• Tidak ada hasil yang ditemukan

[PENDING] Jakarta, 21 Agustus 2020 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Dr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jakarta, 21 Agustus 2020 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Dr"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Permasalahan

  • Identifikasi masalah
  • Pembatasan masalah
  • Perumusan masalah

Mushaf Al-Qur'an qira'at riwayat Qalun yang dicetak di negara yang berbeza khususnya di negara yang terkenal dengan qira'at Qalun riwayat seperti Libya, Tunisia dan Qatar. Walau bagaimanapun, dalam penyelidikan ini, saya hanya memilih bacaan al-Quran yang paling mudah dari aliran Qalun, iaitu Mushaf Madinah Nebawiyah dan Mushaf Tunisia.

Tujuan Penelitian

Hal ini perlu diingat bahawa dengan capaian internet yang sangat luas pada masa kini, amat mudah bagi orang ramai untuk mencari kedua-dua mushaf ini apabila mencari mushaf di internet dengan sejarah Qalun. Apakah faktor yang mempengaruhi persamaan dan perbezaan dhabtha dalam mushaf Madinah sejarah Qalun dan mushaf Tunisia.

Manfaat Penelitian

Tinjauan pustaka

Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan apa yang akan penulis telaah yaitu perbandingan mushaf Al-Qur'an dari aspek dhabthnya. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan apa yang akan penulis telaah yaitu perbandingan dua mushaf ayat Al-Qur’an ditinjau dari aspek dhabthnya.

Kerangka teori

Ahmad dalam penelitiannya melihat sejarah mushaf Al-Qur'an Pura Pakualaman dan berbagai ciri khas masing-masing mushaf seperti aspek rasm, dhabth, qira'at dan lain-lain. Dari penelitiannya diketahui bahwa keberagaman mushaf Al-Qur'an Candi Pakualaman merupakan keinginan Candi Pakualaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.

Metodologi penelitian

Metode ini bertujuan untuk memecahkan masalah berdasarkan data dengan menggunakan teknik deskriptif yaitu penelitian, analisis dan klasifikasi. Selain penyajian data, penelitian ini juga menganalisis dan menafsirkan sejumlah data.32 Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menganalisis data yang diperoleh mengenai Mushaf Madinah Nabawiyah, Sejarah Qalun dan Mushaf Tunisia, kemudian menjelaskannya.

Teknik dan sistematika penulisan

Pada bab ini akan dijelaskan aspek dhabth dari kedua mushaf yaitu Mushaf Nabawiyah Madinah dan Mushaf Tunisia, kemudian dibandingkan dan dianalisis dari sudut pandang ilmu dhabth.

Masa Pemberian Dhabth

  • Definisi Dhabth
  • Sejarah dhabth
  • Aspek-Aspek Dhabth

Naqth al-i„râb ialah titik pada mushaf yang digunakan untuk menunjukkan perbezaan antara harakah atau sukûn pada huruf, seperti fathah dengan titik di atas huruf, kasrah di bawah huruf, dan dhammah sebelum huruf. Pada mulanya, bentuk fatha yang diperkenalkan oleh Abu Aswad ad-Du`ali adalah berupa titik merah di atas huruf.37 Kemudian, pada zaman Khalil al-Farahidi, ia telah diperhalusi menjadi alif kecil yang memanjang dari kanan ke kiri di atas huruf harekha, ada yang mengatakan sebelum huruf 38 Fathah ada huruf italic alif pada huruf yang haram iaitu bukan. Tanda ini diletakkan di atas huruf jika ia fathah, di bawah huruf jika ia kasrah, dan sebelum huruf jika ia adalah dhammah.

Tanda mal berbentuk seperti jarrah yang hujungnya naik sedikit dan diletakkan di atas huruf mal. Tetapi jika rasm tidak ditulis, maka tanda gila ditulis di atas huruf yang dibaca lama. Adapun cara meletakkannya, jika ia ikhtilâs, maka diletakkan nuqthah di atas huruf yang dibaca ikhtilâs, perbuatannya jika ia fathah dan jika ia kasrah, maka ia di bawah huruf.

Diskursus Qira`at

  • Gambaran Umum Qira`at
  • Qira`at Riwayat Qalun

Dalam Al-Itkan fi Ulum Al-Qur'an, al-Sujuthi menyebutkan bahwa ditinjau dari segi kualitas, qiraat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu qiraat mutawatir, masyhur, ehad, syadz, mudraj, maudhu.85. Adapun secara kuantitas yaitu menurut jumlah imam qiraat, qiraat dibedakan menjadi kiraat sab'ah, kir'at asyrah dan kir'at arba'ah asyrah.86. Qira'at sab'ah atau tujuh qira'at merupakan qira'at yang diriwayatkan oleh tujuh imam qira'at yaitu Nafi, Ibnu Katsir, Abu 'Amr, Ibnu 'Amir, Ashim, Hamzah dan al-Kisa'i.

Qira'at "asyr" atau qira'at sepuluh ialah qira'et sab'ah yang disempurnakan oleh tiga imam qira'at iaitu qira'at Ya'qub, Khalaf dan Yazid bin Ka'ka'. 86 Bahtian Yusup, “Qira‟at Al-Qur‟an: Kajian Khilafiyah Qira‟ah Sab‟ah”, dalam Majalah Al-Tadabbur, jld. 97 "Sejarah Qiraat Imam Nafi Qalun Pada Mushaf Kuno Ternate", https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/559-qiraat-imam-nafi-riwayat-qalun-pada-mushaf-kuno-ternate pada Julai 13, 2020, 11:20 pagi.

GAMBARAN UMUM MUSHAF MADINAH RIWAYAT

Profil mushaf Madinah

Pasukan ini diketuai oleh dekan Fakulti Al-Qur'an dan Pengajian Islam Universiti Islam Madinah, "Abd al-Aziz bin "Abd al-Fattah al-Qari dan menyempurnakan tugasan penyemakan mushaf setahun. kemudiannya, tepatnya pada awal Jumadil 1405 H/1984 M. Dan dhabth mushaf Al-Qur`an riwayah Qalun adalah sesuai dengan tariq Abu Nasyith Muhammad bin Harun (w. 258 H). Hija`nya diambil dari riwayat alim ulama yang diutus oleh Khalifah Uthman ke Mekah, Basrah, Kufah, Syam dan Mushaf yang menjadi bacaan ulama Madinah, dan mushaf yang khusus baginya, dan dari Mushaf, yaitu dihapuskan daripadanya, dan mengikuti apa yang disalin oleh Abu Amr al-Dani dan Abu Dawud Sulaiman bin Najah (w. 496 H) dengan mengutamakan pendapat kedua jika terdapat perbezaan, berdasarkan tahqîq Muhammad bin Muhammad al-Umawi al -Syarisyi yang terkenal dengan al-Kharraz dalam manzhumahnya Maurid al-zam‟an dan yang ditetapkan oleh Ibrahim bin Ahmad al-Marighni al-Tunisi dalam Dalil al-Hairân „alâ Maurîd az-Zam‟ân .

Dan diambil dari apa yang dinukilkan selain keduanya, seperti al-Balansi, pengarang al-Munshif ath-Talib, Abdullah bin Muhammad al-Amin bin Fal al-Jakani dalam kitabnya al-Muhtawa al-Jami' Rasm al- shahabah wa Dhabth at- Tabi' dan lain-lain ulama muhaqqiqin. 61 Khirâz at-Tanasi dan lain-lain, disertai dengan tanda al-Maghâribah, yang menggantikan tanda Masyâriqah dan melindungi apa yang diamalkan oleh ahli Maghâribah. Penjelasan tentang wakafa diambil dari set Lajnah al-Musyrifah „alâ Muraja‟ah. Mushaf ini berdasarkan apa yang dinyatakan dan maksud yang ditunjukkan kepadanya oleh qaul mufassir dan ulama waqfa dan ibtidâ` seperti ad-Dani dalam kitab al-Muktafa fî al-Waqf wa al- Ibtidâ`, Abu Jafar al- Nahhas dalam Kitab al-Qath‟i wa al-I‟tinaf, mengenai tanda wakafa Lajnah kelihatan berkapitalisasi menyedihkan, seperti yang diamalkan oleh ramai ulama Maghribi. 7.

Ciri-ciri mushaf Madinah

Bilangan ayat mengikut kaedah pengiraan al-Madani al-Akhir, yang diriwayatkan oleh Ismail bin Jafar dari Sulaiman bin Jammaz dari Shaibah bin Nashah Abu Jafar. Penjelasan tentang hizb, rubu’, tsumun diambil dari kitab Ghaits al-Naf’ al-Shafaqus dan lain-lain daripada kitab-kitab yang dilaksanakan oleh Maghrib.

Dhabth yang digunakan

63 2) Meletakkan tanda sukûn di atas huruf yang dibaca idghâm dan tanda tasydîd pada huruf setelah menunjukkan huruf sukûn dibaca idghâm nâqish. Meletakkan bulatan berongga (o) di atas tiga huruf illat menunjukkan huruf tersebut adalah huruf tambahan yang tidak dibaca washl atau wakaf. Meletakkan tanda mal (~) di atas huruf mal menunjukkan bacaan mal lebih daripada 2 perbuatan, seperti mal wajib muttasil dan mal lazim.

Meletakkan alif kecil di antara dua hamzah bergerak fathah dalam satu perkataan, atau antara hamzah bergerak fathah dan dhammah, antara hamzah bergerak fathah dan kasrah untuk menunjukkan bahawa hamzah pertama dibaca dengan 2 sebatan. Perkataan ةىروتلا diletakkan sebagai dhabth na wajh fath di setiap tempat di dalam al-Quran. Meletakkan titik diikuti harakah dan bukannya hamza untuk menunjukkan ibdâl hamza pada huruf dengan harakah, sama ada ya` atau waw.

Tanda waqf

Penomoran Ayat

Tanda tahzib

Tanda sajdah

Mushaf Tunisia

  • Profil Mushaf Tunisia
  • Ciri-ciri Mushaf Tunisia
  • Penomoran ayat

Mushaf ini menggunakan metode Al-Kur`an pojak, yakni pada pjak halaman (ujung bawah kiri) merupakan akhir ayat. 9 El-Kur'an el-Kerîm me Rivajeh Qalûn „îmam Nafî‟ el-Medanî ma‟a Ibrâz Ahammi Kawâ‟idi and-Tartîli, Ta‟rif Hadzâ el-Mushaf. 10 El-Kur'an el-Kerîm me Rivajeh Qalûn „îmam Nafî‟ el-Medanî ma‟a Ibrâz Ahammi Kawâ‟idi and-Tartîli, Ta‟rif Hadzâ el-Mushaf.

Tanda wakaf di atas tidak diberikan di akhir ayat, Mushaf Tunisia cukup mencantumkan nomor ayat sebagai tanda wakaf di akhir ayat. Angka yang digunakan dalam Mushaf Tunisia adalah angka Arab Barat, dengan wadah berbentuk bulat dengan tanduk di bagian atas dan bawah, serta digunakan warna berbeda di akhir setiap ayat surah. Dalam hal ini yang menjadi fokus penulis adalah pembahasan penggunaan tanda dhabth pada Mushaf Nabawiyah Madinah dan Mushaf Al-Qur'an Tunisia.

Gambar Mushaf al-Mu’allim Tunisia
Gambar Mushaf al-Mu’allim Tunisia

Komparasi Dhabth Kedua Mushaf

  • Harakah
  • Sukûn
  • Mad
  • Mim jam‟
  • Hamzah
  • Isymâm
  • Ikhtilâs
  • Imâlah
  • Lam alif
  • Huruf tambahan
  • Huruf di hadzf

Dari tabel di atas terlihat bahwa kedua mushaf tersebut menggunakan karakter kasrah dengan garis miring di bawah hurufnya. Dari tabel di atas terlihat bahwa kedua mushaf tersebut menggunakan tanda kasrah tanwîn yang sama, yaitu dua kasrah dan diletakkan di bawah huruf.6. Tabel di atas menunjukkan bahwa kedua mushaf tersebut menggunakan tanda tanwîn dhammah yang sama, yaitu dua dhamma dan diletakkan di atas huruf tersebut.7.

Pada tabel di atas diketahui bahwa kedua mushaf tersebut menggunakan tanda tanwîn dengan tarkîb dan huruf setelahnya tanpa tanda tasydîd. Dari tabel di atas terlihat bahwa kedua mushaf sama-sama memberi tanda sukûn pada huruf sukûn dan huruf setelahnya tidak memberikan tanda tasydîd.15. Dari tabel di atas terlihat bahwa kedua mushaf tersebut sama yaitu tidak memberi tanda sukûn pada surat sukûn dan pada huruf setelahnya tidak diberi tanda tasydîd yang menandakan surat sukûn sedang dibaca. ikhfâ`.

Dari tabel di atas terlihat bahwa kedua mushaf tersebut tidak memberikan tanda sukûn pada surat gila tersebut. Dari tabel di atas terlihat bahwa kedua mushaf tersebut memberikan tanda sukûn yang sama pada huruf lîn.

Analisis Perbandingan Dhabth Kedua Mushaf

Kailâni Er, dkk., Pedoman Umum Penulisan dan Penerjemahan Mushaf Al-Qur'an bersama Rasm Usmani, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ceramah Keagamaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Agama, Departemen Agama, 1999), cet . Artinya peneliti diharapkan lebih aktif dan agresif dalam menyelidiki permasalahan terkait tanda baca pada mushaf Al-Qur’an yang ada. Arifin, Zaenal, “Harakat dan Tanda Baca Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia Perspektif Ilmu Dhabth”, dalam majalah Shuhuf, Vol.

Kailâni, dkk., Pedoman Umum Penulisan dan Tafsir Mushaf Al-Qur'an bersama Usmani Rasm, Cet. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, tanya jawab seputar layanan Mushaf Al-Qur'an dan Pentashihan standar Indonesia, Cet. Yusup, Bahtian, “Qira`at Al-Qur'an: Kajian Khilâfiyah Qira`ah Sab„ah”, dalam Majalah Tadabbur, Vol.

PENUTUP

Saran

Adapun penafsiran terhadap perbedaan notasi dhabth pada kedua mushaf tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dan pedoman dalam menyikapi perbedaan mushaf tersebut khususnya pada sejarah Qalun Al-Qur'an. Albab, Ahmad Ulil, “Keanekaragaman Mushaf Al-Qur'an Koleksi Candi Pakualaman: Kajian Filologi”, Skripsi, Fakultas Ushuluudin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019. Ichsan, Muhammad, “Sejarah Penulisan dan Pelestarian Al-Qur'an pada Masa Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat", dalam Majalah Substantia, Vol.

Nashoih, Afif Kholisun, “Permasalahan Qira'at Al-Qur'an: Pintu Gerbang Bangkitnya Kajian Bahasa Arab", dalam jurnal Dinamika, Vol. Thoharoh, Atifah, “Mushaf Al-Quran Standar Utsmani Indonesia dan Mushaf Madinah: Kajian Ilmu Rasm”, Skripsi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Tulungagung, 2017. Mushaf al-Mu’allim: Al-Koran al -Karîm bi Riwâyah Qâlûn 'an imam Nâfi' al-Madanî ma'a Ibrâz Ahammi Qawâ'idi at-Tartîli.

Gambar

Gambar Mushaf Madinah Riwayat Qalun terbitan Mujamma’ Malik  Fahd li Thaba’ah Mushaf Syarif
Gambar 2. Halaman surah Al-Fatihah  B.  Mushaf Tunisia
Gambar Mushaf al-Mu’allim Tunisia
Gambar 5. Halaman surah Al-Fatihah dan awal surah Al-Baqarah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dibahas pada Bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut : Implementasi kebijakan layanan pengaduan