• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FUNGSI LANSKAP WISATA ALAM PADA COBAN PUTRI KOTA BATU PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Donatus Bere

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN FUNGSI LANSKAP WISATA ALAM PADA COBAN PUTRI KOTA BATU PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN FUNGSI LANSKAP WISATA ALAM PADA COBAN PUTRI KOTA BATU

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat penelitian tugas akhir

Oleh:

ORINIMUS BERE 2017320026

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya sehingga proposal skripsi yang berjudul “Kajian Lanskap Wisata Alam Pada Coban Putri Kota Batu” ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Amir Hamzah, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

2. Rizki Alfian, S.SArl; M.Si selaku Ketua Program Studi Arsitektur Lanskap Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

3. Irawan Setyabudi, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Utama 4. Rizki Alfian, S.SArl; M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping 5. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

6. Serta pihak-pihak dan teman-teman Arsitektur Lanskap yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, shingga tercapainya skripsi ini Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan yang harus disempurnahkan baik dari penyusunan dan materinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 30 September 2022

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... v

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 5

2.2 Lanskap Wisata ... 5

2.2.1 Lanskap... 5

2.2.2 Wisata ... 6

2.3 Wisata Alam ... 7

2.3.3 Pengertian Wisata Alam ... 7

2.3.4 Fungsi Wisata Alam ... 8

2.4 Kawasan Konservasi ... 8

2.4.5 Pengertian Konservasi ... 8

2.4.6 Kawasan Konservasi ... 9

BAB III METODE PENELITIAN ... 11

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 12

(4)

iii

3.3 Jadwal Penelitian ... 12

3.4 Metode Penelitian ... 13

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 13

3.4.2 Responden ... 14

3.4.3 Kriteria penilaian penelitian ... 16

3.4.4 Analisis Data ... 18

3.4.5 Formulir Responden ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

LAMPIRAN ... 23

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 5

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian... 12

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 12

Tabel 3.3 Jenis Data ... 14

Tabel 3.4 Data dan Jumlah Responden ... 14

Tabel 3.5 Kriteria Penelitian... 16

Tabel 3.6 Tabel Formulir Responden ... 20

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian ... 4 Gambar 3.2 Petak Lokasi Penelitian ... 11

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kota Batu adalah salah satu daerah yang memberikan perhatian khusus dalam mengembangkan sektor wisata dengan berbasis alam dan Pendidikan. Potensi-potensi berupa wisata alam, hutan kota, taman baca, tempat rekreasi dan pasar wisata dan lain sebagainya menjadi usaha pemerintah dalam merawat dan melestarikan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batu (Dinas Komonikasi dan Informatika, 2013). Menurut Suwantoro, (2004) menyatakan pengembangan pariwisata sering dikaitkan dengan adanya sapta kebijakan pengembangan pariwisata oleh pemerintah.

Seiring dengan perubahan dan pertumbuhan Kota Batu yang dikenal sebagai kota wisata membuat pemerintah terus bekerja dalam membangun infrastruktur, pengembangan fasilitas pendukung, pengembangan potensi alam yang dimiki, serta pengembangan sarana dan prasarana yang harus diselesaikan oleh pemerintah demi mencapai pembangunan daerah yang merata untuk masyarakat Kota Batu. Sektor pariwisata di Kota Batu masih memerlukan pembenahan dan pengelolaan, agar dapat mengoptimalkan perkembangan pariwisata di Kota Batu dengan baik, salah satunya adalah objek Wisata Alam.

Wisata Alam merupakan kawasan untuk mewujudkan usaha konservasi, pengawetan keragaman jenis tumbuhan, satwa, dan keunikan alam. Selain itu wisata alam juga berfungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan wisata alam. Wisata Alam adalah suatu kawasan pelestarian (kawasan konservasi) alam yang di peruntukan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, terutama untuk kegiatan rekreasi dan pariwisata. Menurut Arief, (2001) wisata alam adalah suatu kawasan pelestarian alam yang di manfaatkan berbagai potensi sumber daya alam dan ekosistemnya yang baik itu dalam bentuk alami ataupun perpaduan dari buatan hasil manusia.

(8)

Coban Putri merupakan salah satu wisata alam yang terletak di Kota Batu.

Coban Putri secara administrasi berada di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Coban Putri merupakan salah satu wisata alam yang terletak di Kota Batu. Coban Putri secara administrasi berada di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Lokasi Coban Putri sangat mudah untuk dijangkau dikarenakan letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Kota Batu dan berdekatan dengan Wisata Alam Coban Rais.

Dari sekian Coban yang berada di Kota Batu, Coban Putri memiliki keindahannya tersendiri. Menurut Hidayah et al., (2018) Coban Putri berpotensi sebagai habitat alami Herpetofuna karena wilayahnya masih alami. Coban Putri yang dimanfaat sebagai salah satu tujuan wisata alam di Batu tentunya akan mempengaruhi keberadaan Herpetafauna diwilayah tersebut. Coban Putri memiliki keunikan tersendiri yaitu lokasi Coban Putri berada dibawah perbukitan dan diantara lembah. Coban Putri telah dikenal oleh wisatawan dikarenakan pada lokasi Coban Putri menyuguhkan panorama-panorama yang indah di pandang, seperti hutan pinus yang masih alami, air terjun kembar yang memliki ketinggian 15 meter dan 20 meter serta kolam buatan, camping area, taman serta spot-spot foto seperti ayunan kembar, gardu pandang kayu berbentuk bintang serta gardu pandang berbentuk tangan raksasa, yang dapat mendukung keindahan Coban Putri.

Saat ini potensi sumber daya dan keindahan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga pada beberapa titik masih terdapat kendala yang masih ditemukan seperti akses jalur menuju objek wisata Coban Putri belum tertata dengan baik, jalur untuk pejalan kaki belum memadai, sehingga pada saat hujan akan jalan akan berlumpur dan berdebu pada saat musim kemarau. Kurangnya lahan parkir untuk kendaraan roda empat, pola ruang yang belum tertata dengan baik, sehingga mengurangi kualitas estetika yang ada pada kawasan Coban Putri.

Berdasarkan potensi dan kendala tersebut, maka perlu adanya suatu upaya kajian berdasarkan wisata alam pada kawasan Coban Putri Kota Batu. Kajian berdasarkan wisata berbasis alam terhadap kawasan Coban Putri, dapat menjadi acuan bagi pengelola kawasan Coban Putri, dalam meningkatkan pengelolaan lanskap berbasis

(9)

3

alami pada kawasan wisata Coban Putri, sehingga kawasan Coban Putri menjadi kawasan wisata alam unggulan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Lanskap Wisata Alam pada Kawasan Coban Putri Kota Batu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana Mengkaji Fungsi Lanskap Wisata Alam pada Kawasan Coban Putri Kota Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk “Mengkaji Fungsi Lanskap Wisata Alam pada Kawasan Coban Putri Kota Batu”.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat yaitu:

1. Untuk pengelola Coban Putri, hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai rekomendasi dalam pengelolaan Coban Putri.

2. Untuk bidang ilmu, hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai rekomendasi dalam penelitian sejenis.

1.5 Kerangka Pemikiran

Wisata alam merupakan salah satu Sektor Pariwisata yang dikembangkan di Kota Batu. Coban Putri merupakan salah satu wisata alam yang terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Coban Putri memiliki potensi dan keunikan sebagai kawasan wisata alam. Akan tetapi potensi dan keunikan pada Coban Putri masih terdapat beberapa kendala sehingga perlu adanya kajian pada kawasan wisata Coban Putri berbasis wisata alam, untuk meningkatkan daya tarik pengunjung terhadap kawasan wisata Coban Putri

(10)

Coban Putri

Kendala

Aspek Fisik, Biosifi, Ekologi, Sosial, Wisata

UU No. 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan dan UU No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Kajian Lanskap Wisata Alami Pada Kawasan Coban Putri Analisa Fungsi Lanskap Dengan Skala Likert

Analisa Lanskap wisata Alam

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Potensi

Desa Tlekung

(11)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut penelitian terdahulu dari beberapa jurnal terkait jurnal yang digunakan sebagai salah satu acuan penulisan dalam melakukan penelitian, dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1 Falentina Benga Rain (2019)

Kajian Lanskap Wisata Alam Coban Talun Kota Batu

- Kajian Lanskap Wisata

- Waktu penelitian - Tempat penelitian - Metode Penelitian 2 Ermalinda Bria

(2022)

Evaluasi Keindahan Lanskap Wisata Alam Coban Putri Kota Batu

- Tempat Penelitian - Lanskap

Wisata Alam

- Metode penelitian - Waktu penelitian

- Peneliti terdahulu berfokus pada persepsi evaluasi keindahan lanskap, peneliti sekarang berfokus pada kajian lanskap wisata

3 Rezky Khrisrachmans ya (2021)

Studi Potensi Lanskap Wisata Kampung Rawa Gede, Desa Tugu Utara, Kabupaten Bogor, Berbasis Alam

- Studi Potensi Lanskap Wisata - Metode

penelitian

- Lokasi Penelitian - Waktu penelitian

- Peneliti terdaluhu Berfokus pada lanskap wisata kampung, peneliti sekarang berfokus pada lanskap wisata alam

4 Nih Luh Apriani (2020)

Kajian Terhadap Objek Daya Tarik Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem

Metode Penelitian

- Waktu penelitian - Tempat penelitian

- Peneliti terdahulu berfokus pada daya tarik wisata, peneliti sekarang berfokus pada kajian lanskap wisata alam

2.2 Lanskap Wisata 2.2.1 Lanskap

Simond, (1983) dalam Hamonangan et al., (2015) mengatakan bahwa lanskap merupakan bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu, dimana elemen-elemen lanskap dibagi menjadi elemen-elemen utama dan elemen-elemen penunjang. Elemen-

(12)

elemen utama adalah elemen lanskap dominan yang tidak dapat diubah. Elemen-elemen penunjang adalah elemen lanskap yang dapat diubah.

Lanskap adalah permukaan bumi yang tidak dicakup oleh laut namun lebih sempit dari yang dapat diambil sekejap oleh mata termasuk kota-kota serta pedesaan dan padang gurun, halaman serta taman, tempat parkir sertataman atap bangunan, dan dapat diklasifikasikan sebagai buatan manusia ataupun alam. Lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks disuatu area atau daerah.

Troll (1970) dalam Galeri Pustaka, (2013) mendefenisikan tentang lanskap adalah keseluruhan ruang dan kenampakan dari suatu lingkungan dimana manusia itu tinggal, yang padanya terjadi keterpaduan antara komponen fisik bumi (geosphere) dan komponen makhluk hidup. Dapat disimpulkan, pengertian lanskap adalah suatu lahan atau tata ruang luar dengan elemen alami dan elemen buatan yang dapat dinikmati oleh indera manusia. Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter menyatu secara alami dan harmonis untuk memperkuat karakter lanskap tersebut.

2.2.2 Wisata

Dalam undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, disebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Menurut Spillane (1987) dalam Dewi, (2019) mendefinisikan wisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Wisata adalah suatu pergerakan sementara waktu yang dilakukan oleh sekelompok manusia atau individu dari tempat tinggal atau pekerjaannya menuju suatu tujuan tertentu, dimana aktivitas tersebut dilakukan pada saat mereka berada pada tempat yang dituju dan ada fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keinginan

(13)

7

mereka Gunn, (1994) dalam Tangian et al., (2019). Hasil yang akan diperoleh dari aktivitas wisata adalah pengalaman dan kepuasan yang timbul saat berada pada tempat- tempat wisata.

Menurut Damanik dan Helmut (2006) dalam Prasiasa et al., (2020) menyatakan sistem kepariwisataan terdiri dari permintaan wisata, penawaran wisata, pasar dan kelembagaan, pelaku pariwisata, dan lembaga swadaya masyarakat. Sementara menurut Nurisjah dan Pramukanto, (2001) dalam Pranatha et al., (2015) mendefinisikan kawasan wisata merupakan suatu areal atau jalur pergerakan wisata yang didalamnya memiliki objek dan daya tarik wisata tentunya dapat dikunjungi, disaksikan, dan dinikmati wisatawan.

2.3 Wisata Alam

2.3.3 Pengertian Wisata Alam

Wisata Alam menurut peraturan Undang–Undang No 5. Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya adalah kawasan pelestarian yang terutama di manfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Wisata alam adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan flora, fauna, maupun alam itu sendiri yang mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan.

Pasal 31 dari Undang-Undang No 5. Tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untukm kepentingan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, dan wisata alam Pasal 34 menyebutkan pula bahwa pengelolahan taman wisata dilaksanakan oleh pemerintah. Adapun kriteria- kriteria untuk penunjukan dan penetapan sebagai kawasan taman wisata alam, yaitu:

1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala alam serta formasi geologi yang menarik.

2. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi potensi dan daya atarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam.

3. Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.

(14)

2.3.4 Fungsi Wisata Alam

Taman wisata alam memiliki fungsi antara lain:

1. Fungsi pelestarian Taman wisata alam berfungsi melindungi sistem penyangga kehidupan bagi daerah sekitar kawasan Taman Wisata Alam.

2. Fungsi akademis Taman wisata alam berfungsi sebagai tempat pendidikan alam dan pe ngembangan ilmu pengetahuan.

3. Fungsi pariwisata Taman wisata alam berfungsi sebagai tujuan wisata dan rekreasi alam yang didukung oleh keindahan alam dan ekosistem kawasan itu sendiri.

2.4 Kawasan Konservasi 2.4.5 Pengertian Konservasi

Konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana upaya konservasi tidak hanya usaha perlindungan tetapi juga pemanfaatan secara lestari. Konservasi dapat pula dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Konservasi menurut (Undang-Undang Nomor 5 Tahun, 1990) tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pada pasal 1 ayat 2 diterangkan bahwa pengertian dari konservasi adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannaya secara bijaksana. Dalam Undang-Undang tersebut juga dijelaskan bahwa Kawasan Suaka Alam atau KSA terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Untuk Kawasan Pelestarian Alam atau KPA terdiri dari taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan, pengawetan, pelestarian. Alikodra, (2012) berpendapat bahwa konservasi adalah pengelolaan biosfer secara aktif yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan keanekaragaman spesies maksimum dan pemeliharaan keragaman genetik di dalam suatu spesies, termasuk juga pemeliharaan fungsi biosfer

(15)

9

seperti fungsi ekosistem dan siklus nutrisi. Konservasi adalah alikasi sumberdaya alam antara waktu (lintas generasi) yang optimal secara sosial. Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan (DJPKA, 2000) dalam (Yuniarti et al., 2018), sebagai berikut:

1. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama.

2. Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial

3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survei, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.

4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang. Secara keseluruhan, konservasi sumber daya alam hayati (KSDAH) adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat dirangkum bahwa konservasi secara kompleks adalah pemanfaatan, pengelolaan sumber daya alam termasuk satwa, air, udara, mineral, segala sumber daya alam terbarukan atau tidak. Istilah konservasi semakin sering dipergunakan dalam wacana publik seiring meningkatnya berbagai masalah, tekanan, kerusakan lingkungan hidup.

2.4.6 Kawasan Konservasi

Kawasan konservasi merupakan suatu kawasan hutan yang ditunjuk pemerintah untuk dimanfaatkan secara lestari sebagai langkah untuk melestarikan segala aspek yang ada dalam kawasan tersebut. Misalnya, tumbuhan dan satwa didalamnya. Kawasan konservasi di Indonesia sangatlah banyak, tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, ada sekitar 519 kawasan yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.

(16)

Kawasan konservasi menurut Departemen Kehutanan dalam arti yang luas adalah kawasan dimana konservasi sumber daya alam hayati dilakukan. Di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia yang ada, tidak memuat definisi mengenai kawasan konservasi secara jelas. Adapun pengertian kawasan konservasi yang ditemukan dan digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018 Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen Kehutanan adalah “kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, taman buru dan hutan lindung”. Sementara itu istilah-istilah yang lebih dikenal adalah “kawasan lindung“.

Kawasan konservasi merupakan salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya dari kepunahan.

Pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi ditujukan untuk mengusahakan kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Oleh karenanya keberadaan fungsi-fungsi keanekaragaman hayati tersebut sangatlah penting (Departemen Kehutanan Indonesia, 2018).

Kawasan Konservasi adalah benteng terakhir dalam usaha perlindungan sumberdaya alam hayati di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah telah menetapkan kawasan konservasi sebagai perwakilan berbagai ekosistem (di Indonesia terdapat kurang lebih 80 ekosistem). Berdasarkan UU Nomor 41 Tahun, (1990) tentang Kehutanan, Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya. Kawasan hutan konservasi dibedakan menjadi Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.

(17)

11 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kawasan Wisata Alam Coban Putri yang terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Waktu penelitian dilakukan selama enam bulan, dimulai dari bulan Agustus 2022 sampai bulan Februari 2023. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Petak Lokasi Penelitian

A B C

A (Pintu Masuk) B (Air Terjun Kembar) C (Bagian Hilir) Denah Peta Kawasan Coban Putri

(18)

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam peneilitian evaluasi keindahan lanskap kawasan wisata alam Coban Putri Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian

No Alat dan Bahan Fungsi

1 Alat tulis Digunakan untuk mengumpulkan dan mencatat data yang diperoleh.

2 Kamera

(handphone/Digital)

Digunakan untuk mengambil foto keadaan tapak ataupun visual tapat untuk dimasukan kedalam kousioner agar diberikan penilaian.

3 Komputer/laptop Digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh dan pembuatan skripsi

4 Google EarthPro Digunakan untuk pengambilan peta lokasi dan membantu penentuan lokasi.

5 Skala Likert Untuk menganalisis data

6 Microsoft Excel Untuk menganilisis data hasil survei

5 Microsoft Word Digunakan untuk mengolah data dan pembuatan skripsi.

6 Adobe Photoshop Digunakan untuk memanipulasi dan penyuntingan foto serta membuat rekomendasi hasil penilaian.

7 Sketchup Digunakan untuk membuat rekomendasi penataan lanskap wisata alam.

3.3 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama enam (6). Jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6

1 Pembuatan proposal, pengajuan surat ijin penelitian

2 Survey lapangan

3 Penyebaran kuisioner

4 Pembuatan Skripsi

5 Seminar Hasil

6 Sidang

7 Revisi Skripsi

(19)

13

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang terukur dengan angka. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah (Mahmud, 2011).

Metode survei ini biasanya digunakan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representative (Riduwan, 2016). Data yang dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu Pengumpulan data melalui observasi berupa pembagian kuesioner, pengambilan data-data terkait lokasi penelitian, pengamatan langsung, dan wawancara.

2. Data Sekunder yaitu pengumpulan data melalui studi pustaka, baik berupa buku, statistik, laporan hasil penelitian, jurnal, surat kabar, majalah, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.

3. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dari responden kuisioner. Responden yang menilai sampel dipilih yaitu berjumlah 52 orang pengunjung kawasan wisata Coban Putri, yang mengunjungi kawasan wisata Coban Putri Kota Batu.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

(20)

Tabel 3.3 Jenis Data

No Jenis Data Informasi yang

Dikumpulkan Bentuk Data Sumber Data Metode 1 Gambaran

umum lokasi penelitian

- Aspek Biofisik - Aspek Fisik - Aspek Estetika - Aspek Wisata - Aspek Sosial

Budaya

- Aspek Ekonomi

Primer dan Sekunder

- Pengelola Coban Putri - Jurnal - Laporan hasil

penelitian - Internet

- Observasi - Studi pustaka

3 Kajian lanskap wisata alam Coban putri

- Mengkaji lanskap wisata alam Coban Putri

Primer - Pengunjung kawasan wisata Coban Putri

- Kuesioner

4 Analisis Data - Menganalisis lanskao wisata alam Coban Putri

Primer - Skala likert - Skala likert

3.4.2 Responden

Data responden terdiri dari pihak pengelola, responden ahli, mahasiswa, dan pengunjung. Data dan jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Data dan Jumlah Responden

No. Tujuan Responden Jumlah

1 Aspek Fisik Pengelola Wisata Alam Coban Putri Kota Batu 1 2 Aspek Biofisik Pengelola Wisata Alam Coban Putri Kota Batu 1 4 Aspek Wisata Pengelola Wisata Alam Coban Putri Kota Batu

Pengunjung Dinas Pariwisata

1 52 1 5 Aspek Sosial Budaya Pengelola Wisata Alam Coban Putri

Kepala Desa Tlekung

1 1 6 Aspek Ekonomi Pengelola Wisata Alam Coban Putri

Pedagang

1 1

Total 60

(21)

15

Ukuran sampel responden ditentukan dengan menggunakan rumus Raosoft sample size calculator (2022) yaitu:

𝑛 = 𝑁𝑥

(𝑁 − 1)(𝐸)2+ 𝑥

keterangan:

n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasi pada waktu E = batas ketelitian (10%) X = Z (c/100)² r (100-r)

r (100-r) = Distribusi pertanyaan (65%) Z (c/100) = Nilai Kritis (90%)

Penentuan ukuran populasi (N) diperoleh BPS Kota Batu (2022) dengan menggunakan data rata-rata jumlah Pengunjung Kawasan Wisata Alam Coban Putri pada lima (4) tahun terakhir dimulai dari 2017 sampai dengan 2021, yaitu 3.512 orang.

Maka ukuran sampel yang didapatkan yaitu sebanyak 26 orang.

𝑛 = 3512 𝑥 (90%)2(65%)

(3512 − 1)(0,1)2+ (90%)2(50%)= 3512 𝑥 0,52 3511 𝑥 0,01 + 0,52

𝑛 = 1849,06

35,63 = 52 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Responden dikelompokkan dengan metode yang dilakukan dalam mengambil data pengunjung yaitu dengan menggunakan accidental sampling, yaitu metode mengambil sampel dengan cara memilih siapa yang kebetulan ada atau dijumpai pada lokasi tersebut dan bila dipandang orang itu yang kebetulan cocok untuk dijadikan sebagai sumber data. Teknik pengambilan data pengunjung yaitu dengan cara menyebar kuesioner terhadap responden yang cocok dijadikan sebagai responden tanpa memperhatikan clauster ataupun usia. Kuesioner yang disebarkan merupakan kuesioner

(22)

tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang responden tidak diberikan kesempatan dalam menjawab. Jawaban dari kuesioner telah disediakan oleh peneliti, sehingga responden cukup memilih salah satu jawaban yang paling sesuai atau paling mendekati dengan membebuhkan check list.

3.4.3 Kriteria penilaian penelitian

Penelitian ini menggunakan kriteria variabel dan indikator yang akan menjadi tolak ukur dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan penelitian (Harefa, A.S., dkk.

2018) yakni berdasarkan fungsi pelestarian, Pendidikan dan pariwisata pada suatu kawasan wisata alam yaitu, sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Penelitian

No Kriteria Variabel Sub Varibael

1 Fungsi pelestaraian (UU No.5 Tahun 1990)

Kawasan Konservasi

Kawasan hutan lindung

Keanekaragaman Ekosistem Ketersidiaan Fasilitas Sistem Pengelolaan Kapasitas Pengunjung

Kawasan hutan dengan kelas-kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan

Memiliki lereng lapangan 40 % atau lebih Mempunyai ketinggian 2.000 mdpl atau lebih.

Memiliki Tanah kepekaan tinggi terhadap erosi

Daerah Resapan Air 2 Fungsi Pendidikan

(Arief, 2001)

Sarana edukasi Tersedianya fasilitas yang mendukung kegiatan edukasi

Kesesuaian kegiatan edukasi yang diselenggarakan

Kelengkapan informasi yang disediakan di kawasan wisata

(23)

17

Sarana penelitian

Penunjang aktivitas budaya

Kemudahan akses dan Pelayanan Penelitian Kesesuaian kegiatan penelitian yang diselenggarakan.

Tersedianya Pusat informasi budaya Galeri seni dan pertunjukan seni lokal

3 Fungsi pariwisata (Joko Untoro dan Paulus, 2006)

Daya tarik

Aksebilitas

Fasilitas

Keamanan

Kenyamanan

Keindahan alam Atraksi Wisata

Fasilitas Atau Akomodasi

Dapat dijangkau dengan Transportasi umum dan Transportasi Pribadi

Tersedianya Informasi akses Tersedianya Akses untuk disabilitas

Tersedia Fasilitas Akomodasi (Villa atau Penginapan)

Tersedia Fasilitas Utama (Parkir, Pos Pengelola, Toilet, Tempat Sampah) Tersedia Fasilitas Penunjang (Warung, Souvenir dan Pos penyewaan Peralatan Wisata)

Tersedia Fasilitas Rekreasi ( Wahana Bemain, Spot Swafoto dan Lain-lain)

Tingkat kejahatan

Ketersediaan petugas keamanan Ketersediaan fasilitas keamanan

(24)

Keindahan

Keterlibatan masyarakat

Bebas dari kebisingan

Kondisi Kawasan Tampak Bersih Bentuk Pelayanan

Beragam Vegetasi Hias

Bentuk Signature dan Fasade Fasilitas Yang menarik

3.4.4 Analisis Data

Dalam melakukan analisis kajian wisata alam Coban Putri Kota Batu analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter. Tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk mengetahui kondisi elemen dan menilai tingkat kenyamanan berdasarkan persepsi pengunjung di kawasan wisata alm Coban Putri Kota Batu berdasarkan fakta-fakta yang terlihat saat ini.

Perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode Skala Likert.

Kegunaan metode Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2012). Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban dari setiap item dalam instrument tersebut memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan diberi skor dari skala 1 sampai 5 dengan keterangan sebagai berikut:

1. Sangat berpengaruh di beri skor 5 2. Berpengaruh diberi skor 4

(25)

19

3. Cukup berpengaruh diberi skor 3 4. Tidak berpengaruh diberi skor 2 5. Sangat tidak berpengaruh diberi skor 1

Pendapat responden tersebut dihitung dengan rumus:

Rumus Skala Likert : Σ(T x Pn) = N Keterangan :

T = Total jumlah responden yang memilih Pn = Pilihan angka skor likert

N = Total skor Interpretasi skor perhitungan :

Kategori = N/Y X 100%

Keterangan :

Y = Skor tertinggi x Jumlah Resonden

Hasil perhitungan pendapat responden ini dibuat kategori sebagai berikut:

skor ≥ 81 % (Sangat Baik) skor 61-80 % (Baik) skor 41-60 % (Cukup) skor 21-40 % (Kurang Baik) skor ≤ 20 % (Buruk)

Skala likert sering digunakan untuk kuisioner yang mengungkap sikap dan pendapat seseorang terhadap suatu fenomena (Mulyatiningsih, 2011).

(26)

3.4.5 Formulir Responden

Tabel 3.6 Tabel Formulir Responden

No Pertanyaan

Kriteria

SB B CB TB STB

5 4 3 2 1

A. Variabell a. Sub Variabel

1 Pertanyaan..

2 Pertanyaan..

Dan seterusnya sesuai jumlah responden dalam sampel.

(27)

21

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. (2012). Konservasi sumber daya alam dan lingkungan (Yogyakarta.

Gadjah Mada University Press)(in Bahasa).

Arief, A. (2001). Hutan dan Kehutanan. Kanisius.

Dewan Perwakilan Rakyat. (1990a). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEM.

Dewan Perwakilan Rakyat. (1990b). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA. Www.Dpr.Go.Id.

Dewan Perwakilan Rakyat. (2009). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN 2009. Www.Dpr.Go.Id.

Dewi, A. K. (2019). Pengembangan Wisata Alam Coban Putri Desa Tlekung Berbasis Masyarakat.

Dinas Komonikasi dan Informatika. (2013). Dokumen Pengembangan sektor Pariwisata Kota Batu 2013. Diskominfo.

Galeri Pustaka. (2013). Pengertian Lanskap Secara Umum.

Http://Www.Galeripustaka.Com/.

Hamonangan, A. A. I., Sarwadana, S. M., & Yusiana, L. S. (2015). Konsep Desain Lansekap Areal Selamat Datang Fakultas Pertanian Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali. Jurnal Arsitektur Lansekap, 11–20.

Hidayah, A., Hanifa, B. F., Devi, S. R., Septiadi, L., Alwi, M. Z., & Afifudin, F. A.

(2018). Keanekaragaman Herpetofauna di Kawasan Wisata Alam Coban Putri Desa Tlekung Kecamatan Junrejo Kota Batu Jawa Timur. Prosiding Seminar Nasional Hayati, 6, 79–91.

Kamus versi online/daring (dalam jaringan). (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “konservasi.” Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2018). Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE). Www.Menlhk.Go.Id.

Mahmud. (2011). Metode penelitian pendidikan. Pustaka Setia.

Mulyatiningsih, E. (2011). Riset terapan bidang pendidikan dan teknik. Yogyakarta:

UNY Press.

Pemerintah Pusat. (1990). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN. Peraturan.Bpk.Go.Id.

(28)

Pranatha, I. M. A. D. I., Arthana, I. W., & Utami, N. I. W. F. (2015). Perencanaan lansekap wisata berbasis edukasi mangrove di Restoran Akame, Benoa. Jurnal Arsitektur Lansekap, 31–40.

Prasiasa, D. A. D. S. W., Kurniady, D. A., & Sutono, A. (2020). Interpreting Local Cuisine as a Tourist Attraction Klungkung City. Interpreting, 12(1s), 56–64.

Riduwan, S. P. (2016). Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Andi.

Tangian, D., Polii, B. D., & Mengko, S. M. H. (2019). Analisis potensi daya tarik wisata Kota Manado. Seminar Nasional Komunitas Dan Kota Berkelanjutan, 1(1), 192–

200.

Yuniarti, E., Soekmadi, R., Arifin, H. S., & Noorachmat, B. P. (2018). Analisis Potensi Ekowisata Heart Of Borneo Di Taman Nasional Betung Kerihun Dan Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(1), 44–54.

(29)

23 LAMPIRAN 1. Kuesioner Responden Pengunjung

KUESIONER RESPONDEN PENGUNJUNG Kajian Lanskap Wisata Alam Pada Coban Putri Kota Batu No responden :

Hari/tanggal :

A. Karakteristik Pengunjung

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Asal :

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner

Angket ini terdiri dari dua (2) bagian yaitu sebagai berikut.

1. Bagian A terdiri dari identitas responden, yang akan diisi dengan identitas masing-masing responden.

2. Bagian B terdiri dari daftar pernyataan, pada bagian ini responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat atau paling mewakili jawaban responden dengan memberi tangda (√) pada kolom yang telah disediakan.

Keterangan :

SB : Sangat Baik (skor penilaian) = 5

B : Baik (skor penilaian) = 4

CB : Cukup Baik (skor penilaian) = 3

TB : Tidak Baik (skor penilaian) = 2

STB : Sangat Tidak Baik (skor penilaian) = 1 Lembar Kuesioner dapat dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut:

No Pertanyaan

Kriteria

SB B CB TB STB

5 4 3 2 1

A. Fungsi Pelestarian

(30)

a. Kawasan Konservasi

1 Bagaimana kondisi keanekaragaman yang ada di Coban

Putri?

2 Bagaimana ketersediaan fasilitas konservasi di Coban

Putri?

3 Bagaimana sistem pengelolaan yang ada di Coban Putri?

4 Bagaiamana kapasitas pengunjung di Coban Putri?

b. Kawasan Hutan Lindung

5 Bagaiamana Coban Putri digunakan sebagai kawasan

hutan lindung?

B. Fungsi Pendidikan a. Sarana Edukasi

6 Bagaimana Coban Putri digunakan sebagai sarana

penunjang pendidikan dan edukasi?

7 Bagaimana fasilitas yang mendukung kegiatan edukasi?

8 Bagaimana kegiatan edukasi yang pernah

diselenggarakan di Coban Putri?

9 Bagaimana kelengkapan informasi yang tersedia di kawasan coban putri?

b. Sarana Penelitian

10 Bagaimana Coban Putri digunakan sebagai sarana

penunjang kegiatan ilmiah seperti penelitian?

11 Bagaimana kegiatan penelitian di kawasan Coban Putri?

12 Bagaimana kemudahan akses dan pelayanan penelitan di Coban Putri?

c. Penunjang Aktivitas Budaya

13 Bagaimana Coban Putri digunakan sebagai penunjang

aktivitas-aktivitas kebudayaan?

14 Bagaimana pusat informasi berkaitan dengan budaya di

Coban Putri?

15 Bagaimana jika tersedia falitas galeri seni dan pertunjukan seni lokal di Coban Putri?

(31)

25

C. Fungsi Pariwisata a. Daya Tarik

16 Bagaimana keindahan alam di kawasan Coban Putri?

17 Bagaimana daya tarik atau atraksi wisata Coban Putri?

18 Bagaimana fasilitas dan akomodasi perjalanan di kawasan Coban Putri?

a. Aksebilitas

19 Bagaimana ketersediaan transportasi umum dan pribadi

menuju Coban Putri?

20 Bagaimana akses informasi menuju wisata Coban Putri?

21 Bagaimana fasilitas akses untuk penyandang disibilitas yang datang di Coban Putri?

a. Fasilitas

22

Bagaimana fasilitas ruang privat seperti vila, penginapan di Coban Putri bila pengunjung berkegiatan lebih dari 24 jam?

23 Bagaimana fasilitas utama seperti parkir, toilet, tempat

sampah di kawasan Coban Putri?

24

Bagaimana fasilitas penunjang seperti warung, kios, souvenir, dan pos penyewaan peralatan wisata di Coban Putri?

25 Bagaimana fasilitas rekreasi seperti wahana bermain, spot swafoto dll, di kawasan Coban Putri?

a. Keamanan

26 Bagaimana kondisi keamanan kawasan Coban Putri?

27 Bagaimana petugas keamanan di kawasan Coban Putri?

28 Bagaimana ketersediaan fasilitas keamanan di Coban

Putri?

29 Bagaimana keterlibatan masyarakat sekitar dalam menunjang keamanan perjalanan wisata di Coban Putri?

a. Kenyamanan

(32)

30 Bagaimana kenyamanan berwisata di kawasan Coban

Putri dari segi kebisingan?

31 Bagaimana kenyamanan berwisata di kawasan Coban

Putri dari segi kebersihan?

32 Bagaimana kenyamanan berwisata di kawasan Coban Putri dari segi pelayanan petugas atau kru karyawan?

a. Keindahan

33 Bagaimana keindahan dari beragam vegetasi hias di

kawasan Coban Putri?

34 Bagaimana keindahan bentuk signature dan fasade di kawasan Coban Putri?

(33)

27

2. Lampiran pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara Data Responden (Pihak Pengelola)

Nama :

Usia :

Jabatan : Lama Bekerja : Daftar Pertanyaan:

Aspek Fisik dan Biofisik

1. Bagaiamana pola penataan kawasan Coban Putri berdasarkan aspek konservasi dan kelestarian alam?

2. Bagaimana pola pelestarian lingkungan yang diterapkan melalui fasilitas pengelolaan di coban putri?

3. Apa yang menjadi daya tarik utama yang ditonjolkan dari kawasan Coban Putri?

4. Bagaimana pengaruh keberadaan coban putri terhadap lingkungan sosial, budaya dan ekonomi?

Aspek Sosial Budaya (diajukan pada pihak pengelola dan Kepala Desa) Data Responden (Kepala Desa)

Nama :

Usia :

Lama Bekerja : Daftar Pertanyaan:

1. Bagiamana pengaruh keberadaan kawasan coban putri terhadap aspek sosial dan budaya? (untuk kepala desa dan pihak pengelola)

2. Bagaimana perubahan yang terjadi setelah berdirinya coban putri? (untuk kepala desa)

3. Apasaja manfaat berdirinya kawasan coban putri bagi kehidupan masyarakat setempat? (untuk kepala desa)

4. Bagaiaman peran masyarakat dalam mendukung kawasan wisata berupa coban putri? (untuk kepala desa)

(34)

Aspek Ekonomi (Diajukan pada pihak pengelola dan pedagang) Data Responden (Pedagang)

Nama :

Usia :

Lama Bekerja :

Daftar Pertanyaan kepada pihak pengelola:

1. Bagaimana perkembangan coban putri sejauh ini?

2. Adakah kendala pengelolaan dari segi pengadaan fasilitas penunjang?

3. Apakah ada hambatan perkembangan kawasan coban putri?

4. Jika ada hambatan, apa dampaknya terhadap perkembangan kawasan wisata coban putri?

Daftar Pertanyaan kepada pedagang:

1. Bagaimana perkembangan coban putri selama anda bekerja?

2. Bagaimana manfaat dari perkembangan coban putri terhadap pekerjaan anda?

3. Bagimana kerjasama yang terjalin dengan pihak pengelola?

4. Apa saja syarat untuk berjualan di kawasan coban putri?

5. Apakah kesulitan yang dihadapi selama berdagang di lokasi coban putri?

6. Bagaimana pengaruh kesulitan tersebut terhadap pemasukan atau hasil penjualan?

Apa harapan untuk coban putri kedepannya?

Gambar

Gambar 1.1   Kerangka Penelitian Potensi
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 3.2 Petak Lokasi Penelitian
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kesejahteraan hewan rusa totol ( Axis axis) di kawasan wisata alam Kampung Batu Malakasari Baleendah Kabupaten Bandung belum cukup baik dikarenakan terdapat

Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang TNUK ini merupakan proses pengkajian penerapan desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata alam

dalam dengan beberapa tokoh kunci yang memiliki kompetensi di bidangnya, strategi pengelolaan wisata alam air panas Cangar. berkaitan dengan tiga aspek, yaitu:

Potensi Wisata Kota Batu Wisata Alam Cangar - Lokasi: Berada di Dusun Cangar, Desa Sumber Brantas (Masuk Kawasan Tahura R. Suryo) - Daya tarik: Sumber air panas dan dipercaya

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Konsep Pengembangan Lanskap Berbasis Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Lembah Harau, Sumatera Barat

Judul Tesis : Pengelolaan Wisata Alam Air Panas Cangar di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Jawa Timur Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, Tesis yang

Dan potensi yang dimiliki Kawasan Wisata Alam Kampung Batu yaitu: Wahana Danau dan Bukit Batu, (sebanyak 42,86% responden menyatakan menarik, karena pengunjung

Kedue koefisien dari dua variabel tersebut memiliki nilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa daya tarik wisata dan fasilitas berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan atau