• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi program bimbingan dan konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "implementasi program bimbingan dan konseling"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA DI

SMP NEGERI 2 PRAYA BARAT LOMBOK TENGAH TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

Oleh

Baiq Nurlaili Septiana NIM: 1501050635

JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2019

(2)

ii

Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi perilaku Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat Lombok

Tengah Tahun Pembelajaran 2018/2019 Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Baiq Nurlaili Septiana NIM: 1501050635

JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2019

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

َّ نِإَف ََّعَم َِّرْسُعْلا اًرْسُي

َّ نِإ ََّعَم َِّرْسُعْلا اًرْسُي

“Karena sesungguhnya kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ( QS. Al-insyarah:5-6)”

(7)

viii

PERSEMBAHAN

”segala puji bagimu ya rabb..

Tiada daya dan upayaku kecuali atas izinmu

Engkau adalah sumber kekuatan yang menggerakkan hati, akal, dan semangatku untuk menyelesaikkan skripsi ini agar bisa membuat kedua orang tuaku bangga.

Dengan hati yang ikhlas dan mata terbuka aku persembahkan skripsi ini sebagai tanda hormat, bakti dan terimakasihku

Kepada Kedua orang tuaku tercinta yang saya cintai dan banggakan. Ayahanda Lalu Abdul Kadir dan Ibunda Baiq Ida Rosanti terimakasih atas Do’a dan dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan kepadaku. Berkat Do’a dan dukungan kalian

aku bisa sampai pada saat ini

Saudara-saudaraku Lalu Dita Arya Wira Raja dan Baiq Nazia Marlita

Kepada semua keluargaku tercinta terutama nenekku Hj Baiq Nuraini yang telah memberikan dukungan, bantuan serta support dengan tulu. Untuk Guru-guruku

Untuk almamaterku Terimakasih untuk semua

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya skripsi ini dapat diselesaikan sekalipun masih perlu untuk disempurnakan. Skripsi ini berjudul Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa SMPN 2 Praya Barat Tahun Pembelajaran 2018/2019, disusun guna meningkatkan perilaku positif sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, bantuan, masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada yang terhormat.

1. Bapak Dr. H. M. Fachri, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Muhammad Nurman, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram khususnya Dosen IPS EKONOMI yang telah memberikan bimbingan selama peneliti melaksanakan studi di UIN Mataram

3. Bapak H. Ibnu Hizam M.Pd selaku Ketua Jurusan IPS EKONOMI UIN Mataram

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd, sealaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram

5. Bapak Prof. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram

(9)

x

6. Guru SMP Negeri 2 Praya Barat yang telah memberikan informasi yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini

7. Almamaterku tercinta UIN Mataram

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Mudah-mudahan skripsi ini memberikan manfaat dan berkat bagi pembaca dan semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus. Amin Ya Robhal’alamin.

Mataram,…………..2019 Peneliti,

Baiq Nurlaili Septiana

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PESETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7

E. Telaah Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori ... 9

1. Bimbingan dan Konseling ... 9

a) Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 9

b) Fungsi Bimbingan dan Konseling ... 11

c) Tujuan bimbingan dan Konseling ... 13

(11)

xii

d) Program Bimbingan dan Konseling ... 14

e) Implementasi Program Bimbingan dan Konseling ... 15

2. Perilaku Menyimpang ... 16

a) Pengertian Perilaku Menyimpang ... 16

b) Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyimpang ... 16

c) Media Pembentuk Perilaku Menyimpang ... 19

G. Metodelogi Penelitian ... 24

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 35

1. Profil Sekolah ... 35

2. Data Nama Siswa-siswi SMP Negeri 2 Praya Barat ... 37

3. Visi dan Misi ... 38

B. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat ... 40

BAB III PEMBAHASAN ... 50

A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat ... 50

BAB IV PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Table 1. Profil Sekolah SMP Negeri 2 Praya Barat Table 2. Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Praya Barat Table 3. Tenaga Pendidik SMP Negeri 2 Praya Barat

(13)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01. Pedoman Wawancara Lampiran 02. Hasil Dokumentasi Lampiran 03. Surat Izin Penelitian Lampiran 04. Rencana Jadwal Kegiatan

(14)

xv

Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi perilaku Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat Lombok

Tengah Tahun Pembelajaran 2018/2019 Oleh

Baiq Nurlaili Septiana NIM: 1501050635

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat. Penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif diskriptif karena data-data yang akan di paparkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tidak dalam bentuk data statistik. Pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pihak guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Paraya Barat sudah di terapkan dan berjalan dengan lancar. Program yang diterapkan seperti, bimbingan belajar, bimbingan social, kepribadian dan karier. Teknik yang digunakan dalam menerapkan program bimbingan dan konseling yaitu observasi tentang apa saja yang dibutuhkan oleh siswa, mengevaluasi dan memberikan beberapa pelayanan. Upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam menangani kasus siswa seperti memberikan arahan selama beberapa hari. Pihak guru Bimbingan dan Konseling bukan hanya membantu siswa dalam menyelesaikan masalah juga mengantisipasi masalah yang kira akan terjadi. Program bimbingan dan konseling sangat penting diadakan dan dilakukan disetiap lembaga pendidikan, karena dengan adanya program Bimbingan dan Konseling dapat membantu untuk membangun dan merubah cara pandang siswa maupun mengubah perilaku siswa dan cara pandang siswa.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Kontek Penelitian

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian diri, kecerdasan, akhlak mulia,. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar manusia yang berilmu dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga nedara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam dunia pendidikan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada siswa dan bimbingan tersebut diberikan agar siswa memiliki pemahaman yang benar tentang dirinya dan tentang kehidupan sekitarnya, sehingga dapat mengambil keputusan dalam melakukan sesuatu dalam perkembangan hidupnya dan dalam mengatasi atau menyelesaikan suatu masalah.

Karena dengan adanya program layanan Bimbingan dan Konseling maka dapat membuat perkembangan individu menjadi lebih baik.

(16)

2

Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi peribadi setiap individu dan dapat membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.1Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erwin Amti adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.2

Setiap manusia baik itu orang dewasa maupun itu anak-anak pasti memilikiyang namanya masalah, mulai dari masalah dengan orang tua maupun teman sebaya.Masalah yang dihadapi itu bermacam-macam mulai dari yang biasa-biasa saja, rumit dan bener-bener rumit.Terlebih lagi dengan perkembangan zaman yang begitu pesat berdampak pada problematika social yang semakin kompleks sehingga menuntut individu menyelesaikan masalah yang tetap sehingga tak jarang individu melakukan tindakan- tindakan atau perilaku-perilaku yang menyimpang karena masalah yang mereka hadapi.Oleh sebab itu, bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai media untuk menumpahkan segala

1Drs Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), hlm, 14.

2“ibid” hlm,14.

(17)

3

persoalan dan pada akhirnya nanti diharapkan solusi ataupun berbagai masalah yang dihadapi individu tersebut sehingga tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dan hal yang membuat diri mereka rugi.

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

Program bimbingan dan konseling merupakan perkembangan jiwa anak bimbing harus diarahkan kepada kemampuan mental spiritual yang lebih tinggi , dan lebih baik. Kemampuan spiritual anak bombing khususnya para generasi muda harus mendapatkan perhatian istimewa dalam bimbingan dan konseling, baik segi-segi umum maupun agama untuk dibina dan dikembangkan agar

(18)

4

mereka menjadi generasi mendatang yang kuat dan tangguh, baik fisik, mental, maupun spiritual.3

Sedangkan perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakatnya atau suatu tindakan yang melanggar aturan sekolah.Perilaku menyimpang juga banyak dikatakan dengan cacat social akibat kurang nya pengawasan, perhatian ataupun akibat salahnya suatu pergaulan.Perilaku menyimpang bisa juga dikatakan sebagai suatu kejahatan. Sehingga didalam dunia pendidikan sangatlah penting menerapkan program bimbingan dan konseling selain merugikan diri sendiri juga dapan merugikan orang lain.

Berdasarkan hasil observasi awal adapun bentuk-bentuk perilaku menyimpang yang terdapat di SMPN 2 Praya Barat, seperti: membawa hp ke sekolah, membuly, bolos sekolah, bahkan ada juga yang merokok dilingkungan sekolah. Factor-faktor menyebabkan perilaku menyimpang siswa SMPN 2 Praya Barat yaitu kurangnnya control diri, pengaruh media cetak dan elektronik, keluarga, teman sebaya, masyarakat dan juga keinginan siswa dalam melakukan sesuatu. Adapun upaya-upaya dari pihak

3 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm 1

(19)

5

sekolah dalam mengatasi perilaku menyimpang atau melanggar aturan-aturan tertib sekolah bervariasi, sesuai dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Sanksi pertama merupakan peringatan kepada siswa-siswa yang bersangkutan tersebut, selain itu apabila siswa-siswa tersebut melakukan pelanggaran lagi maka diberikan surat panggilan orang tua.4

Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan, maka dapat diperjelas komponen- komponen yang ada pada program bimbingan dan konseling, yaitu:Mengumpulkan data yaitu suatu usaha pihak guru bimbingan konseling untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data tersebut.Pemberian informasi merupakan suatu usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan dan bagaimana tata cara yang benar, Penempatan yaitu segala usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan sesudah taman sekolah , memilih program studi lanjut, Konseling usaha membantu siswa merefleksi diri melalui wawancara secara terbuka kepada guru bimbingan dan konseling agar bisa mengeluarkan keluhan-keluhan atau

4Observasi awal. 20 mei 2019

(20)

6

masalah yang sedang dialaminya terutama bagi siswa yang bermasalah, Konsultasi merupakan arahan bagaimana menjalankan, atau mengambil suatu tindakan baik dalam masalah di rumah maupun disekolah demi perkembangan siswa yang lebih baik.

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling memegang peran penting dalam kehidupan terutama dalam dunia pendidikan.

Dengan adanya program bimbingan dan konseling ini siswa tidak akan merasa prustasi dan terbebani sendiri dengan masalah yang mereka hadapi, sehingga mereka tidak akan melakukan tindakan- tindakan yang menyimpang.

Hasil observasi sehingga diperlukan untuk diteliti. Karena terdapat beberapa masalah yang terjadi. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian agar lebih mengetahui bagaimana pihak sekolah terutama guru bimbingan dan konseling dalam menangani permasalahan yang di hadapi siswa dan apa saja program-program yang di terapkan di sekolah tersebut.

Keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling ini tidak hanya tergantung pada kemamuan pada konselor saja melainkan juga harus adanya kerjasama atau dukungan dari semua

(21)

7

pihak seperti orang tua, guru kelas, teman sebaya dan lain sebagainya.Pada kenyataannya pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang diterapkan dilembaga pendidikan di SMP 2 Praya Barat juga sering mengalami hambatan-hambatan atau masalah dalam pelaksanaa kegiatan bimbingan konseling.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang:”

Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilkau Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi fokus di penelitian adalah: Bagaimana implementasi bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat ?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

Untuk Mendiskripsikan Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat

(22)

8 2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis, menambah wawasan dan pengetahuan kita dalam implementasi program bimbingan dan konseling dalam engatasi perilaku menyimpang siswa.

b. Secara Praktis,

1. Dapat bermanfaat guna memberikan referensi atau masukan bagi guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Praya Barat dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa.

2. Untuk dijadikan sebagai pertimbangan membuat program bimbingan dan konseling agar siswa-siswi di sekolah tidak melanggar norma-norma agama, bangsa dan memiliki perilaku yang terpuji.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti memfokuskan yang akan dituliskan sesuai dengan setting penelitian yaitu imlementasi program bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa di SMP Negeri 2 Praya Barat tahun pelajaran 2018/2019

(23)

9 2. Setting Penelitian

Seting penelitian merupakan latar alamiah (tempat atau lokasi) penelitian dilakukan . Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Praya Barat yang ber lokasi di Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019. Adapun mengapa sekolah ini dipilih sebagai setting penelitian: untuk mengetahui bagaimana program apa saja yang sudah diterapkan, yang sudah berjalan, selain itu agar dapat mengetahui bagaimana cara dalam menyelesaikan atau menindaklanjuti masalah yang dihadapi oleh siswa.

E. Telaah Pustaka

Dalam skripsi yang ditulis mahasiswa jurusan Bimbingan penyuluhan Islam oleh Zulikhah yang berjudul “Bimbingan Konseling Islam Terhadap Perilaku Penyimpangan Seksual Anak Cacat mental di SLBN Pembina Yogyakarta” Tahun 2008 . Dalam skripsi tersebut penulis meneliti tentang Bagaimana Metode Bimbingan Konseling Islam yang digunakan untuk mengatasi perilaku Menyimpang Seksual anak cacat Mental di SLBN Pembina Yogyakarta.5

5Zulikhah, Bimbingan Konseling Islam Terhadap Perilaku Penyimpangan Seksual Anak Cacat mental di SLBN Pembina Yogyakarta. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008).

(24)

10

Dalam skripsi yang ditulis mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling Islam oleh Lilies Marlynda yang berjudul “Upaya Guru

Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Berpacaran Bagi Siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta” Tahun 2015. Dalam skripsi tersebut penulis meneliti tentang bagaimana bentuk-bentuk penyimpangan dalam Berpacaran yang dilakukan oeleh siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta dan bagaimana Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku menyimpang berpacaran bagi siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.6

Dalam skripsi yang ditulis mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling Islam oleh Lilies Marlynda yang berjudul “Upaya Guru

Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Berpacaran Bagi Siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta”.Dalam skripsi tersebut penulis meneliti tentang bagaimana bentuk-bentuk penyimpangan dalam Berpacaran yang dilakukan oeleh siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta dan bagaimana Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam

6Lilies Marlynda yang berjudul “Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Berpacaran Bagi Siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta”(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2015)

(25)

11

Mengatasi Perilaku menyimpang berpacaran bagi siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.7

F. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian serta menganalisis adanya masalah-masalah dalam penelitian, maka dibutuhkan adanya suatu kajian yang bersifat teoritis dari hal-hal yang berkaitan dengan

“Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa SMP Negri 2 Praya Barat”’ yaitu

1. Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling merupakan alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan, memimpin (leading), menuntun (conducting), memberikan petunjuk , mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving advice).8

7Lilies Marlynda yang berjudul “Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Berpacaran Bagi Siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta”(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2015)

8 W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT Grameia Widiasarana Indonesia.

1997), hal. 65

(26)

12

Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat, (to abtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicara (to take counsel), dengan demikian , counseling dapat diartikan sebagai pemberi nasehat, pemberi anjuran, dan pembicara dengan bertukar pikiran.9 Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seseorang yang ahli. Akan tetapi, tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian bimbingan. pengertian formal telah diungkapkan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu, muncul rumusan tentang bimbingan sesuai dengan tentang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya.I Djumhur dan Moh. Surya, berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan terus-menerus dan sistematika kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.10 Sedangkan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan

9W.S. Winkel, ibid, hal. 70

10 Drs Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), hlm, 13

(27)

13

cara wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya11. Pengertian bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu maniri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, social, bimbingan belajar, melalui berbagai jenis layanan pendukung berdasarkan norma-norma.Selain itu, bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.Persoalan yang satu dapat diatasi, perrsoalan yang lain muncul, demikian seterusnya.

Bimbingan dan Konseling adalah suatu prosen bantuan khusus yang diberikan kepada siswa dalam membantu siswa memahami, mengarahkan diri, baik dalam bertindak, bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan siswa baik di sekolah, keluarga dan masyarakat dalam rangka mencapai perkembangan diri yang optimal.

11 Prof. Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (studi dan karier, 2010. ( Yogyakarta:

CV. ANDI OFFSET ), hlm 8

(28)

14 b. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Umam Suherman menyatakan bahwa dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah mengupaya memfasilitasi peserta didik, yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya ( menyangkut aspek, fisik, emosi, intelektual, sosia, dan moral spiritual ). Oleh sebab itu, sangat penting Bimbingan dan Konseling dalam kehidupan mulai anak-anak terutama remaja (masa puber) karena dengan iklim lingkungan kehidupan yang pada saat ini kurang sehat , seperti maraknya tayangan pornografi di televise dan VCD; penyalahguaan alat kontrasepsi; minuman keras, ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga; dan dekadensi moral yang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli ( terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral ( akhlak yang mulia ), seperti pelanggaran tata tertib sekolah/ madrasah. Dalam pelaksanaannya pendekatan ini menekankan kalaborasi antara konselor dan para personal sekolah/madrasah lainnya ( pimpinan

(29)

15

sekolah/madrasah, guru-guru, dan staf) pendekatan ini di terapkan dalam upaya membantu para konseli agar mengembangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar maupun karier. 12

Implementasi Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah diorientasikan pada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier;

atau terkait dengan perkembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi.13Upaya ini juga, dapat menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti disebut adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kemandirian.

c. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum Bimbingan dan Konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri karena Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari system pendidikan. Pada undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebut bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya

12 Drs Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), hlm, 13

(30)

16

manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan.

Thohari Musnamar membagi tujuan bimbingan dan konseling menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.14

Secara khusus Bimbingan dan Konseling adalah: (a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, (b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, (c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

Menurut saya tujuan konseling adalah untuk merubah perilaku individu klien dalam memelihara dan mencapai kesehatan mental dan sekaligus membantunya memecahkan segala masalah

14 Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling, ( Yogyakarta: UII Press 1992), hal.9

(31)

17

yang dialaminya didalam kehidupan yang dihadapinya, sehingga meningkatkan keefektifan persoalan agar ia mampu mengambil keputusan-keputusan yang penting bagi dirinya.

Fungsi Bimbingan dan Konseling jug adapt dirumuskan sebagai berikut:

1) Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya

2) Fungsi kuratif atau korektif, membantu individu memecahkan masalah yang sedang di hadapi atau di alami

3) Fungsi developmental atau penembangan, yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik dan menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baginya.

Berdasarkan fungsi Bimbingan dan Konseling di atas, dapat di simpulkan bahwa layanan tersebut adalah untuk memecahkan setiap persoalan yang di hadapi oleh peserta didik terutama pada masa pubertas (remaja) dalam kehidupan sehari-hari serta mengusahakan sebisa mungkin untuk mengatasi suatu masalah dan masalah yang telah terjadi tidak dapat terulang lagi.

Adapun Langkah-langkah bimbingan dan konseling 1. Langkah-langkah bimbingan dan konseling

Dalam memberikan bimbingan terdapat langkah-langkah sebagai berikut:

(32)

18 a) Langkah Identifikasi Anak

Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal anak-anak beserta gejala-gejala yang tampak. Dalam langkah ini, guru pembimbing mencatat anak-anak yang perlu mendapat bimbingan dan memilih anak yang perlu mendapat bimbingan terlebih dahulu.

b) Langkah Diagnosis

Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi anak berdasarkan latar belakangnya.

Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan memeadakan studi terhadap anak, menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.

Setelah data terkumpul, ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.

c) Langkah Prognosis

Langkah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan yang akan yang akan dilaksanakan untuk membimbing anak. Langkah prognosis ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosis, yaitu setelah ditetapkan masalahnya dan latar belakangnya.

Langkah prognosis ini ditetapkan bersamaan setelah

(33)

19

mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai factor.

d) Terapi

Setelah mengetahui hasil dari prognosa, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan terapi apa yang akan diberikan sesuai dengan kasusnya.

e) Evaluasi dan follow up

Langkah ini merupakan langkah untuk mengetahui sejauh manahasil terapi yang dilakukan pada tindakan lanjut pembimbing dan melihat merkembangannya.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara individu dan kelompok. Adapun tiga teknik dalam berikan bimbingan individu, seperti

1) Directive counselling, pada teknik ini yang paling berperan adalah konselor, konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Teknik ini menempatkan klien sebagai pihak yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu membutuhkan bantuan dari orang lain yaitu konselor, lebih aktif sehingga usaha pemecahan masalah lebih banyak datang dari konselor.

(34)

20

2) Non directive counselling, teknik ini merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat dari klien.

Melalu pendekatan ini diberi kesempatan mengemukakanpermasalahan yang dihadapinya secara bebas. Pada teknik ini klien lebih aktif dan konselor hanya sebagai penampung dan mengarahkan klien untuk menyelesaikan masalahnya.

3) Elective counselling, teknik ini gabungan antara directive counselling dan non counselling. Teknik ini digunakan pada suatu masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik hanya dengan salah satu teknik. Pada awal proses pemberian bantuan digunakan teknik directive counselling untuk mengarahkan klien dan membantu dalam menyelesaikan.

Ada beberapa teknik dalam bimbingan kelompok, antara lain, a. Home room programe

Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal peserta didiknya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan siswa

(35)

21

diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.

Dalam program ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas, menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah.

2. Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya.

d. Program Bimbingan dan Konseling

Program Bimbingan dan Konseling adalah suatu rencana keseluruhan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan, dan tahunan. Dengan demikian ada program tahunan Bimbingan dan Konseling dan Bimbingan dan Konseling bulanan , minggunan dan harian. Program ini memuat unsure-unsur yang erdapat di dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan diorientasikan kepada pencapaian tujuan Bimbingan dan konseling15.

15 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm 7.

(36)

22

e. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling

Implementasi Program adalah tahapan melaksanakan semua jenis layanan dan kegiatan yang sudah dirancang.

Implementasi Program Bimbingan dan Konseling merupakan konselor dan guru bimbingan memegang peranan yang sangat penting, mereka merupakan ujung tombak pelaksanaan program konselor dan guru pembimbing selain dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugasnya, juga di tuntut untuk memiliki semangat kerja yang tinggi, rasa cinta terhadap tugasnya, kesungguhan, ketekunan dan kesediaan memberikan layanan demi kepentingan siswa.16

Implementasi Program Bimbingan dan Konseling merupakan suatu rencana yang dilakukan oleh guru kepada siswanya untuk menghindari suatu perilaku menyimpang dan untuk mencegah perilakuatau tindakan siswa yang sudah melanggar aturan sekolah, maupun melanggar ketentuan agama juga dapat mengarahkan siswa kepada perilaku-perilaku yang positif. Selain itu dengan adanya program ini siswa juga dapat menjadi kepribadian yang

16 Fenti Hikmawati, BBimbingan Konseling, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hlm 7.

(37)

23

lebih baik lagi dan memiliki tingkat pemikiran untuk membangun dirinya menjadi yang lebih baik lagi.

2. Perilaku menyimpang

a. Pengertian Perilaku Menyimpang

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.17

Perilaku menyimpang adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang diluar nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat, dalam arti demikin perilaku menyimpang selalu normative sifatnya.

Menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu system social. 18

Bruce J Cohen perilaku menyimpang merupakan setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.19

17Zulikhah, Bimbingan Konseling Islam Terhadap Perilaku Penyimpangan Seksual Anak Cacat mental di SLBN Pembina Yogyakarta. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008)

18Kun Maryati dkk, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas x ( PT Gelora Aksara Pertama, 2001), hlm. 122

19 https://www.yuksinau.id/perilaku-menyimpang/#Teori_perilaku

(38)

24

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkahlaku, perbuatan, atau tangaan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hokum yang ada di dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berprilaku sesuai dengan sesuatu yang di anggap oleh masyarakat. Namun faktanya di tengah ehidupan masyarakat kadang-kadang masih banyak kita temukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku, begitu juga keadaan yang sering kali kita jumpai di sekolah misalnya seorang siswa menyontek pada waktu ulangan, berbohong, merokok, dan mengganggu siswa lain.20 Begitu juga perilaku yang ditunjukkan oleh siswa-siswadi SMPN 2 Praya Barat menunjukkan tindakan penyimpangan atau pelanggaran terhadap norma/aturan yang berlaku di sekolah, sehingga sekolah melakukan bimbingan dan konseling secara ketat agar siswa yang melakukan perilaku menyimpang tersebut tidak lagi

20 Heru Prasetyo, dkk, PengendalianPerilaku Menyimpang di Madrasah Tsanamiyah AL-Ishlah Baitil Mal-Pontianak. Hal. 3

(39)

25

melakukan tindakan menyimpang dan mempengaruhi siswa- siswa yang lainnya.

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang di sekolah lainnya seperti rambut panjang bagi siswa putra, rambut disemir, sering bolos, pacaran, ramai didalam kelas, dan lain sebagainya.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan penyimpangan perilaku adalah factor yang ada dalam diri anak itu sendiri, factor dari rumah tangga, factor lingkungan, masyarakat, serta factor yang bersal dari sekolah.

b. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Beberapa factor penyebab terjadinya perilaku menyimpang pada siswa anatara lain: Sikap Mental Yang Tidak Sehat, ketidak harmonisan dalam keluarga, pelampiasan rasa kecewa, dorongan kebutuhan ekonomi, pengaruh lingkungan dan media massa, keinginan untuk dipuji, proses belajar yang menyimpang.21

Untuk itu dapat diuraikan sebagai berikut:

21 Tim sosiologi, sosiologi 1 suatu kajian kehidupan masyarakat, ( Ghalia Indonesia:

2007), hal. 105

(40)

26 1) Sikap mental yang tidak sehat

Perilaku menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap mental yang tidak sehat.Sikap itu ditunjukkan dengan tidak merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya.Contohnya mengejek temannya.

2) Ketidakharmanisan dalam keluarga

Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang.

3) Pelampiasan rasa kecewa

Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan berusaha mencari pelaria untuk memuaskan rasa kecewanya.

4) Dorongan kebutuhan ekonomi

Perilaku menyimpang juga terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi.Contohnya, perbuatan mencuri.

5) Pengaruh lingkungan dan media massa

Seseorang yang melakukan tindakan perilaku menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh oleh lingkungan dan teman sepermainnya. Begitu juga peran media massa, sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.

(41)

27 6) Keinginan untuk dipuji

Sesorang dapat bertindak menyimpang karena keinginan untuk mendapat pujian, seperti banyak uang, selalu berpakaian mahal, dan gaya hidup yang mewah atau berprestasi. Agar keinginan ini terwujud, ia rela melakukan perbuatan menyimpang , seperti mencuri atau mencontek.

7) Proses belajar yang menyimpang

Hal ini terjadi melalui interaksi social dengan orang-orang atau temannya yang berperilaku menyimpang, misalnya terlibat perkelahian.

c. Media Pembentuk Perilaku Menyimpang

Kepribadian menyimpang dalam diri seseorang dapat terbentuk karena adanya media pencetus yang dapat mendorong terbentuknya kepribadian menyimpang itu.media pembentkan kepribadian menyimpang itu, antara lainkeluarga, lingkungan tempat tinggal, krlompok bermain, dan media massa.22

Untuk itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Keluarga

22 Ibid, 106

(42)

28

Pembentukan kepribadian seseorang untuk pertama kalinya akan berawal dari keluarga karena proses sosialisasi yang dialami seseorang individu untuk membentuk kepribadiannya itu berawal dari media sosialisasi ini. Keluarga merupakan factor penentu bagi perkembangan atau pembentukan kepribadian seorang anak selanjutnya.

Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik bila ia terlahir dalam lingkungan keluarga yang baik. Sebaliknya, kepribadian seorang anak akan cenderung negative jika ia terlahir dalam lingkungan kelurga yang kacau yang dibebani dengan sebagai macam masalah dan kemiskinan yang mencekik, atau keluarga yang selalu diliputi oleh percekcokan , kehilangan peran orang tua untuk membimbing dan mendidik karena kriminalitas, dan sebagainya. Keluarga semacam ini akan gagal memenuhi fungsinya utnuk membentuk kepribadian yang baik karena keluarga ini gagal mensosialisasikan niali- nilai baik dalam diri anak-anaknya. Itulah sebabnya mengapa keluarga dapat juga berperan dalam pembentukan perilaku yang menyimpang.

(43)

29 2) Lingkungan Tempat Tinggal

Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian sesorang individu dalam proses pembentukannya.

Seseorang individu yang tinggal dalam lingkungan yang baik, para anggotanya taat dalam melakukan ibadah, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan positif akan mempengaruhi kepribadiannya menjadi baik. Sebaliknya, bila seseorang individu hidup dan tinggal dalam lingkungan yang buruk, warga masyarakatnya suka melakukan tindakan kriminalitas, seperti pencurian, suka menggunakan obat-obatan, mengedar narkoba , cenderung akan membentuk kepribbadian yang buruk atau menyimpang. Jadi, lingkungan tempat tinggal juga dapat memengaruhi kepribadian seseorang menjadi menyimpang.

3) Kelompok Bermain

Lingkungan tempat tinggal dan kelompok bermain merupakan dua media sosialisasi yang sangat berkaitan karena seseorang individu akan memiliki kelompok bermain atau pergaulan dalam lingkungan tempat tinggalnya tersebut.

Namun, adakalnya seseorang individu juga memiliki kelompok bermain atau pergaulan diluar lingkungan tempat tinggalnya tadi yang ia peroleh dari lingkungan sekolah atau di uar

(44)

30

sekolah. Kelompok bermain atau pergaulan ini juga dapat memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang individu.

Jiak ia memiliki keompok bermain yang positif, suka belajar, dan melakukan hal-hal atau perbuatan baik, maka perilakunya cenderung positi. Sebaliknya, apabila sesorang individu memiliki kelompok bermain yang negative, maka polo perilaku dan kepribadiannya akan cenderung negative, seperti suka bolos, merokok dan malas belajar.

4) Media Massa

Media massa dapat disebut sebagai media sosialisasi yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Pemberitaan yang ada di media massa, seperti surat kabar, televise, atau internet dapat memicu maraknya perilaku menyimpang. Misalnya, tayangan yang berbau ponografi, pornoaksi, dan kekerasan.

Selain itu Adapun motif yang mendorong mereka melakukan tindakan kejahat atau perilaku menyimpang itu antara lain ialah:

(1) Untuk memuaskan kecendrungan keserakahan (2) Meningkatnya agresivitas dan dorongan seksual

(3) Salah-asuh dan salah didik orang tua, sehingga anak menjadi manja dan lemah mentalnya

(4) Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebaya, dan kesukaan untuk meniru-niru

(5) Kecendrungan pembawaan yang patologis atau abnormal

(45)

31

(6) Konflik batin sendiri, dan kemudian menggunakan mekanisme pelarian diri serta pembelaan diri yang irrasional.23

Untuk itu, bagi para keluarga, masyarakat, dan pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh pihak sekolah harus mengetahui jenis-jenis atau contoh penyimpangan social di sekolah yang dilakukan para sejumlah pelajar baik putra maupun putri, khususnya di sekolah sehingga semua pihak dapat menentukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya. Adapun contoh penyimpangan social di sekolah yang terjadi si sekolah dapat diklasifikasikan dari yang menyimpang social yang ringan hingga berat, yaitu sebagai berikut:

1) Membolos dengan alasan yang tidak jelas atau tidak berada di sekolah pada jam-jam belajar sekolah;

2) Memalsukan surat keterangan ijin tidak masuk;

3) Berpakaian tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sekolah

4) Menggunakan aksesoris dan make up berlebihan ke sekolah, khususnya pelajar perempuan;

5) Sengaja datang terlambat ke sekolah;

6) Tidak mengerjakan PR dari guru;

7) Sengaja tidak mengikuti upacara bendera setiap hari senin;

8) Melakukan tindakan mencontek dengan berbagai cara saat ujian berlangsung;

9) Sengaja membiarkan rambut menjadi panjang, khususnya pelajar pria;

10)Membuat gaduh atau bercanda selama guru memberikan penjelasan di kelas;

23 Kartini kartono, patologi social 2 kenakalan remaja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), hlm. 9

(46)

32

11) Berkelahi dengan sesame pelajar selama berada di sekolah;

12) Melakukan tawuran antar pelajar atau antar sekolah

13) Melakukan pemerasan dan penindasan kepada teman sekolah;

14) Melakukan tindakan pencurian terhadap barang milik orang lain atau property sekolah;

15) Melakukan bullying terhadap teman sekolah;

16) Merokok di wilayah sekolah;

Semua contoh tindakan penyimpangan social yang terjadi di sekolah dapat di minimalisir dan di hilangkan jika adanya kerjasama antara pihak keluarga dan sekolah. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh pihak sekolah adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pendataan bagi setiap siswa yang melakukan tindakan penyimpangan social di sekolah sehingga pihak sekolah dapat mel;okalisir sumber permasalahannya;

2) Memberikan tindakan dan sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melakukan penyimpangan social dan memberikan penghargaan kepada siapa saja yang melaporkan adanya penyimpangan social yang dilakukan;

3) Memberikan bimbingan dan konseling sesuai dengan kasus penyimpangan social yang dilakukan oleh siswa, baik pria maupun perempuan;

4) Melakukan kunjungan ke rumah bagi siswa yang melakukan penyimpangan social di sekolah ;

5) Mengembangkan dan membudayakan pendidikan berbasis karakter dan agama di sekolah, dan

6) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan dan keolahragaan guna memberikan ruang dan kesempatan bagi siswa untuk mengekpresikan.24

24https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/contoh-penyimpangan-sosial-di-sekolah

(47)

33 G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena data-data yang akan di paparkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tidak dalam bentuk data statistik.

Menurut Sugiyono (2010:1), menjelaskan bahw25a metode penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi dan analisis dan bersifat induktif.

Dalam hal ini pendekatan kualitatif merupakan suatu rangkaian atau proses menjaring data atau informasi aspek tertentu pada objeknya, untuk mendapatkan data yang akurat tentang hal-hal yang diteliti, maka penulis yang menghubungi sumber-sumber data yang ada dilokasi penelitian, dalam pelaksanaannya penelitian ini dapat dilakukan secara bertahap yaitu:

a) Orientasi yaitu tahap mendapatkan gambar umum tentang permasalahan yang diteliti

25 Sugiono, metode penelitiankuantitatif, kualitatif, dan R dan D. hlm 138-140

(48)

34

b) Eksploetasi observasi, wawancara, dan dokumentasi, tahap pengumpulan data.

c) Pengecekan dan Pemeriksaan data, tahap ini dimaksudkan untuk menjamin dan meningkatkan derajat data atau kreabilitas data.

2. Kehadiran Penelitian

Pada umumnya kehadiran penelitian di lokasi penelitian ini dalam rangka untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan karena penelitian ini menggunakan kualitatif, maka kehadiran penelitian di lokasi merupakan keharusan, mengingat fungsi penelitian sendiri sebagai instrument kunci. Dalam hal ini peneliti hadir di lokasi tidak secara terus menerus akan tetapi sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan selama penelitian berlangsung.

3. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang valid dan obyektif terhadap apa yang akan diteliti oleh peneliti, maka dipandang perlu untuk menjelaskan sumber data atau informasi, serta jenis data yang akan dikumpulkan di dalam penelitian ini sehingga kualitas, validitas, dan keakuratan data yang diperoleh dari informasi benar-benar dapat dijamin. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

(49)

35

kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.26

Adapun dari sumber data yang akan diperoleh sebagai berikut:

1) Bagian pengurus BK

Karena BK merupakan salah satu bimbingan yang memberikan pertolongan kepada sekumpulan individu (siswa) agar bisa mengatasi masalah yang sedang dihadapinya agar bisa menjalani hidup yang lebih baik lagi.

2) Siswa

Siswa merupankan objek pelaku yang akan diteliti. Karena disini siswa adalah sumber utama, yang dimana siswa disini merupakan pelaku utama atas apa yang akan kita teliti.

Sedangkan yang dimaksud sumber data adalah subyek darimana data yang diperoleh. Hal ini dilakukan oleh penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai dengan situasi empiris dan melakukan fungsi teori yaitumeramalkan, menerangkan, dan menafsirkan, keakuratan, kualitas, dan validitas

26 Lexi J. Moleong , Metode penelitian kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),hlm.14

(50)

36

informasinya. Dimana sumber data dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan obyek penelitian dan pihak-pihak yang ahli (berkompeten) dalam masalah ini. Data primer harus diperoleh secara langsung dengan cara mengambil data dari aslinya melalui narasumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian. Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, pendidik, peserta didik, dan orang tua.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari telaah pustaka dan studi tentang dokumentasi dari berbagai literatur yang menyangkut masalah ini. Adapun data berupa dokumen dan karya lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 27 4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan

27 Moleong, penelitian,h. 3

(51)

37

dalam penelitian tersebut. Penggunaan teknik dalam pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperoleh data yang objektif.

Untuk mendapatkan atau memperoleh data yang diperlukan dalam peneitian ini, maka penelitian menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.

a. Metode Observasi

Observasi adalah sebagai suatu aktivitas pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera, meliputi penciuman, pendengaran.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Observasi berperan serta

Selain melakukan pengamatan, penelitian ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Kelebihannya, data yang diperoleh lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

(52)

38 2) Observasi nonpartisipant

Peneliti tidak terlibat hanya sebagai pengamat independen.

Penelitian ini mengadakan pengamatan secara tidak langsung terhadap kendala-kendala yang akan diteliti.

b. Metode Wawancara (interview)

Wawancara merupakan suatu teknik yang dilakukan secara mendalam (indept interview) kepada responden dan informan kunci, teknik ini digunakan dalam menjaring pertanyaan pokok secara mendalam.

Secara umum wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1) Wawancara terstruktur, artinya wawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

2) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 28

28 Sugiono, metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R dan D, hlm, 138-140

(53)

39

Penelitian sendiri menggunakan teknik wawancara yang bersifat wawancara tak terstruktur yaituwawancara yang pertanyaannya tidap disusun terlebih dahulu atau dengan kata lain sangat tergantung dengan keadaan atau subyek.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi juga bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Adapun domunetasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, catatan mingguan, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokuntasi merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancaradalam penelitian kualitatif.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari pengumpulan data, maka proses selanjutnya adalah mengadakan analisis data yang telah dikumpulkan tersebut. Menurut Bogdan dalam Sugiyono menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

(54)

40

wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat di informasikan kepada oranglain. Analisis data dilakukan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan yang dipelajari, sertamembuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.29

Karena data yang dilakukan dalam penelitian ini berbentuk kualitatif maka data-data yang telah dikumpulkan kemudian diuraikan dalam bentuk narasi yang deskriptif.30 6. Keabsahan Data

Setelah data dikumpulkan dan dianalisa, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan keabsahan data, kredibilitas data dapat diartikan sebagai kepercayaan terhadap data, apakah menggambarkan keadaan yang sebenarnya ataukah sebaliknya.31

Untuk memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yaitu: triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi dan kecakupan refrensial dan ketekunan pengamat.

a. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

29 Sugiyono, metodelogi penelitian kuantitatif dan R & D,H. 224

30 Sugiyono, ibid.hlm 245

31Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif(PT. Remaja Rosda Karya: Bandung, 2014) h.173.

(55)

41

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Triangulasi dalam penelitian bertujuan untuk mengecek keabsahan data tertentu dengan membandingkan data tertentu yang diperoleh dari sumber lain.

Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sejenis dari informan atau sumber yang berbeda. Triangulasi dalam hal ini melalui cara-cara sebagai berikut:

a) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara

b) Membandingkan hasil wawancara dengan data hasil dokumentasi

c) Membandingkan persepsi orang tentang situasi penelitian

d) Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

(56)

42 1) Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara bersamaan untuk memperoleh informasi yang serupa terhadap data yang diteliti.

a) Pemeriksaaan teman sejawat melalui diskusi, teknik ini dilakukan dengan cara mengekspor hasil penelitian dengan cara diskusi dengan teman sejawat, dosen pembimbing atau dengan seseorang yang ahli. Dengan cara demikian, peneliti mencari kelemahan tafsiran yang kurang jelas, keraguan terhadap yang ditemukan.

b) Kecukupan refrensial

Teknik ini digunakan bila data yang diperoleh dan bahan dokumentasi atau catatan yang ditemukan dilokasi penelitian perlu diperkuat dengan dokumen atau catatan referensi lain dan hasil penelitian terdahulu dengan menambahkan referensi peneliti mengecek kembali keabsahan data dan informasi yang diperoleh dari lokasi penelitian.

Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan

(57)

43

dengan persoalan atau isu-isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.32

2) Triangulasi Teori

Triangulasi Teori hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan infornasi atau thesis statement.

Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalam pemahaman asalkan peneliti mampumenggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang diperoleh.33

Adapun sistematika penelitian penulis yaitu sebagai berikut:

BAB I berisi bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori dan metode penelitian.

BAB II berisi paparan data temuan, dibagian ini diungkapkan seluruh data dan temuan penelitian yaitu seperti letak

32Ibid.h. 178

33http://hartatyfatshaf.blogspot.com/2013/09/triangulasi-dalam-penelitian- kualitatif_21.html?m=1

(58)

44

geografis, serta data-data yang menyangkut permasalahan yang peneliti teliti yaitu permasalahan apa saja yang sering terjadi di SMP Negeri 2 Praya Barat.

BAB III pembahasan yaitu berisi tentang analisis peneliti mengenai bagaimana cara membangun perilaku dan kepribadian yang baik untuk siswa-siswinya .

BAB IV penutup, yaitu berisi tentang simpulan mengenai permasalahan dan perubahan sifat anak.

(59)

45 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil SMP Negeri 2 Praya Barat

a. Profil sekolah

Adapun gambaran ( profil ) umum status dan berdirinya SMP Negeri 2 Praya Barat table dibawah ini:

PROFIL SEKOLAH

1. IDENTITAS SEKOLAH

1 NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 2 PRAYA BARAT

2 NPSN : 50201401

3 JENJANG PENDIDIKAN : SMP

4 STATUS SEKOLAH : NEGERI

5 ALAMAT SEKOLAH : SMPN 2 PRAYA BARAT

RT / RW : 0 / 0

KODE POS : 83572

KELURAHAN : KATENG

KECAMATAN : KEC. PRAYA BARAT

KABUPATEN/KOTA : KAB. LOMBOK TENGAH

PROVINSI : PROV. NUSA TENGGARA BARAT

NEGARA : INDONESIA

6 POSISI GEOGRAFIS : -8.8009683 LINTANG

116.2321917 BUJUR

3. DATA PELENGKAP

7 SK PENDIRIAN SEKOLAH : 059410/1985

8 TANGGAL SK PENDIRIAN : 1985-11-22

9 STATUS KEPEMILIKAN : PEMERINTAH DAERAH

10 SK IZIN OPERASIONAL : -

(60)

46

11 TGL SK IZIN OPERASIONAL : 1985-01-01

12 KEBUTUHAN KHUSUS DILAYANI :

13 NOMOR REKENING : 0032236389010

14 NAMA BANK : PT. BANK NTB BPD

15 CABANG KCP/UNIT : PRAYA

16 REKENING ATAS NAMA : SMPN 2 PRAYA BARAT

17 MBS : YA

18 LUAS TANAH MILIK (M2) : 25117

19 LUAS TANAH BUKAN MILIK (M2) : 0

20 NAMA WAJIB PAJAK : SMPN 2 PRAYA BARAT

21 NPWP : 001339282915000

Secara geografis SMP Negeri 2 Praya Baratterletak di Desa Kateng yang dimana desa kateng terletak dibagian selatan Ibu Kota Kecamatan merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Lombok Tengah dengan jarak dari Ibu Kota Kecamatan ±12 Km dan dari Ibu Kota Kabupaten ± 25 Km , sedangkan dari Ibu Kota Provinsi sekitar ± 50 Km dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Penujak, Bonder dan Tanak Awu

- Sebelah Selatan : Desa Banyu Urip dan Mekar Sari - Sebelah Timur : Desa Pengembur dan Tumpak - Sebelah Barat : Desa Mangkung.

Desa Kateng berada dekat dengan pantai Selong Belanak yang merupakan salah satu tempat wisata yang banyak

(61)

47

dikunjungi oleh bermacam kalangan, yang dimana Desa ini juga berada dekat dengan Bandara Internasional Lombok.

SMP Negeri 2 Praya Barat posisinya tepat pada awal pemasukan Desa Kateng, yang dimana sekolah ini berada di antara pemukiman penduduk dan sangat mudah untuk di jangkau.Jalan menuju sekolah ini melalui desa mangkung yang menuju desa kateng.

2. Data Nama siswa-siswi SMP Negeri 2 Praya Barat

SMP Negeri Praya Barat terdiri dari 5 kelas yang dimana kelas satu sebanyak satu kelas, kelas dua dan tiga sebanyak 2 kelas, jumlah siswa-siswi pada saat ini dikatakan sangat minim, hal ini disebabkan karena banyaknya sekolah baru baik sekolah negeri maupun swasta.34 Lebih jelasnya jumlah siswa-siswi di SMP Negeri 2 Praya Barat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table di bawah ini:

Table 1

Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH

L P

7 6 7 13

8 17 21 38

9 19 26 45

TOTAL 38 52 96

34Wawancara, susandi, S.pd, tanggal 10 November 2019.

Gambar

Table 1.  Profil Sekolah SMP Negeri 2 Praya Barat  Table 2.  Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Praya Barat  Table 3

Referensi

Dokumen terkait

Layanan Bimbingan Kelompok , yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan

Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu: (a) mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif,

Kegiatan PkM untuk memberikan pelatihan kepada guru bimbingan konseling dalam penyusunan program untuk meningkatkan layanan bimbingan konseling dapat terselenggara dengan

Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu: (a) mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif,

Bimbingan kelompok melalui bermain peran merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sekelompok peserta didik untuk mengaktualisasikan diri

Tujuan Umum Bimbingan Konseling Prayitno dan Erman Amti 2004:114 mengemukakan bahwa tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara

TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING Secara umum bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang