• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M di Praktik Mandiri Bidan (PMB) BD.ST.Harniati, S.S.Tr.Keb - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M di Praktik Mandiri Bidan (PMB) BD.ST.Harniati, S.S.Tr.Keb - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Pola makan saat hamil sebaiknya ditingkatkan menjadi 300 kalori per hari, sebaiknya ibu hamil mengonsumsinya. Kebutuhan kalori yang dibutuhkan ibu hamil adalah 2500 kilokalori (kkal) per hari, dengan pertambahan berat badan ideal selama hamil tidak melebihi 10-12 kg. Jumlah protein yang dibutuhkan ibu hamil adalah 85 gram per hari dan berasal dari tumbuhan (kacang-kacangan), hewani (ikan, ayam, telur).

Ibu hamil sebaiknya mempunyai jam istirahat/tidur yang cukup, usahakan tidur ± 2 jam pada siang hari dan ± 8 jam pada malam hari. Keluhan ibu yang sering muncul pada ibu hamil terkait buang air kecil adalah sembelit dan sering buang air kecil. LILA normal pada ibu hamil adalah < 23,5 cm. Jika nilai LILA ibu di bawah 23,5 cm, maka ibu berisiko mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis). d) Tinggi fundus uteri.

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah ibu hamil dan nifas, kebutuhannya meningkat selama kehamilan seiring dengan pertumbuhan janin. Setiap ibu hamil sebaiknya mendapat tablet suplemen darah (tablet zat besi) dan minimal 90 tablet asam folat selama kehamilan, diberikan sejak kontak pertama. h) Uji/periksa laboratorium. Pemeriksaan darah atau pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan secara rutin oleh ibu hamil.

Tabel 3.Rekomendasi berat badan menurut IMT yaitu :
Tabel 3.Rekomendasi berat badan menurut IMT yaitu :

Persalinan

Kedua gaya tersebut, His dan dorongan, mendorong kepala bayi lebih jauh, sehingga kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomogly, berturut-turut ubun-ubun, dahi, hidung dan wajah, dan seluruh kepala lahir. Perubahan tekanan darah meningkat selama kontraksi (rata-rata kenaikan sistolik 15 mmHg, peningkatan diastolik 5-10 mmHg), di antara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat normal sebelum melahirkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan curah jantung selama persalinan dan peningkatan filtrasi glomerulus serta aliran plasma ginjal.

Kadar hemoglobin meningkat menjadi 1,2 gram/100 ml selama persalinan dan akan kembali ke kadar sebelum melahirkan pada hari setelah melahirkan kecuali jika terjadi perdarahan postpartum. Upaya ibu untuk mengejan juga dapat mempengaruhi tekanan darah sehingga menyebabkan naik dan turun hingga akhirnya mencapai sedikit di atas normal. Sedikit peningkatan laju pernapasan masih merupakan hal yang normal karena adanya peningkatan curah jantung lebih lanjut selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.

Kondisi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 g/100 ml selama persalinan dan kembali ke tingkat sebelum melahirkan pada hari pertama setelah melahirkan jika tidak ada kehilangan darah yang tidak normal. Jika persalinan dilakukan secara cephalic, dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun, maka ubun-ubun diputar ke depan hingga berada di bawah simfisis.Gerakan ini merupakan upaya penyesuaian kepala janin dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk kepala janin. bidang median dan bukaan panggul bagian bawah.

Setelah suboksiput tertahan pada tepi bawah simfisis, maka akan maju akibat adanya gaya pada bagian yang berlawanan dengan suboksiput tersebut, kemudian ubun-ubun, dahi, hidung, mulut dan terakhir dagu lahir secara berurutan pada tepi atas simfisis. perineum. , ubun-ubun kepala, dahi, hidung, mulut dan terakhir dagu dengan gerakan ekstensi. Jika ubun-ubun kecil awalnya berada di sebelah kiri, maka ubun-ubun kecil akan berbelok ke kiri, jika awalnya ubun-ubun kecil berada di sebelah kanan, maka ubun-ubun kecil akan berputar ke kanan. Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan pekerjaan serta mengetahui apakah proses pekerjaan berjalan normal (Sarwono, 2016).

Jika digunakan dengan benar dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan dalam mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, perawatan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta perawatan ibu dan janin. Partograf harus digunakan, baik tanpa atau dengan adanya komplikasi. b) Pada saat persalinan dan melahirkan di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik kebidanan swasta, rumah sakit, dan lain-lain). Pelayanan persalinan merupakan pelayanan yang bersih dan aman pada saat persalinan dan setelah bayi dilahirkan, serta upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi khususnya perdarahan postpartum, hipotermia dan mati lemas pada bayi baru lahir, (Sarwono, 2016).

Pelayanan Antenatal Normal (ANC) merupakan pelayanan yang diberikan secara bersih dan aman pada saat persalinan.

MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA II

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

Masukkan oksitosin ke dalam spuit, gunakan sarung tangan DTT dan sarung tangan steril (pastikan spuit tidak terkontaminasi).

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK

MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN

Beritahukan bahwa pembukaan telah selesai dan janin dalam keadaan baik serta bantu ibu mencari posisi nyaman sesuai keinginannya.

PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

Gerakkan kepala secara perlahan ke bawah dan ke distal hingga bahu anterior muncul di bawah lengkung kemaluan, lalu gerakkan ke atas dan ke distal untuk meninggikan bahu posterior. Setelah lahir badan dan tangan, menelusuri bagian atas telapak tangan dilanjutkan ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua pergelangan kaki dan masukkan jari telunjuk di antara kedua kaki Anda dan pegang setiap pergelangan kaki dengan ibu jari dan jari kaki lainnya.

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 25. Lakukan penilaian sepintas

MENILAI PERDARAHAN

LAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN

Nifas

Masa nifas merupakan masa yang dilalui ibu setelah melahirkan, yang dimulai setelah lahirnya bayi dan ari-ari, yaitu setelah berakhirnya kala empat persalinan dan berakhir sampai dengan 6 minggu (42 hari), yang ditandai dengan masa nifas. penghentian pendarahan. Masa nifas berasal dari bahasa latin puer yang berarti bayi, dan paros yang berarti melahirkan yang berarti masa pemulihan mulai dari melahirkan hingga organ reproduksi kembali seperti sebelum hamil (Nurul Azizah, 2019).

Puerperium dini

Lokia ini berwarna coklat kemerahan dan berlendir dan berlangsung dari hari ke 4 hingga hari ke 7 setelah lahir. Pada hari ke 5 pascakelahiran, perineum telah mendapatkan kembali kondisinya, meskipun masih lebih kendur dibandingkan kondisi sebelum hamil. Pada masa nifas, kandung kemih menjadi kurang sensitif dan kapasitasnya meningkat, sehingga setiap kali buang air kecil masih ada sisa urin (normalnya sekitar 15 cc).

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah melahirkan. HCG (human chorionic gonadotropin) menurun dengan cepat dan dipertahankan hingga 10% dalam waktu 3 jam hingga hari ke 7 setelah melahirkan dan dengan timbulnya pembengkakan payudara pada hari ke 3 setelah melahirkan. Pada hari pertama setelah melahirkan, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, namun darah akan mengental sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis meningkat ketika jumlah sel darah putih mencapai 15.000 selama persalinan dan tetap tinggi selama beberapa hari setelah melahirkan.

Kadar total Hb, Hmt dan eritrosit pada awal masa nifas sangat bervariasi karena volume darah, plasenta dan perubahan kadar volume darah. Penurunan volume dan peningkatan sel darah selama kehamilan berhubungan dengan peningkatan HMT dan Hb pada hari ke 3 sampai 7 post partum, yang akan kembali normal dalam waktu 4-5 minggu post partum. Pada masa nifas terjadi perubahan komponen darah, misalnya jumlah sel darah putih akan meningkat.

Curah jantung, atau jumlah darah yang dipompa oleh jantung, tetap tinggi pada awal masa nifas dan akan kembali normal dalam waktu 2 minggu. Menurut Saleha (2013), terdapat 3 tahapan perubahan psikologis yang terjadi pada masa nifas, masa ini diungkapkan oleh Reva Rubin. Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, perhatian terfokus pada dirinya sendiri, ibu lebih mengingat pengalaman persalinan dan persalinan yang dialaminya, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat. .

Pada masa ini, ibu menjadi sangat sensitif dan membutuhkan bimbingan serta dorongan untuk mengatasi kritik yang dialaminya. Tujuan pelayanan nifas adalah memulihkan kesehatan pasien secara umum, memelihara kesehatan psikis, mencegah infeksi dan komplikasi, memperlancar produksi ASI, mengajarkan ibu untuk merawat masa nifas dan merawat anak dengan baik sehingga anak dapat tumbuh normal. dan Perkembangan (Kebijakan Program Pasca Persalinan Walyani Nasional. Memberikan penyuluhan kepada ibu atau anggota keluarga tentang cara mencegah perdarahan pasca melahirkan akibat atonia uteri.

Kebanyakan bayi buang air kecil dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari selama 1-2 hari pertama, setelah itu mereka buang air kecil 5-20 kali dalam 24 jam.

Tabel 6. Perkembangan uterus pada masa nifas  Involusi  Tinggi  Fundus
Tabel 6. Perkembangan uterus pada masa nifas Involusi Tinggi Fundus

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 7 LANGKAH VARNEY Manajemen 7 langkah varney menurut Varner (2016), yaitu

  • Langkah II. Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual
  • Langkah III. Identifiasi Diagnosa Masalah Potensial
  • Langkah IV. Tindakan Segera Kolaborasi/Rujukan
  • Langkah V. Rencana Asuhan
  • Langkah IV. Implementasi
  • Langkah VII. Evaluasi

Tahapan ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah selanjutnya agar kesempurnaannya sesuai dengan kasus pada tahap berikutnya. Pada langkah kedua, berdasarkan interpretasi yang benar dari data yang dikumpulkan, diagnosis atau masalah ditentukan, dan kemudian data dasar diinterpretasikan sedemikian rupa sehingga diagnosis dan masalah tertentu dapat dibentuk. Permasalahan seringkali berkaitan dengan hal-hal yang dialami wanita tersebut, yang diketahui bidan berdasarkan hasil pengkajian.

Pada langkah dimana kita mengidentifikasi potensi masalah atau potensi diagnosis berdasarkan diagnosis/masalah yang diidentifikasi. Bidan diharapkan sadar dan siap mencegah diagnosis/potensi masalah tersebut menjadi kenyataan.Langkah ini sangat penting dalam memberikan pelayanan yang aman. Pada langkah ketiga ini, bidan harus mampu mengantisipasi potensi permasalahan, tidak hanya merumuskan potensi permasalahan yang akan timbul, namun juga merumuskan tindakan antisipatif untuk memastikan permasalahan atau diagnosa.

Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter untuk segera melakukan konsultasi atau pengobatan dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kelangsungan proses manajemen kebidanan. Langkah ini merupakan kelanjutan dari penanganan diagnosa atau permasalahan yang telah teridentifikasi atau diantisipasi, dan pada langkah ini dapat dilakukan pembenahan terhadap master data/data yang belum lengkap. Rencana perawatan yang komprehensif mencakup tidak hanya apa yang telah diidentifikasi dari kondisi klien atau masalah apa pun yang terkait, tetapi juga dari pedoman antisipatif bagi wanita tersebut, seperti apa yang diharapkan terjadi selanjutnya, apakah konseling, konseling diperlukan, dan apakah diperlukan. untuk merujuk klien jika ada masalah – masalah yang berkaitan dengan masalah sosial ekonomi, budaya atau psikologis.

Oleh karena itu, pada langkah ini, peran bidan adalah merumuskan rencana perawatan berdasarkan hasil diskusi rencana tersebut dengan klien, kemudian mencapai kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Pada langkah ini, rencana perawatan komprehensif, seperti yang dijelaskan pada langkah lima, diterapkan secara efektif dan aman. Pada langkah ketujuh ini dilakukan penilaian terhadap efektivitas pelayanan yang diberikan, termasuk apakah kebutuhan pertolongan benar-benar terpenuhi, seperti yang teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, serta benar dalam pelaksanaannya. Selain mengevaluasi hasil pelayanan yang diberikan, bidan juga dapat mengevaluasi proses pelayanan yang diberikan.

PENDOKUMENTASIAN SOAP 1. Tahap-tahap Manajemen SOAP

Gambar

Tabel 3.Rekomendasi berat badan menurut IMT yaitu :
Tabel 5.Pemberian imunisasi TT :
Tabel 6. Perkembangan uterus pada masa nifas  Involusi  Tinggi  Fundus
Tabel 7.Jadwal Kunjungan Nifas  Kunjungan  Waktu  Tujuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.S mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di UPTD