BAB V ISU LINGKUNGAN
BAB. V ISU LINGKUNGAN
A. Pendahuluan Deskripsi Singkat
Isi bab ini adalah uraian mengenai isu lingkungan hidup yang dihadapi dunia dewasa ini. Bab ini terdiri dari 3 sub bab yaitu sub bab pertama merupakan penjelasan mengenai isu lingkungan dalam lingkup global. Pada sub bab kedua adalah uraian mengenai isu lingkungan secara nasional. Dan sub bab terakhir beriri penjelasan mengenai isu lingkungan dalam lingkup local.
Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menyebutkan dengan benar isu lingkungan golobal, isu lingkungan nasional, dan isu lingkungan lokal.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat Menjelaskan apa yang dimaksud dengan isu lingkungan global dan menyebutkan isu apa saja yang termasuk isu lingukan global.
2. Mahasiswa dapat Menjelaskan apa yang dimaksud dengan isu lingkungan nasional dan menyebutkan isu apa saja yang termasuk isu lingukan nasinal.
3. Mahasiswa dapat Menjelaskan apa yang dimaksud dengan isu lingkungan local dan menyebutkan isu apa saja yang termasuk isu lingukan lokal.
B. Penyajian Materi
Sejarah tentang lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia, pada 15 Juni 1972 silam.
Sedangkan di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada 15 – 18 Mei 1972. Dari pertemuan itu menghasilkan rekomendasi bahwa Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat berdampak pada terjadinya kerusakan lingkungan, sekaligus tantangan yang dicoba untuk diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hidup manusia, ternyata memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.
Pemetaan terkait permasalahan lingkungan telah dilakukan baik pada forum nasional maupun forum regional dan internasional, bertujuan untuk tujuan usaha mengembalikan daya dukung lingkungan dan keseimbangan alam yang kita diami sekarang ini. Isu-isu yang mengemuka dari hasil pemetaan dikelompokkan dalam tiga skala besar prioritas, yakni isu lingkungan global, isu lingkungan nasional dan isu lingkungan lokal.
5.1.Isu Lingkungan Global
Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global, penipisan lapisan ozon, dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
1. Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai faktor penyebab hilangnya sifat
kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya eksistensi kehidupan.
Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida (18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5- 1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri.
Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok- blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20.
Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau.
Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang.
Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang.
Sifat perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara.
Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing- masing. Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem peningkatan pemanasan global.
Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif dimasa datang. Isi utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global.
Pada tahun 2008-2012 diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini.
Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik: pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara.
Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.
1. Hujan Asam : Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa asam. Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.
2. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan. Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber daya alam dan ruang.
3. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
4. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup.
Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi.
5. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang diindentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat korosif. Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara pun melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat akut sampai kematian makhluk hidup.
Dengan situasi lingkungan seperti ini, maka harus ada upaya nyata untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
1. Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap dan menghasilkan oksigen. Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
2. Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
3. Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut, kerena bahan bakar fosil tidak dapat diperbarui.
4. Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Misalnya Titanium sebagai sumber energy baru rama lingkungan, penggunaan energy pasang surat, biosolar dan lain sebagainya.
5.2.Isu Lingkungan Nasional
Beberapa isu-isu nasional tentang lingkungan dewasa ini senantiasa mengemuka dan banyak dibicarakan dikalangan masyarakat. Beberapa isu nasional seperti:
3. Kebaran Hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia . kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan lahan untuk perkembunan.
Dampaknya: memeberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, mengganggu kesehatan (ISPA), berdampak gangguan kenegra lain.
4. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan tumpahnya/lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut. .
5. Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut. Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga dapat disebabkan karena peluapan air sungai akibat meningkatnya curah hujan atau karena sebab lain, seperti pecahnya bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-kota besar biasanya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang membuanga sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan lingkungan.
6. Kerusakan hutan di Indonesia, akibat manusia melakukan eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim kemarau yang panjang maupun pemanasan global.
7. Sampah/limbah yang dihasilkan berupa bahan organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik. Sampah plastik adalah isu yang paling mengkhawatirkan di decade ini, dan patalnya bahwa Indonesia adalah produsen sampah plastik nomor dua di dunia setelah China dan nomor satu penyumbang sampah plastik yang dibuat ke laut, demikian pulan Indonesia merupakan Negara nomor tiga terburuk diantara 11 negara Asia dalam pengelolaan lingkungan kumuh,
8. Reklamasi sangat berpotensi menghasilkan ketidak seimbangan ekosistem karena perubahan topografi area reklamasi yang pada akan memberikan efek domino terhadap ekologi dan rantai kehidupan sekitarnya, termasuk gangguan terhadap biota laut, terutama pada rantai makanan akibat hilangnya populasi planton dan fitoplanton, sehingga keberaan ikan kecil juga akan hilang atau bermigrasi, dan pasti diikuti oleh bergesernya populasi ikan sedang dan ikan besar, sehingga nelayanpun akan bergeser dalam pencarian lokasi tangkapan.
5.3.Isu Lingkungan Lokal
Menipisnya lapisan ozon kini menjadi isu yang paling sering diperbincangkan. Bahkan telah menjadi materi pelajaran akan-anak kita di tingkat sekolah dasar. Bukan tanpa sebab, karena tanpa lapisan ozon, akan sangat banyak dampak negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
Penyakit-penyakit akan menyebar secara tanpa terkendali, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan tenggelamnya suatu daratan akibat muka air laut meningkat disebabkan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Singkatnya, jagat raya akan mengalami kehancurannya, namun demikian dengan akal dan IPTEK yang kita miliki, tentunya pasti ada upaya dan usaha yang menjadi pilihan untuk mengatasinya.
Contoh:
1. Kekeringan
Kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Dampak : menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.
2. Banjir: merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan penahan air resapan berkurang.
Dampak : ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan, dll.
3. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air resapan karena penahan air berkurang.
Dampak : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi
4. Erosi pantai : terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
5. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampaknya : terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
ARNOLD, PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK, 2020 I - 1
BAHAN AJAR
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD &PSDAL)
Kurikulum 2010 PNK
C. PENUTUP Rangkuman
Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global, penipisan lapisan ozon, dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
1. Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya eksistensi kehidupan.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.
Beberapa isu-isu nasional tentang lingkungan dewasa ini senantiasa mengemuka dan banyak dibicarakan dikalangan masyarakat. Beberapa isu nasional seperti:
Kebaran Hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia .
Pencemaran minyak lepas pantai
Banjir
Kerusakan hutan
Sampah/limbah yang dihasilkan berupa bahan organik dan anorganik.
Reklamasi
Beberapa isu lingkungan tingkat lokal adalah:
Kekeringan
Banjir
Longsor
Erosi pantai
Instrusi Air Laut
ARNOLD, PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK, 2020 I - 2
BAHAN AJAR
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD &PSDAL)
Kurikulum 2010 PNK
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Anand, S. Vijay, 2013, Global Environmental Issues, Journal of Open Access Scientific Reports, Volume 2, Issue 2.
2. Asiyah, dkk, 2015, Ilmu Alamiah Dasar Dalam Perspektif Islam, Penerbit Vanda, Bengkulu
3. Bibin, Rubini, 2017, Ilmu Alamiah Dasar, Pendekatan Pembelajaran Dalam Perspektif Perguruan Tinggi, UNPAK Press, Bogor.
4. Duodu, Frederick, 2018, Global Environmental Problems and Politics. An analysis on why global environmental problems are difficult to address through political solutions, Political Science Department Stockholm University, Stockholm.
5. Harmoni, Ati, 2010, Pengantar Ilmu Alamiah Dasar, Penerbit Gunadarma, Jakarta]
6. Sudjatinah, 2010, Ilmu Kealaman Dasar, Semarang University Press, Semarang.
7. Tasmuji, dkk, 2018, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya.
8. Wahyudi, I Wayan dan A. A Komang Suardana, 2019, Ilmu Alamiah Dasar, UNHI Press, Denpasar.