• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Manusia Dengan Lingkungan

N/A
N/A
eko purnomo

Academic year: 2024

Membagikan "Interaksi Manusia Dengan Lingkungan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI TUTON SESI 5 MATA KULIAH PEBI 4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)

T O P IK : P E NDUDUK, SUM B E R DAYA AL AM, DAN K E RUSAK AN L ING K UNG AN Selamat jumpa mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Terbuka.

P a d a t u t o r i a l o n l i n e k e l i m a i n i k i t a a k a n m e m b a h a s m a t e r i t e n ta n g P e n d u d u k , S u m b e r D a y a A la m , d a n K e r u s a k a n L i n g k u n g a n

Pada inisiasi 5

ini Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan interaksi manusia dengan lingkungan 2. Menjelaskan dinamika penduduk

3. Menjelaskan besarnya kerusakan lingkungan dan upaya pengendalian kerusakan lingkungan berdasarkan kependudukan

4. Menjelaskan pola hidup dan kebutuhan sumber daya alam 5. Menjelaskan umber pangan, malnutrisi, dan kemiskinan 6. Menjelaskan kuantitas dan kualitas penduduk

Saudara Mahasiswa, pada inisiasi ini tidak semua materi dalam modul kita bahas. Untuk itu mohon saudara mempelajarinya agar kita dapat berkomunikasi dalam pembelajaran ini.

Interaksi Manusia - Lingkungan

Manusia mampu mempertahankan kehidupannya di bumi ini karena berinteraksi dengan benda-benda yang ada di sekitarnya (alam). Seiring dengan kepemilikan dan kemajuan teknologi, pola kehidupan masyarakat mengalami perubahan, masyarakat primitif atau tradisional, aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah amat terbatas - rutin - dan monoton, namun masyarakat modern sangat beragam, dan bahkan ada kecenderungan untuk selalu menciptakan hal-hal baru untuk mengambil bahan dasar sumber daya alam dan kemudian diolah dengan teknologi. Oleh sebab itu, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin meningkatkan pengambilan sumber daya alam dalam dalam kehidupannya yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang berupa pencemaran lingkungan. Contoh setelah memasuki masa revolusi industri, kota Birmingham di Inggris terjadi pencemaran asap pabrik.

Saudara mahasiswa untuk dapat memahami lebih jauh tentang interaksi antara manusia (penduduk) dengan lingkungan (alam) amatilah gambar berikut.

Interaksi antara Manusia - Lingkungan, dan Peran IPTEK

(2)

Dinamika Penduduk

Dinamika penduduk dapat diartikan sebagai perubahan atau pergerakan dari orang (sekelompok orang/ populasi manusia) yang mendiami suatu wilayah tertentu, perubahan berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Kurun waktu tertentu menunjukkan perubahan penduduk bersifat dinamis, terdapat variasi dan waktu ke waktu.

Faktor yang menyebabkan terjadinya dinamika penduduk adalah:

a. kelahiran, b. kematian, dan c. perpindahan/migrasi.

Indikator yang menunjukkan pertumbuhan penduduk, dalam ilmu kependudukan (demografi) dikenal istilah angka kematian kasar, angka kelahiran kasar, dan persentase pertumbuhan penduduk per tahun.

Rumus menghitung pertumbuhan penduduk:

p = (1 - m) + (i - e) Notasi rumus tersebut adalah:

p = pertumbuhan penduduk 1 = total kelahiran m = total kematian

e = total emigran atau pendatang dari luar daerah i = total imigran atau penduduk yang pergi

Pertumbuhan populasi penduduk dapat dinyatakan dalam bentuk kurva yaitu kurva J dan kurva S, coba Anda perhatikan perubahan kurva tersebut.

Kurva Pertumbuhan J dan S

Silakan diskusikan dengan teman Anda apa isi pesan yang terkandung dalam kurva tersebut. Bila mana terjadi hal tersebut bagaimana mengatasinya dan bagaimana jika tidak teratasi.

Saudara mahasiswa kita lanjutkan dengan materi penduduk dan sumber daya alam.

Alam merupakan penyedia seluruh kebutuhan dasar manusia, dengan bertambahnya pengetahuan manusia dan bergesernya kebudayaan membawa konsekuensi pada perubahan pola hidup dan tingkat kebutuhan manusia akan sumber daya alam. Bagaimana kaitan antara pola hidup manusia dengan lingkungannya?

(3)

Pola Hidup dan Kebutuhan Sumber Daya Alam

Pengaruh manusia terhadap alam pada mulanya sangat kecil dan terbatas pada lingkungan tertentu, hal ini karena jumlah (populasi) manusia masih sedikit, membawa konsekuensi pola hidup masih dalam kelompok kecil dan sumber penghidupannya dan lingkungan lokal. Tetapi saat ini populasi manusia telah mencapai angka lebih dari empat miliar jiwa yang semuanya sangat bergantung pada dunia global, tidak hanya lingkungan lokal, untuk memenuhi kebutuhan dan bertahan hidup. Peningkatan populasi, konsumsi, dan pencemaran tampak adanya tanda-tanda perubahan kultur secara cepat dari kelompok masyarakat tradisional yang hanya berburu dan mengumpulkan makanan, ke masyarakat petani yang bercocok tanam sampai ke masyarakat industri dan masyarakat yang peduli pada kelangsungan bumi.

Perubahan kebudayaan yang berhasil diciptakan manusia merupakan upaya untuk beradaptasi dan bertahan hidup, manusia dengan akalnya dikaruniai kemampuan berpikir, merasakan, serta menciptakan alat-alat/teknologi yang dapat membantu manusia dalam beradaptasi dengan alam. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan pola hidup dan kebudayaan manusia serta tingkat pertumbuhan populasi manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Masyarakat Pemburu-Pengumpul Awal

Masyarakat pemburu-pengumpul tingkat awal ini diperkirakan oleh tiga pola adaptasi kultural (budaya)yaitu:

a. penggunaan benda-benda yang ada di sekitar untuk berburu, (misal batu, kayu sebagai alat pemukul, dan sebagainya), mengumpulkan makanan, dan sekadar pakaian untuk pelindung tubuh;

b. belajar hidup dalam lingkungan/alam liar dengan organisasi sosial dan bekerja sama dengan manusia lain;

c. menggunakan bahasa sebagai alat/media bekerja sama serta berbagi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.

Kelompok manusia purba bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan tanaman, yang sangat tergantung pada alam karena:

a. hanya memiliki kemampuan yang terbatas, tidak mampu memburu hewan dalam jumlah banyak karena keterbatasan peralatan yang mereka miliki.

b. tergantung pada lingkungan alam lokal untuk dapat bertahan hidup.

2. Masyarakat Pemburu-Pengumpul Lanjut

Pada kelompok masyarakat ini mulai era teknologi yang sederhana berkembang, manusia perlahan mulai belajar untuk lebih bekerja sama secara efektif, membuat alat-alat (manusia Homo habilis; habilis = tukang) yang lebih baik dan memadai dan juga membuat api. Pemahaman kultural ini memberi pengaruh pada pola hidup mereka yang mulai lebih menekan (mengeksploitasi) lingkungan, tanpa mereka sadari. Kelompok pemburu dan pengumpul tingkat lanjut ini meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaan makanannya dengan khusus berburu sekelompok hewan besar dan juga mengumpulkan butir padi, kacang-kacangan, buah, dan akar-akaran. Pola ini juga dipengaruhi oleh kelompok sosial dan kerja sama yang lebih besar.

(4)

Perubahan faktor lingkungan seperti iklim memaksa mereka mengembangkan strategi/metode berburu hewan dalam jumlah besar, untuk kemudian diambil dagingnya. Kelompok pemburu dan pengumpul tingkat lanjut ini merupakan kelompok manusia mengembangkan wilayah teritorinya, tidak hanya dalam lingkup lokal namun juga regional. Mereka tidak secara langsung mengendalikan lingkungan itu, melainkan hanya menggunakan saja. Adanya perkembangan pola hidup pada kelompok ini mengubah kedudukan manusia dari masyarakat yang mendalami lingkungan menjadi masyarakat yang melawan lingkungan, untuk dapat bertahan hidup mereka masih berpindah-pindah tempat.

3. Masyarakat Petani

Pada masa ini manusia memulai sebuah perubahan besar-besaran dalam budaya mereka, yakni pertanian. Kelompok pemburu dan pengumpul tingkat lanjut memulai perubahan budaya ini karena dipengaruhi kenyataan dan keadaan dengan semakin sedikitnya jumlah hewan dan tumbuhan yang dapat dikumpulkan akibat perburuan berlebihan. Seiring dengan perkembangan ilmu yang dimilikinya, mereka berupaya memelihara (mendomestikasi) hewan, mereka lantas menjadi penggembala, bukan lagi menjadi seorang pemburu. Perubahan pola hidup ini juga tampak dan perilaku mereka yang membuka hutan untuk dijadikan lahan terbuka pertanian.

Mereka membuat dan menciptakan tongkat-tongkat pelubang tanah, menanam benih-benih dan akar tanaman kesukaan mereka. Pola penanaman seperti ini lantas disebut sebagai tanaman budidaya dengan bercocok tanam di wilayah yang terbatas dekat dengan tempat mereka.

Perkembangan lebih lanjut dari budaya bertani (agrikultur) ini adalah pertanian tanaman dasar untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok seperti gandum, kacang polong, beras, jagung, atau kentang yang diikuti ber-kembangnya pola agrikultur, dengan mengolah lahan menggunakan bajak dan bantuan hewan. Manusia kemudian menjadi produser makanan yang mampu menyediakan bahan makanan secara berkala. Beberapa efek pengiring yang muncul antara lain:

a. tanpa adanya tekanan kelaparan, populasi menjadi meningkat;

b. manusia membuka lahan besar-besaran dan mulai mengendalikan serta mengubah permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan mereka sehingga masalah lingkungan meningkat dengan pesat tanpa disadari;

c. pola-pola ekonomi, politik kebijakan sosial yang baru lahir, mulai dari perdagangan produk, kepemilikan lahan sampai dengan sistem keamanan atas hak kepemilikan lahan, hasil produksi dan perairan;

d. mulai adanya pembentukan kelompok manusia sebagai masyarakat kota yang me-ngembangkan kemampuan serta keterampilan khusus di luar pertanian.

Akibat perubahan pola hidup dan harapan dapat menikmati hidup lebih baik dengan kurang mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan alam terjadi masalah ekologis antara lain.

a. Beberapa spesies tanaman terancam punah,

(5)

b. lahan menjadi tidak produktif,

c.

hutan menjadi gundul dan mengakibatkan munculnya erosi.

4. Masyarakat Industri

Keadaan pada masyarakat industri merupakan kelanjutan dari pola hidup masyarakat petani. Manusia menemukan cara bagaimana memanfaatkan energi kimia yang selama ini tersimpan dalam batubara, minyak dan gas alam, serta metode/cara menggali sumber-sumber energi secara efisien.

Revolusi industri ini, sebagaimana revolusi pada agrikultur, merupakan tahapan proses munculnya perubahan yang lebih besar pada perubahan sosial dan teknologi. Masyarakat industri secara sadar maupun kurang sadar telah menambah berbagai masalah ekologik. Pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan habisnya lahan-lahan hijau menjadi semakin cepat, diikuti dengan pencemaran suara.

Masyarakat industri telah menurunkan kepentingan masyarakat atas agrikultur. Sebaliknya terjadi peralihan besar-besaran dari masyarakat yang hidup dengan bertani di pedesaan menjadi masyarakat perkotaan. Tingkat perpindahan ini menimbulkan masalah- masalah baru dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

5. Masyarakat Peduli Kelangsungan Bumi (Sustainable Earth Society)

Pada masa ini mulai sebagian masyarakat menyadari pentingnya mengendalikan alam, mulai menerima adanya batasan dalam diri serta keterbatasan lingkungan dan alam yang mendukung kepentingan hidup manusia. dan menyadari bahwa manusia merupakan bagian dari alam.

Bertolak dari kesadaran tersebut manusia menggunakan kemampuan berpikirnya, bahwa untuk melindungi diri manusia sendiri berarti manusia harus melindungi alam dan lingkungan, manusia tidak dapat hidup tanpa ketersediaan dan daya dukung dari alam.

Oleh karena itu, manusia mulai mengubah pola hidup dari budaya agrikultur yang kurang seimbang dengan alam dan masyarakat industri yang didasarkan pada kepentingan manusia, menuju ke masyarakat yang berkelanjutan yang mendasarkan kepentingan pada prinsip keseimbangan. Dengan keseimbangan antara kepentingan manusia dan alam, kelangsungan bumi dapat lebih terjaga.

Sumber Pangan, Mal Nutrisi, dan Kemiskinan

Alam dan lingkungan merupakan penyedia kebutuhan dasar manusia. Pertumbuhan populasi yang semakin meningkat tanpa kendali dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan sumber pangan bagi manusia. Hal ini menyebabkan kurang meratanya

(6)

penyebaran dan penyediaan sumber pangan bagi masyarakat. Masyarakat yang mampu dapat memenuhi kebutuhan pangan sementara masyarakat yang kurang mampu bahkan berada dalam garis kemiskinan berada dalam kondisi sebaliknya.

Perhitungan yang dilakukan untuk memperkirakan jumlah total penduduk dunia yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi sangat sulit dilakukan. Kesulitan tersebut muncul karena

a. sangat sulit mengumpulkan data yang valid, khususnya pada negara miskin;

b. adanya kelaparan tersembunyi.

c. kebutuhan asupan kalori yang berbeda (karena jenis kelamin, berat badan, fisiologi individu sampai aktivitas harian);

d. adanya perbedaan standar minimal/ batas minimal kebutuhan asupan protein pada manusia.

Besar Kerusakan Lingkungan dan Upaya Pengendalian Kerusakan Lingkungan Berdasarkan Kependudukan

Peningkatan jumlah populasi manusia di dunia memberi dampak pada peningkatan permintaan dan kebutuhan sumber daya alam.

Pencemaran dan populasi manusia menambah berat tekanan pada lingkungan dengan mengubah faktor-faktor mikro yang kadang

“melumpuhkan” spesies dari kebutuhan pemeliharaannya. Apabila peningkatan populasi terjadi secara tajam, masyarakat tidak hanya akan memerlukan konsumsi lebih banyak namun juga akan menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang lebih besar.

Kerusakan tersebut mengancam keberlangsungan ekosistem di alam.

Faktor penyebab kerusakan lingkungan:

(1) jumlah penduduk;

(2) konsumsi per kapita;

(3) dampak kerusakan per unit penggunaan sumber daya alam.

Secara spesifik kerusakan lingkungan dapat dijelaskan dengan model matematik, dengan rumus bahwa kerusakan lingkungan dan pencemaran merupakan hasil dari perkalian dari tiga faktor tersebut.

(Kerusakan Lingkungan + Pencemaran) = (Jumlah Penduduk Konsumsi per Kapita Jenis Bahan)

Besarnya kerusakan lingkungan di pencemaran juga sangat ditentukan oleh kurun waktu penggunaan, sistem ekonomi, sistem politik, dan sistem budaya.

Untuk lebih memahami coba perhatikan gambar berikut.

Pertumbuhan Penduduk dan Daya Dukung Lingkungan

Pertumbuhan penduduk dapat meningkat terus didukung kemampuan dan kepandaian manusia, teknologi yang diciptakan serta kemampuan adaptasi sosial sebagai bentuk evolusi kebudayaan. Salah satu dampak teknologi industri ciptaan manusia, yang pada tahun ini (sejak bulan Mei 2006) masih hangat dibicarakan dan belum dapat ditemukan solusi yang tepat adalah kasus PT Lapindo Brantas Inc dengan luapan lumpur panasnya di wilayah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Silakan Anda diskusikan

Bagaimana solusi terbaik menurut Anda?

Bagaimana kaitannya dengan penduduk di sekitar wilayah tersebut?

Apa yang sebaiknya kita dilakukan?

Demo pada pemerintah?

Akankah menyelesaikan masalah?

Akankah mampu menahan dan menghentikan luapan lumpur panas tersebut?

Kemudian diskusikan pula bagaimana mengatasi pesatnya pertumbuhan penduduk

Selamat Belajar Tuton PLH,

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas penggunaan metode demonstrasi terhadap pemahaman siswa pada materi interaksi manusia dengan lingkungan mata pelajaran IPS Terpadu

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PESERTA DIDIK PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA HIDROSFER TAHUN AJARAN

Jika sumber penyebab terpenting dari bencana LH adalah kerusakan alam dan lingkungan hidup karena perilaku manusia, sebagaimana tampak pada gejala perubahan iklim,

P b Pembangunan berkelanjutan b Pengurasan pembangunan Pengurasan kemiskinan kemiskinan kemakmuran Pengurasan dan perusakan Sumber alam g Dan kerusakan Sumber alam Masalah

Manusia tidak dapat melepaskan kehidupannya dari lingkungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya. Hubungan ini menunjukan adanya ekosistem, karenanya interaksi

Dampak dinamika kependudukan terhadap lingkungan diantaranya adalah: permukiman dengan pengelolaan yang tidak terkontrol, meningkatnya pencemaran lingkungan, terjadinya kerusakan hutan

Karakteristik Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan • Tidak ada upaya pengelolaan lingkungan • Dampak kesehatan sangat nyata – merkuri • Kerusakan bentang alam • Kerusakan

Penelitian ini mengkaji pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy tentang kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku manusia dengan judul; “Manusia dan kerusakan lingkungan dalam