• Tidak ada hasil yang ditemukan

The independent variables were ratio of profitability that consisted of Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Gross Profit Margin (GPM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "The independent variables were ratio of profitability that consisted of Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Gross Profit Margin (GPM)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATU BARA YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

Elisabeth Suryani Jempia1, Helmy Syamsuri2, Hasrajuddin3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This research aimed to analyze the effect of financial performance on stock return at Coal mining company registered at Indonesia Stock Exchange. The research method was quantitative method.

Technique of data analysis was assumption classical test, multiple regression analysis, T test and F test.

The sampling technique was purposive sampling technique. The sample was four companies in coal mining registered at Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. The independent variables were ratio of profitability that consisted of Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Gross Profit Margin (GPM). The dependent variable was stock return. The result of the research was ROA, ROE, NPM and GPM do not have effect on stock return.

Keywords: Stock return, ROA, ROE, NPM and GPM.

PENDAHULUAN

Menurut Fahmi (2015) Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Karena semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham semakin meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dan harga saham sebelumnya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.

Sektor pertambangan merupakan salah satu penompang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Potensi yang kaya akan sumber daya alam dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan- perusahaan untuk melakukan eksplorasi pertambangan sumber daya tersebut.

Perusahaan dalam industri pertambangan umum dapat berbentuk usaha terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi, pengembangan dari konstruksi, produksi, dan pengolahan sebagai satu

kesatuan usaha atau berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri sendiri.

Perusahaan pertambangan membutuhkan modal yang sangat besar dalam mengeksplorasi sumber daya alam dalam mengembangkan pertambangan. Untuk itu, perusahaan pertambangan banyak masuk ke pasar modal untuk menyerap investasi dan untuk memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Investasi dalam saham tergantung pada fluktuasi harga saham di bursa efek, ketidakstabilan tingkat bunga, ketidakstabilan pasar dan juga kinerja keuangan perusahaan tersebut. Untuk itu dalam melakukan investasi dalam bentuk saham, investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap return saham. Pengaruh kinerja keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya

(2)

adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Isu penelitian yang utama adalah apakah informasi kinerja keuangan menambah bagi investor. Untuk menguji manfaat informasi akuntansi, rasio keuangan dapat digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan rasio dengan fenomena ekonomi.

Beberapa penelitian tentang isu ini telah banyak dilakukan. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi kinerja perusahaan memberikan tambahan bagi pemakai laporan keuangan. Akan tetapi, beberapa studi menunjukkan hasil yang bertentangan. Secara garis besar, studi tersebut menyatakan bahwa data keuangan tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham ataupun return saham.

Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public.

Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan.

Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah secara parsial dan simultan variabel Return On Assets, Return On Equity, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah secara parsial dan simultan variabel Return On Assets, Return On Equity, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Wibowo (2017) Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi bagaimana proses pekerjaan berlangsung.

Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penelitian itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan bagi pihak luar manajemen kinerja merupakan alat untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan pencerminan tingkat hasil pelaksanaan aktivitas kegiatannya, namun demikian penilaian kinerja suatu organisasi baik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

Kinerja perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Menurut Fahmi (2015) Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai.

Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.

Menurut Hery (2015) ada 5 (lima) jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kelima jenis rasio keuangan tersebut adalah :

(3)

1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.

Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.

Rasio likuiditas terdiri atas:

a. Rasio lancar (current ratio), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.

b. Rasio sangat lancar atau rasio cepat (quick ratio atau acid test ratio), merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya (seperti perlengkapan dan biaya dibayar di muka).

c. Rasio kas (cash ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.

2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.

Rasio solvabilitas terdiri atas:

a. Rasio utang (debt ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio ini juga sering dinamakan sebagai rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio).

b. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas.

c. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara utang jangka panjang dengan total ekuitas.

d. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned ratio), merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan dalam membayar bunga. Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak.

e. Rasio laba operasional terhadap kewajiban (operating income to liabilities ratio), merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban. Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba operasional.

3. Rasio aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Rasio aktivitas terdiri atas:

a. Perputaran piutang usaha (accounts receivable turn over), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang usaha atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode.

b. Perputaran persediaan (inventory turn over), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode.

c. Perputaran modal kerja (working capital turn over), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.Perputaran aset tetap (fixed assets turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

d. Perputaran total aset (total assets turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

(4)

4. Rasio profitabilitas, rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum ada 4 (empat), yaitu :

a. Gross profit margin (Marjin Laba Kotor) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.

b. Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan.

c. Return On Assets Ratio (Rasio Pengembalian Aset) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.

d. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase.

5. Rasio penilaian atau rasio ukuran pasar, merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (nilai saham). Rasio ini terdiri atas:

a. Laba per lembar saham biasa (earnings per share), merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaa dalam memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa.

b. Rasio harga terhadap laba (price earnings ratio), merupakan rasio menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham.

c. Imbal hasil dividen (dividend yield), merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan harga pasar per lembar saham.

d. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio), merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar saham dengan laba per lembar saham.

e. Rasio harga terhadap nilai buku (price to book value ratio), merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham.

Menurut Fahmi (2018) saham adalah ; 1. Tanda bukti penyertaan kepemilikan

modal/dana pada suatu perusahaan.

2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

3. Persediaan yang siap untuk dijual.

Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preference stock) yaitu sebagai berikut :

1. Saham Biasa (common stock)

Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum

(5)

Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.

2. Saham Istimewa (preference stock) Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang biasanya akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

Menurut Fahmi (2018) Return saham adalah selisih antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.

Ada beberapa pengertian return yang umum dipakai dalam dunia investasi, yaitu;

1. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.

2. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang di investasikan dan bukannya distribusi dividen. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.

3. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.

4. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.

5. Realized return (return realisasi) merupakan return yang telah terjadi.

6. Return on net work atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.

7. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan persentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelum pajak terhadap variabel yang sama dari periode

sebelumya. Persentase yang menunjukkan tingkat efisiensi operasi ini bervariasi antar industri.

8. Expected return (return ekspektasi) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dalam suatu periode yang tertentu.

9. Total return (return total) merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu.

10. Portfolio realized return (return realisasi portofolio) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.

11. Portfolio expected return (return ekspektasi portofolio) merupakan rata- rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

Dalam penelitian ini return digunakan sebagai variabel dependen dan return saham yang berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya dividend yield.

Dimana:

= Harga penutupan saham periode ke-t

= Harga penutupan saham periode sebelumnya (t-1)

Hilwa Anggraini (2019) dengan mengambil judul Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Mining ana Mining Services terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Penelitian ini menguji pengaruh antara variabel X yaitu rasio fundamental dan variabel Y yaitu return saham. Penelitian dilakukan pada suatu obyek didalam periode tertentu dimana data yang diambil adalah laporan keuangan perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Rendra Herdiananda (2017) dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan penelitian dekskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

(6)

menggunakan laporan keuangan sebagai dasar penelitian untuk membedakan rasio keuangan yang terjadi pada perusahaan tahun 2011- 2015.

Zakiah Darajat (2018) dengan judul Pengaruh ROA, EPS, dan DER terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagimana pengaruh variabel independen yaitu return on assets (ROA), earning per share (EPS), dan debt to equity ratio (DER) terhadap variabel dependen yaitu return saham.

Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka. Data keuangan yang dibutuhkan diperoleh di laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2012-2016.

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Hilwa (2019) & Zakiah (2018).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah suatu strategi yang mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman seluruh proses penelitian, (Sugiyono, 2017).

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif, dimana pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tentukan.

Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Bursa Efek Indonesia Kota Makassar di jalan Dr. Sam Ratulangi No. 124. Waktu yang penulis gunakan yaitu bulan Desember 2020 sampai dengan Januari 2021.

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, sumber data: Data sekunder, yang merupakan data yang diperoleh dari pihak

kedua. Data sekunder biasanya diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Atau dengan kata lain, data yang diperoleh dari olahan data primer.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: Dokumentasi periode 2016-2018.

Populasi perusahaan pertambangan batu bara sebanyak 25 perusahaan selama periode penelitian dari tahun2016-2018, akan tetapi peneliti hanya mengambil 4 perusahaan yang dijadikan obyek penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu:

1. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah (X) Return On Assets, Return On Equity, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin.

2. Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini (Y) adalah Return Saham.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik, Uji T, dan Uji F. Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan program software SPSS (Statistic Package for the Social Sciens) versi 21.0 for windows. Analisis regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Return Saham

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien Variabel X

X1 = ROA

X2 = ROE

X3 = Gross Profit Margin X4 = Net Profit Margin e = Standar Eror

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square

F Sig.

1 Regressi on

4072564,175 4 1018141,0 44

2,224 ,16 8b

(7)

Residual 3204210,825 7 457744,40 4 Total 7276775,000 11 a. Dependent Variable: Rerurn Saham (Y)

b. Predictors: (Constant), NPM (X4), ROE (X2), GPM (X3), ROA (X1)

Sumber: data diolah (2021).

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat kebebasan df = (n-k-1) = (12-4-1) diperoleh nilai F-tabel sebesar 4,12. Dari tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 2,224 dan nilai Sig. 0,168. Nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel dan nilai Sig lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, GPM, dan NPM secara bersama- sama berpengaruh terhadap return saham.

Tabel 2. Hasil Uji T Coefficientsa Mod

el

Unstandardiz ed Coefficients

Stan dard ized Coe ffici ents

T Si g.

Collinear ity Statistics

B Std.

Error

Beta To

ler an ce

VIF

1

(Consta nt)

959,6 53

384,2 01

2,49 8

,04 1 ROA

(X1)

2,744 30,37 4

,045 ,090 ,93 1

,25 0

3,99 7 ROE

(X2)

21,42 8

12,06 5

,809 1,77 6

,11 9

,30 3

3,29 7 GPM

(X3)

1,530 3,993 ,117 ,383 ,71 3

,67 8

1,47 4 NPM

(X4)

- 3,273

3,802 - ,320

- ,861

,41 8

,45 6

2,19 3 a. Dependent Variable: Rerurn Saham (Y)

Sumber : data diolah (2021)

Hasil output uji parsial t pada tabel 4.8 untuk mengetahui nilai signifikan dari masing- masing variabel independen apakah berpengaruh terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengujian terhadap variabel Return On Assets (H1)

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat bebas df = (n-k-1) = (12-4-1) diperoleh t-tabel sebesar 2,365 karena nilai t-hitung ROA sebesar 0,090 lebih

kecil dari t-tabel maka ROA tidak berpengaruh terhadap return saham.

2. Pengujian terhadap Return On Equity (H2)

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat bebas df = (n-k-1) = (12-4-1) diperoleh t-tabel sebesar 2,365 karena nilai t-hitung ROE sebesar 1,776 lebih kecil dari t-tabel, maka ROE tidak berpengaruh terhadap return saham.

3. Pengujian terhadap Gross Profit Margin (H3)

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat bebas df= (n-k-1) = (12-4-1) diperoleh t-tabel sebesar 2,365 karena nilai t-hitung GPM sebesar 0,383 lebih kecil dari t-tabel maka GPM tidak berpengaruh terhadap return saham.

4. Pengujian terhadap Net Profit Margin (H4)

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat bebas df= (n-k-1) = (12-4-1) diperoleh t-tabel sebesar 2,365 karena nilai t-hitung NPM sebesar -0,861 lebih kecil dari t-tabel maka NPM tidak berpengaruh terhadap return saham.

Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham (Y). Dari penelitian ini diperoleh hasil t-hitung 0,090 dengan nilai signifikan sebesar 0,931. Karena nilai t-hitung sebesar 0,090 < 2,365 t-tabel dan nilai signifikan sebesar 0,931 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 ( ) maka kesimpulan diterima ditolak. Artinya bahwa variabel Return On Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herbert Bastian (2018) peneliti ini tidak berhasil membuktikan bahwa adanya pengaruh ROA terhadap return saham. Kondisi ini mencerminkan bahwa kenaikan profitabilitas pada perusahaan pertambangan batu bara ternyata tidak mampu meningkatkan harga saham.

Pengaruh Return On Equity (X2) Terhadap Return Saham (Y). Dari penelitian ini diperolehhasil t-hitung 1,776 dengan nilai signifikan sebesar 0,119. Karena nilai t-hitung sebesar 1,776 < 2,365 t-tabel dan nilai signifikan sebesar 0,119 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 ( ) maka kesimpulan

(8)

diterima ditolak. Artinya bahwa variabel Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016- 2018. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaini (2017) yang menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian terdahulu masih menghasilkan temuan yang tidak konsisten, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi temuan jika dilakukan pada kondisi lingkungan yang berbeda.

Pengaruh Gross Profit Margin (X3) Terhadap Return Saham (Y). Dari penelitian ini diperoleh hasil t-hitung 0,383 dengan nilai signifikan sebesar 0,713. Karena nilai t-hitung sebesar 0,383 < 2,365 t-tabel dan nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 ( ) maka kesimpulan diterima ditolak. Artinya bahwa variabel Gross Profit Margin tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. GPM tidak berpengaruh terhadap return saham dikarenakan GPM hanya menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor.

Hal ini juga dapat disebabkan oleh pengeluaran biaya-biaya pada perusahaan kurang efisien sehingga dapat mengurangi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Dengan demikian para investor tidak menjadikan GPM sebagai alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba secara keseluruhan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Athena, Didit Aditya (2018) yang menyatakan bahwa GPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Pengaruh Net Profit Margin (X4) Terhadap Return Saham (Y). Dari penelitian ini diperoleh hasil t-hitung -0,861 dengan nilai signifikan 0,418. Karena nilai t-hitung sebesar -0,861 < 2,365 t-tabel dan nilai signifikan 0,05 ( ) maka kesimpulan diterima ditolak.

Artinya bahwa variabel Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. NPM merupakan suatu ukuran presentase dari setiap rupiah penjualan yang menghasilkan laba bersih. Rasio ini

memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai presentase penjualan. NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan.

Dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatnya daya tarik investor untuk menanamkan saham perusahaan juga cenderung akan meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Verawaty (2015), hasilnya juga menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasilnya menunjukkan temuan yang tidak konsisten, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi temuan jika dilakukan pada kondisi lingkungan yang berbeda.

PENUTUP

Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial (uji-T) dan secara simultan (uji-F) yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap return saham.

2) Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap return saham.

3) Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh terhadap return saham . 4) Net Profit Margin (NPM) tidak

berpengaruh terhadap return saham.

5) ROA (X1), ROE (X2), GPM (X3) dan NPM (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batu bara tahun 2016-2018.

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa, rasio profitabilitas yaitu Return On Assets, Return On Equity, Gross Profit Margin, Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan, maka diharapkan pihak pimpinan perusahaan terus meningkatkan profitabilitas pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar lebih memperluas pembahasan agar hasil penelitian selanjutnya lebih akurat. Khususnya di bidang kinerja keuangan, profitabilitas perusahaan, dan return saham.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. (2015). Manajemen Kinerja Teori &

Aplikasi. Cetakan Keempat. Bandung:

Alfabeta

(9)

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Penerbit Badan Universitas Diponegoro.

Rana, S. (2019). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2017. Mei 2019. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021 melalui website http://repository.bakrie.ac.id/2353/

Rizky, M. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode

CAMEL Pada PT. BANK

SULSELBAR tahun 2008-2010.

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020

melalui website

https://www.academia.edu/resource/w ork/6533955

Santoso, I. (2015). Akuntansi Keuangan Menengah, Bandung: PT Refika Aditama

Santoso, A. (2016). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, Yogyakarta:

Penerbit BPEE Gajah Mada

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis.

Cetakan Kedelapan Belas. Bandung:

Alfabeta

Suryono, B, & Kusuma, Adi. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Diakses pada tanggal 21 Oktober 2020

melalui website

https://www.academia.edu/resource/w ork/29139249

Syafri, S. (2018). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat Belas.

Depok: PT Raja Grafindo Persada STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan

Skripsi. Makassar. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Trijono, R. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Cetakan Pertama. Depok:

Papas Sinar Sinanti

Verawaty. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

November 2015. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021 melalui website http://www.neliti.com/id/publications/

90005/pengaruh-kinerja-keuangan-

terhadap-return-saham-pada- perusahaan-pertambangan-yan

Wiratna, V. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Cetakan Pertama:

PUSTAKABARUPRESS.

Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja. Cetakan Kedua Belas. Jakarta: Rajawali Pers.

Widodo. (2017). Metodologi Penelitian Populer & Praktis. Cetakan Pertama.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris dan menganalisis pengaruh Return On Assetc (ROA), Rerurn On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap

Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) secara bersamaan terhadap harga saham pada perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham, sedangkan Return On Assets

Rasio Net Profit Margin (NPM) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perbankan Syariah periode 2014-2018 dengan tingkat

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), NET PROFIT MARGIN (NPM), EARNING PER SHARE (EPS), NILAI TUKAR RUPIAH

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap laju pertumbuhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin dan total assets turnover baik

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ”Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity