• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Manusia akan Air

N/A
N/A
Halimatus Sadiah

Academic year: 2024

Membagikan "Kebutuhan Manusia akan Air"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 2

DAFTAR ISI...3

BAB I... 4

PENDAHULUAN... 4

A Latar Belakang... 4

B Identifikasi Masalah... 6

C Batasan Masalah...7

D Rumusan Masalah... 7

E Tujuan Penelitian... 7

F Manfaat Penelitian... 8

BAB II...9

KAJIAN TEORI... 9

A. Tinjauan Pustaka... 9

B. Penelitian Relevan...16

C. Kerangka Konseptual... 20

BAB III...21

METODE PENELITIAN...21

A. Jenis Penelitian...21

B. Populasi dan Sampel Penelitian...21

C. Variabel Penelitian... 25

D. Sumber Data dan Tempat Penelitian...25

E. Metode pengumpulan data...28

F. Alat dan Bahan...30

G. Tehnik Analisis Data...30

DAFTAR PUSTAKA...34

(3)

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang

Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu bukan saja meningkatnya manusia jumlah manusia yang memerlukan air tersebut karena meningkatnya intensitas ragam dari kebutuhan akan air tersebut Air sangat perlu dalam kehidupan karena salah satu sumber daya alam yang begitu penting bagi manusia dan makhluk hidup yang ada di bumi ini. Sebab untuk melakukan suatu kegiatan pasti membutuhkan air, keberadaan air tidak hanya digunakan oleh manusia dengan skala kecil melaikan digunakan dalam skala besar, seperti mengaliri lahan pertanian dan pedukung lancarnya kegiatan industri.

Mata air adalah keluarnya air tanah terkosentrasi muncul ke permukaan tanah sebagai arus air yang mengalir, perbedaan faktor yang mempengaruhi terhadap factor penyusun suatu wilayah seperti morfologi lereng, proses geomorfologi, jenis batuan, dan struktur batuan sangat berpengaruh terhadap mata air, baik dari pemunculan maupun karakteristiknya (Todd dan Mays, 2005) (dalam sudarmadji DKK, 2016), pengelolaan mata air umumnya dilakukan dengan cara membagun penangkap mata air yang dibangun dekat dengan lokasi mata air tersebut sehingga berjalan dengan optimal dan tersalurkan kepada rumah rumah warga yang berada di tersebut

Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 Tahun 1990, yang mengatur mengenai kriteria dan pengawasan kualitas air, disebutkan bahwa air yang dianggap bersih dapat dikenali melalui beberapa ciri-ciri awal. Ciri-ciri ini mencakup ketiadaan bau yang mencolok, ketiadaan perubahan warna atau kejernihan yang abnormal, ketiadaan rasa yang aneh,

(4)

serta ketiadaan keruhan pada warna air. Bau yang dapat terdeteksi dalam air mungkin disebabkan oleh kandungan bahan organik lain dan tingginya konsentrasi magnesium (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1990).

Kenagarian Andaleh memiliki mata air yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat - setempat dan belum adanya upaya dari pemerintah setempat untuk melakukan pengelolahan. Kenagarian Andaleh memeliki kondisi geologi yang berada dataran dan memiliki pola drainase (pengaliran air), denga luas kenagarian 6,4 km2 dengan ketinggian 500 meter diatas permukaan laut, sehingga morfologi di Kenagarian Andaleh berkaitan erat dengan tatanan sumber air terutama mata air dan masyarakat di kenagarian tersebut juga memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan seperti air minum, mencuci, mandi dan lain lain yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, Kenagraian ini dibagi atas 8 jorong, jorong tarok, tabek buruak, kapalo koto, kampuang tangah, pincuran gadang, galo gandang, tanjuang baruah, baliak bukik, dengan jumlah penduduk 5124 jiwa pada kenagarian tersebut.

Setelah dilakukan Survey secara langsung pada lokasi mata air pada Kenagarian tersebut dimana Persebaran mata air yang berada disana kurang merata, dari 8 jorong ada beberapa jorong yang tidak memiliki mata air dan jorong yang tidak memiliki mata air biasanya mengandalkan air sumur, air isi ulang untuk keperluan air rumah tangga sebagai kebutuhan sehari-hari, masyarakat setempat terkadang sering mengeluhkan bahwa mata air yang berada di sana saat musim hujan, mata air tersebut berubah warna dan rasanya pun berbeda dari mata air diwaktu tidak hujan, pada saat musim kemarau mata air tersebut surut tetapi tidak kering. dalam pemanfaatan sumber air pada mata air yang berada di kenagarian itu, dimana mata air yang debit nya relatif kecil biasanya digunakan untuk keperluan masayarakat setempat yang berlokasi dekat dengan mata air tersebut sedangkan mata air yang

(5)

mempunyai debit mata air yang besar biasanya hanya berada di salah satu mata air saja karena belum adanya pengelolaan dari pemerintah setempat dan seterusnya dikelola oleh masyarakat untuk keperluan air minum maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul: “Pola Persebaran dan Pengelolaan Mata Air Untuk Penyediaan Air Rumah Tangga Berkelanjutan Di Nagari Andaleh Kecamatan Luak Kabupaten Lima Puluh Kota”.

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat didentifikasi sebagai berikut.

1. Dikenagarian Tanjung Barulak memiliki 8 Jorong ada Beberapa Jorong yang tidak mempunyai sumber mata air.

2. Jorong yang tidak memiliki mata air biasanya mengandalkan air sumur dan air isi ulang untuk keperluan air rumah tangga sebagai kebutuhan sehari-hari.

3. Masyarakat sering mengeluhkan bahwa mata air yang berada disana saat musim hujan, mata air tersebut berubah warna dan rasanya pun berbeda dari mata air diwaktu tidak hujan.

4. Pada saat musim kemarau mata air tersebut surut tetapi tidak kering.

5. Dalam pemanfaatan sumber air dari mata air yang berada di kenagarian itu, dimana mata air yang debit nya relatif kecil biasanya digunakan untuk keperluan masayarakat setempat yang berlokasi dekat dengan mata air.

6. Sedangkan mata air yang mempunyai debit mata air yang besar biasanya hanya berada di salah satu mata air saja karena belum adanya pengelolaan dari pemerintah setempat

(6)

C Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis hanya melakukan penelitian di Nagari Andaleh dengan variabel yang dibatasi yaitu: Bagaimana bentuk pola persebaran mata air, kualitas fisik, kimia, dan biologi mata air, besaran debit mata air dan cara pengelolaan mata air oleh masyarakat Kenagarian Andaleh

D Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah.

1. Bagaimana pola persebaran mata air di Kenagarian Andaleh?

2. Bagaimana kualitas air bersih pada mata air yang berada di Kenagarian Andaleh?

3. Bagaimana besaran mata air berdasarkan debitnya di Kenagarian Andaleh?

4. Bagaimanacara pengelolaan masyarakat terhadap mata air yang berada di Kenagarian Andaleh?

E Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data, menganalisis dan membahas tentang.

1. Pola persebaran mata air di Kenagarian Andaleh

(7)

2. Kualitas air yang bersumber dari tiga mata air yang dikelola oleh Masyarakat yang berada di Kenagarian Andaleh tersebut.

3. Besaran debit mata air yang dikelola oleh Masyarakat yang berada di Kenagarian Andaleh tersebut.

4. Cara Masyarakat dalam mengelola mata air untuk air bersih di Kenagarian Andaleh tersebut.

F Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi

2. Memberikan informasi kepada masyarakat Nagari Andaleh bagaimanacara dalam pengelolaan air dari mata air yang berada disana dan melestarikan sumber mata air.

3. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti pada masa yang akan datang dan referensi peneliti selanjutnya dalam penelitian sejenis

(8)

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Mata Air a. Mata ir

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri air. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air) air merupakan satu satunya zat secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut, air adalah substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen, air bersifat tidak bewarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar (Indarto, 2010 dalam Undayani, 2018) Air tanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan tanah pada lapisan batuan yang jenuh air, yang disebut aquifer. Air tanah dapat muncul kepermukaan tanah dengan berbagaicara yang umunya dikontrol oleh geologi setempat, dan pemunculan air tanah ini disebut dengan mata air (Heru Hendrayana, 2013). Mata air dapat muncul di berbagai bentang alam baik di daratan, perbukitan maupun di pegunungan, air tanah maupun mata air dapat ditemukan berbagai macam batuan, seperti endapan sungai yang berupa pasir kerikil-kerakal, endapan batuan karbonat yang berupa batu gamping ataupun endapan lahar, breksi dan lava tekekarkan. (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 2016) mata air secara bahasa memiliki arti tempat air yang mengalir dari batuan atau tanah ke permukaan tanah secara alamiah.

Air tanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan tanah pada lapisan batuan kemudian udara jenuh yang disebut aquifer, sebuah air tanah dapat muncul ke permukaan tanah dengan berbagai cara yang umumnya di kontrol oleh kondisi

(9)

geologi setempat, dan permunculan air tanah ini disebut sebagai mata air (Heru Hendrayana 2013)

b. Pembentukan dan Klasifikasi Mata Air

Pembentukan mata air atau ganesa mata air merupakan suatu hal yang harus diketahui dalam rangka evaluasi kuantitas, kualitas dan kontiniutas aliran air yang keluar dari mata air. System aliran air tanah dan sistem hidrgeologi pada suatu mata air menunjukan ganesa mata air, dengan demikian kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi mata air (Heru Hendrayana, 2013).

Menurut (Bryan, 1919 dalam Sudarmadji, 2013) mengklasifikasikan mata air disebabkan oleh tenaga non gravitasi dan gravitasi. Mata air volkanik (volkanik spring) dan mata air rekahan (fissure) merupakan contoh dari mata air yang disebabkan oleh non gravitasi. Sedangkan mata air yang disebabkan oleh gravitasi yang kemunculannya dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis yang mempengaruhi aliran ada 5 tipe yaitu; a) mata air depresi (despresion spring) adalah mata air yang terbentuk apabila permukaan air tanah terpotong oleh tanah, b) mata air kontak (contac spring) terbentuk apabila lapisan lolos air yang menyimpan air terletak diatas lapisan kedap air, dan selanjutnya muka air tanah terpotong oleh permukaan tanah c) mata air artesis (artesis spring) yang disebabkan oleh pemunculan air akibat tekana air aquifer tertekan atau sinkapan batuan melalui celah didasar lapisan kedap air, d) (Impervious spring) terjadi pada saluran tabular atau pada retakan batuan kedapa air, e) (Tabular or frackture spring) yaitu mata air yang muncul karena adanya saluran dalam batuan, seperti adanya alur pelarutan, kedap air yang berhubungan dengan tanah.

2. Pola Pesebaran

(10)

Pola persebaran adalah suatu rangkaian yang sudah menetap mengenai suatu gejala itu sendiri dalam menganalisis persebaran digunakan rumus Avarage Nearest Neighbor (ANN). ANN merupakan geoprocessing tool dalam software arcgis digunakan untuk menghitung indeks tetangga terdekat dari satu titik ke titik yang lain. Indeks tetangga terdekat dinyatakan sebagai rasio jarak rata-rata yang diamati dengan jarak rata-rata yang diharapkan, jika nilai indeks (rasio Avarage Nearest Neighbor) kurang dari satu maka pola tersebut menunjukan pengelompokan (clustered) jika nilai besar dari satu maka pola menuju penyebaran (ESRI, 2015)

Sedangkan menurut (Kurniati DKK, 2016) nilai tetangga terdekat diperoleh dari perbandingan nilai rerata observasi dengan nilai rerata ekpetasi sedangkan yang menjadi indikator dalam penentuan jenis pola adalah nilai z-core. Terdapat tiga jenis pola persebaran yakni mengelompok, seragam, dan acak, pola persebaran mengelompok (clustered) ditunjukan dengan nilai z-core yang negative (-), pola persebaran seragam (dispered) ditunjukan dengan nilai z-core yang semakin besar dan positif (+) sedangkan pola persebaran acak (random) ditunjukan dengan nilai z- core 0 atau mendekati 0 (Aurita dan Purwanta, 2017).

3. Persyaratan kualitas air bersih

Menurut Suripin (2002), pada tahun 2000 dengan jumlah penduduk dunia 6,121 milyar diperlukan air bersih sebanyak 367 𝐾 𝑚 3 per hari, maka pada tahun 2100 diperlukan air bersih sebanyak 611 𝐾 𝑚 3 perhari. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang nomor 14/PRT/M/2010 tetang standar pelanyanan minimal bidang pekerjaan umum dan penataan ruang menyebutkan bahwa kebutuhan air rata-rata secara wajar adalah 60L /orang/hari untuk segala keperluannya. Kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun diperkirakan terus meningkat.

(11)

Kualitas air secara umum menunjukan mutu atau kondisi air yang dikaiktkan dengan sesuatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air minum. Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya air minum, pertanian, irgasi, industri dan lain-lainya.

Tingkat kualitas air dibutuhkan untuk setiap kegiatan tertentu memiliki Baku mutu yang berbeda oleh karena itu harus melakukan pengujian untuk untuk mengetahui kesesuaian kualitas dengan peruntukannya. Dengan dasar pemikiran ini, maka perlu dilakukan analisis parameter yaitu parameter fisika, kimia dan biologi.hasil dari analisis parameter ini akan dibandingkan dan disesuaikan dengan baku mutu yang sudah ditentukan Menurut peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu ada tiga macam parameter yaitu:

a. Parameter fisika

Tabel 2: Parameter Fisika dalam Standar Baku Mutu Kesehatan untukKeperluan Air Minum

NO Parameter wajib Unit Standar baku mutu

(kadar maksimum)

1 Kekeruhan NTU 5

2 Warna TCU 15

3 Zat padat terlarut (total dissolve solute)

mg/1 500

4 Suhu ‘c Suhu udara kurang lebih3

5 Rasa - Tidak berasa

6 Bau - Tidak berbau

(12)

a. Sumber: Permenkes RI 492 tahun 2010 b.

Parameter kimiawi

Tabel 3: Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan untukkeperluan Air Minum.

NO Parameter wajib Unit Standar baku mutu

(kadar maksimum)

1 Alumunium mg/1 0,2

2 Besi mg/1 0,3

3 Kesadahan mg/1 500

4 Khlorida mg/1 240

5 Mangan mg/1 0,4

6 pH - 6,5-6,8

Sumber: Permenkes RI 492 tahun 2010

c.

Parameter biologi

Tabel 4: Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan untukKeperluan Air Minum

NO Parameter Wajib Unit Standar baku mutu

(kadar maksimum)

1 Total coliform CFU/100ml 0

2 E.coli CFU/100ml 0

Sumber: Permenkes RI 492 tahun 2010

4. Debit Mata Air

Secara umum, debit erat dengan kaitannya dengan ilmu hidrologi dan merupakan sejumlah besar dari volume air yang mengalir termasuk sendimen padatan (pasir), mineral terlarut (magnesium khlorida), dan bahan biologis lainya seperti alga secara bersama-sama mengalir melalui luas penampang melintang tertentu, sedangkan debit air dapat diartikan sebagai ukuran dari banyaknya volume air yang mampu melewati suatu tempat ataupun yang dapat ditampung didalam sebuah tempat per satuan waktu. Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan

(13)

banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter/detik, untuk memenuhi kebutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan yang telah disiapkan (Dumairy, 1992) debit mata air adalah banyak air yang keluar dalam dari tanah baik itu dari tenaga gravitasi maupun tenaga non gravitasi, menurut (Meinzer) dalam (Todd, 1980) dalam sudarmadji (2016) untuk mengklasifikasikan mata air bedasarkan debitnya maka dibagi menjadi delapan kelas seperti pada tabel berikut ini;

Tabel 5: Klasifikasi mata air berdasarkan debitnya

Kelas Debit(liter/detik)

1 ≥10.000

2 1.000≤ x <10.000

3 100≤ x < 1000

4 10≤ x <100

5 1≤ x <10

6 0,1 ≤ x <1

7 0,01 ≤ x < 0,1

8 < 0,01

Sumber: Meinzer dalam (Todd, 1980) dalam Sudarmadji (2016)

5. Pengelolaan Berkelanjutan

Pengelolaan berkelanjutan telah tertuang dalam tujuan pembangunan berkelanjutan/sustainable development goals (SDGs) yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia secara global dimana dalam (SDGs) terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dan telah disepakati oleh 193 negara termasuk Indonesia.

Menurut Buwono dkk (2017) dalam Muhammad Rasyid Lubis dkk (2018) Pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan bertujuan untuk menjaga

(14)

ketersediaan untuk saat ini dan masa yang akan datang serta terjaminnya ketersediaan untuk masa yang akan datang. Dalam pengelolaan mata air seringkali dibuat bangunan penangkap mata air (PMA), untuk melindungi mata air dari bebarapa pecemaran, Pengelolaan mata air tidak terbatas pada pemanfaatan air dari mata air, tetapi termasuk pencegahan terhadap perusakan dan pemeliharaan agar mata air tersebut dapat lestari digunakan masyarakat (Sudarmadji, 2016). Perlindungan mata air disingkat (PMA) adalah suatu bagunan penangkap air yang menampung atau menangkap air pada mata air ada kemungkinan terjadi kontaminasi pada tempat penangkapan juga terkontaminasi langsung terhadap mata air yang disebabkan oleh manusia dan binatang, harus dicegah melalui bangunan perlindungan agar sarana perlindungan mata air memenuhi syarat kesehatan maka, sarana harus terlindungi dari pencemaran yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan lokasi dan bangunan penampung air tersebut. Masyarakat daerah pedesaan banyak memanfaatkan air untuk keperluan rumah tangga yang bersumber dari mata air. Mata air yang debitnya relatif kecil umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, tetapi mata air yang berdebit besar umumnya telah dimanfaatkan oleh pemerintah untuk penyediaan air minum atau oleh perusahaan untuk memenuhi keperluannya (Sudarmadji dkk, 2012) dalam Sudarmadji (2016). Cara masyarakat untuk menjaga agar kondisi mata air dari sisi kuantitas maupun kualitasnya, antara lain melalui upacara, anggapan mata air sakral dan keramat. Teknologi selalu berkembang, tetapi pada satu sisi masyarakat berpegang kepada budaya lokal. Untuk memadukan perkembangan teknologi dan kearifan lokal di dalam mengelola mata air, memerlukan pengkajian lebih mendalam (Sudarmadji dkk, 2014) dalam Sudarmadji (2016).

(15)

B. Penelitian Relevan

No Nama Sumber Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan

1 Rexy

Elnando,

http://geogr afi.ppj.unp.

Potensi Mata Air di

Deskriptif kuantitatif

Mata air pada jorong sungai angek terdapa

Penelitian sama- sama mengkaji

Lokasi penelitian nya berada pada

Helfia Edial ac.id Jorong t tiga mata air yaitu debit mata air Jorong sungai Angek

(2021) Sungai Langkuang Nagari Simarasok

Angek Sawuak,Sawah Kecamatan Baso

Nagari Towaka dan Kabupaten Agam

Simarasok Langkuang Durian, sedangkan penelitian

Kecamatan ketiga mata air yang saya teliti yaitu

Baso tersebut memiliki berada di

Kabupaten debit masing-masing Kenagarian Tanjung

Agam 1,25 liter/detik,1,12 Barulak Kecamatan

liter/detik dan 0,18 Batipuh Kabupaten

liter/detik sehingga Tanah datar

jumlah ketiga mata air tersebut memiliki 2,95 liter/detik atau 254,880/hari,jumlah penduduk yang terdapat sebanyak 2.201 jiwa sehingga membutuhkan 132.060 liter/hari sehingga masih dapat digunakan seperti irigasi dan lainya

(16)

2 Muhammad yusuf

https://ones earch.id

Pola Persebaran

Deskriptif kuantitatif

Kualitas mata air meliputi sifat

Penelitian ini sama sama

Lokasi penelitian nya pada kecamatan

(2015) dan Potensi fisik,kimia dan sifat mengkaji pola giriwoyo kabupaten

Mata air di biologi, dalam persebara mata wonogiri sedangkan

Bentuk penelitian ini ketiga air penelitian yang saya

Lahan Karst parameter tersebut berada di

di diatas di teliti untuk Kenagarian Tanjung

Kecamatan sifat kimia nya Barulak Kecamatan

Giriwoyo hanya unsur mayor Batipuh Kabupaten

Kabupaten yang diteliti karena Tanah Datar

Wonogiri unsur mayor ini

merupakan unsur- unsur yang terkandung dalam mata air tersebut.

3 Sudarmadji, Darmanto,

https://jurna l.ugm.ac.id

Pengelolaan Mata Air

Deskriptif kualitatif

Mata air sebagai bentuk pemunculan

Penelitian ini sama- sama

Lokasi penelitian nya pada Lereng

Margaretha atau jurnal Untuk air tanah sangat mengkaji Selatan Gunungapi

Wdyastuti, manusia Rumah banyak dijumpai di pengelolaan Merapi sedangkan

dan Sri dan Tangga daerah penelitian mata air penelitian yang saya

lestari lingkungan Berkelanjut mata air yang lakukan berada di

(2015) 23 (1), 102- an di ditemukan Kenagarian Tanjung

110,2016 Lereng mempunyai yang Barulak Kecamatan

Selatan bervariasi dari Batipuh Kabupaten

Gunungapi kurang 1liter Tanah Datar dan

Merapi perdetik sampai 50 untuk tujan

liter perdetik mata penelitian

air ini diukur hanya Surdamadji

(17)

sesaat sehingga tidak kostan sepanjang tahun

menginventarisasi potensi mata air sedangkan saya hanya ingin mengetahui bagaimana cara pengelolaan mata air oleh masyarakat setempat

4 Taufik Hidayat, Rahmnelli (2020)

http://geogr afi.ppj.unp.

ac.id

Ketersedian Air Bersih Untuk memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga Di Jorong Koto Tuo Nagari Tanjung Bingkuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok

Kualitatif dan Kuantitatif dengan strategi explanotor is

sekuensial

Ketersediaan air bersih di Jorong Koto Tuo sebagai berikut : a.sarana air bersih digunakan masyarakat di jorongtersebut air hujan sebesar 56% dan air sumur 44%

b.keperluan pertanian menggunakan air sungai sebasar 50% air limbah rumah tangga 28%, air

irigasi sebesar 22%

c.keperluan minum dan memasak air gallon 41%, air hujan 23%, air hujan

Penelitian sama dalam metode yang telah diterapkan pada jurnal ini

Lokasi penelitian nya berada di JorongKoto tuo Nagari Tanjung Bingkuang,Kecamatan Kubung,Kabuapaten Solok sedang penelitian yang saya berada di Kenagarian TanjungBarulak Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar.

(18)

23% lainya 24% dan air sumur 12% d.

keperluan air mandi dan mencuci menggunakan air sumur 49% dan air hujan 51% e.

pemakaian air untuk ekonomi sekitar ada subjek yang

menjawab iya sekitar11 orang dan tidak sekitar 40 orang dan selanjutnya upaya atau langkah rumah tangga memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Jorong tersebut menggunakan air gallon, air tangki PDAM, dan air di masjid

(19)

Cara

pengelolaan Mata

Peta pola Persebaran Pengambilan titik koordinat

Pengujian mata air

Pengambilan sampel mata air

Besaran Debit menggunakan rumus Pengukuran Secara Lansung

Wawancara

Survey Secara lansung Pola Persebaran mata air

Pengumpulan Data

Pengukuran Debit Mata Air Uji Kualitas Mata Air

Pola Persebran dan Pengelolaan Mata Air untuk Penyediaan Air Rumah Tangga Berkelanjutan di Desa Nagari Andaleh

Hasil C. Kerangka Konseptual

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan secara langsung, wawancara dan penyebaran anket dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Menurut Creswell dalam (Ashari, 2016) metode penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian dengan mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dan dengan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang- kadang diberikan interprestasi atau analisis. Dalam penelitian ini akan menggunakan salah satu strategi dalam mix methods yaitu strategi eksplanatoris sekuensial (sequential exsplanatory mix methods strategy) menurut creswell (2010) strategi eksplanatoris sekuensial adalah dimulai dengan tahap pertama dengan mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan dan menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Penelitian ini sesuai dengan strategi tersebut, maka pada tahap pertamanya dilakukan pengumpulan dan analisis data kuantitatif untuk menjawab rumusan pertama yaitu bagaimana pola persebaran,sifat fisika, kimia, bioanorganik, dan besaran debit pada mata air yang berada di Kenagarian Andaleh, Kecamatan Luak, dan untuk analisis data kualitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang keempat yaitu bagaimana pengelolaan mata air oleh masayarakat pada mata air yang berada di Kenagarian Andaleh Tesebut.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiono (2006) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan nya. Pada penelitian ini populasi adalah mata

(21)

air pada karakteristik lahan atau tanah sebanyak 7 sumber mata air yang dipakai warga umum dan 3 kualitas air dari mata air yang berbeda dari jenis tanah, sedangkan untuk populasi penduduk sekitar 42 subjek yaitu beberapa masyarakat jorong yang memakai mata air di Desa Nagari Andaleh Kecamatan Luak Kabupaten 50 kota.

2. Sampel

Sedangkan sampel adalah jumlah bagian karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2018: 81) sampel penelitian ini yaitu

a. Air

Dalam pengambilan sampel air pada mata air yang berada di Kenagarian Tanjung Barulak, sampel yang diambil yaitu ada 3 air dari sumber mata air yang berbeda jenis tanahnya seterusnya akan di uji ke laboratorium terdekat hasil dari ketiga mata air tersebut dilihat dari kondisi fisik (Kekeruhan, Warna, TDS, Suhu, Rasa, dan bau), kondisi kimia (pH, Kesadahan, Besi dan Mangan) dan kondisi Biologis ( E.coli dan Coliform) sedangkan untuk pengukuran debit, peneliti menggunakan metode Ember karena air tidak menyebar dan bisa di bentuk pancuran dan serta titik-titik pemunculan mata air yang berada di Kenagarian Nagari Andaleh.

b. Responden

Untuk pengisian angket kuosioner sampel nya yaitu masyarakat yang memakai sumber mata air serta wawancara dengan beberapa masyarakat di Kenagarian Andaleh Sesuai dengan populasi penelitian yang telah ditetapkan maka sampel subjek diambil dengan menggunakan metode Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan penentuan jumlah sampel dari populasi dengan rumus slovin dengan ketapan eror 15%, karena populasi pengguna mata air sebesar 1300 KK, menurut Arikunto (2002) dalam , menyatakan penggunaan batas eror 15%

digunakan jika populasi lebih dari 100 responden menggunakan rumus slovin sebagai berikut

𝑁

(22)

𝑛 =

𝑁 ( 𝐸

2

) + 1

Keterangan:

n = jumlah responden

N = jumlah total kepala keluarga (KK) yang menggunakan mata air e = margin/batas eror

sumber: Arikunto (2002) dalam Siswandi (2013).

berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk yang menggunakan atau memamfaatkan mata air sebanyak 1300 kk maka :

(23)

Peta Penggunaan Lahan Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, Kabupaten 50 Kota

(24)

C. Variabel Penelitian

Menurut Kerlinger dalam Shinta (2017) Variabel adalah konstuk (Constructs) atau sifat yang akan dipelajari seperti tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain- lainnya. Variabel yang dilihat dari penelitian ini yaitu cara pengelolaan mata air berkelanjutan oleh masyarakat, Pola Persebaran, Debit Mata Air dan Kualitas Air berdasarkan Variasi Jenis Tanah di Desa/Kenagarian Tanjung Barulak Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar D. Sumber Data dan Tempat Penelitian

D. Sumber Data dan Tempat Penelitian 1. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang di peroleh langsung dari responden atau objek yang di teliti, atau ada hubungan nya yang di teliti, data primer di peroleh secara langsung melalui data-data hasil yang di survey pada tempat penelitian menurut (Arikunto, 2006) data primer merupakan data yang didapatkan dengan cara langsung dari sumbernya data yang di dapatkan secara observasi dilapangan secara langsung yaitu sampel mata air, hasil pengukuran debit mata air, pola persebaran, kualitas mata air dan wawancara serta penyebaran angket yang dilakukan pada masyarakat yang menggunakan mata air tersebut.

b. Data Sekunder

Menurut (Sugiyono, 2012) adalah sumber data yang di peroleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain bersumber literature, buku-buku, serta dokumen. Pengumpulan data sekunder diperoleh penelitian kepustakaan, studi dokumen dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian menurut (Arikunto, 2006) data sekunde merupakan data yang didapatkan atau dikumpulkan peneliti sebagai dari semua sumber yang ada, dalam artian peneliti sebagai tangan kedua data sekunder diperoleh dari dokumen yang berada di Kator Wali Nagari Andaleh

(25)

berupa jumlah penduduk,mata pencaharian,jenis kelamin kepadatan penduduk, angka kelahiran dan kematian dan lainya.

(26)

2. Wilayah Penelitian

Penelitian dilakukan di Nagari Andaleh, Kecamatan Luak, Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat

(27)

E. Metode pengumpulan data 1. Observasi/survey

Dalam pengumpulan data peneliti melakukan obsevasi secara langsung turut mengambil bagian bersama objek untuk melihat secara dekat kegiatan yang dilakukan, dalam penelitian ini peneliti mengamati langsung bagaimana kondisi lokasi penelitian seperti bagaimana pola persebaran mata air ini, berapa besaran debit mata airnya, maupun wawancara serta penyebaran angket untuk mendukung pengumpulan data penelitian. menurut Sugiyono (2014) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis sedangkan menurut Widoyoko (2014) observasi merupakan pengamatan dan pecatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang Nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian

2. Uji laboratorium

Menurut Anonim (2007) laboratorium adalah temapat riset ilmiah, ekperimen, pengukuran, ataupun pelatihan ilmiah yang dilakukan, laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukan kegaiatan- kegiatan tersebut secara terkendali sedangkan menurut Sukarso (2005) laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu, tempat ini dapat merupakan sesuatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka misalnya kebun dan lain-lain. Untuk pengujian kualitas mata air di uji pada labor dasar Universitas Bung Hatta provinsi Sumatera barat, dengan beberapa satuan dalam parameter baik itu fisika, kimia, maupun bakteriologi untuk kebutuhan air bersih di Kenangarian Andaleh

3. Wawancara dan penyebaran anket.

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang yang berwenang tentang suatu masalah. Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam atau depth interview, dan penyebaran angket digunakan untuk

(28)

mengetahui bagaimana kebutuhan dan pemakaian mata air yang digunakan masyarakat dengan Kisi-kisi kuoesioner sebagai berikut.

Tabel 7: Kisi-kisi kuosioner penelitian

Variabel No Indikator Pengukuran

Cara

pengelolaanmata air

oleh masyarakat setempat yang berlokasi pada tempat

penelitian.

1 Pembagian dan pendistribusian mata air ke masayarakat

1. Sambungan rumah/kran 2. Kran umum seperti

bak umum

Pertanyaan tertutup Penggunaan air dari mata air

bagi masyarakat setempat.

1. - Mencuci - Mandi - minum 2. Pertanian 3. Perekonomian

2 1. Bagaimana pengumpulan kas/ iuran untuk keperluan jika terkendala (rusak) atau pembayaran listrik bagi mata air yang menggunakan mesin untuk pendistribusian nya.

Wawancara 2. Bagaimana tindakan (action)

masyarakat terhadap pelestarian sumber mata air 3. Bagaimana pemantauan dari

pemerintahan Nagari (PAMSIMAS) terhadap mata air yang dikelola masyarakat di tempat tersebut.

Sumber : Pengolahan data penelitian 2020

4. Dokumentasi

(29)

Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda –benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya

F. Alat dan Bahan - Laptop

- Hp smartphone androit - Software argis 10.8 - Peta Parameter - Alat Gps - Ember

- Buku dan pensil/pulpen - Lembaran kuosioner

G. Tehnik Analisis Data 1. Metode kualitatif

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif Menurut Miles dan Huberman dalam (sugiyono,2021) data kualitatif diperoleh dari data reduction, dan display dan coclusion drawing/verification

a. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada pernyerdahanaan, pengastrabkan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan.

b. Data display adalah dalam penelitian kualitatif, penyajian bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart, dan sejenisnya, dalam hal ini peneliti menyajikan data dalam bentuk teks, untuk memperjelas maka dapat dibantu dengan mencantumkan gambar.

(30)

c. Coclusian darwing/vervication adalah kesimpulan proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, baik data primer maupun data sekunder.

Metode kualitatif ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah nomor empat yaitu cara pengelolaan mata air terhadap masyarakat di Kenagarian Andaleh

2. Analisis Kuantitatif

a. Metode analisis tetangga terdekat (average nearest neigbour)

Dalam penelitian ini untuk menjawab tujuan nomor satu maka peneliti ini menentukan pola persebaran mata air yang berada di kenagarian tanjung barulak tersebut peneliti menggunakan metode analisis tetangga terdekat (average nearest neigbour) dengan menggunakan rumus sebagi berikut.

𝑻 =

𝒋𝒖

……

𝒋𝒉

Keterangan :

T : merupakan indeks penyebaran tetangga terdekat

ju : merupakan jarak rata-rata yang diukur antara satu titik tetangganya yang terdekat

jh : merupakan jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random

Sumber: R. Bintarto dan Surastopo (1978:76)

Setelah diperoleh dari perbandingan nilai rerata observasi dengan nilai dengan ekpetasi, sedangkan yang menjadi indikator dalam penentuan adalah z-core (kurniati dkk, 2016) rumus perhitungan nya sebagai berikut:

(31)

b. Analisis laboratorium (uji kualitas air bersih )

Analisis ini digunakan untuk mengetahui uji kualitas air pada mata air yang berada di kenagarian tersebut, untuk dikategorikan air bersih harus sesuai dengan peraturan menteri kesehatan republik indonesia 492 tahun 2010 standar baku mutu yang telah ditetapkan dengan tiga macam parameter yaitu parameter kimia, parameter fisika dan parameter biologi ketiga parameter tersebut sudah ada kadar-kadar yang telah ditentukan oleh PERMENKESRI tersebut analisis ini digunakan untuk menjawab tujuan peneliti yang kedua. Sebelum pengujian sampel dilabor, peneliti harus mengambil sampel air pada mata air yang telah ditetapkan, setelah pengambilan peneliti langsung membawanya kelabor supaya sampel air tetap terjaga.

c. Analisis debit mata air

Dalam menganalisis debit mata air ini peneliti menggunakan metode sederhana (metode bin bucket) metode ini dilakukan yang tidak menyebar dan bisa dibentuk menjadi sebuah terjunan (pancuran) alat alat yang yang diperlukan dalam pengukuran ini adalah botol air/ember/baskom yang telah diketahui volumenya,kemudian stopwatch untuk mengetahui ukuran waktu air yang tertampung pada botol/ember/baskom yang telah terisi tersebut dan seterusnya alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran debit mata air tersebut, untuk mengetahui debit mata air, peneliti melakukan pengukuran 5 kali , untuk mengoreksi hasil pengukuran setelah itu peneliti menggunakan rumus yaitu

Q = 𝑽 ………….

(32)

𝒕

Keterangan

Q : debit mata air (𝑚3/detik)) V : volume alat tampung (𝐿2/detik) t : waktu aliran (𝑚2/detik)

Sumber : Meinzer dalam Sudarmadji 2013 d. Memaparkan dengan tabel dan grafik

Setelah dilakukan penyebaran kuisioner kepada beberapa subjek untuk mendukung keperluan data penelitian ini, peneliti memerlukan sejumlah data pendukung lainnya, teknik yang dilakukan Selanjutnya data tersebut dipaparkan dalam bentuk tabel dan grafik serta diinterpretasikan dengan rumus sebagai berikut :

𝑝 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘

𝑥 100 =

Keterangan

P = persentase yang

diharapkan Total subjek = 42 orang

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Candra, Asmoro Widagdo, Siswandi. Pengelolaan dan Perlindungan Matai air dalam Upaya Penyediaan Yang Berkelanjutan studi kasus mata air Owabong Purbalingga. Seminar Nasional dan Call Paper (2020) Universitas Jendral Soedirman.

Ardi Ismanto, Pengukuran Debit Air Secara Sederhana. Konervasi Alam BBKSDA NTT.

Badan Pusat Statistik (2021). Kecamatan Batipuh dalam angka 2021. Tanah Datar : 2021. Fadli Pradana, dkk. 2018, Pemetaan Karakteristik Mata Air Saat Musim Kemarau di SUB

DAS Bompon, Kabupaten Magelang Provisi Jawa Tengah. Jurnal Geografi volume 7,No 2.

Heru Hendrayana (2013), Hidrogeologi Mata Air, https://www.academia.edu/15596560.

Muhamad yusuf. 2015. Pola Persebaran dan Potensi Mata Air di Bentuk Lahan Karst di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri. Skripsi, Surakarta: Fakultas geografi.

Muhammad Firman Nur Said, Sudarmadji. 2013, Kajian Ketersediaan dan Penggunaan AirMata Air untuk Kebutuhan Domestik di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

Jurnal Bumi Indonesia, vol 3.No 2.

Muhammad Rasyid Lubis, Hari Kaskoyo, Slamet Budi Yuwono dan cristiene Wulandari. Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Mata Air di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Jurnal Hutan tropis, Vol 6, NO 1.

Permenkes RI No 492 Tahun 2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Rexy Elnando, Helfia Edial. 2021, Potensi Mata Air di Jorong Sungai angek Nagari Simarasok Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Junal Buana, vol.5.no1.

Reznadi Wiharto Fitrian Sulaxono, Eko Rini Indrayatie, dan Syarifuddin Kadir. 2020.

Analisis Debit Air di SUB DAS Nahiyah dan Asam-Asam Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Syva Scienteae vol.03 No.4.

Siswandi, Tukiman Taruna, Hartuti Purnaweni(2018), KEARIFAN LOKAL DALAM MELESTARIKAN MATA AIR (Studi Kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja,Kabupaten Kendal).Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 9, No 2.

Sudarmadji, Darmakusuma Darmanto, Margareta Widyastuti, dan Sri Lestari. 2015.

(34)

Pengelolaan Mata Air untuk Penyediaan Air Rumah Tangga Berkelanjuta di Selatan Gunung Api Merapi. Jurnal Manusia dan Lingkungan, jilid 23, No 1.

Suharsimi, Arikunto, 2016. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktik, Jakarta:

(RinekaCitra. Hal 129)

Taufiq Hidayat, Rahmanelli. 2020. Ketersediaan Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga di Jorong Koto Tuo Nagari Tanjuang Bingkuang Kecamatan KubungKabupaten Solok. Jurnal Geografi, volume 4, No 6.

Gambar

Tabel  2:  Parameter  Fisika  dalam  Standar  Baku  Mutu  Kesehatan  untukKeperluan Air Minum
Tabel  3:  Parameter  Kimia  dalam  Standar  Baku  Mutu  Kesehatan  untukkeperluan Air Minum.
Tabel 4: Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan  untukKeperluan Air Minum
Tabel 5: Klasifikasi mata air berdasarkan debitnya
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENDAHULUAN.. Air merupakan sumber dari kehidupan. Manusia pun juga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air. Terdapat sebuah ironi mengenai air. Walaupun

Untuk itu, pelestarian air di mulai dari diri manusia yang sadar.. akan pentingnya air bagi

Dokumen ini membahas tentang pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Dokumen ini membahas tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan efek negatif polusi terhadap tanaman, air, dan kesehatan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya air di Indonesia dan cara pengelolaannya untuk memenuhi kebutuhan di masa

Dokumen ini membahas tentang hubungan antara norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan dengan kepentingan manusia dalam kehidupan

Dokumen ini membahas pentingnya menjaga kualitas udara untuk melindungi kesehatan manusia dari dampak negatif pencemaran

Description Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik air baku, pentingnya pengolahan air minum, serta parameter kualitas air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun