• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika Guru dalam Pembelajaran PAI pada Siswa Tunarungu di SMPLB-B & Autis TPA Bintoro Patrang Jember

BAB I PENDAHULUAN

B. Penyajian Data dan Analisis

2. Problematika Guru dalam Pembelajaran PAI pada Siswa Tunarungu di SMPLB-B & Autis TPA Bintoro Patrang Jember

komunikasinya, keterbatasan pemahaman kata, keterbatasan perbendaharaan kata, kesulitan dalam pelafalan ayat. Jika dilihat dari fisiknya saja anak-anak tunarungu ini kesulitan dalam berkomunikasi, karena kekurangan pendengarannya meskipun beberapa anak tunarungu menggunakan alat tetapi hal ini tidak cukup membantu siswa untuk berkomunikasi, karena alat pendengaran yang di gunakan biasanya dimatikan fungsinya karena anak-anak menggunakannya tidak nyaman terkadang ada suara bising ditelinganya. Dalam pembelajaran PAI sendiri siswa mengalami kesulitan dalam pelafalan ayat atau doa-doa. Misalkan dalam pembacaan niat wudu mereka sangat kesulitan dalam pelafalan dan penghafalan niat wudu dan bacaan-bacaan dalam salat. Jangankan pembelajaran dalam pelafalan ayat Alquran, berbicara atau membaca materi saja mereka tidak jelas dan tidak tepat. Membedakan huruf saja mereka kesulitan apa lagi membaca ayat yang memang sedikit sulit.

2. Problematika Guru dalam Pembelajaran PAI pada Siswa Tunarungu

Berikut hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan guru kelas Menurut Ibu Jariyatur selaku kepala sekolah dan pernah berpengalaman mengajar di beberapa kelas di SMPLB-B & Autis.

“Secara umum pembelajaran di tunarungu bukan hanya di pembelajaran PAI saja ya mbak, itu yang menjadi kendala adalah komunikasi guru kepada muridnya. Karena komunikasi kita berbeda dengan anak tunarungu, karena begini ya mbak komunikasi kita kan sama dengan anak normal tapi komunikasi kita dengan anak tunarungu berbeda mbak. Dalam pembelajaran kita maunya komunikasi secara reguler atau normal tetapi kan anaknya kesulitan dalam pendengarannya jadi mereka tidak akan sesempurna kita dalam berkomunikasi itu yang menjadi problem guru dalam pembelajaran. Dalam materi PAI sendiri guru yang kesulitan itu kalau masalah materi guru kan harus menguasai tetapi untuk anak seperti ini kita haruskan banyak praktik mbak. Pembelajaran materi satu bab pun misalkan materi wudu tidak bisa dalam satu kali tatap muka, untuk anak yang normal pasti diberikan dalam satu kali tatap muka, tapi untuk anak seperti ini butuh 3 sampai 4 kali pertemuan mbak bisa-bisa lebih dari itu. Niat wudu saja baru bisa 5 kali pertemuan, tapi kalau praktiknya anak-anak cepat bisa. Di sini jika mengajar materi PAI harus lebih ke praktiknya mbak dari pada teorinya. Jadi kita memberikan materi itu harus benar adanya atau menggunakan media yang konkret. Guru-guru disini semua memang lulusan pendidikan luar biasa jadi sudah memiliki beberapa keterampilan untuk mengajar anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus ini. Di sini juga yang menjadi kendala itu tidak adanya guru yang memang khusus guru bidang studi mbak. Apalagi kan sekarang kurikulum yang digunakan K-13 yang Tematik jadi pembelajaran itu berhubungan mbak kecuali pembelajaran PAI itu berdiri sendiri. Kalau ditanya problematika guru sendiri iya komunikasi yang menjadi hal utama dalam pembelajaran. Karena kan komunikasi merupakan interaksi antara guru dengan muridnya.”97

Sedangkan pendapat lain di jelaskan oleh Ibu Ika Ruliatin guru atau wali kelas VII

“Kesulitan dalam materi PAI pada bab shalat iku seh iso mbak cuman bacaan ne iku seng angel, materi wudu maneh iku langsung praktik ae gak usah doa-doa sek wes. Urutane wudu iku sek seng di

97 Jariyatur Robi’ah, wawancara, Jember, 21 Agustus 2017

ajari, masalah pelafalane iku mbak seng sulit di ajarkan kepada mereka soale kan arek-arek ngene iki lek ngajar pelafalan huruf ا (Alif) iku nulise yaopo seng bener mocone yaopo seng bener, maneh ndek kene, ndek sekolah luar biasa dewe gak enek guru bidang studi mbak, seng enek iku guru kelas, guru seng ngajari bendinone kabeh mata pelajaran mbak koyok sekolah TK iku mbak.

Mungkin teko iku kesulitan guru ngajari pembelajaran ayat Alquran gawe arek-arek koyok ngene ki mbak. Pelajaran biasa ae mbak uduk PAI arek-arek ki keangelan mbak mocone ikupun gak langsung iso arek-arek mbak kecuali anak yang pernah bersekolah di sekolah SLB disini dari TK. Terkadang pembacaan ا (Alif) seminggu baru iso se huruf iku mbak. Huruf A-I-U-E-O saja mereka sulit ngomong seng bener mbak maneh bacaan ayat mbak. Maneh lek arek pindahan teko sekolah inklusi atau sekolah umum iku seng angel maneh soale kan kebanyakan memang kalau dari kecil itu disekolahkan di luar maksute sekarang kan ada sekolahan inklusi, iku kesininya rodok gede angel mbak, lek sekolahan SLB teko TK wes di ajari bahasa isyarat iku mbak dadi wes lancar, soale kan ditangani perindividu. Dalam pemberian materi, biasane guru iku milih mbak materi seng sekirone gampang gawe arek-arek misale ae materi sifat-sifat wajib bagi Allah kan wujud artinya ada, qidam terdahulu, nah guru iku kudu jelasno ada iku pie iya sekedar kalimat seng sederhana ae atau seng diternagne mek dasar-dasare tok mbak ben gampang ngerti arek-arek iku. Mengenai buku itu memang khusus tunarungu mbak karena bahasanya itu lebih sederhana dan materinya lebih singkat tidak mendetail seperti yang materi anak normal.

Arti dari pemaparan Ibu Ika dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Kesulitan dalam materi PAI pada bab salat itu sih masih bisa mbak tapi bacaannya saja yang sulit, apalagi materi wudu itu langsung praktik saja tidak usah doa-doa dulu. Urutannya wudu dulu yang dipelajari, masalah pelafalannya itu mbak yang sulit di ajarkan kepada mereka soalnya kan anak-anak seperti ini kalau mengajarkan huruf ا (Alif) itu menulisnya bagaimana membacanya juga yang benar bagaimana, di sekolah luar biasa sendiri tidak ada guru bidang studi mbak, yang ada itu guru kelas, guru yang mengajari setiap hari semua mata pelajaran mbak seperti di sekolah TK itu mbak. Mungkin hal itulah yang menjadi salah satu kesulitan yang di alami guru dalam memberikan pembelajaran ayat Alquran kepada anak-anak. Pelajaran biasa saja mbak bukan pembelajaran ayat Alquran anak-anak masih kesulitan itu pun tidak langsung bisa anak-anak ini mbak kecuali anak yang pernah bersekolah di SLB di sini dari TK. Terkadang pembacaan ا (Alif) seminggu baru bisa satu huruf itu mbak. Huruf A-I-U-E-O saja mereka sulit bicara dengan benar mbak apalagi bacaan ayat mbak. Apalagi anak pindahan dari sekolah inklusi atau sekolah umum itu yang sulit lagi soalnya kan

kebanyakan memang kalau dari kecil itu disekolahkan di luar maksudnya sekarang kan ada sekolah inklusi, mereka itu kesininya agak besar sulit mbak, kalau sekolahan SLB yang dari TK kan sudah di ajari bahasa isyarat itu mbak jadinya mereka sudh sedikit lancar, soalnya kan ditangani per individu. Dalam pemberian materi, biasanya guru itu memilihmbak materi yang sekiranya gampang buat anak-anak misalnya saja sifat-sifat wajib bagi Allah akan disana ada Wujud yang artinya ada, qidam artinya terdahulu, guru itu harus menjelaskan arti dari ada itu apa iya sekedar menjelaskan kalimat arti dari kata ada itu apa yang sederhana saja atau yang diterangkan hanya dasar-dasar saja mbak biar gampang dipahami mbak sama anak-anak itu. Mengenai buku itu memang ada yang khusus untuk tunarungu mbak karena bahasanya itu lebih sederhana dan materinya lebih singkat dan tidak mendetail seperti yang di materi anak normal.”98

Beberapa kesulitan akan di rasakan oleh guru pengajar yang memang mengajar di kelas anak tunarungu ini, Menurut Ibu Sujinah wali kelas VIII ada beberapa problem yang di hadapi beliau dalam mengajar di kelas SMPLB di bagian tunarungu ini yaitu:

“Yaitu karena terlalu banyak praktik harus fakta dalam menjelaskan ke anak-anak, contohnya saja kalau rukun Islam misalkan menjelaskan rukun Islam kita harus punya materi kalau tidak digambar apa itu, pokok anak-anak ini tidak bisa kalau hanya teori tidak bisa. Rukun iman ada ini rukun Islam ada ini itu saja tidak bisa membuat paham anak-anak seperti ini mbak. Jadi dalam pembelajarannya kita itu harus praktik langsung, jika anak-anak ada hal yang tidak paham baru kita ajarkan isyarat ke mereka. Dalam pembelajaran PAI yang masih kesulitan saya ajarkan yaitu pembacaan ayat kemarin saya ajarkan iqro’ membaca (Alif) saja ا mereka sulit sekali terkadang sampai 3 4 kali pertemuan mereka masih tidak bisa karena mereka memang kesulitan dalam berbicara jadi sulit untuk di ajarkan pelafalan atau membaca ayat Alquran.

Meskipun saya bukan lulusan pendidikan luar biasa mbak tapi saya sekolah lagi untuk mengambil pendidikan luar biasa. Di sini memang semua guru lulusan pendidikan luar biasa tapi hal itu juga memberikan kemudahan guru untuk bisa mengatasi kesulitan- kesulitan umum pada anak tunarungu.”99

98 Ika Ruliatin, wawancara, Jember 15 Agustus 2017

99 Sujinah, wawancara, Jember 29 Agustus 2017

Menurut Bapak Sumarno ada beberapa problem yang dihadapi oleh guru dalam mengajar di materi PAI, antara lain:

“Problematika guru dalam pembelajaran PAI pada anak tunarungu itu yang di antaranya pertama karena keterbatasan anak itu sehingga dia kurang cepat untuk bisa menerima penjelasan atau materi dari guru ya, itu dikarenakan apa ya karena mereka tidak mendengar sehingga kami untuk apa, menyampaikan itu mengalami kesulitan atau keterbatasannya mereka itu yang menjadi kesulitan kami dalam menyampaikan materi. Di sekolah sini juga tidak ada guru bidang studi agama mbak jadi kita sebagai guru kelas harus pandai-pandai belajar materi agama yang mendasar untuk anak-anak ini. Kesulitan yang di alami guru atau anak tunarungu tidak jauh berbeda selain di keterbatasan kemampuan anak tunarungu, komunikasi juga salah satu problemnya. Anak seperti ini kan sangat keterbatasan dalam masalah kata atau pemahaman kata, ketika pembelajaran yang memerlukan pemahaman kata jadi kami harus pintar-pintar menyederhanakan kata yang menjadi kesulitan anak itu. Seperti kemarin mbak kan sudah tahu pada bab salat dan waktu-waktu salat nah kita memberikan pengertian shalat itu seperti apa, salat itu kan ibadah mereka tidak tahu ibadah itu apa jadi saya memberikan pengertian salat secara naluri yaitu kita berdoa, perbuatan yang baik kita hanya kepada Allah, rakaat pada salat itu apa mereka tidak mengerti mereka hanya tahu kalau rakaat salat itu ada yang 4, 3 dan 2 rakaat itu saja. Jadi saya harus memberikan pengertian secara sederhana kepada mereka, memberikan bahasa yang sederhana agar mereka mengerti apa yang di maksudkan dalam materi. Kalau salat mereka bisa memperagakannya karena di sini setiap harinya juga ada salat zuhur berjamaah, untuk mengajarkan anak-anak secara langsung gerakan salat dan waktu-waktu salat itu.”100

Hasil dari observasi yang dilakukan peneliti bagaimana guru memberikan materi kepada siswa tunarungu. Kesulitan yang di alami guru tidak jauh berbeda dengan siswanya yaitu masalah komunikasi, guru juga sulit memahami kata yang di ucapkan oleh siswa, ada beberapa kata yang sulit di mengerti. Guru juga mengalami kesulitan dalam memberikan materi atau kata yang membutuhkan pemahaman seperti dalam materi sifat-sifat

100 Sumarno, wawancara, Jember, 23 Agustus 2017

wajib Allah yang memang banyak kata yang bersifat abstrak, sehingga guru harus pintar-pintar dalam menyederhanakan kata agar siswanya bisa mengerti. Yang menjadi kesulitan utama yaitu pada saat mengajarkan siswa dalam bacaan niat atau pelafalan ayat Alquran. Guru terkadang dalam materi wudu mengajarkan tata cara praktiknya langsung bacaan niatnya belakangan karena untuk menghafal butuh waktu yang sangat lama untuk mereka.”101

Dari analisis di atas dan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti sudah cukup jelas bahwa problem yang menjadi kesulitan guru dalam memberikan materi pendidikan agama Islam yaitu dalam memberikan materi yang banyak memerlukan pemahaman yang akan membuat anak tunarungu kesulitan memahami kalimat tersebut karena keterbatasan pemahaman kosa kata anak dan kurang banyaknya perbedaharaan kata sehingga guru kesulitan dalam memberikan materi yang memang banyak membutuhkan pemahaman secara luas, sehingga guru harus pintar menyederhanakan kata tersebut. Kesulitan guru dalam memberikan materi ayat Alquran pada siswa, dalam pelafalan huruf vocal saja siswa sudah mengalami kesulitan apalagi dalam pelafalan ayat Alquran yang memang pelafalannya harus jelas, penguasaan guru kelas dalam materi agama juga salah satu hal yang menjadi tingkat keberhasilan anak tunarungu dalam materi PAI, pada dasarnya di sekolah SLB memang tidak ada guru bidang studi agama untuk saat ini yang ada hanya guru kelas yang

101 Peneliti, Observasi, Jember, 16 Agustus 2017

penguasaan materi agamanya cukup mendasar untuk mengajarkan anak- anak tunarungu pembelajaran agama Islam untuk kesehariannya saja.

Materi PAI yang di ajarkan kepada anak tunarungu yaitu materi PAI yang mendasar saja karena melihat tingkat kemampuan anak tunarungu dalam memahami atau mencerna materi tidak sama dengan anak normal lainnya.

3. Problematika Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran PAI pada