• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

Dalam penelitian ini fokus penelitiannya adalah (1) Apa saja permasalahan siswa tuna rungu dalam pembelajaran PAI di SMPLB-B & Autisme Bintoro Patrang Jember tahun ajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan permasalahan siswa tuna rungu dalam pembelajaran PAI di SMPLB-B & Autisme Bintoro Patrang Jember tahun ajaran 2017/2018.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus, dimana mereka juga berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak pada umumnya. Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus atau kekurangan jasmani dan rohani dapat memperoleh pendidikan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB).

Fokus Penelitian

Peneliti mengangkat judul penelitian sebagai berikut: “Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Siswa Tunarungu di SMPLB-B & Taman Perawatan dan Penitipan Autistik (TPA) Bintoro Patrang Jember Tahun Pelajaran 2017/2018.” Bagaimana permasalahan sarana dan prasarana pembelajaran PAI pada siswa tuna rungu di SMPLB-B & Autisme Bintoro Patrang Jember.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu semua pihak dalam mengoptimalkan proses pembelajaran PAI bagi siswa berkebutuhan khusus, misalnya siswa tunarungu. Menjadi masukan dan saran sebagai bahan evaluasi dan motivasi untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran bagi siswa tunarungu.

Definisi Istilah

Berikut ini adalah anak-anak yang lebih banyak mengalami keterbatasan fisik atau anak berkebutuhan khusus, yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, cacat perkembangan, dan cacat jasmani. Tunalaras merupakan anak yang perilakunya mengalami kendala sehingga tidak dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya.

Sistematika Pembahasan

Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Tunanetra di SLB-A TPA Bintoro Kabupaten Jember,” (Skripsi STAIN Jember, 2010). “Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa Tunanetra di SLB-A TPA Bintoro Kabupaten Jember hingga baca,” penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.

Kajian Teori

  • Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
  • Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengertian problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam
  • Siswa Tunarungu

Menurut Zakiyah Derajat, pendidikan agama Islam adalah upaya untuk mengembangkan dan membina peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara utuh. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik jasmani maupun rohani, memajukan hubungan yang harmonis antara setiap pribadi manusia dengan Tuhan, manusia dan alam semesta.26. Dari beberapa pendapat yang ada, pendidikan agama Islam adalah pembelajaran pembelajaran yang bertujuan untuk membangun keterampilan berpikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dimana ilmu pengetahuan itu berasal dari dalam diri setiap individu peserta didik, dengan tujuan untuk membentuk pribadi muslim yang utuh, mengembangkan segala kemampuan yang ada. seseorang mempunyai kedua kemampuan yang berasal dari kemampuan jasmani dan rohani seseorang sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam kehidupannya dan dapat memanfaatkan kemampuannya dengan baik.

27 Arif Fakhrudin & Siti Irhamah, Al-Qur'an Tafsir Perkata (Tanggerang Selatan: PT Kalim, .. Pendidikan Islam sehingga matlamat pendidikan Islam tercapai dengan lancar. 28. Pendidikan Islam ialah usaha sedar untuk mempersiapkan pelajar beriman, memahami. , menghayati dan mengamalkan akidah Islam melalui aktiviti bimbingan, pengajaran dan/atau latihan, memberi perhatian kepada keperluan menghormati agama lain dalam hubungan keharmonian sesama manusia dalam masyarakat bagi mewujudkan perpaduan nasional.usaha guru untuk menjadikan murid ingin belajar. dan mereka bermotivasi untuk terus belajar dan ingin belajar apa yang mereka perolehi daripada pembelajaran, supaya berlaku perubahan dalam diri mereka sama ada dari segi kognitif, emosi dan fizikal.

Pendidikan agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya agar peserta didik mampu belajar dan mau belajar secara terus menerus agar dapat mempelajari apa yang menjadi mata pelajaran pendidikan agama Islam. Secara umum permasalahan pembelajaran pendidikan agama Islam di sini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pertama, permasalahan yang bersumber dari internal. Artinya permasalahan yang timbul dari materi pendidikan agama Islam itu sendiri, karena sebagian besar materi pendidikan agama Islam hanya berupa kata-kata abstrak pada materi pendidikan agama.

Permasalahan pembelajaran PAI bagi siswa tunarungu merupakan kendala atau permasalahan yang dihadapi guru dalam memberikan materi atau pengajaran pendidikan agama Islam.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Subyek Penelitian

  • Metode Observasi
  • Dokumentasi

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian ini adalah memperoleh data. Menurut Hamid Patilima, metode observasi adalah pengumpulan data yang mengharuskan peneliti mendatangi daerah yang menjadi subjek penelitiannya dan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan hal yang ditelitinya. 76 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, misalnya tempat, pelaku, kegiatan, benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. 77.

Observasi non partisipan yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara datang langsung ke tempat yang menjadi objek penelitian, namun peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut, peneliti hanya mengamati kegiatan tersebut.78. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu cara atau teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sadar dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh data. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti menginginkan adanya studi pendahuluan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti, dan jika peneliti juga mengetahui hal-hal tentang responden secara lebih mendalam dan jumlah responden.

Teknik pengumpulan data ini mengandalkan laporan diri, atau setidaknya pengetahuan atau keyakinan pribadi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang membantu peneliti menyelesaikan penelitiannya.

Analisis Data

Penyajian data berarti membatasi penyajian data atau informasi yang diperoleh sedemikian rupa sehingga informasi tersebut terstruktur sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.82.

Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk memperoleh sumber data yang sama dalam waktu yang bersamaan.

Tahap Penelitian

  • Sejarah Singkat Berdirinya SMPLB-B & Autis Bintoro
  • Profil SMPLB-B & Autis TPA Jember
  • Keadaan Siswa SMPLB-B & Autis
  • Keadaan Tenaga Kependidikan SMPLB-B & Autis
  • SMPLB-B & Autis TPA Bintoro
  • Keadaan Sarana dan Prasarana

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus memilih wilayah yang akan menjadi lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, wilayah yang dipilih peneliti adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) Bintoro Patrang Jember. Dengan surat pengantar dari ketua program studi, peneliti meminta izin kepada direktur SMPLB-B Bintoro Patrang Jember untuk melakukan penelitian. Kerjasama dengan berbagai pihak telah terjalin demi kemajuan dan kesejahteraan anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB).

Pada tahun 1984, tenaga pengajar di sekolah luar biasa mulai bertambah dan jumlah siswanya bertambah pesat. -B dengan kepala sekolah Drs. Selain itu, SLB juga melebarkan sayapnya dengan membangun gedung-gedung baru di kawasan Bintoro hingga saat ini. Pada pertengahan tahun 1993, SLB Jember kembali melebarkan sayapnya dengan berdirinya SLB A, B, di Balung dan Sido Mekar, Semboro serta lembaga-lembaga lain yang berada di bawah naungan Yayasan Sekolah Luar Biasa antara lain Sekolah Menengah Inklusi, Taman Kanak-Kanak Inklusi, dan Taman Kanak-Kanak Inklusi. Sekolah Kejuruan.85.

Siswa SMPLB-B & Autisme TPA Bintoro Patrang Jember tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 20 orang, terdiri dari 6 kelas yaitu kelas VII, VIII dan IX untuk kelas Tunarungu dan kelas VII, VIII dan IX untuk kelas Autisme. Tenaga pengajar SMPLB-B Bintoro Patrang Jember berjumlah 18 orang tenaga pengajar, berikut data tenaga pengajar SMPLB-B &.

Penyajian Data dan Analisis

  • Problematika Siswa Tunarungu dalam Pembelajaran PAI di SMPLB- B & Autis TPA Bintoro Patrang Jember
  • Problematika Guru dalam Pembelajaran PAI pada Siswa Tunarungu di SMPLB-B & Autis TPA Bintoro Patrang Jember
  • Problematika Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran PAI pada Siswa Tunarungu di SMPLB-B & Autis TPA Bintoro Patrang Jember

Bahasa kasarnya di materi ini kalimat atau maknanya bersifat abstrak ya kak. Untuk anak yang seperti ini, harus nyata ya Kak. Masalahnya, siswa tunarungu perlu banyak latihan jika kita hanya memberikan teori pada anak. Dalam mempelajari PAI anak memerlukan banyak latihan karena pada pembelajaran PAI saja teori-teorinya tidak dapat dipahami oleh anak, seperti cara berwudhu dan cara shalat memerlukan latihan.

Anak-anak ini mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata, keterbatasan kosa kata sepanjang pembelajaran. “Apalagi dalam pembelajaran bahasa kewarganegaraan bahasa Indonesia sangat memerlukan pemahaman ya, karena anak-anak ini mempunyai kosakata yang terbatas sehingga sangat sulit untuk memahami materinya.”95. Mungkin inilah salah satu kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajarkan ayat-ayat Alquran kepada anak.

Rukun imannya begini, rukun islamnya ini dan itu saja tidak bisa membuat anak paham akan hal ini, Saudari. Dalam pembelajaran PAI, anak tunarungu hanya memerlukan praktik praktis dan media konkrit.

Tabel 4.1 Hasil Temuan
Tabel 4.1 Hasil Temuan

Pembahasan dan Temuan

  • Problematika Guru dalam Pembelajaran PAI pada Siswa Tunarungu di SMPLB-B & Autis Bintoro Patrang Jember

3 Permasalahan sarana dan prasarana pembelajaran PAI pada siswa tuna rungu di SMPLB-B & TPA Autis Bintoro Patrang Jember. Keterbatasan ini menyebabkan anak kesulitan dalam menerima materi yang memerlukan pemahaman, sedangkan kesulitan anak tunarungu adalah pada kosa kata, kurang memahami kalimat abstrak. Karena keterbatasan yang dialami anak tunarungu, tingkat kecerdasannya tidak sama dengan tingkat kecerdasan anak normal lainnya.

Permasalahan Guru dalam Pembelajaran PAI Bagi Siswa Tunarungu SMPLB-B & Autisme Bintoro Patrang Jember Di SMPLB-B & Autisme Bintoro Patrang Jember. Selain komunikasi yang menjadi kendala guru di semua mata pelajaran, kendala lain dalam pembelajaran PAI adalah mengajarkan anak tunarungu membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Tidak hanya anak tunarungu saja yang mengalami kesulitan dalam belajar melafalkan ayat, namun hal tersebut juga dirasakan oleh para guru dalam cara mengajarkan pelafalan ayat Alquran kepada anak tunarungu, mereka juga masih kesulitan dalam membaca ayat bahasa indonesia, bagaimana dengan bacaannya Ayat-ayat Al-Quran yang memerlukan pengucapan yang benar.

Permasalahan Sarana dan Prasarana Pembelajaran PAI Bagi Siswa Tunarungu Di SMPLB-B & TPA Autis Bintoro Patrang Jember Siswa Tuna Rungu Di SMPLB-B & TPA Autis Bintoro Patrang Jember Mengenai Sarana dan Prasarana di SMPLB-B & Autisme apakah dapat dilihat dari segi prasarana cukup memadai dimana terdapat ruang kelas, kamar mandi, sarana kantor, ruang guru, halaman sekolah, musala, dapur, dll. Sarana prasarana di SMPLB-B & Autisme sebagian sudah cukup memenuhi standar prasarana pendidikan.

PENUTUP

  • KESIMPULAN
  • SARAN
  • Wawancara
  • Dokumentasi

Kepada Kepala SMPLB-B & Autis TPA Bintoro Patrang Jember agar lebih meningkatkan fasilitas dan media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI itu sendiri seperti menyediakan fasilitas LCD atau TV untuk anak tunarungu agar pembelajaran tidak monoton dan menambah guru yang mengajar. dalam bidang pembelajaran agama Islam. Agar guru kelas memperbanyak buku referensi untuk mengetahui materi dan membuat media visual yang lebih baik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempermudah pembelajaran bagi siswa tunarungu. Lebih memperhatikan sarana dan prasarana pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus atau kelainan dimana siswa tersebut berbeda dengan siswa normal lainnya khususnya siswa tunarungu, sehingga proses pembelajaran dapat lebih ditingkatkan dengan hadirnya media LCD atau TV yang dapat membantu membuat segalanya lebih mudah bagi siswa tunarungu. Dalam pembelajarannya mereka dapat memperoleh dari gambar atau video yang ditampilkan, hal ini akan memudahkan guru dan cepat dipahami oleh siswa.

Permasalahan sarana dan prasarana dalam pengajaran PAI pada siswa tunarungu di SMPLB-B & Taman Pendidikan dan Perawatan Autis (TPA) Bintoro Patrang Jember.

Referensi

Dokumen terkait