Etnografi Online Media Sosial pada Gerakan Darurat Agraria Jogja Akun Twitter dan Facebook Page Penulis: Adepina Cindy Prastika. Gerakan Sosial Baru di Dunia Siber: Etnografi Online Media Sosial di Akun Twitter dan Facebook Page Gerakan Darurat Agraria Jogja.
GERAKAN SOSIAL BARU DI DUNIA SIBER
ETNOGRAFI DARING MEDIA SOSIAL DALAM AKUN TWITTER DAN HALAMAN FACEBOOK GERAKAN
Latar Belakang
Ketertarikan peneliti terhadap gerakan sosial baru yang terjadi di media sosial dan keinginan untuk menyajikan informasi yang lebih komprehensif mengenai krisis pertanian di Yogyakarta menjadi dasar keinginan untuk menyusun kajian yang lebih sistematis. Peneliti mengkaji upaya yang ditunjukkan akun resmi JDA di dunia maya dalam memfasilitasi warga menghadapi konflik agraria di DIY, serta menyikapi pengguna media sosial yang mengakses akun Facebook dan Twitter milik JDA.
Perkembangan Internet dan Media Sosial di Yogyakarta 1. Perkembangan Teknologi Internet di Indonesia
Pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2014 menurut We Are Social Organization diakses 13 Desember 2016. Dengan demikian, pengguna internet di Indonesia masih menggunakan Facebook dan Twitter sebagai media sosial yang paling banyak digunakan.
Gerakan Sosial Baru di Media Sosial sebagai Latar Belakang Lahirnya JDA
Konflik Agraria di Yogyakarta dalam Perspektif Gerakan Darurat Agraria Jogja Pada bagian ini akan dijelaskan konflik agraria di Yogyakarta berdasarkan data yang dikumpulkan dari akun Facebook dan Twitter JDA. Klaim pasca diresmikannya UUK memunculkan berbagai konflik pertanian vertikal antara penguasa dan masyarakat.
Realitas Sosial Siber dan Gerakan Sosial Baru Akun Facebook dan Twitter JDA
Aktor-aktor sosial (dalam hal ini media sosial) mempunyai potensi untuk menjadi media publikasi suatu peristiwa, sehingga khalayak pengguna media sosial secara umum mengetahui lebih banyak mengenai suatu gerakan sosial dan diharapkan dapat mendukung atau terlibat nantinya. Sehubungan dengan gerakan JDA di media sosial, tentunya terdapat berbagai ungkapan yang mendorong masyarakat untuk memahami, mengikuti dan menyebarkan informasi tentang JDA.
Kesimpulan
-Masalah Masyarakat Digital Kontemporer |. tergolong baru, sedangkan gerakan ini mencakup konflik agraria di DIY secara keseluruhan, tidak terfokus pada satu kasus atau satu bidang tertentu. Fenomena pergerakan media sosial saat ini sedang viral, banyak yang melibatkan internet dalam proses publikasi dan pembahasan fenomena tersebut.
FENOMENA MIKROSELEBRITI DI INSTAGRAM ANALISIS SEMIOTIKA PRESENTASI DIRI
Mikroselebriti dan Presentasi Diri Karin Novilda
Selain masalah kesadaran dalam presentasi diri, Roy Baumeister (Baumeister, 1982) merangkum motif presentasi diri menjadi 2 kategori, yaitu kepuasan audiens dan konstruksi diri (menciptakan 'diri publik' yang sesuai dengan ' self ideal' Presentasi diri Karin Novilda dilakukan dengan melakukan desain dan penataan detail pada setiap gambar yang diunggah serta kumpulan gambar yang membentuk feed pada tampilan utama halaman akun Instagram miliknya.
Metodologi Penelitian
Presentasi diri ini biasanya dilakukan dengan cara memeras, menindas, atau mengancam orang lain dengan tujuan agar terlihat sebagai orang yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan. Hasil analisis penilaian diri akan berupa hasil analisis akhir yang berisi informasi mengenai konsep presentasi diri Karin Novilda dalam perannya sebagai mikro-selebriti di Indonesia.
Media Sosial Sebagai Medium Presentasi Diri dan Kemunculan Mikroselebriti
- Media Sosial
- Keunggulan presentasi diri secara daring
- Mikro-selebrifikasi dan mikroselebriti
- Perjalanan Karin dan Aktivitasnya di Instagram
Presentasi diri yang dirancang dan dipersiapkan dapat meningkatkan citra diri pengguna sesuai konsep yang diharapkannya. Mengungkap presentasi diri seorang mikroselebritas online di Instagram. Pengungkapan jenis presentasi diri yang dilakukan Karin akan dibahas.
Mengungkap Presentasi Diri Daring Seorang Mikroselebriti Instagram Pengungkapan tipe presentasi diri yang dilakukan Karin akan dibahas
Peserta utama dalam foto ini adalah Karin yang berpose seksi di atas ranjang. Benda peserta lainnya berupa bantal dan seprei berwarna putih pada tempat tidur yang ditempati peserta utama.
ANALISIS SEMIOTIKA
Sebagai seorang mikro-selebriti, strategi presentasi diri ini berguna untuk meningkatkan daya tarik dan harga diri publik. Mungkin karena itulah strategi ilustrasi menjadi salah satu bentuk presentasi diri yang paling banyak dilakukan oleh mikro-selebriti Karin Novilda di akun Instagram @awkarin.
Karakter Mikroselebriti dalam Presentasi Diri Karin Novilda
Jenis ancaman adalah presentasi diri yang bertujuan untuk menunjukkan kekuatan dan kekuasaan dengan cara mengancam. Setelah mengamati perilaku presentasi diri Karin di akun Instagram @awkarin, mikroselebriti paling dominan dalam kepribadian Karin Novilda muncul dalam interaksinya dengan para pengikutnya.
Penutup
1994) Self-presentation can be dangerous to your health: Impression management and health risk. 2010) Blogging as Empowerment: Self-Presentation of Bloggers in Surabaya, Indonesia. 2015) Instafame: Luxury selfies in the attention economy. 2002) Media Performance: Mass Communication and the Public Interest.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BISNIS DARING BERBASIS E-COMMERCE
Pendahuluan
Strategi komunikasi pemasaran merupakan poin penting yang menentukan bagaimana pesan pemasaran akan tersampaikan kepada konsumen. Subyek penelitian ini adalah kegiatan strategi komunikasi pemasaran perusahaan e-commerce pada website www.bukalapak.com yang dilakukan oleh PT.
Hasil Analisis Data
- Strategi Pemasaran Bukalapak
- Strategi Komunikasi Pemasaran Bukalapak
- Iklan (Advertising)
- Publisitas (Publicity)
- Hubungan Masyarakat (Public Relation/PR)
- Layanan Pelanggan (Customer Service/Customer Relations) Bukalapak.com peduli akan kebutuhan hingga keluhan dari
- Identitas Perusahaan (Corporate Identity)
- Acara (Event)
- Pengemasan (Packaging)
- Film
- Blog dan Forum Komunitas
Produk dari bukalapak.com merupakan website bukalapak.com yang berfungsi sebagai platform jual beli online. Bukalapak.com juga memperhatikan kemasan produknya yaitu websitenya sendiri agar mudah dipahami oleh penggunanya.
Kesimpulan
Buku Pemasaran Media Sosial. 2012) Evaluasi Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Memulai Bisnis Undangan Pernikahan Online. Studi kasus komunikasi pemasaran melalui e-commerce pada website Klikhotel.com pada online travel agency Klikho.
ENTREPRENEURIAL STATE DI TIONGKOK DAN AMERIKA SERIKAT
PERAN NEGARA DALAM PENGEMBANGAN E-COMMERCE
PENDAHULUAN
Pada tahun 2011, Boston Consulting Group memperkirakan bahwa e-commerce Tiongkok akan terus tumbuh hingga 7,4% dari total penjualan ritel negara tersebut dalam waktu empat tahun, sementara Amerika Serikat memerlukan waktu sepuluh tahun untuk mencapai peningkatan serupa (The Economist, 2014). . Dua tahun lebih awal dari perkiraan, pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok mengumumkan bahwa e-commerce telah menghasilkan 7,8 persen dari total penjualan ritel negara tersebut (People Daily, 2014).
PERKEMBANGAN E-COMMERCE TIONGKOK
- Golden Projects
- Langkah Pemerintah untuk Mengembangkan e-commerce: Internet dan Investasi
Jumlah transaksi bisnis online di China terus meningkat hingga mencapai USD 62,9 juta pada tahun 2000 (Bi, 2001). Pada tahun 2012, pendapatan yang dihasilkan oleh sektor e-commerce di Tiongkok berjumlah sekitar USD 190 miliar hingga USD 210 miliar (RMB 1,2 triliun hingga RMB 1,3 triliun).
PERKEMBANGAN E-COMMERCE AMERIKA SERIKAT MELALUI DARPA
- Kebijakan Era Clinton
- Integrasi Adaptif E-commerce di AS
Deregulasi yang dilakukan pemerintah AS berhasil mendorong persaingan, menurunkan biaya bandwidth dan menyebarkan penggunaan telekomunikasi dan Internet di AS. Penetrasi broadband di Amerika juga tertinggal dibandingkan Singapura, Taiwan, Korea Selatan dan Kanada (Dedrick, et.al., 2006).
ENTREPRENEURIAL STATE DI TIONGKOK DAN AS
- Peran Negara dalam Perkembangan E-commerce: Infrastruktur
- Peran Negara dalam Perkembangan E-commerce: Internet
- Intervensi Tiongkok dan AS
- Keunggulan Tiongkok Mendorong Pengembangan E-commerce
- Keberhasilan AS Mendorong Pengembangan E-commerce
Dengan dilakukannya intervensi kewirausahaan yang ditargetkan dan intervensi kewirausahaan yang difasilitasi, pemerintah Tiongkok memainkan peran utama dalam proses pengembangan e-commerce. Pemerintah Tiongkok berupaya melakukan intervensi kewirausahaan yang ditargetkan dan memfasilitasi intervensi kewirausahaan untuk mendorong perkembangan e-commerce di negara tersebut.
KESIMPULAN
Dedrick, Jason, Kraemer, Kenneth L., et al. 2006) The United States: Adaptive Integration versus the Silicon Valley Model. Dobbs, Richard, Chen, Yougang, et al. 2013) China's e-tail revolution: Bold acquisition as a catalyst for growth.
PERKEMBANGAN TERORISME DI INTERNET SEJAK TAHUN 1990-AN
Pengantar
Meskipun artikel ini akan mengkaji penggunaan Internet oleh kelompok teroris, artikel ini akan fokus pada strategi dan aktivitas yang dilakukan oleh ketiga kelompok teroris yang disebutkan sebelumnya, dibandingkan mengukur peran dan pengaruh media. Tulisan ini akan fokus pada rentang waktu pasca tahun 1990an hingga pertengahan tahun 2015, sambil memperbarui konteks penggunaan Internet oleh ISIS.
Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE)
Meskipun LTTE memusatkan aksi kekerasannya hanya di Sri Lanka, kelompok ini mendapat dukungan besar dari diaspora Tamil di luar Sri Lanka. Kelompok ini terutama menyasar diaspora Tamil yang tinggal di Barat, seperti Amerika Serikat dan Kanada, sebagai sumber pendanaan.
Al-Qaeda
Sebagai kelompok teroris besar, Al-Qaeda juga memiliki beberapa cabang domestik di negara lain yang juga memiliki situs resminya sendiri. Seiring dengan berkembangnya media sosial, Al-Qaeda juga menggunakan platform ini untuk memperluas strateginya.
The Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS)
ISIS juga menggunakan Twitter untuk menyebarkan propaganda mereka dan mendorong pembaca untuk mengikuti kelompok tersebut melalui cuplikan konten tentang misi mereka. Kelompok ini juga kerap membagikan videonya di Twitter untuk mempercepat penyebaran dan jumlah view videonya.
Peran Penting Internet
Perbedaan pertama terletak pada bagaimana Al-Qaeda dan ISIS menggunakan berbagai media sosial sebagai instrumennya, sedangkan LTTE tidak. Hal ini terlihat dari sebagian besar postingan mereka di internet, bahkan Al-Qaeda dan ISIS memotivasi pengikut Muslimnya untuk melakukan aktivitas radikal di negaranya masing-masing.
Mediatisasi Radikalisasi
Kelompok-kelompok ini menggunakan ideologi agama mereka untuk memperluas doktrin yang mereka sebarkan ke seluruh dunia. Kelompok ini tidak segan-segan membagikan video semacam itu secara online yang digunakan untuk mengancam pemerintah.
Difusi Pengaruh
Invasi Facebook,' yang menggambarkan kemunculan anggota al-Qaeda yang menggunakan Facebook untuk menyebarkan propaganda. Al-Qaeda juga menawarkan berbagai forum online bagi tentara perempuan dan pengunjung yang tertarik mendiskusikan keterlibatan perempuan dalam kelompok tersebut.
Kesimpulan
Dengan mempengaruhi dan memanipulasi pola pikir mereka, kelompok teroris berhasil merekrut anggota baru melalui Internet. Melalui Internet, kelompok teroris berhasil membangun kekuatan dan pengaruh untuk memanipulasi cara pandang masyarakat mengenai misi mereka untuk mencapai kepentingan dan tujuan akhir mereka.
PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
STUDI KASUS PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL LAPOR!
SEBAGAI SARANA ASPIRASI DAN PENGADUAN RAKYAT SECARA ONLINE OLEH DEPUTI I KANTOR STAF
PRESIDEN)
Latar Belakang Masalah
Namun, pengelolaan yang dilakukan Deputi I Kantor Staf Presiden Bidang Penggunaan Media Sosial (LAPOR!) belum banyak diketahui masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Deputi I Kantor Staf Presiden mengelola media sosial LAPOR.
Media Sosial
Karena ciri dan keunikannya tersebut, media sosial banyak digunakan dan diperbincangkan saat ini. Media sosial merupakan representasi teknologi atau aplikasi yang digunakan masyarakat untuk membuat atau memelihara jaringan sosialnya (website) (Albarran, 2013:2).
Konsep Good Governance
Harapannya, melalui media sosial, pemerintah dapat menciptakan pemerintahan yang lebih terbuka dan memfasilitasi masyarakat yang kini semakin kritis. Di Indonesia, media sosial berskala nasional yang menjawab perlunya partisipasi masyarakat disebut LAPOR.
Metodologi dan Sistematika Penelitian
Pada tahap analisis LAPOR! Dalam pengelolaan media sosial, penelitian ini akan menggunakan 10 (sepuluh) prinsip manajemen yang baik yang dikemukakan oleh Dwiyanto (2005) sebagai cermin dalam melihat kriteria kondisi ideal manajemen yang baik.
DISKUSI: MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI POLITIK PEMERINTAH
Proses perencanaan strategis pemanfaatan dan pengelolaan media sosial oleh pemerintah meliputi empat (4) proses yaitu perencanaan nilai pelayanan publik, penentuan fokus yang akan dilakukan oleh manajemen (instansi), inventarisasi kemampuan ICT dan perkiraan masa depan teknologi. perkembangan. Menurut Dadashzadeh, langkah paling awal dalam proses perencanaan pengelolaan media sosial adalah merencanakan nilai-nilai pelayanan publik.
GAMBARAN UMUM LAPOR!
Selain itu, menurut Statistik Digital Global We are Social “Digital, Social & Mobile in 2015”, satu juta orang atau 28 persen penduduk di Indonesia aktif mengakses media sosial. Teknologi tersebut memungkinkan pemerintah untuk dapat mengumpulkan pesan masuk melalui SMS, aplikasi atau web dalam sistem LAPOR.
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LAPOR!
- Perencanaan LAPOR!
- Permasalahan dan Tantangan
- Penetapan Tujuan
- Pengorganisasian Pengelola LAPOR!
- Divisi Komunikasi
- Divisi Pemrograman
- Divisi Administrasi
Perencanaan yang dilakukan juga menerapkan empat proses perencanaan pengelolaan media sosial yang dikemukakan Dadashzadeh (2010) oleh pemerintah. Dapat dikatakan bahwa aktivitas interaksi di media sosial sangat ditentukan oleh aktivitas direksi pada divisi ini.
STRATEGI LAPOR!
- Indikator Kerja Utama Spesialis Pemrograman - Pengembangan fitur-fitur di LAPOR!
- Indikator Kerja Utama Spesialis Komunikasi - Meningkatnya jumlah pengguna LAPOR!
PELAKSANAAN
Kejelasan tersebut dapat berupa tindak lanjut konkrit penanganan pengaduan atau kesepakatan diskusi antara lembaga dan pelapor.
ANALISIS ADUAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
- Menyebarluaskan Kebijakan
- Pemantauan – Evaluasi
Selain itu, produk lainnya juga berupa partisipasi masyarakat yang diukur dari penyampaian pengaduan yang layak untuk dilanjutkan. Tujuan lain yang dievaluasi adalah kemudahan dan integrasi yang diukur dari jumlah lembaga yang terhubung dengan LAPOR!.
HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM MENGELOLA LAPOR!
Kendala terbesar yang dihadapi pemerintah adalah kurangnya disiplin dan lambatnya respons beberapa lembaga terkait.
ANALISIS PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL LAPOR! SEBAGAI LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
Namun salah satu ciri media sosial yang membedakannya dengan media konvensional adalah ketidaksesuaian dengan LAPOR!. Saat mengelola LAPOR! tidak semua konten buatan pengguna dapat ditampilkan di media sosial LAPOR!.
KESIMPULAN
Ansori, M Achsan Isa, et al. 2014) Effect of Social Media on Website City Government in Indonesia. John Bertot C and Jaeger, Paul T et al. 2010) Using ICT to Create a Culture of Transparency: E-Government and Social Media as Openness and Anti-Corruption Tools for Societies. 2012).