjalannya waktu orang yang belajar mengaji semakin bertambah dan semakin banyak hingga lima belas orang.

Bertambahnya yang datang untuk belajar mengaji pada Kh. Abdul Kholiq dengan fasilitas tempat belajar yang belum ada. Dimana para murid mengaji belajar di kediaman beliau, hingga pada suatu hari Kh.

Ahmad Sa’id selaku pimpinan pondok pesantren Madinatul Ulum (kakak ipar Kh. Abdul Kholiq) datang berkunjung pada kediaman Kh. Abdul Kholiq kemudian menyarankan agar membangun sebuah madrasah. Pada mulanya Kh. Abdul Kholiq ragu karena di tetangga sebelah sudah berdiri sebuah madrasah, namun Kh. Ahmad Sa’id menegaskan dengan sebuah

(50)

perumpamaan tooko di kota jember yang berdempetan, akan tetapi disetiap toko ada orang yang memaasuki dan membeli.

Akhirnya Kh. Abdul Kholiq menerima saran dari Kh. Ahmad Sa’id untuk mendirikan madrasah, murid yang belajar di sanapun semakin banyak dan bertambah sehingga berdirilah pondok pesantren An-Nur hingga saat ini.

Program tahfidz Al-Qur’an di ponpes An-Nur dimulai sejak tahun 1986, akan tetapi program ini hanya ada di pesantren putri saja, sedangkan di pesantren putra tidak ada program tahfidz. Tujuan dari adanya program tahfidz ini agar jauh dari maksiat, hal-hal yang tidak bermanfaat, dan memiliki prinsip Lokasi Pondok Pesantren An-Nur

a. Nama pondok Pesantren : PP. An-Nur

b. Alamat : Desa Lempeji Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember c. Nama Pimpinan Pondok Pesantren : kh. Ahmad Zubairi

d. No. Telp/HP :

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren An-Nur

1). Visi Pesantren adalah membina insan ahlul ilmu, berakhlaqul karimah, dan hidup berpedoman pada Al-Qur’an.

2). Misi Pondok Pesantren An-Nur

a. Mengajarkan ilmu Al-Qur’an agar jauh dari maksiat, hal-hal yang tidak bermanfaat.

b. Para penghafal Al-Qur’an menjadi hujjah bagi yang belum hafal agar yang belum memiliki tekad untuk menghafal.

Gambar

Tabel IV. III
Tabel IV.IV

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan sima‟an Al- Qur‟an sebagai sarana meningkatkan hafalan santri putri di Pondok Pesantren Al- Qur‟an iyy Mangkuyudan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan sima‟an Al- Qur‟an sebagai sarana meningkatkan hafalan santri putri di Pondok Pesantren Al- Qur‟an iyy Mangkuyudan

Seberapa besar pengaruh pembelajaran Tahfidzul Qur‟an dan minat menghafal al- Qur‟an terhadap hasil belajar al - Qur‟an Hadits di Pondok Pesantren Daarul

Menghafal al-Qur‟an merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Sebab, orang yang menghafalkan al-Qur‟an merupakan salah satu hamba yang

“Perihal implementasi metode menghafal melalui kata kunci di Pondok Pesantren Putra al Urwatul Wutsqo Jombang, kami para pengurus Pondok mengharuskan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan metode takrir dalam menghafal Al- Qur‟an santri tahfidz di pondok pesantren Edi Mancoro

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kesulitan menghafal Al- Qur’an yang dialami oleh santri di Pondok Pesantren Taḥfiẓul Qur’an Asy-Syarifah Brumbung Mranggen Demak,

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa implementasi metode muraja’ah dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Muhammadiyah darul