• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS HUKUM SENGKETA SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR YANG MENGAKIBATKAN HILANGNYA HAK MENGHUNI ATAS RUMAH NEGARA (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 599 K/TUN/2019)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS HUKUM SENGKETA SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR YANG MENGAKIBATKAN HILANGNYA HAK MENGHUNI ATAS RUMAH NEGARA (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 599 K/TUN/2019)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

UUPA merupakan tonggak terpenting lahirnya peraturan pertanahan di Indonesia yang mengatur berbagai jenis hak atas tanah. Tanah yang didaftarkan kemudian diberikan bukti hak atas tanah, yaitu bukti kuat kepemilikan tanah (sertifikat hak atas tanah). Salah satu tujuan pendaftaran tanah adalah untuk memberikan kepastian hukum atas hak atas tanah yang dimiliki.

Kepastian hukum hak atas tanah dapat diperoleh pemegang hak atas tanah dengan mendaftarkan tanahnya. Untuk setiap hak atas tanah yang didaftarkan akan diterbitkan sertifikatnya oleh Kantor Pertanahan yang berada di setiap wilayah Kabupaten/Kota, kekuatan hukum sertifikat menjadi bukti yang kuat, data fisik dan data hukum yang terdapat dalam sertifikat harus sah. Pendaftaran tanah akan mengakibatkan diberikannya suatu tanda bukti hak atas tanah yang lazim disebut dengan sertifikat tanah kepada pihak yang berkepentingan dan menjadi bukti yang kuat atas hak atas tanah yang dipegangnya.

Sertifikat tanah mempunyai arti dan peranan yang penting bagi pemiliknya, juga berfungsi sebagai bukti hak atas tanah. Dalam hal proses kepemilikan sertifikasi hak atas tanah dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan undang-undang, terdapat kemungkinan timbul permasalahan/konflik atas tanah tersebut.

Manfaat Penelitian

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Analisis hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah dipelajari, diteliti (untuk memahami), pandangan, pendapat (setelah diteliti, dipelajari, dan sebagainya).38. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disebut KBBI), pengertian perselisihan adalah 1) sesuatu yang menimbulkan perbedaan pendapat; pertengkaran; perdebatan. Surat keputusan adalah surat yang berisi keputusan yang diambil oleh pimpinan suatu organisasi atau lembaga pemerintah sehubungan dengan kebijakan organisasi atau lembaga tersebut.40.

Rumah Negara dalam pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara telah mendefinisikan yang dimaksud dengan Rumah Negara sebagai berikut: “Rumah Negara adalah bangunan milik negara yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat tinggal serta sarana pembinaan keluarga. dan dukungan dalam pelaksanaan tugas Pejabat dan/atau Pegawai Negeri Sipil”.

Keaslian Penelitian

Judul Penelitian/Tesis : “Kajian Yudisial Perjanjian Sewa-Sewa Perumahan Resmi antara Perseroan Terbatas Kereta Api (Persero) dengan Penyewa di Kota Semarang”. Mengapa para penghuni rumah dinas Perusahaan Perseroan Perkeretaapian (Persero) pada umumnya tidak mematuhi syarat-syarat hunian yang telah disepakati dan apa kendala yang dihadapi oleh Perseroan Terbatas Perkeretaapian (Persero) dalam mengambil alih rumah dinas perusahaan yang dikuasainya. /dihuni oleh seseorang yang tidak mempunyai hak atau tidak dipekerjakan pada Perseroan Terbatas Perkeretaapian (Persero) dan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan perselisihan mengenai rumah dinas Perseroan Terbatas Perkeretaapian (Persero).

Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

  • Metode Pendekatan
  • Objek Penelitian
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data a. Jenis Data
  • Analisis Data

Pendekatan konseptual berangkat dari pandangan dan doktrin yang dikembangkan dalam ilmu hukum. Pendekatan ini penting karena pemahaman terhadap pandangan/doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum dapat menjadi landasan dalam membangun argumentasi hukum dalam menyelesaikan permasalahan hukum. Pandangan/Doktrin akan memperjelas gagasan dengan memberikan definisi hukum, konsep hukum dan asas hukum yang relevan dengan permasalahan dan perdebatan dalam penelitian ini.

Alat pengumpulan data menjadi landasan utama dalam menyusun skripsi ini yang didasari oleh : Penelitian kepustakaan, dengan metode ini penulis dapat mengumpulkan bahan-bahan pustaka, baik berupa buku, majalah, dokumen maupun sumber teori lainnya sebagai landasan penyelesaian permasalahan utama. permasalahan dalam tesis ini. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan cara mengolah data, mengorganisasikan data, mengorganisasikannya ke dalam satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat dikatakan kepada orang lain. Dalam melakukan analisis data pada penelitian ini terdapat 3 (tiga) aspek kegiatan yang penting dilakukan, yaitu: menulis catatan, mengidentifikasi konsep dan mengembangkan batasan konseptual dan teoritis.

Untuk sampai pada topik dan mendapatkan rumusan hipotesis, tentunya perlu bersandar pada tujuan penelitian dan rumusan masalah. Dalam reduksi data dapat dilakukan reduksi data dan juga penambahan data yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti agar menghasilkan data yang sempurna. Penyajian data adalah proses pengumpulan informasi yang disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan yang diperlukan.

Setelah kita melalui tahap penyajian data, tahap selanjutnya adalah proses memahami makna dari kumpulan data yang telah disajikan, dalam bentuk tidak hanya melihat apa yang tertulis, melainkan memahami atau menafsirkan apa yang diungkapkan dalam teks yang tersirat. data disajikan.

PENGATURAN STATUS KEPEMILIKAN ATAS RUMAH HUNIAN NEGARA YAN SESUAI DENGAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

  • Fungsi Rumah
  • Jenis Rumah
  • Pengertian Rumah Negara

Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat beraktivitas antar anggota keluarga atau sahabat, baik di dalam maupun di luar taman. Rumah adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sebagai sarana pembinaan keluarga, sebagai cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta sebagai milik pemiliknya.50. Rumus Negara adalah rumah milik Negara yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat berlindung dan sebagai sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pegawai negeri sipil dan/atau pegawai negeri sipil.

Rumah dinas atau rumah pemerintahan yang ditempati oleh pejabat atau pegawai negeri sipil adalah milik negara. 52 Abbu Saman Lubis, Penyelesaian Rumah Negara oleh Pensiunan, https://kppnmalang.com/, diakses pada 22 Februari 2023 di 23:08. Rumah negara adalah rumah milik negara yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri sipil.

Perlunya pengaturan rumah negara bertujuan untuk terciptanya tertib pembangunan, penyediaan, penggunaan, pengelolaan dan peralihan status serta peralihan hak atas rumah negara. Ruang lingkup pengaturan dalam peraturan pemerintah ini meliputi pengembangan, penyediaan, penggunaan, pengelolaan, peralihan status, peralihan hak, pengarahan dan pengendalian. Dengan diundangkannya UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan pegawai negeri sipil, pemerintah mengatur tentang perolehan, penggunaan, pengelolaan dan peralihan status dan hak atas rumah milik negara dalam Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Pemerintah No. 31 Tahun 2005 (selanjutnya disebut PP Majelis Nasional).

Istilah “rumah negara” sebenarnya sudah ada sebelum PP DPR diundangkan, namun dalam penyebutannya terdapat beberapa istilah yaitu “rumah negara” atau “rumah dinas”.53 Pasal 1 angka 1 PP DPR mendefinisikan apa yang dimaksud menjadi 53 Pasal 26 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara menyatakan bahwa “Semua ketentuan Rumah Negara atau rumah dinas yang tercantum dalam ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dibaca sebagai Rumah Negara. Lebih lanjut, status atau kelas Rumah Negara diatur dalam Pasal 12 ayat (1) Peraturan Rumah Pemerintah yang menyatakan bahwa.

“Untuk menentukan kelas rumah negara, maka ditetapkan status rumah negara menjadi Rumah Negara Kelas I, Rumah Negara Kelas II, dan Rumah Negara Kelas III.” Kandungan substantif Rancangan Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang permohonan peralihan status Rumah Negara Kelas II menjadi Rumah Negara Kelas III dan peralihan hak atas Rumah Negara Kelas III yang sebelumnya berdasarkan ketentuan Peraturan Negara Nomor 40 Tahun Tahun 1994 tentang Gedung Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman diwujudkan dalam kebutuhan akan rumah layak huni yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas umum untuk menunjang perumahan sesuai dengan persyaratan keselamatan bangunan dan menjamin kesehatan penghuninya terhadap berbagai ancaman.

Penggolongan Rumah Negara dan Peruntukannya

  • Syarat-Syarat Subyek Hukum Menempati Rumah Negara
  • Hak dan Kewajiban Pihak Yang Menempati Rumah Negara dan Pengalihannya

Rumah negara golongan II adalah rumah negara yang mempunyai hubungan tidak terpisahkan dengan suatu instansi dan ditawarkan untuk dihuni hanya oleh anggotanya dan apabila berhenti atau pensiun maka rumah tersebut dikembalikan kepada negara. Rumah negara kelas III adalah rumah negara yang tidak termasuk dalam Kelas I dan Kelas II dan dapat dijual kepada penghuninya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.55. Rumah negara tipe kelas I yang diperuntukkan bagi anggota yang dipekerjakan oleh Kementerian Pertahanan dan TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf a terdiri atas:

55 Pasal 4 Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembangunan Rumah Negara di Lingkungan Kementerian Pertanahan dan TNI. 56Lihat Pasal 5 Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembangunan Rumah Negara di Lingkungan Kementerian Pertanahan dan TNI. Jenis rumah negara Kelas II yang berkaitan erat dengan kepentingan dinas, diperuntukkan bagi anggota Kementerian Pertahanan dan TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3, terdiri atas:

Penetapan jenis rumah negara di lingkungan Departemen Pertahanan adalah Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan selaku Kuasa Pengguna Barang Milik Negara (KPBMN), sedangkan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah Kepala Staf Angkatan Darat. dan Kepala Staf Umum ( Kasum) Angkatan Darat. Secara lebih teknis, persyaratan hunian Rumah Negara diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2008 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan, Pendaftaran, Penetapan Status, Hunian, Pengalihan Status, dan sebagainya. Membuat pernyataan tentang ditaatinya kewajiban dan larangan; dan D. Untuk rumah pedesaan yang berbentuk apartemen sudah ada. perkumpulan penghuni rumah susun yang ditetapkan oleh Kepala Badan.

Tidak tinggal di Rumah Negeri Kelas II yang lain atau Rumah Negeri Kelas III atas nama suami dan isteri; dan f. Rumah desa yang berbentuk blok pangsapuri itu sudah pun mengadakan mesyuarat penduduk yang ditentukan oleh ketua agensi. Untuk rumah desa dalam bentuk pangsapuri, sudah ada mesyuarat penduduk yang ditentukan oleh ketua agensi. Dalam hal penjawat awam atau pegawai yang mendapat manfaat dari Dewan Negara yang berstatus suami isteri, boleh menggunakan kemudahan Dewan Negara dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Pasal 9 PP Dewan Negara sebagai berikut:.

Penghuni Rumah Negara oleh pejabat atau pegawai negeri sipil dapat mengalihkan status dan hak Rumah Negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 15 (Pengalihan Status) dan Pasal 16 (Pengalihan Hak) PP Rumah Negara, sebagai berikut: . Sesuai dengan Pasal 15 PP No. 1) Status rumah negara yang dapat dialihkan hanya Rumah Negara Kelas II menjadi Rumah Negara Kelas III. Gedung pemerintahan kelas II yang mempunyai fungsi pelayanan langsung atau berada pada lingkungan kantor instansi, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, bandar udara, pelabuhan, dan laboratorium/pusat penelitian. Pejabat atau pegawai negeri sipil yang dapat mengalihkan kepemilikan Gedung Negara diatur dalam Pasal 17 PP DPR, sebagai berikut:

Untuk melaksanakan beberapa ketentuan PP Rumah Negara, telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Status, Pemindahan Status, dan Pemindahan Hak Atas Rumah Negara. Pengertian atau pengertian Rumah Negara, Rumah Negara Kelas I dan sebagainya yang digunakan dalam Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2008 sejalan dengan yang terdapat dalam PP tentang Rumah Negara.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Pasal 116 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ayat (4), apabila tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan tata usaha

Penerapan asas itikad baik sebagai salah satu alasan pembatalan merek berdasarkan Undang-Undang No.15 Tahun 2001 dapat dilaksanakan apabila pelaku usaha yang telah

Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada ketentuan pasal 63 juncto pasal 56 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka cukup alasan

5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menyatakan: “Apabila setelah 60 (enam puluh) hari kerja putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

Selanjutnya, pertimbangan hukum hakim tata usaha negara atas asas kepastian hukum dalam asas umum pemerintahan yang baik juga terpenuhi, dibuktikan berdasarkan ketentuan

5 Tahun 1986, sebagai upaya menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara, Majelis Hakim menggunakan asas ultra petita dalam putusannya dengan memerintahkan kepada

menyatakan tidak bersedia mengikuti Pelatihan Teknis Fungsionai Sengketa Tindakan Pemerintahan dan Kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara Mengadili Perbuatan Melanggar Hukum

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; --- Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim