• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan OM Group

N/A
N/A
Ferdi Surya Handoko

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan OM Group"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN

KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN OM GROUP

(Studi Kasus Pada Karyawan OM GROUP ) SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Ferdi Surya Handoko K.2020.1.35196

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) MALANG KUCECWARA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

MALANG 2023

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan organisasi. Setiap organisasi selalu berusaha meningkatkan keberhasilan sumber daya dalam menjalankan fungsinya secara efisien dan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai pekerjaannya sangat bergantung pada prestasi kerja yang dicapai oleh pegawainya.

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhinya dalam melaksanakan tugasnya, termasuk lingkungan kerja fisik yang meliputi ruang kerja, kebersihan, peralatan kerja, dan lain-lain.

Lingkungan kerja meliputi hubungan baik antara pimpinan dan bawahan serta hubungan baik antar rekan kerja. Dengan kondisi kerja yang baik , maka pegawai dapat nyaman dan mencapai hasil kerja yang diharapkan, begitu pula sebaliknya jika kondisi kerja buruk maka tidak akan tercapainya hasil kerja yang tinggi, sehingga menurunkan prestasi kerja.

Disiplin kerja dikalangan pegawai sangat baik karena tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila tidak adanya disiplin kerja. Semua organisasi tentu mempunyai standar perilaku yang harus dihormati dalam kaitannya dengan pekerjaan, baik itu ada atau tidak, dan ingin karyawannya menghormatinya.

Kepuasan kerja disinyalir sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Gibson dalam Nur (2008) secara jelas menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara kinerja dengan kepuasan kerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan menunjukkan kinerja yang baik pula.

Kepuasan kerja adalah suatu sikap seseorang

terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima (Robbins, 2006). Kepuasan kerja juga dapat terbentuk melalui budaya organisasi yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kinerja karyawan (Kotter dan Heskett dalam Nur, 2008).

Oleh karena itu, peningkatan kedisiplinan merupakan salah satu unsur penting dalam organisasi. Dengan disiplin kerja yang baik berarti akan diperoleh manfaat yang bermanfaat bagi organisasi dan karyawan. Oleh karena itu, diperlukan peraturan yang jelas, mudah diikuti dan adil, serta berlaku mulai dari manajemen tertinggi hingga karyawan terendah.

Disiplin yang baik mencerminkan sejauh mana tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong keinginan untuk mencapai prestasi kerja Oleh karena itu, setiap pemimpin selalu berusaha agar bawahannya mempunyai disiplin yang baik.

1.1. Rumusan Masalah

1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan OM GROUP?

2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan OM GROUP?

3. Apakah lingkungan kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan OM GROUP?

(3)

1.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan OM GROUP.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan OM GROUP.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja, disiplin, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan OM GROUP.

1.3. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan dan tujuan diatas maka manfaat penelitian diatas adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

1) Dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

2) Dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

3) Dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

2. Manfaat Praktis.

1) Memberikan masukan dan pertimbangan pada pelaku bisnis khususnya pada bidang food and beverage untuk lebih mengembangkan lingkungan kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

2) Memberikan masukan pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan seberapa besar pengaruh lingkungan kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

3) Memberikan tambahan pengetahuan pada pelaku bisnis tentang pengaruh lingkungan kerja, disiplin kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

Gambar 1.5 Kerangka Konseptual

(4)

Kinerja Karyawan Y

Kepuasan Kerja Z

Lingkungan kerja X1

Disiplin Kerja

X2

(5)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Lingkungan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Nitisemito (2008 : 183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai segala sesuatu yang mengelilingi pekerja dan yang dapat mempengaruhi mereka dalam pelaksanaan tugas yang diberikan kepada mereka.

Menurut Sedarmayanti (2009 : 1) Lingkungan kerja mengacu pada alat dan bahan lingkungan tempat seseorang bekerja, metode dan pengaturan kerja, hingga baik sebagai individu maupun kelompok. Peneliti memilih teori tersebut karena setuju dengan penelitian ini bahwa segala sesuatu yang dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa lingkungan kerja meliputi segala sesuatu yang ada disekitarnya dan yang dapat mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi.

2.1.1.2 Faktor faktor Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang kondusif memberikan perasaan dan kenyamanan, sehingga pegawai dapat bekerja secara maksimal. Secara garis besar lingkungan kerja dibedakan menjadi 2 macam yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik

1) Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001) mengatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Beberapa jenis lingkungan kerja yang diuraikan oleh Sedarmayanti sebagai berikut:

a. Penerangan/Pencahayaan di tempat kerja

Cahaya atau penerangan mempunyai manfaat yang sangat besar untuk menjamin keselamatan dan kelancaran operasional pekerjaan.

Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan pencahayaan yang terang, bukan menyilaukan.

b. Suhu di tempat kerja

Dalam keadaan normal, setiap bagian tubuh manusia mempunyai suhu yang berbeda-beda.Tubuh manusia selalu berusaha mempertahankan keadaan dengan sistem tubuh yang sempurna agar mampu beradaptasi dengan hal-hal yang terjadi di luar tubuh.

c. Kelembaban Udara Tempat Kerja

Keadaan dengan suhu udara yang sangat panas dan kelembapan yang tinggi akan menyebabkan pengecilan tubuh secara besar-besaran , akibat sistem penguapan. Pengaruh lainnya adalah detak jantung yang lebih cepat hingga sirkulasi darah yang lebih aktif untuk merespon kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha mencapai keseimbangan antara panas tubuh dan suhu lingkungan.

d. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

(6)

Udara sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen di udara mengalami penurunan dan bercampur dengan gas-gas dan bau-bauan yang membahayakan kesehatan tubuh. Tanaman di sekitar tempat kerja merupakan sumber udara segar. Rasa sejuk dan segar saat bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh setelah bekerja.

e. Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu jenis pencemaran yang harus diatasi oleh para ahli adalah kebisingan, yaitu suara-suara yang tidak diinginkan yang masuk ke dalam telinga.

Dalam melaksanakan pekerjaan memerlukan konsentrasi , oleh karena itu kebisingan harus dihindari agar pekerjaan dapat terlaksana secara efisien dan produktivitas kerja meningkat.

f. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Yang dimaksud dengan getaran mekanis adalah getaran yang disebabkan oleh alat mekanis, sebagian getaran tersebut sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.

g. Bau di tempat kerja

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dikatakan sebagai pencemaran, karena dapat mengganggu tempat kerja, dan bau-bauan yang timbul dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.

Menggunakan “AC” Cara yang tepat adalah cara yang bisa menghilangkan bau yang mengganggu di tempat kerja.

h. Kumpulan warna tempat kerja

Pada kenyataannya, kumpulan warna tidak lepas dari penataan dekorasi.

Sifat dan pengaruh warna terkadang membangkitkan perasaan bahagia, kesedihan, dan lain-lain, karena sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

i. Dekorasi tempat kerja

Dekorasi dikaitkan dengan perencanaan yang baik itulah sebabnya dekorasi tidak hanya terkait dengan ruang kerja, tetapi juga dengan cara tata letak, palet warna, peralatan, dan lainnya untuk bekerja.

j. Musik di Tempat Kerja

Menurut para ahli, musik dengan nada yang lembut, disesuaikan dengan suasana, waktu dan tempat, dapat menyadarkan karyawan untuk bekerja.

k. Keamanan di Tempat Kerja

Untuk menjaga tempat dan lingkungan kerja dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan keberadaannya. Upaya menjaga keselamatan di tempat kerja dapat berupa dengan menggunakan petugas personalia satuan. (SATPAM).

2) Lingkungan Kerja Non-Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001) lingkungan kerja non-fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

Wursanto (2009) mendefinisikan lingkungan kerja non fisik sebagai sesuatu yang menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja. Beberapa jenis lingkungan kerja non- fisik menurut Wursanto yaitu:

a. Rasa aman karyawan

(7)

Perasaan aman seorang pegawai adalah perasaan aman dalam menghadapi berbagai bahaya yang dapat mengancam kehidupan pribadi pegawai.

b. Loyalitas Karyawan

Loyalitas adalah sikap seorang karyawan untuk setia kepada perusahaan atau organisasi atau terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Loyalitas ini terdiri dari dua jenis, yaitu loyalitas vertikal dan loyalitas horizontal. Loyalitas vertikal adalah kesetiaan antar bawahan dan atau sebaliknya antara atasan dan bawahan.

c. Kepuasan Karyawan

Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang hanya dapat dirasakan oleh para pekerja.

Oleh karena itu, lingkungan kerja non fisik yang memberikan rasa aman dan puas dapat membantu karyawan bekerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

2.1.1.3 Indikator Lingkungan Kerja

Indikator lingkungan kerja dalam penelitian merujuk pada Siagian (2014: 59) bahwasanya dimensi dari lingkungan kerja dibuat dari beberapa indicator yaitu :

a. Bangunan Tempat Kerja

Selain menarik, gedung kerja dibangun dengan mempertimbangkan keselamatan dalam bekerja, sehingga karyawan merasa nyaman dan aman dalam menjalankan

pekerjaannya.

b. Peralatan Kerja Yang Memadai

Karyawan sangat membutuhkan peralatan yang tepat untuk membantu mereka menyelesaikan tugas yang mereka lakukan di perusahaan.

c. Fasilitas

Fasilitas perusahaan sangat diperlukan bagi karyawan untuk membantu mereka mengkoordinasikan pekerjaan yang ada di perusahaan.

Selain ini, ada hal yang harus perhatikan oleh perusahaan, yaitu bagaimana cara memanusiakan karyawan, seperti memberikan fasilitas bagi karyawan untuk beristirahat setelah lelah dari pekerjaan dan juga tempat beribadah.

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka mengubah perilakunya dan untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan seseorang untuk mematuhi semua peraturan dan standar sosial yang berlaku.

(Sutrisno, 2009 : 120).

Darmawan (2013 : 41) menyatakan Disiplin kerja diartikan sebagai sikap, perilaku dan tindakan yang sesuai dengan peraturan organisasi, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Siagian (2007 : 305) menyatakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai wujud sikap, mentalitas, pengetahuan dan sikap pegawai yang bertujuan untuk berusaha dengan sukarela bekerja sama dengan pegawai lain, mematuhi terhadap ketentuan yang berlaku dan kerja dan untuk mencoba meningkatkan prestasi kerja mereka. Disiplin Kerja menurut Gouzali (2006 : 111) adalah sikap dan perilaku seorang pegawai yang diwujudkan dalam bentuk kesediaan pegawai, dengan penuh keikhlasan atau tanpa

(8)

paksaan, untuk menaati dan melaksanakan segala peraturan dan kebijakan di pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan kontribusi yang sebesar- besarnya untuk mencapai tujuan.

2.1.2.2 Faktor faktor Disiplin kerja

Menurut (Khair, 2017) Kedisplinan dilakukan manajemen organisasi untuk menumbuhkan keinginan dan kesadaran sumber daya manusia untuk mentaati peraturan- peraturan,norma-norma sosial,kebijakan dan nilai positif yang ada agar dapat dengan mudah merealiasikan program kerja yang berdampak kepada pencapaian tujuan organisasi.

a. Besar kecilnya upah yang diberikan.

b. Ada tidaknya kepemimpinan di Perusahaan

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pedoman.

d. Keberanian kepemimpinan untuk bertindak.

e. Ada tidaknya pengawasan terhadap manajer

f. ada tidaknya perhatian yang diberikan kepada karyawan.

g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin kerja (Tanjung, 2015).

2.1.2.3 Indikator indicator Disiplin Kerja

Indikator kedisiplinan kerja yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada Agustini (2011: 73) sebagai berikut:

a. Tingkat Kehadiran

Banyaknya pegawai yang hadir pada kerja ditandai dengan rendahnya tingkat ketidak hadiran pegawai.

b. Tata Cara Kerja

Peraturan yang harus dihormati oleh semua pegawai c. Ketaatan Pada Atasan

Mengikuti apa yang atasan Anda perintahkan untuk mendapatkan hasil yang baik.

d. Kesadaran Dalam Bekerja

Sikap kerja pegawai yang melaksanakan secara sukarela tanpa kendala/paksaan.

e. Tanggung Jawab

Kesediaan seorang pegawai untuk bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya dan perilakunya dalam bekerja.

2.1.3 Kepuasan Kerja 2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Setiawan dan Ghozali ( 2006) kepuasan kerja adalah

Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya. Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins dan Judge, 2008). Kepuasan kerja adalah sikap atau perasaan puas dan tidak puas karyawan terhadap hasil penilaian dari pekerjaan yang telah dilakukannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kaswan (2012) dan Handoko (2001) memandang kepuasan kerja sebagai perasaan puas atau tidak puas karyawan terhadap pekerjaan mereka, perasaaan itu akan tampak dari sikap

(9)

karyawan terhadap pekerjaan dan dilingkungan kerjanya. Dimensi kepuasan kerja yang digunakan dalam penilitian ini mengacu pada pendapat Kaswan (2012) dan Luthans (2006) diantaranya pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, rekan kerja, dan kondisi kerja.

Menurut Mangkunegara (2009), pada

umumnya terdapat banyak teori yang membahas masalah kepuasan seseorang dalam bekerja.

Teori- teori kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2009) antara lain:

1. Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Komponen dan teorinya adalah masukan, orang pembanding dan.

equity-in-equity.

Input adalah seluruh nilai yang diterima oleh karyawan yang dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan.

Misalnya pendidikan, pengetahuan, keterampilan, usaha, personalia dan jumlah jam kerja.

Menurut teori ini, kepuasan atau ketidakpuasan seorang karyawan merupakan hasil perbandingan input-hasil sendiri perbandingan input-hasil karyawan lain.

Jadi, jika perbandingannya terkesan seimbang, karyawan akan merasakannya Namun apabila terjadi ketimpangan , hal ini dapat menimbulkan kemungkinan, baik ketimpangan gaji maupun sebaliknya ketimpangan gaji yang menguntungkan pegawai lain yang tidak sebanding.

2. Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter. Ia berpendapat bahwa mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan karyawan.

Locke menyarankan bahwa kepuasan kerja bergantung pada perbedaan antara apa yang mereka dapatkan dan apa yang mereka harapkan.

Jika apa yang diperoleh karyawan ternyata lebih baik dari yang diharapkan, maka dia akan puas.

Sebaliknya jika apa yang diterima karyawan sesuai dengan harapan maka akan menimbulkan ketidakpuasan mereka.

3. Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory) Teori ini pertama kali dipelopori Maslow.

dikemukakan oleh Maslow (1943). Teori ini merupakan kelanjutan dan “Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak, yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa kebutuhan meteril dan non-materil.

Dalam teori ini Maslow menyatakan adanya

suatu hirarki kebutuhan pada setiap orang. Setiap orang memberi prioritas pada suatu kebutuhan sampai kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Jika suatu kebutuhan sudah terpenuhi. maka kebutuhan yang kedua akan memegang peranan, demikian seterusnya menurut urutannya

2.1.3.2 Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Trianita (2007) mengatakan kepuasan kerja

merupakan tingkat dimana seseorang memperoleh kesenangan dan suatu pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Terdapat sejumlah faktor

(10)

yang mempengaruhi kepuasan kerja, akan tetapi pengaruh utama dapat diringkas dalam 5 dimensi (Luthans, 2006):

1. Pekerjaan itu sendiri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis disiplin kerja, menganalisis kinerja karyawan, dan menguji pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan (studi kasus: Hotel X Palu

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variable Motivasi kerja, disiplin kerja dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja karyawan RSU Asy-Syifa Sambi, dan

PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP.. KINERJA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Indojaya Agrinusa, Tbk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan secara parsial budaya organisasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, sehingga penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Deskripsi dari Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan Perusahaan Senapan Angin Sanaji, Pengaruh Kepuasan Kerja

Sehingga permasalahan yang dikaji adalah Pengaruh Kepuasan Kerja Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Selama Masa Pandemi Covid 19 Pada PT POS Indonesia