• Tidak ada hasil yang ditemukan

awaban UTS EBA514 Sistem Pengendalian Manajemen EU301 6295

N/A
N/A
Putra Dede Saputra

Academic year: 2023

Membagikan "awaban UTS EBA514 Sistem Pengendalian Manajemen EU301 6295"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dede Saputra NIM : 20200102267

Jawaban UTS EBA514 Sistem Pengendalian Manajemen EU301 6295

1. Jelaskan perbedaan antara Pengendalian tugas dan pengendalian manajemen?

Jawab

Pengendalian tugas (task control) dan pengendalian manajemen (management control) adalah dua konsep yang berbeda dalam konteks pengelolaan suatu organisasi. Perbedaan antara pengendalian tugas dan pengendalian manajemen yaitu:

- Sistem pengendalian tugas yang bersifat ilmiah, sedangkan pengendalian manajemen tidak dapat disederhanakan menjadi suatu ilmu, karena pengendalian manajemen melibatkan perilaku para manajer dan hal ini tidak dapat dinyatakan melalui persamaan-persamaan.

- Pengenadlain tugas sangatlah sistematis karena proses yang dikendalikan sangatlah teknikal.

Contohnya adalah mengkoordinasi pesanan yang masuk, memesan suatu material, dan menjadwalkan produksi. Dalam proses seperti ini, keterlibatan manusia sangatlah minim.

Sedangkan, Pengendalian manajemen kurang sistematis dibandingkan Pengendalian tugas, karena prosesnya melibatkan perilaku para manajer. Hal ini menunjukkan adanya keterlibatan manusia yang banyak dalam proses Pengendalian manajemen.

- Pengendalian tugas berkaitan dengan mengawasi dan memastikan bahwa tugas-tugas atau pekerjaan individu atau kelompok diselesaikan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Sedangkan Pengendalian manajemen merujuk pada sistem yang dirancang untuk memastikan bahwa organisasi mencapai tujuan strategis dan mengelola risiko dengan efektif.

- Pengendalian tugas fokus pada pemantauan dan pengawasan langsung tugas-tugas individu atau kelompok, sedangkan pengendalian manajemen melibatkan pemantauan kinerja organisasi secara keseluruhan dan pengambilan keputusan strategis.

Kesimpulannya: menurut saya Pengendalian tugas dan pengendalian manajemen memiliki perbedaan dalam cakupan, fokus, dan tingkat pengawasan. Pengendalian tugas lebih berorientasi pada aspek detail pelaksanaan tugas, sedangkan pengendalian manajemen lebih berorientasi pada pengambilan keputusan strategis dan pengelolaan sumber daya organisasi.

Sumber referensi: Buku Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2016). Pengendalian Manajemen.

Salemba Empat. Dan https://www.gramedia.com/literasi/sistem-pengendalian-manajemen/

2. Jelaskan bagaimana pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai alat untuk mengimpletasi strategi perusahaan?

Jawab

Pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai alat untuk mengimplementasikan strategi perusahaan karena melalui pengendalian manajemen, perusahaan dapat memastikan bahwa aktivitas operasional sejalan dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan melalui Pemantauan Kinerja, Pencapaian Target, Pengalokasian Sumber Daya, dan Pengambilan Keputusan. Serta memberikan jaminan melalui manajer organisasi tersebut untuk melakukan peningkatan kinerja karyawan pada perusahaan secara efektif dan efisien.

(2)

Kesimpulannya: Menurut saya pengendalian manajemen adalah alat yang penting dalam mengimplementasikan strategi perusahaan. Melalui pemantauan, evaluasi, dan pengendalian aktivitas operasional, perusahaan dapat memastikan bahwa strategi yang telah ditetapkan dijalankan dengan baik dan mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan. Pengendalian manajemen membantu perusahaan untuk mengelola sumber daya dengan efektif, memantau pencapaian target, dan mengambil keputusan yang tepat guna mendukung implementasi strategi perusahaan.

Sumber referensi: https://akuntansiterapan.com/2015/03/25/sistem-pengendalian-manajemen/

Dan buku Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2016). Pengendalian Manajemen. Salemba Empat.

3. Jelaskan keterkaitan Matriks BCG dengan siklus hidup suatu produk?

Jawab

Matriks BCG sangat berkaitan erat dengan siklus hidup produk. Sama seperti manusia yang mengalamai masa, 4 masa itu adalah:

- Dilahirkan (belum terlihat masa depannya), - Pertumbuhan,

- Produktif

- Tidak produktif (Masa tua)

Matriks BCG (Boston Consulting Group) adalah kerangka kerja yang digunakan dalam analisis portofolio produk untuk menggambarkan hubungan antara pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan pasar suatu produk atau bisnis. Kerangka kerja ini juga memiliki keterkaitan dengan siklus hidup suatu produk. Dalam BCG Matrix, terdapat empat kuadran yang menggambarkan posisi relatif suatu produk, yaitu:

- Stars (Bintang), Produk bintang memiliki pangsa pasar tinggi dalam pasar yang tumbuh dengan cepat. Ini biasanya terjadi pada tahap pertumbuhan siklus hidup produk.

- Question Marks (Tanda Tanya), Produk tanya adalah produk dengan pangsa pasar rendah dalam pasar yang tumbuh dengan cepat atau memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Ini terjadi pada tahap awal siklus hidup produk.

- Cash Cows (Sapi Perah), Produk sapi perah adalah produk dengan pangsa pasar tinggi dalam pasar yang tumbuh lambat. Produk ini telah mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidup produk.

- Dogs (Anjing), Produk anjing memiliki pangsa pasar rendah dalam pasar yang tumbuh lambat. Ini terjadi pada tahap penurunan siklus hidup produk.

Kesimpulannya: menurut saya Matriks BCG berkaitan dengan siklus hidup suatu produk dengan menghubungkan pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan pasar dengan tahap-tahap siklus hidup produk. Dimana Kerangka kerja ini membantu manajemen dalam mengidentifikasi dan mengelola portofolio produk dengan mempertimbangkan tahap siklus hidupnya dan mengambil keputusan strategis yang sesuai untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.

Sumber referensi: https://accurate.id/marketing-manajemen/bcg-matrix/ dan Buku Setiawan, M.

(2015). Manajemen Strategik: Teori, Konsep, dan Implementasi. Salemba Empat (Buku ini membahas konsep dan penerapan manajemen strategik, termasuk penerapan Matriks BCG dalam analisis portofolio produk)

(3)

4. Jelaskan menurut pendapat anda, untuk mendapatkan keunggulan bersaing, apa yang harus diperhatikan oleh perusahaan berdasarkan 5 keunggulan kompetitif (5 forces model) dan berikan contoh?

Jawab

Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Teori tersebut muncul didasari oleh adanya pandangan Industrial Organization yang merupakan sebuah pandangan manajemen bahwa perusahaan sangat memperhatikan faktor eksternal utuk mendapatkan keunggulan bersaing.

5 keunggulan kompetitif (5 forces model) yaitu:

- Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

- Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes) - Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers) - Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) - Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors)

Menurut saya untuk mendapatkan keunggulan bersaing, yang harus diperhatikan oleh perusahaan berdasarkan 5 keunggulan kompetitif (5 forces model) yaitu

a. Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors), Perusahaan harus memperhatikan tingkat persaingan dalam industri tempat mereka beroperasi. Semakin tinggi persaingan, semakin sulit untuk mempertahankan keunggulan. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan mengembangkan strategi pemasaran, diferensiasi produk, atau keunggulan biaya yang membedakan mereka dari pesaing.

Contoh: Persaingan sengit antara Coca-Cola dan Pepsi dalam industri minuman ringan. Kemudian Indomie dan Mie Sedap dalam industri makanan instan.

b. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants), Perusahaan harus memperhatikan tingkat hambatan masuk bagi pesaing baru yang ingin memasuki industri yang sama. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan harus menciptakan keunggulan yang sulit ditiru dan membangun merek yang kuat.

Contohnya: Apple telah berhasil menciptakan keunggulan yang sulit ditiru dengan produk-produk inovatif seperti iPhone, iPad, dan MacBook. Mereka telah menggabungkan desain yang menarik, kualitas yang tinggi, dan ekosistem yang terintegrasi dengan baik (seperti App Store dan iCloud) yang sulit untuk ditandingi oleh pesaing baru. Selain itu, Apple telah membangun merek yang kuat dengan reputasi yang terkenal dalam hal inovasi, desain yang elegan, dan pengalaman pengguna yang unggul.

c. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes), Perusahaan harus memperhatikan kemungkinan adanya produk atau layanan pengganti yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang sama atau lebih baik. Mereka perlu berinovasi dan menciptakan nilai tambahan yang sulit digantikan oleh produk atau layanan pengganti.

Contohnya: Perpindahan dari kendaraan bermesin pembakaran internal ke mobil listrik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Di Indonesia sendiri sudah ada Tesla dan Hyundai dengan Inovasi mobil listrik terbarunya.

d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers), Perusahaan harus memperhatikan kekuatan tawar-menawar pemasok dalam mempengaruhi pasokan, harga, atau kualitas bahan baku atau sumber daya. Mereka perlu menjaga hubungan yang baik dengan

(4)

pemasok, mencari sumber alternatif, atau membangun kemampuan produksi internal untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok tunggal.

Contohnya: Perusahaan manufaktur otomotif Toyota yang menjalin hubungan erat dengan pemasok komponen utama untuk memastikan pasokan yang stabil dan harga yang kompetitif.

e. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers), Perusahaan harus memahami kekuatan tawar-menawar pembeli dalam mempengaruhi harga, kualitas, atau syarat-syarat lainnya. Mereka perlu memberikan nilai tambahan yang unik, meningkatkan kepuasan pelanggan, atau menciptakan kepercayaan dan loyalitas pelanggan.

Contohnya: Contoh: Kekuatan tawar-menawar pelanggan yang tinggi dalam industri ritel online atau marketplace seperti Tokopedia dan shopee yang mendorong perusahaan untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif dan pengalaman pelanggan yang unggul.

Kesimpulan: Menurut saya Untuk mendapatkan keunggulan bersaing, perusahaan harus memperhatikan kelima keunggulan kompetitif dalam Model Lima Kekuatan. Dengan memahami dan mengelola ancaman persaingan, ancaman produk/substitusi, negosiasi kekuatan pembeli, negosiasi kekuatan pemasok, dan ancaman masuk, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang membedakan mereka dari pesaing, menciptakan nilai tambahan, dan mempertahankan posisi yang menguntungkan di pasar.

Sumber referensi: https://binus.ac.id/malang/2020/08/porters-five-forces-lima-hal-sebelum- bersaing/

5. Jelaskan menurut pendapat anda, mengapa manajemen rantai pasokan sangat diperlukan bagi perusahaan?

Jawab

Menurut pendapat saya, manajemen rantai pasokan sangat diperlukan bagi perusahaan karena alasan-alasan berikut:

a. Efisiensi Operasional: Manajemen rantai pasokan membantu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan mengoptimalkan aliran barang, informasi, dan dana di seluruh rantai pasokan. Dengan mengelola persediaan, produksi, distribusi, dan logistik secara efektif, perusahaan dapat mengurangi biaya, menghindari kelebihan persediaan atau kekurangan stok, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

b. Responsif terhadap Permintaan Pelanggan: Manajemen rantai pasokan memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih responsif terhadap permintaan pelanggan. Dengan memahami tren pasar, memprediksi permintaan, dan berkomunikasi secara efektif dengan mitra bisnis, perusahaan dapat mengatur produksi dan distribusi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal ini membantu mengurangi waktu siklus, mempercepat pengiriman, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

c. Pengelolaan Risiko: Manajemen rantai pasokan membantu perusahaan dalam mengelola risiko yang terkait dengan rantai pasokan. Ini termasuk mengidentifikasi risiko potensial, mengembangkan strategi mitigasi risiko, serta membangun hubungan yang kuat dengan pemasok alternatif. Dengan memiliki rencana kontinuitas bisnis dan manajemen risiko yang baik, perusahaan dapat menghadapi tantangan yang mungkin muncul, seperti krisis pasokan atau perubahan kondisi pasar.

d. Inovasi dan Kolaborasi: Manajemen rantai pasokan juga mendorong inovasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis. Perusahaan dapat bekerja sama dengan pemasok, produsen, distributor, dan

(5)

penyedia layanan logistik untuk mengidentifikasi peluang inovasi, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan solusi bersama. Ini dapat menghasilkan efisiensi, pengurangan biaya, dan peningkatan kualitas di seluruh rantai pasokan.

Kesimpulannya: menurut saya, Manajemen rantai pasokan sangat diperlukan bagi perusahaan karena membantu meningkatkan efisiensi operasional, merespons permintaan pelanggan dengan lebih baik, mengelola risiko, serta mendorong inovasi dan kolaborasi. Dengan mengelola rantai pasokan dengan baik, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menciptakan nilai tambah.

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan goal congruence dalam perusahaan dan mengapa diperlukan dalam pengendalian manajemen?

Jawab

Goal congruence dalam konteks pengendalian manajemen mengacu pada kesesuaian atau keselarasan antara tujuan individu atau unit kerja dengan tujuan keseluruhan perusahaan. Ini berarti bahwa setiap individu atau unit kerja dalam perusahaan harus memiliki tujuan yang sejalan dan mendukung tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Goal congruence sangat penting dan diperlukan dalam pengendalian manajemen karena:

- Pencapaian Tujuan Perusahaan: Dengan adanya goal congruence, setiap individu atau unit kerja akan berfokus pada mencapai tujuan perusahaan. Tujuan individu atau unit kerja harus sejalan dengan tujuan keseluruhan perusahaan agar upaya mereka dapat diarahkan secara efektif. Hal ini membantu meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

- Koordinasi dan Kolaborasi: Goal congruence memungkinkan koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai bagian atau departemen dalam perusahaan. Ketika tujuan individu atau unit kerja sejalan, mereka akan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ini membantu mengurangi konflik kepentingan dan meningkatkan sinergi antara berbagai aspek operasional perusahaan.

- Pengendalian yang Efektif: Goal congruence membantu dalam pengendalian manajemen yang efektif. Dengan setiap individu atau unit kerja memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan perusahaan, pengendalian dapat dilakukan dengan lebih efisien dan akurat. Manajemen dapat mengukur kinerja individu atau unit kerja berdasarkan sejauh mana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan.

- Motivasi dan Kepuasan Kerja: Goal congruence juga berkontribusi pada motivasi dan kepuasan kerja. Ketika individu atau unit kerja merasa tujuan mereka sejalan dengan tujuan perusahaan, mereka akan merasa terlibat dan termotivasi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas secara keseluruhan.

Kesimpulannya: menurut saya Goal congruence dalam sistem pengendalian manajemen adalah kesesuaian antara tujuan individu atau unit kerja dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan, memfasilitasi koordinasi dan kolaborasi, mendukung pengendalian yang efektif, serta meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Dengan goal congruence yang baik, perusahaan dapat menciptakan sinergi dan kinerja yang optimal di seluruh organisasi.

Sumber referensi: Soeprihanto, J. (2014). Manajemen Pengendalian (Teori dan Implementasi).

Penerbit Andi. Dan Widiartanto, Y. P., & Supatmi, S. (2016). Pengaruh Implementasi Manajemen

(6)

Strategik dan Goal Congruence terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Organisasional sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 12(2), 119-129. Dan https://cerdasco.com/kongruensi-tujuan/

7. Jelaskan bagaimana Sistem Pengendalian Manajemen dapat mempengaruhi prilaku manusia?

Jawab

Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras, artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu mencapai tujuan organisasi diamana Sistem pengendalian manajemen menetapkan tujuan dan standar kinerja yang diharapkan dari individu atau unit kerja. Hal ini mempengaruhi perilaku manusia dengan memberikan arah dan fokus pada tindakan mereka. Individu cenderung berusaha mencapai tujuan dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Selain itu Sistem Pengendalian Manajemen akan mempengaruhi perilaku anggota organisasi apabila terdapat goal congruence dalam organisasi, yaitu suatu kondisi yang diperoleh dari usaha anggota organisasi dalam mencapai goal nya masing-masing juga membantu tercapainya goal organisasi.

Kesimpulannya: menurut saya Sistem Pengendalian Manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia dalam organisasi. Dengan menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan keselarasan (goal congruence) dalam organisasi, serta melakukan komunikasi yang efektif, sistem pengendalian manajemen dapat membentuk perilaku yang diinginkan, memotivasi kinerja yang baik, dan mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, pengendalian manajemen memiliki peran penting dalam mengarahkan perilaku manusia menuju pencapaian tujuan perusahaan.

Sumber referensi: https://accurate.id/marketing-manajemen/sistem-pengendalian-manajemen/

8. Jelaskan perbedaan antara penerapan struktur yang ada dalam penerapan strategi dan pengendalian strategi?

Jawab

Perbedaan antara penerapan struktur yang ada dalam penerapan strategi dan pengendalian strategi yaitu:

- Penerapan Struktur dalam Penerapan Strategi: Fokus utama pada pembentukan dan penyesuaian struktur organisasi yang efektif untuk mendukung implementasi strategi perusahaan. Sedangkan Pengendalian Strategi: Fokus utama pada pemantauan dan penyesuaian pelaksanaan strategi guna mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan.

- Penerapan Struktur dalam Penerapan Strategi: Memperhatikan struktur organisasi, pembagian tugas, koordinasi, dan hubungan antarunit dalam mendukung implementasi strategi perusahaan.

Sedangkan Pengendalian Strategi: Memperhatikan kinerja organisasi secara keseluruhan, mengukur pencapaian tujuan strategis, dan mengidentifikasi penyimpangan atau varian dari rencana strategis yang memerlukan tindakan perbaikan.

- Penerapan Struktur dalam Penerapan Strategi: Dilakukan pada tahap awal atau sebelum implementasi strategi, di mana struktur organisasi direncanakan dan disesuaikan untuk mendukung strategi yang akan dilaksanakan. Sedangkan Pengendalian Strategi: Dilakukan secara terus-menerus selama pelaksanaan strategi, dengan pemantauan dan penyesuaian yang dilakukan secara berkala untuk memastikan pencapaian tujuan strategis.

- Penerapan Struktur dalam Penerapan Strategi: Tujuan utamanya adalah menciptakan kerangka kerja organisasi yang mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan strategi perusahaan. Sedangkan Pengendalian Strategi: Tujuan utamanya adalah memastikan pelaksanaan strategi yang efektif,

(7)

mengukur kinerja strategis, mengidentifikasi masalah, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan.

9. Jelaskan bagaimana sebuah perusahaan dapat menentukan unit bisnis yang ada pada perusahan tersebut sebagai pusat laba, pusat investasi dan pusat biaya?

Jawab

Dalam menentukan unit bisnis sebagai pusat laba, pusat investasi, dan pusat biaya, perusahaan perlu mempertimbangkan karakteristik dan kontribusi masing-masing unit bisnis terhadap keuntungan dan investasi. Unit bisnis yang menghasilkan pendapatan yang signifikan dan bertanggung jawab langsung terhadap biaya dapat dijadikan sebagai pusat laba. Unit bisnis yang memiliki tanggung jawab atas pengeluaran modal dan penggunaan sumber daya dapat dianggap sebagai pusat investasi. Sedangkan unit bisnis yang bertanggung jawab atas pengeluaran dan pengendalian biaya, tanpa menghasilkan pendapatan yang signifikan, dapat diidentifikasi sebagai pusat biaya.

- Pusat laba (Profit Center), Perusahaan perlu menganalisis pendapatan yang dihasilkan oleh setiap unit bisnis. Jika unit bisnis tersebut memiliki kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan, maka dapat dipertimbangkan sebagai pusat laba. Unit bisnis yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang tinggi dan mandiri dalam hal pendapatan dapat dianggap sebagai pusat laba.

- Pusat Investasi (Investment Center), Perusahaan harus menganalisis pengeluaran modal yang dilakukan oleh setiap unit bisnis. Jika unit bisnis tersebut memiliki tanggung jawab atas pengeluaran modal yang signifikan dan berperan dalam penggunaan sumber daya perusahaan, maka dapat dianggap sebagai pusat investasi. Unit bisnis ini biasanya memiliki otoritas dan kebebasan dalam mengambil keputusan investasi serta bertanggung jawab terhadap kinerja keuangan jangka panjang.

- Pusat biaya (Cost Center), Perusahaan harus menganalisis biaya yang ditanggung oleh setiap unit bisnis. Jika unit bisnis tersebut bertanggung jawab atas pengendalian biaya dan efisiensi operasional tanpa menghasilkan pendapatan yang signifikan, maka dapat dianggap sebagai pusat biaya. Unit bisnis ini bertujuan untuk mencapai efisiensi dan pengendalian biaya yang baik.

Kesimpulannya: menurut saya, dalam menentukan unit bisnis sebagai pusat laba, pusat investasi, atau pusat biaya, perusahaan perlu mempertimbangkan pendapatan, pengeluaran modal, biaya, serta keputusan dan kendali yang dimiliki oleh unit bisnis tersebut. Unit bisnis yang menghasilkan pendapatan yang signifikan dan bertanggung jawab langsung terhadap biaya dapat dianggap sebagai pusat laba. Unit bisnis yang memiliki tanggung jawab atas pengeluaran modal dan penggunaan sumber daya perusahaan dapat dianggap sebagai pusat investasi. Sedangkan unit bisnis yang bertanggung jawab atas pengeluaran dan pengendalian biaya, tanpa menghasilkan pendapatan yang signifikan, dapat diidentifikasi sebagai pusat biaya.

Sumber referensi: https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/597-sistem-pengendalian- manajemen-pusat-laba

(8)

10. Jelaskan perbedaan antara pengukuran investasi dengan Return on Investment (ROI) dan Residual Income (RI)?

Jawab

ROI digunakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas suatu investasi. ROI dihitung dengan membagi laba bersih yang dihasilkan oleh investasi dengan jumlah investasi itu sendiri. ROI menyediakan informasi tentang seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari setiap unit biaya yang diinvestasikan. ROI biasanya diukur dalam bentuk persentase. Sedangkan Residual Income, juga dikenal sebagai Economic Value Added (EVA), adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu investasi dengan membandingkan laba bersih yang dihasilkan dengan biaya modal yang diinvestasikan. RI dihitung dengan mengurangi biaya modal dari laba bersih yang dihasilkan. Jika hasilnya positif, itu menunjukkan bahwa investasi menghasilkan keuntungan yang melebihi biaya modal yang diinvestasikan.

Perbedaan utama antara ROI dan RI adalah dalam cara pengukuran dan fokusnya. ROI menggunakan rasio yang sederhana dan mudah dipahami untuk mengukur tingkat keuntungan suatu investasi relatif terhadap biaya investasi itu sendiri. Sedangkan RI mempertimbangkan biaya modal sebagai faktor penting dalam mengukur kinerja investasi. RI memberikan informasi yang lebih mendalam tentang nilai tambah ekonomi yang dihasilkan oleh investasi.

Kesimpulannya: menurut saya, Return on Investment (ROI) dan Residual Income (RI) adalah dua metode yang berbeda dalam mengukur kinerja dan efisiensi suatu investasi. ROI fokus pada perbandingan antara laba bersih dan biaya investasi, sementara RI mempertimbangkan laba bersih dikurangi biaya modal. Pemilihan metode pengukuran akan tergantung pada tujuan dan kebutuhan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja investasi.

Sumber referensi: "Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi" oleh Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti.

https://www.akseleran.co.id/blog/cara-menghitung-residual-income/ dan https://accurate.id/akuntansi/pengertian-roi-dan-roe/

11. Jelaskan dalam pusat pertanggungjawaban laba (profit center) kesulitan apa yang paling sering ditemukan dalam perusahaan?

Jawab

Dalam pusat pertanggungjawaban laba (profit center) kesulitan apa yang paling sering ditemukan dalam perusahaan yakni:

- Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.

- Mengukur kinerja yang akurat dalam pusat laba. Mengidentifikasi dan mengalokasikan pendapatan dan biaya dengan tepat kepada pusat laba dapat menjadi tantangan. Beberapa pendapatan dan biaya mungkin sulit untuk diatribusikan secara langsung kepada pusat laba tertentu, terutama jika ada saling ketergantungan antara unit bisnis.

- Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas disetiap pusat laba.

- Tidak ada sistem yang sanggat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan

(9)

- Pusat laba harus memperhatikan berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja mereka, termasuk fluktuasi pasar, persaingan, dan kebijakan perusahaan. Menghadapi ketidakpastian dan membuat keputusan yang tepat dalam perencanaan dan penganggaran merupakan kesulitan yang sering dihadapi di perusahaan.

- Masalah alokasi pendapatan bersama (common revenues), masalah alokasi biaya bersama (common cost) dan masalah penentuan harga transfer (transfer price)

Sumber referensi: https://www.jurnal.id/id/blog/profit-center-adalah-sbc/ dan Teori dan Penggunaan untuk Keputusan Pengendalian Manajemen, oleh Himayatullah - Penerbit: Erlangga.

12. Apakah penentuan harga transfer (transfer pricing) merupakan tindakan yang diperbolehkan dalam transaksi perusahaan?

Jawab

Transfer pricing adalah suatu kebijakan yang diatur oleh perusahaan untuk menentukan harga transfer atas suatu transaksi, baik harga atas barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan.

Di Indonesia, praktik transfer pricing diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh). Secara umum aturan ini menegaskan bahwa DJP berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya, sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha.

Kemudian, regulasi turunan tentang transfer pricing juga dituangkan dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011. Di dalam aturan ini disebutkan pengertian arm’s length principle, yaitu harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi itu mencerminkan harga pasar yang wajar.

Regulasi terus diperbaharui dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213 Tahun 2016 tentang Jenis Dokumen dan/atau Informasi Tambahan yang Wajib Disimpan oleh Wajib Pajak yang Melakukan Transaksi dengan Para Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, dan Tata Cara Pengelolaannya. Mengenai transfer pricing, kami merujuk dari Pasal 1 angka 17 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement) adalah:

“Penentuan Harga Transfer atau Transfer Pricing yang selanjutnya disebut Penentuan Harga Transfer adalah penentuan harga dalam Transaksi yang dipengaruhi hubungan istimewa

Sumber: https://www.pajak.com/pajak/definisi-transfer-pricing-serta-penanganannya-di-indonesia/

Jadi, menurut saya Penentuan harga transfer (transfer pricing) merupakan tindakan yang diperbolehkan dalam transaksi yang dipengaruhi hubungan istimewa dalam perusahaan, dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dan peraturan perpajakan yang berlaku. Prinsip-prinsip penentuan harga transfer harus adil, berdasarkan pada prinsip pasar terbuka, dan mencerminkan nilai riil dari barang atau jasa yang ditransfer. Namun, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa penentuan harga transfer dilakukan dengan hati-hati dan dengan mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Pelanggaran dalam penentuan harga transfer dapat menimbulkan risiko pajak dan sanksi hukum. Ketentuan dalam UU KUP menegaskan bahwa di satu sisi praktek Transfer Pricing merupakan bentuk perencanaan pajak yang tidak melanggar ketentuan perpajakan.

(10)

13. Jelaskan pendapat anda, apakah harga transfer dapat diterapkan di semua perusahaan?

Jawab

Menurut pendapat saya Harga transfer dapat diterapkan di semua perusahaan, terutama pada perusahaan multinasional yang memiliki beberapa unit bisnis atau anak perusahaan yang beroperasi secara terpisah. Praktik penentuan harga transfer memungkinkan perusahaan untuk mencerminkan nilai transaksi antar unit bisnis atau anak perusahaan yang dilakukan secara internal. Transfer pricing dapat terjadi antar perusahaan, baik dalam anggota perusahaan tersebut maupun dengan pihak- pihak yang mempunyai keterikatan hubungan istimewa di dalam dan luar negeri. Jadi, meskipun harga transfer dapat diterapkan di semua perusahaan, penting bagi perusahaan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku dan mengikuti praktik-praktik yang adil dan transparan dalam penentuan harga transfer.

Sumber referensinya: Transfer Pricing: Pemahaman dan Implementasi di Indonesia" oleh Vindo P.

Sinaga. Dan https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Transfer-Pricing- Harga-Pasar-dan-Faktor-Penentu/36daed4939ada5dbf20bb43c13141944d98cf710

14. Jelaskan alasan sebuah perusahaan melakukan transfer pricing?

Jawab

Alasan sebuah perusahaan melakukan transfer pricing yakni:

- Untuk mengevaluasi serta mengukur setiap kinerja yang terjadi di perusahaan, namun dalam pelaksanaanya transfer pricing ini banyak digunakan oleh beberapa perusahaan multinasional untuk meminimalisir jumlah pajak yang harus mereka bayar.

- Perusahaan dapat menggunakan transfer pricing untuk memindahkan keuntungan antara unit bisnis atau anak perusahaan. Dengan menentukan harga transfer yang menguntungkan bagi unit bisnis yang berada di yurisdiksi dengan tarif pajak yang lebih rendah, perusahaan dapat mengurangi beban pajak secara keseluruhan dan memaksimalkan keuntungan.

- Transfer pricing memungkinkan perusahaan untuk mengatur aliran dana internal antara unit bisnis. Dengan menetapkan harga transfer yang sesuai, perusahaan dapat mengoptimalkan pembiayaan internal dan mengurangi biaya pinjaman eksternal.

- Melalui transfer pricing, perusahaan dapat mengukur kinerja setiap unit bisnis secara terpisah.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi unit bisnis yang menghasilkan laba yang tinggi atau rendah, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk meningkatkan kinerja.

- Perusahaan dapat menggunakan transfer pricing untuk memisahkan risiko antara unit bisnis atau anak perusahaan. Dengan menetapkan harga transfer yang mencerminkan risiko yang diambil oleh masing-masing unit bisnis, perusahaan dapat mengalokasikan risiko secara efisien dan menghindari konsolidasi risiko di satu unit bisnis.

Kesimpulannya: Menurut saya, transfer pricing dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan, namun praktik transfer pricing yang bertujuan untuk meminimalisir pajak harus tetap mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Penting bagi perusahaan untuk menjalankan transfer pricing dengan itikad baik dan mematuhi prinsip-prinsip perpajakan yang adil dan transparan.

Sumber referensi: https://www.pajakku.com/read/6007cf5e5bddc138006e2f3c/Belajar-Pajak:- Aspek-Perpajakan-Transfer-Pricing-di-Indonesia

(11)

15. Jelaskan perbedaan yang mendasar dan tujuan dari perhitungan Return on Investment (ROI) dan EVA (Economic Value Added)?

Jawab

Perbedaan mendasar antara Return on Investment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) terletak pada pendekatan dan tujuan pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Dimana EVA memperhatikan biaya modal, sedangkan ROI tidak memperhatikan biaya modal. Total biaya modal menunjukkan jumlah kompensasi atau pengembalian yang dituntut investor atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.

Perbedaannya:

- Tujuan utama perhitungan ROI adalah mengevaluasi tingkat pengembalian investasi dan mengidentifikasi proyek investasi yang memberikan keuntungan yang tinggi. Sedangkan Tujuan utama perhitungan EVA adalah mengevaluasi apakah perusahaan menghasilkan nilai tambah yang cukup untuk membenarkan penggunaan modal yang ditanamkan.

- ROI merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas investasi, dimana ROI dihitung dengan membagi laba bersih dengan total investasi yang dilakukan.

Sedangkan EVA merupakan metode yang lebih komprehensif untuk mengukur nilai tambah ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan, dimana EVA dihitung dengan mengurangi biaya modal tertimbang dari laba operasional bersih.

- ROI memberikan informasi tentang profitabilitas relatif dari investasi dan dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan kinerja investasi yang berbeda. Sedangkan EVA memberikan gambaran yang lebih holistik tentang kinerja perusahaan dengan memperhitungkan biaya modal dan mengidentifikasi area di mana perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi.

Kesimpulannya: menurut saya, ROI dan EVA adalah metode yang berbeda dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. ROI lebih fokus pada tingkat pengembalian investasi, sementara EVA melibatkan perhitungan nilai tambah ekonomi setelah mempertimbangkan biaya modal. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang berbeda, keduanya dapat digunakan secara bersama-sama untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan.

Sumber referensi: https://onesearch.id/Record/IOS4502.10364-557/TOC Nugroho, Ari E. Thesis Terbitan: Universitas Widyatama , 2008. Dan Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi" oleh Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (Buku ini mencakup topik-topik dalam manajemen keuangan, termasuk pengukuran kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA). Serta https://www.jurnal.id/id/blog/2018- roi-vs-eva-mana-yang-lebih-baik-untuk-digunakan-perusahaan/

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi manajerial yang dapat diajukan bedasarkan hasil penelitian adalah penerapan sistem pengendalian manajemen dan pengendalian internal yang baik dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan sistem pengendalian manajemen dapat mempengaruhi target penjualan.. Metode yang digunakan

Sistem yang digunakan oleh manajer dalam pengendalian manajemen disebut sistem pengendalian manajemen yang tujuan pokoknya adalah mengarahkan karyawan dalam perusahaan

Dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui apakah secara simultan sistem pengendalian manajemen,

a) Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan,

a) Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan,

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengevaluasi struktur sistem pengendalian manajemen,

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan secara simultan Uji F hasil yang diperoleh dengan sig F 0,001 < 0,05 artinya variabel sistem pengendalian manajemen dan