kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter - Spada UNS

KEBIJAKSANAAN FISKAL DAN KEBIJAKSANAAN MONETER I. KEBIJAKSANAAN FISKAL KEBIJAKSANAAN FISKAL BERARTI PENGGUNAAN PAJAK, PINJAMAN MASYARAKAT, PENGELUARAN MASYARAKAT OLEH PEMERINTAH UNTUK TUJUAN STABILISASI ATAU PEMBANGUNAN. PERAN KEBIJAKSANAAN FISKAL BAGI NEGARA MAJU ADALAH UNTUK MENSTABILKAN LAJU PERTUMBUHAN. DALAM KONTEKS PEREKONOMIAN NEGARA TERBELAKANG PERAN KEBIJAKSANAAN FISKAL ADALAH UNTUK MEMACU LAJU PEMBENTUKAN MODAL.. → KECENDERUNGAN NEGARA TERBELAKANG TINGKAT KONSUMSI SANGAT TINGGI DAN KECENDERUNGAN MENABUNG SANGAT RENDAH (TIDAK SESUAI DENGAN TEORI KEYNES YANG MENGATAKAN BAHWA TINDAKAN MONETER DIPERGUNAKAN UNTUK MENGURANGI TABUNGAN DAN MENINGKATKAN KECENDUNGAN MENGKONSUMSI). → SEHINGGA PERPAJAKAN MERUPAKAN INSTRUMENT YANG PALING BERMANFAAT UNTUK MENGHIMPUN TABUNGAN WAJIB. JADI PAJAK MERUPAKAN INSTRUMEN FISKAL YANG PENTING DAN BERGUNA UNTUK MENGURANGI KONSUMSI SWASTA DAN MENTRANSFER SUMBERSUMBER TERLANTAR/NON PRODUKTIF UNTUK PEMBENTUKAN MODAL OLEH PEMERINTAH UNTUK MENYIAPKAN ARENA BAGI KEGIATAN INVESTASI PUBLIC (BUDIONO,1984). BGM DENGAN SAWAH?. TUJUAN KEBIJAKSANAAN FISKAL : 1. Untuk meningkatkan laju investasi Meningkatkan dan memacu laju investasi di sektor swasta dan sektor Negara.dengan : - mengendalikan konsumsi baik actual maupun potensial, dan dengan meningkatkan rasio tabungan marginal, melalui pajak pendapatan progresif, - pembatasan impor barang luks, - bea masuk tinggi pada impor barang mewah dan setengah mewah, - larangan pembuatan barang mewah dan setengah mewah dlm negeri atau membatasi penggunaannya melalui perijinan atau pengenaan pajak yang berat → membatasi penggunaan tabungan pada investasi yang tidak produktif. PAJAK MERUPAKAN PIRANTI PALING EFEKTIF BAGI TABUNGAN WAJIB. KEUANGAN DEFICIT DI NEGARA TERBELAKANG TERLALU BERSIFAT INFLASIONER AKIBAT KURANGNYA SUMBER-SUMBER KOMPLEMENTER. PINJAMAN DARI MASYARAKAT TIDAK MENGHASILKAN CUKUP UANG MASUK KE KAS NEGARA, SELEBIHNYA PINJAMAN MASYARAKAT ADA KEMUNGKINAN MENINGKATKAN SUKU BUNGA SEHINGGA BERPENGARUH BURUK PADA INVESTASI. 2. Untuk mendorong investasi optimal secara social. Overhead ekonomi dan overhead social, adalah 2 kategori investasi yang menghasilkan ekonomi eksternal. Keduanya cenderung memperluas pasar, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi. Investasi semacam ini memerlukan dana yang besar yang tidak mungkin datang dari perusahaan swasta yang miskin modal dan inisiatif. Apalagi pengembalian investasi tidak dapat diharapkan dalam waktu dekat dan cepat. Oleh karena itu pengeluaran overhead social dan ekonomi adalah tanggungan Negara serentak dengan upaya memacu laju pembentukan modal.. 3. UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA -KEBIJAKAN FISCAL HARUS DITUJUKAN UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN MENGURANGI PENGANGGURAN DAN SETENGAH PENGANGGURAN. OLEH KARENA ITU PENGELUARAN PEMERINTAH HARUS DIARAHKAN KEPADA PENYEDIAAN OVERHEAD SOCIAL DAN EKONOMI (AKAN MENCIPTAKAN BANYAK LAPANGAN PEKERJAAN DAN MENAIKKAN EFISIENSI PRODUKSI PEREKONOMIAN SR DAN LR). -DI DAERAH PEDESAAN HARUS DILAKUKAN USAHA UNTUK MENDORONG INDUSTRI RUMAH TANGGA DENGAN MENYEDIAKAN LATIHAN, KEUANGAN, MESIN2 YANG TERKAIT DENGAN KEPERLUAN TERSEBUT.. -APABILA PENDUDUK TIDAK DIKENDALIKAN, TUJUAN MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA TIDAK AKAN DAPAT TERCAPAI.. 4. UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS EKONOMI DI TENGAH KETIDAKSTABILAN INTERNASIONAL.. Dalam rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor.. 5. UNTUK MENANGGULANGI INFLASI PAJAK LANGSUNG PROGRESIF YANG DILENGKAPI DENGAN PAJAK KOMODITI MERUPAKAN SALAH SATU TINDAKAN FISCAL YANG EFEKTIF UNTUK MENANGGULANGI TEKANAN INFLASIONER DI DALAM PEREKONOMIAN.. AGAR TINDAKAN FISCAL DAPAT EFEKTIF SEMUA KEBIJAKSANAAN TERSEBUT HARUS DITUNJANG OLEH TINDAKAN MONETER. YANG TERAKHIR INI MEMPUNYAI MANFAAT TAMBAHAN YAITU MENGENDALIKAN EKSPANSI KREDIT., MENYERAP DAYA BELI TAMBAHAN , DAN MERANGSANG TABUNGAN SUKARELA. KEDUANYA TIDAK BERTENTANGAN DENGAN TUJUAN UMUM PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI.. 6. UNTUK MENINGKATKAN DAN MEREDISTRIBUSIKAN PENDAPATAN NASIONAL. BUKAN PERUBAHAN DALAM DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR INDIVIDU, TETAPI KENAIKAN PROPORSI PENDAPATAN NASIONAL YANG DIKERAHKAN UNTUK PEMBENTUKAN MODAL YANG MENJADI TUJUAN UTAMA KEUANGAN NEGARA DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN EKONOMI.. II. KEBIJAKSANAAN MONETER KEBIJAKSANAAN MONETER MENGACU KEPADA KEBIJAKSANAAN OTORITA MONETER SUATU NEGARA YANG MENYANGKUT MASALAH-MASALAH MONETER.. DEFINISI : MENGENDALIKAN LEMBAGA KEUANGAN PENJUALAN DAN PEMBELIAN SECARA AKTIF KERTAS-KERTAS BERHARGA OLEH OTORITA MONETER SEBAGAI IKHTIAR SENGAJA UNTUK MEMPENGARUHI PERUBAHAN KEADAAN UANG PEMBELIAN DAN PENJUALAN SECARA PASIF KERTAS BERHARGA (PAPPER ASSETS) YANG TIMBUL DARI USAHA MEMPERTAHANKAN STRUKTUR SUKU BUNGA TERTENTU, STABILITAS HARGA SAHAM ATAU UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN DAN KOMITMENT TERTENTU LAINNYA.. DI NEGARA TERBELAKANG, KEBIJAKAN MONETER MEMACU PEMBANGUNAN DENGAN MEMPENGARUHI ONGKOS DAN PENGADAAN KREDIT, DENGAN MENGENDALIKAN INFLASI, DAN DENGAN MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN.. FUNGSI KEBIJAKAN MONETER MENURUT DR. J.D. SETHI : 1. MENDAPATKAN DAN JUGA MENGAMBIL MANFAAT DARI STRUKTUR TINGKAT SUKU BUNGA YANG PALING SESUAI. 2. MERAIH PERIMBANGAN YANG TEPAT ANTARA PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG. 3. MENYEDIAKAN FASILITAS KREDIT YANG TEPAT BAGI PEREKONOMIAN YANG SEDANG BERKEMBANG DAN MENGHENTIKAN PERKEMBANGAN YANG TIDAK SEMESTINYA DAN MENGARAHKAN PENYALURAN KREDIT SESUAI DENGAN INVESTASI YANG DIRENCANAKAN SEBALUMNYA. 4. PENDIRIAN, PELAKSANAAN DAN PERLUASAN LEMBAGA KEUANGAN 5. MENEJEMEN UTANG.