• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERPRETASI FUTURISTIK WASIAT WAJIBAH UNTUK ANAK ANGKAT PERSPEKTIF HUKUM PERDATA DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "INTERPRETASI FUTURISTIK WASIAT WAJIBAH UNTUK ANAK ANGKAT PERSPEKTIF HUKUM PERDATA DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah saya bersyukur sekali dapat menulis skripsi berjudul “Penafsiran Futuristik Wasiat Wajibah Anak Angkat Dalam Perspektif Hukum Perdata dan Hukum Islam” sekomprehensif mungkin. Kami sangat menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Wasiat wajib hadir dalam kekosongan ini sebagai pengisi jenis-jenis harta keluarga yang tidak diwariskan.Anak angkat sebagai lokus permasalahan yang menjadi bagian dari penerima hak wajib tersebut harus diberi perspektif hukum positif. dan hukum Islam mengenai kedudukannya dalam memperoleh harta keluarga, perbedaan antara wasiat wajib versi Mesir dan Indonesia ini menjadi permasalahan hingga saat ini.

Tujuannya adalah untuk memberikan analisis interpretatif yang futuristik terhadap permasalahan wasiat wajib yang berlaku di Indonesia.

Latar Belakang Masalah

Dalam undang-undang ini, warisan wajib hanya dibagikan kepada cucu-cucu ahli waris, yang orang tuanya telah meninggal dunia terlebih dahulu dan cucu tersebut belum pernah menerima bagian warisan sebelumnya karena kedudukannya sebagai khavil arham atau dihalangi oleh ahli waris lainnya11. Istilah Wasiat Wajibah sebenarnya merupakan penemuan baru abad ke-20 yang sebelumnya tidak dikenal dalam yurisprudensi klasik. Maka bila seorang anak angkat berada pada kedudukan itu, hendaknya ia menerima lebih dari yang ditentukan oleh peraturan terkait, dalam hal ini wasiat wajib.

Anak angkat masih tertutup kemungkinannya untuk menerima bagian warisan dengan wasiat wajib dari orang tua angkatnya (atau sebaliknya) sebesar 1/3, hal ini tentu saja sudah diselesaikan dan masih belum final, selama masih ada. pihak-pihak yang tidak setuju dengan penyelesaian tersebut, karena pihak-pihak yang termasuk dalam keluarga tentu saja tetap dapat berusaha untuk mendapatkan lebih dari haknya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Fokus Penelitian

Permasalahan mengenai hak anak angkat untuk memperoleh hak waris dari orang tua angkatnya merupakan permasalahan yang umum ditemui dalam permasalahan hukum waris di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat praktis: untuk memudahkan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa hukum keluarga pada khususnya dan membantu mereka berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan ilmu waris dan wasiat pada bab wasiat wajib dalam wasiat.

Definisi Istilah

Hukum Islam (Kumpulan Hukum Islam) adalah kumpulan beberapa aturan hukum Islam yang dikodifikasikan secara berurutan, utuh, dan berdasarkan susunan kata dan kalimat pasal-pasal yang digunakan dalam peraturan hukum tersebut.18.

Sistematika Penulisan

Kajian teori disajikan untuk memberikan informasi bahwa beberapa teori digunakan dalam penulisan disertasi ini untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pembahasan sistematis disertakan agar pembaca memahami alur dan urutan pembahasan yang digunakan dalam skripsi ini. Bab keempat berisi tentang pembahasan dalil dan argumentasi mengenai apa yang dimaksud dengan wasiat wajib dalam hukum perdata dan hukum Islam, yang meliputi pengertian wasiat wajib, syarat-syarat wasiat wajib, tujuan dan manfaat wasiat wajib, dan pembagian dan pembagian ahli waris dalam wasiat wajib, serta analisis interpretasi futuristiknya atas wasiat wajib.

Pada bagian akhir skripsi ini juga dicantumkan daftar pustaka sebagai acuan dalam penyusunan skripsi untuk menjamin keabsahan data yang disajikan peneliti.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Terdahulu

21 Delia Wahtikasari, “Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah Agung Perluasan Aturan Wasiat Wajibah yang Diatur dalam Penyusunan Hukum Islam” (disertasi, Universitas Sebelas Maret, 2019). Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah Agung Memperluas Aturan Kehendak Wajibah yang Diatur dalam Penyusunan Hukum Islam. Pokok-pokok inilah yang menjadi pertimbangan hukum bagi hakim dalam memperluas aturan penerbitan wasiat wajib kepada ahli waris.

Bedanya, penelitian ini hanya memaparkan permasalahan pembagian warisan ahli waris non muslim ditinjau dari wasiat wajib.

Kajian Teori

Artinya, wasiat wajib tidak berarti wasiat itu mengikat secara hukum sama sekali, sebagaimana dipahami dari teks. 23 Eko Setiawan, “Jurnal Penerapan Wasiat Wajibah Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) Dalam Kajian Yuridis Normatif”, Jurnal Hukum, Vol. Pada teori awal, Wasiat Wajibah adalah amanah yang berbentuk wasiat, dibagikan kepada ahli waris atau sanak saudara yang tidak menerima warisan dari orang yang meninggal karena ada halangan/hijab yang menghalangi orang tersebut untuk menerima warisan.

Artinya wasiat yang wajib tidak menunjukkan pengertian wasiat yang bersifat wajib secara umum sebagaimana dipahami dengan kata “kutiba” dalam QS. Hakim adalah pejabat pemerintah yang berwenang memerintahkan atau mengeluarkan keputusan wasiat yang mengikat pada dan terhadap orang tertentu. Hal ini dipaparkan oleh Fatchurrahman dalam bukunya yang berjudul Ilmu Warisan, wasiat wajib itu sendiri adalah suatu ketetapan yang dilaksanakan oleh pemimpin atau hakim sebagai aparatur negara tertinggi untuk membebankan dan memberikan keputusan wajib bagi orang yang telah meninggal dunia untuk kemudian dibagikan kepada rakyat dan dalam keadaan tertentu.27 .

Wasit Alawi menjelaskan dalam bukunya Sejarah Perkembangan Hukum Islam29 bahwa wasiat wajib itu sendiri merupakan suatu bentuk penafsiran, yang pelaksanaannya bahkan dikodifikasikan dalam Firman Allah SWT. Syarat terakhir ini penting karena dapat menjadi pembeda antara wasiat wajib dengan wasiat lainnya. Hakim adalah pejabat pemerintah yang berwenang memerintahkan atau mengeluarkan keputusan wasiat yang mengikat pada dan terhadap orang tertentu.

Hal ini dipaparkan oleh Fatchurrahman dalam bukunya yang berjudul Ilmu Warisan, wasiat mengikat sendiri adalah suatu ketetapan yang dilaksanakan oleh pemimpin atau hakim sebagai aparatur tertinggi negara untuk membebankan dan memberikan keputusan yang mengikat kepada orang yang telah meninggal dunia, dan terlebih lagi setelah dibagikan. kepada orang-orang. dan dalam keadaan tertentu45. Islam47 menjelaskan bahwa pengikatan wasiat itu sendiri merupakan salah satu bentuk penafsiran, yang penerapannya bahkan dikodifikasikan dalam Firman Allah SWT48 (QS.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
  • Sumber Bahan Hukum
  • Analisis Interpretasi Futuristik Hukum Perdata dan Hukum Islam

Anak angkat mendapat wasiat yang mengikat dari orang tua angkatnya dan sebaliknya sesuai dengan Pasal 209 KHI. Anak angkat mempunyai hak waris yang sama dari orang tua angkatnya seperti anak kandung yang dilahirkan dalam perkawinan yang sah. Pasal 913 KUH Perdata menjamin terjadinya Suksesi Sah, dimana anak angkat tetap dapat mewarisi harta orang tua angkatnya sepanjang tidak merugikan ahli waris yang lain.

Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI), kedudukan anak angkat menurut KHI tetap dianggap sebagai anak sah berdasarkan putusan pengadilan dan tidak memisahkan nasab dengan orang tua kandungnya.

PENUTUP

Kesimpulan

Selain itu, dalam Kompilasi Hukum Islam tidak ada syarat untuk dikeluarkannya wasiat wajib dengan algoritma yang memperhatikan keadaan dan keadaan ahli waris yang masih hidup. 19 Fitriatul Awalliah, tesis: “Analisis Konsep Wasiat Wajibah Dalam Perspektif Ibnu Hazm dan Relevansinya dengan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia” (Makassar: UAM, 2013), hal 64. Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian penulis dalam pemaparan saat ini adalah sama-sama membahas mengenai penggantian ahli waris sebagai implikasi dari wasiat wajib dan menggunakan metode penelitian kepustakaan.

Aturan mengenai wasiat wajib diatur secara sempit dalam Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam dan khusus bagi anak angkat dan orang tua angkat serta hakim dan hakim mempunyai kemampuan untuk memperpanjang wasiat dengan didukung berbagai ijtihad. Putusan MA tersebut merupakan bentuk penemuan hukum dalam kaitannya dengan pemberian hak wasiat Wajibah kepada ahli waris non-Muslim yang merupakan temuan kasuistik. Oleh karena itu, asas hukum terkait wasiat Wajibah serupa dengan asas hukum hukum waris Islam, namun Mahkamah Agung tetap memposisikan ahli waris non-Muslim.

Bagian/takaran yang tercantum dalam wasiat wajib telah menjadi pedoman bagi pengadilan agama bahwa anak angkat juga dapat menjadi penerima wasiat wajib, dengan bagian paling banyak 1/3 (sepertiga) dari harta warisan. Kesemuanya itu memungkinkan terjadinya penerimaan wasiat yang mana dalam konsep dasar pasal ini diutamakan kepada orang lain dan bukan kepada ahli waris, termasuk dalam beberapa hal anak angkat. Beberapa syarat yang ditemukan peneliti sebagai penerima wasiat wajib (al-Mushalah) dalam Kompilasi Hukum Islam terdapat pada Pasal 171 huruf (f). Diketahui, dalam pasal tersebut terdapat (1) perseorangan/perseorangan dan (2) lembaga/organisasi yang mewadahi wasiat yang dapat diterima.

Selain peraturan di atas, peneliti juga mencoba mengunggah putusan pengadilan yang memberikan kesempatan kepada anak angkat untuk memperoleh wasiat wajib melalui permohonan pembentukan ahli waris/wasiat wajib.82 Aplikasi ini menyinggung tentang penerapan. 78 Azmi Zamroni Ahmad, Penarikan Kirteria dari Penerima Wasiat Wajibah Atas Dasar Maqashid Asy-Syariah, (Skripsi, Magister Hukum Islam, Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga, 2019). Analisis interpretasi futuristik hukum perdata dan hukum Islam pada penerima wasiat Wajibah terhadap pihak penerima wasiat Wajibah.

Pembagian kompilasi hukum Islam sebagai arahan keadilan agama untuk memutuskan layak atau tidaknya seorang anak angkat, beserta bagian yang diterimanya, menjadi perhatian khusus dalam pertimbangan hakim dalam mengambil keputusannya. Dalam hal di atas, baik ada wasiat maupun tidak, cucu (anak angkat) diberikan wasiat yang mengikat sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya (kakek-nenek), orang tua angkat (kakek-nenek) diberikan wasiat wajib dari -. Surat wasiat wajib bagi anak angkat dalam berbagai disiplin ilmu hukum menunjukkan positivisme secara undang-undang, kecuali hukum perdata yang masih belum menunjukkan hal tersebut.

Saran

Mengingat pada hari lintas yang disepakati para pemohon diwakili oleh pengacara acak yang juga merupakan pemohon banding 1. Mengingat bukti-bukti surat pemohon telah diverifikasi dengan aslinya dan terbukti sesuai. Moestofa bin Asmoeni meninggal dunia karena sakit pada tanggal 6 Juli 2009 dan ibu pemohon, Dra.

Moestofa hanya menikah satu kali dengan Almarhum Choiriyah, ibu kandung Pemohon, dan tidak pernah bercerai, dan selama menikah dengan Almarhum, ia dikaruniai 4 (empat) orang anak yang masih hidup dan Almarhum Dr. Bahwa saksi mengetahui bahwa para pemohon sedang menanyakan ahli waris, karena menyangkut penentuan ahli waris mendiang Dr. Moustofa bin Asmoeni meninggal dunia karena sakit pada tanggal 6 Juli 2009, ibu pemohon, Dra.

Bahwa saksi mengetahui bahwa para pemohon mengajukan permohonan ahli waris karena untuk keperluan penetapan ahli waris almarhum Dr. Mustofa bin Asmoeni. Menimbang bahwa dasar permohonan para pemohon adalah para pemohon mengupayakan untuk ditetapkan sebagai ahli waris mendiang Dr. Moestola bin Asmoeni yang meninggal dunia pada tanggal 6 Juli 2009 sesuai dengan ketentuan hukum waris Islam, dalam hal ini harus dipertimbangkan oleh majelis hakim. 7 adalah akta kelahiran para pemohon dan keterangan saksi harus dikatakan terbukti bahwa semasa hidup almarhum Dr.

Menimbang karena penggugat baru meminta untuk ditunjuk sebagai ahli waris setelah akhir bulan Desember. Mengingat berdasarkan pertimbangan di atas, majelis hakim dapat mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan wasiat wajibah terhadap anak angkat dalam wilayah hukum Pengadilan Agama Medan adalah berdasarkan ketentuan Pasal 209 ayat (2),

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yakni bagaimanakah kaidah dasar pemberian harta warisan melalui wasiat wajibah bagi anak angkat yang beragama Islam, bagaimana

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yakni bagaimanakah kaidah dasar pemberian harta warisan melalui wasiat wajibah bagi anak angkat yang beragama Islam, bagaimana

Perlu ditekankan bahwa dalam penelitian ini hal pokok yang akan di bahas adalah mengenai peranan notaris dalam membuat akta wasiat wajibah yang harus sesuai ketentuan undang-undang

Dalam Kompilasi Hukum Islam orang tua angkat secara serta merta dianggap telah meninggalkan wasiat (dan karena itu diberi nama wasiat wajibah) maksimal 1/3 dari

Lalu wasiat wajibah juga merupakan wasiat yang diwajibkan atas setiap muslim untuk memberi bagian dari harta peninggalan kepada anggota keluarga yang seharusnya

Ditambahkan oleh Ibnu Hazm, bahwa apabila tidak dilakukan wasiat oleh pewaris kepada kerabat yang tidak mendapatkan harta pusaka, maka hakim harus bertindak

31 Sedangkan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan bagi seseorang yang pantas untuk menerima wasiat wajibah, terdapat dua kriteria yang dapat dijadikan