• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Warisan yang Rumit

N/A
N/A
Prima Hermayanto

Academic year: 2025

Membagikan "Kasus Warisan yang Rumit"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS II MATA KULIAH BAHASA DAN TERMINOLOGI HUKUM

NAMA : PRIMA HERMAYANTO

NIM : 050078617

UPKBJJ : BENGKULU

: KABUPATEN MUKOMUKO SISTEM BELAJAR : TUTON /TUTORIAL ONLINE

UNIVERSITAS TERBUKA BENGKULU TAHUN 2025

(2)

Lembar Soal

Pada tugas kali ini, Anda akan melihat sejauh mana Anda bisa menggunakan teknik membaca dan menerjemahkan bacaan bahasa Inggris. Sebelum Anda membaca cerita tersebut, penentuan teknik membaca yang akan Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan berikut ini:

1. refleksi 10 kata kunci dari cerita dibawah ini!

2. Teknik membaca apa yang anda gunakan? apa alasan anda menggunakan teknik tersebut?

Untuk melatih konsentrasi Anda, cobalah membaca cerita di bawah ini hanya satu kali untuk menjawab pertanyaan tersebut.

A Complicated Inheritance Case

Mr. Yanto, a successful entrepreneur in his city, passed away at the age of 65. His sudden departure shocked his family, especially his children, Tina, Rudi, and Andi.

Mr. Yanto owned numerous assets, including a corporation, real estate, and other investments. However, he died intestate, leaving his estate to be distributed according to the applicable inheritance law.

The conflict arose when Rudi, the second child who had worked alongside his father in the family business, claimed that he was the most entitled to the inheritance. "I have dedicated my life to this company," he stated during a family meeting. "Without me, this company would not have grown this big."

Tina, the eldest child who worked as a doctor in another city, disagreed. "Inheritance is our collective right, Rudi. We must divide it equitably," she argued. Meanwhile, Andi, the youngest, who was still in college, felt caught between his older siblings. He was unfamiliar with business law or estate law, but he knew that this dispute could permanently damage their family ties.

The family ultimately decided to take the matter to court, filing a lawsuit to request that the judge determine the distribution of the estate based on legal provisions. The court assigned an experienced judge in inheritance disputes to oversee the case.

During the trial, the judge explained that under Indonesian inheritance law, all legitimate heirs have an equal right to their parents' estate. Even though Rudi had

(3)

contributed significantly to the business, this did not automatically entitle him to a larger share of the inheritance, unless a last will and testament stipulated otherwise—

which, in this case, did not exist.

However, Rudi did not give up. He presented evidence showing that he had invested his own money into the company, significantly increasing its value. His legal counsel argued that this contribution should be considered in the probate process.

Tina countered by submitting documents proving that their father had provided equal financial support to all three of them throughout their lives, without favoritism.

The litigation became prolonged, with both parties presenting increasingly intense arguments. Tina and Rudi each believed they were the most deserving heir, while Andi felt overwhelmed and unsure which side to support.

Amid the tension, the family’s attorney, Ms. Siti, suggested mediation. "The court can rule based on the law, but your family bond may be irreparably broken," she advised.

"Perhaps it would be better for you all to sit down together and find a settlement agreement that satisfies everyone."

The family agreed to attempt mediation. With the help of a neutral mediator, they worked toward a resolution outside of the courtroom. Through mediation, they realized that the core issue was not about assets or financial gain, but about mutual respect and acknowledgment of each other's contributions.

Rudi eventually recognized that while his efforts had been significant in growing the business, his familial relationship was far more valuable. Likewise, Tina acknowledged that although they were co-heirs, Rudi had devoted more time and effort to the family business.

After multiple mediation sessions, they reached a mutual agreement. Rudi would receive a larger share of the business due to his active role, while Tina and Andi would receive equal compensation in the form of real estate and other investments.

This agreement was not only accepted by all parties but also preserved their family unity.

In the end, the judge ratified the settlement as a court ruling. Although the case began with tension and legal disputes, Mr. Yanto’s family successfully resolved it in a way that kept their bond intact. They learned that in matters of inheritance, justice is not

(4)

only about the equal division of wealth, but also about recognizing contributions and maintaining family harmony. They moved forward, cherishing the memory of their father and understanding that, no matter what, family must always come first.

(5)

Lembar Jawaban 1. Kata Kunci

a. Inheritance : Menjadi inti konflik dalam cerita, mengacu pada harta peninggalan almarhum Mr. Yanto yang harus dibagi di antara ahli warisnya.

b. Will : Dokumen yang seharusnya mengatur pembagian harta sebelum seseorang meninggal. Karena Mr. Yanto tidak meninggalkan wasiat, pembagian dilakukan berdasarkan hukum.

c. Family Business : Perusahaan yang dikelola oleh Rudi dan ayahnya. Usaha ini merupakan bagian penting dari aset warisan yang diperebutkan.

d. Equal rights : Prinsip dalam hukum waris Indonesia yang memberikan hak setara kepada semua anak sah, menjadi argumen utama Tina.

e. Contribution : Peran dan upaya Rudi dalam membesarkan usaha keluarga. Ini menjadi poin penting dalam menentukan pembagian yang dianggap adil.

f. Court : Institusi hukum tempat keluarga mengajukan perkara untuk mendapatkan keputusan resmi terkait pembagian warisan.

g. Mediation : Proses penyelesaian konflik melalui diskusi dengan bantuan mediator.

Pilihan ini digunakan untuk menghindari perpecahan lebih lanjut dalam keluarga.

h. Family Relationship : Ikatan antara Tina, Rudi, dan Andi. Isu ini menjadi pertimbangan utama dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang tetap menjaga keharmonisan.

i. Justice : Konsep yang dicari dalam pembagian warisan, mencakup pembagian aset yang sesuai dengan kontribusi dan kebutuhan masing-masing pihak.

j. Compensation : Bentuk penggantian dalam pembagian warisan, seperti properti atau investasi, yang diberikan kepada Tina dan Andi sebagai imbalan atas bagian usaha yang lebih besar untuk Rudi.

Kata-kata kunci ini memberikan gambaran menyeluruh tentang isu utama dalam cerita dan pendekatan yang diambil untuk menyelesaikan konflik secara adil.

(6)

2. Teknik Membaca

Teknik membaca yang paling tepat untuk memahami paragraf di atas adalah teknik membaca dengan metode scanning, Scanning adalah cara untuk meninjau teks secara cepat untuk menemukan informasi kunci. Teknik ini seperti memetakan keseluruhan wilayah sebelum menjelajahinya lebih dalam. Begini cara kerjanya:

Perhatikan Struktur: Amati judul, subjudul, dan bagian-bagian penting teks.

Cari Kata Kunci: Fokus pada kata, frasa, atau angka yang menonjol. Jangan membaca setiap kata, tapi cari ‘peta’ informasinya.

Tandai Hal Penting: Catat atau garis bawahi informasi kunci saat kamu menemukannya.

Buat Gambaran Umum: Setelah scanning, kamu akan memiliki gambaran besar tentang isi dokumen.

Metode ini dianggap tepat untuk menelaah kasus diatas dengan alasan sebagai berikut :

a. Pendalaman Isi Paragraf ini mengandung permasalahan yang kompleks, melibatkan konflik keluarga, aspek hukum waris, dan proses mediasi. Dengan teknik membaca analitis, pembaca dapat memahami setiap elemen penting secara menyeluruh, seperti peran masing masing karakter, dinamika hukum, dan solusi yang disepakati.

b. Memahami Hubungan Antar Komponen Teknik ini membantu pembaca mengidentifikasi keterkaitan antara konflik keluarga, intervensi hukum, dan mediasi. Pembaca dapat melihat bagaimana setiap bagian cerita saling terhubung dan memengaruhi proses penyelesaian.

c. Analisis Penerapan Hukum Mengingat kasus ini berkaitan dengan hukum waris di Indonesia, membaca secara analitis membantu pembaca memahami bagaimana aturan hukum diterapkan dalam situasi nyata. Teknik ini memungkinkan pembaca menganalisis peran hukum dalam pembagian warisan dan pentingnya mediasi sebagai solusi alternatif.

d. Menangkap Poin-Poin Kunci Teknik ini mempermudah pembaca untuk mengidentifikasi aspek-aspek penting seperti prinsip hak waris yang setara,

(7)

kontribusi individu dalam keluarga, dan nilai penting menjaga hubungan kekeluargaan di tengah konflik.

Teknik membaca Scanning efektif untuk memahami dan menganalisis paragraf ini secara mendalam. Teknik ini cocok untuk menangkap detail konflik, argumen, dan solusi dalam konteks hukum dan keluarga, memberikan pemahaman yang lebih lengkap terhadap permasalahan yang dihadapi.

Demikian yang dapat saya sampaikan mohon maaf atas kekurangan.

Referensi :

Sulastriyono dkk. Bahasa dan Terminologi Hukum. Universitas Terbuka

ttps://www.hukumonline.com/berita/a/cara-mudah-memahami-seluk-beluk-putusan- pengadilan

(8)

Referensi

Dokumen terkait

dimaksudkan itu adalah pasal 1056 KUH Perdata yang secara singkat mengatakan bahwa ahli waris yang telah menolak harta warisan masih dapat menerima kembali selama ahli

Ada beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu faktor-faktor apa yang menyebabkan sebahagian ahli waris menguasai harta warisan, bagaimana tindakan hukum yang dilakukan ahli

Harta warisan merupakan harta peniggalan yang dibagikan kepada ahli waris setelah meninggalnya pewaris, dimana bagian laki-laki lebih besar dari pada bagian

Dengan demikian ayah dan ibu si mayit di Kota Besi sebenarnya termasuk sebagai ahli waris yang berhak menerima bagian dari pembagian harta warisan karena mereka termasuk golongan

Pembagian warisan pada masyarakat muslim Tionghoa, wasiat adalah suatu wasiat yang diberikan kepada ahli waris atau kerabat yang tidak memperoleh bagian harta warisan dari

Akibat dari penolakan harta warisan ini, ahli waris yang bersangkutan dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah menjadi ahli waris dari si pewaris serta ahli waris yang menolak

Dalam konteks pembagian warisan, ahli waris umumnya digolongkan ke dalam dua kategori yang berbeda: ahli waris yang memiliki kemampuan untuk menghambat atau merintangi proses pewarisan,

Surat pernyataan ahli waris dan penyerahan warisan dari almarhum Jordan Sagala yang meninggal pada tanggal 3 Juli