IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
IHT Peningkatan Kompetensi Guru SMAN 92 JAKARTA dalam Menyongsong IKM
Oleh: Sri Sulastri, S.Si., M.Pd.
Widyaprada BPMP Jakarta
Jalan-jalan ke Komplek Pemadam Kebakaran Jakarta Utara Jangan lupa mampir ke SMAN 92 Jakarta Sungguh senang hati bahagia Bertemu dengan Bapak Ibu semua
Tujuan Pembelajaran
Peserta
mampu menjelaskan dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi
Melalui menyimak, bertanya jawab, mengidentifikasi, merancang, dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi
dengan penuh rasa ingin tahu, kritis, reflektif, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
Ketika mendengar nama pembelajaran
berdiferensiasi apa yang Bapak dan Ibu
pikirkan?
REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN
KI HAJAR DEWANTARA
REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA
1. Guru dan murid berkolaborasi untuk
menginisiasi/menciptakan kedalaman baik secara spiritual, intelektual, maupun sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
2. Siswa dan guru merdeka dalam pembelajaran yang
berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan
potensi siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-
masing untuk mewujudkan student wellbeing
Pengertian Well Being
Kesejahteraan hidup (well being) adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan
kebutuhannya, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup
mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan
mengembangkan dirinya utk kemaslahatan
Dua Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah pembelajaran berdiferensiasi relevan dengan konteks sosial budaya di sekolah saya?
2. Bagaimana kesiapan saya menciptakan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas ?
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’
murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4. Refleksi guru. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan
sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
REFLEKSIKAN,
BAGAIMANAKAH PEMBELAJARAN DI KELAS KITA?
REFLEKSI PEMBELAJARAN KITA
1. Apakah tujuan pembelajaran dapat memperlihatkan kegiatan pembelajaran dan interaksi siswa dengan guru?
2. Apakah guru mampu memetakakan kebutuhan belajar siswa terkait 3 hal ini: 1. Minat, 2. Profil, 3. Kesiapan
3. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru sudah memperlihatkan strategi pembelajaran berdiferensiasi?
4. Bagaimana dengan teknik penilaian yang digunakan guru?
5. Apakah kegiatan pembelajaran sudah mencakup 3 strategi ini: 1.
Proses, 2. Konten, 3. Produk
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Dibawah ini adalah pertanyaan terkait dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi:
1. Apakah pembelajaran berdiferensiasi boleh memunculkan satu strategi saja dari ketiga strategi yang ada (misalnya strategi diferensiasi produk saja)?
2. Bagaimana guru mendesain diferensiasi konten dan prosesnya untuk kelas besar, untuk kemudian masuk ke kelas kecil yang diklasifikasikan berdasarkan minat, profil belajar, dan kesiapan belajarnya?
3. Mengapa Pembelajaran berdiferensiasi perlu diterapkan di abad sekarang ini?
4. Apakah kompetensi yang sudah ada pada kurikulum perlu dimodifikasi
disesuaikan dengan potensi ketercapaian dari masing-masing peserta didik?
5. Bagaimana mengelola perbedaan ketercapaian tujuan pembelajaran dari masing- masing peserta didik padahal mereka sudah diberikan pembelajaran berdiferensiasi sesuai minat, profil, dan kesiapan belajarnya?
STRATEGI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Dibawah ini adalah pertanyaan terkait strategi penerapan pembelajaran berdiferensiasi 1. Kami telah membuat RPP, setelah dalam pelaksanaannya di kelas ternyata strategi,
metode langkah-langkah,dan pemetaan kebutuhan yang ada di RPP tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi di kelas, apa yang harus dilakukan?
2. Bagaimana strategi/kiat-kiat yang harus dimiliki guru dalam menjalin kolaborasi berkelanjutan dengan murid dalam tatap muka?
3. Bagaimanakah cara yang tepat dalam melakukan pemetaan terhadap karakteristik siswa yang heterogen, sebagai upaya mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi dalam rangka mengakomodir segala kebutuhan siswa dikelas ?
4. Pendekatan serta instrumen apakah yang paling tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran berdiferensiasi mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga penilaian yang dapat mengakomodir kesiapan, minat dan gaya belajar siswa?
5. Bagaimanah implementasi pembelajaran berdifirensiasi pada pembelajaran daring/online.
TANTANGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Dibawah ini adalah pertanyaan terkait tantangan dalam pembelajaran berdiferensiasi:
1. Bagaimana upaya seorang guru dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, dengan tantangan yang beragam seperti kurangnya dukungan, adanya dilemma
antara kondisi ideal sesuai standar yang bertentangan dengan penerapan diferensiasi itu sendiri, serta standar pelaksanaan evaluasi yang menuntut adanya standar nilai minimum?
2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dalam kondisi Pandemi, dimana pembelajaran dilakukan secara daring/ PJJ dengan
tantangan yang begitu kompleks yang dihadapi oleh guru, siswa dan orang tua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh baik itu secara sinkronus maupun asinkronus?
Kutipan untuk hari ini
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
(Ki Hajar Dewantara)
PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Menurut Tomlinson (2000),
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom
menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Kesiapan belajar murid 2. Minat murid
3. Profil belajar murid
1. KESIAPAN BELAJAR
Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai,
mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
2. MINAT MURID
Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri.
Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dan sebagainya.
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.
Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
1. Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar
2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran
3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang
familiar atau baru bagi mereka, dan
4. Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
3. PROFIL BELAJAR MURID
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti:
bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang.
Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018):
Profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir,
kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.
Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:
1. Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
2. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
3. Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).
4. Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).
5. Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Let’s Do Our Best
SIMPULAN
1. Hybrid learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan ruang belajar 1 tatap muka dan ruang belajar 2 tatap maya dalam waktu yang bersamaan
sebagai implikasi diberlakukannya pembelajaran tatap muka terbatas.
2. Optimalisasi keempat ruang belajar blended learning dalam implementasi hybrid learning menjadi kunci keberhasilan pembelajaran.
3. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi adalah pemahaman pada kesiapan, minta, dan profil peserta didik.
5. Tantangan bagi pendidik adalah mendesain pengalaman belajar yang bermakna baik dalam afeksi, konten, proses maupun produk.
REKOMENDASI
1. Pendidik diharapkan mampu memahami dan mengimplementasikan hybrid learning sehingga seluruh peserta didik dapat difasilitasi baik yang berada di ruang kelas maupun yang berada dalam di rumah dalam tatap maya.
2. Mengoptimalkan keempat ruang belajar blended learning dalam implementasi hybrid learning sebaiknya dilakukan dalam rangka mengoptimalkan
pembelajaran.
3. Kita semua perlu memahami faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran berdiferensiasi dalam kesiapan, minta, dan profil peserta didik.
4. Profesional pendidik akan terlihat pada caranya mendesain pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik baik dalam afeksi, konten, proses maupun produk.
Paling enak makan kupat tahu Minumnya pakai es selasih Atas perhatian Bapak dan Ibu
Kami haturkan terima kasih
HP: 0813 8459 3673, Email: [email protected]