Psikologi Islam:
Kepribadian
dalam Perspektif Islam
Class 3 D
Dosen Pembimbing: Drs. Mukhlis, M.Si
Batrisyia Nurul Zafira Anshori
12260123963
Tiara Dewi Fajri
12260121736
Vivin Anggraini
Anggota Kelompok
12260120396
Tipe Kepribadian
Perbandingan Kepribadian antara
konsep Freud dengan Al-Quran
Pola Kepribadian menurut Al-Quran Struktur Kepribadian
Manusia Menurut Perspektif Al-Quran
Table of contents
Pengertian Kepribadian
01 02 03
06
04
Dinamika Subsistem Nafsani dalam
Membentuk kepribadian
05
Pengertian Kepribadian
01
1. Secara Etimologi
Istilah kepribadian (personality) berasal dari Bahasa Inggris dari kata “Person" yang memiliki arti: An individual human being (sosok manusia sebagai individu);
A common individual (individu secara umum);
A living human body (orang yang hidup);
Self (pribadi);
Personal existence or identity (eksistensi atau identitas pribadi);
Distinctive personal character (kekhususan karakter individu).
Sedangkan dalam Bahasa Arab menurut Para Ahli Islam, secara etimologis dapat dilihat dari pengertian term-term padanannya, seperti Huwiyyah, Aniyyah, Dzatiyyah, Nafsiyyah, Khuluqiyyah, Syakhshiyyah.
a. Huwiyyah dan Aniyyah
Menurut Al-Farabi, seorang Psikolog-Falsafi Muslim:
Mengemukakan bahwa Huwiyyah berarti eksistensi individu yang menunjukkan keadaan, kepribadian dan keunikannya yang dapat membedakan individu tersebut dengan individu yang lain.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa kata huwiyyah memiliki ekuivalen makna dengan personality. Istilah huwiyyah dalam literatur keislaman menunjukkan arti kepribadian.
NEXT…
Pengertian Kepribadian… Istilah Aniyyah berasal dari kata “ana” yang memiliki arti
“aku”, ”saya” (kata ganti orang pertama tunggal). Pada dasarnya kata Aniyyah mempunyai makna yang sama dengan huwiyyah, yaitu sama-sama memiliki arti personality. Tetapi terdapat perbedaan antara keduanya yaitu kalau Huwiyyah menunjukkan persepsi individu terhadap individu yang lain atau personality individu berdasarkan kesimpulan dari orang lain, sedangkan Aniyyah lebih menekankan pada persepsi diri (self- perception) atau personality individu yang disimpulkan dari pengamatan diri sendiri.
b. Dzatiyyah
Secara Etimologi berarti Identity, personality, dan subjectivity.
Dalam Terminology psikologi, dzatiyyah berarti “tendensi” individu pada dirinya yang berasal dari esensinya sendiri.
Kata dzat yang dinisbatkan pada manusia mempunyai arti jasad atau roh, atau kedua-duanya. Penggunaan kata dzat yang dinisbatkan pada manusia berarti bagian kepribadian manusia yang masih tersembunyi atau bersifat potensial, bukan kepribadian itu sendiri.
NEXT…
Pengertian Kepribadian…c. Nafsiyyah
Berasal dari kata “nafs” yang memiliki arti “pribadi”. Diterjemahkan oleh Shafi’i dengan arti “…personality, self, or level of personality development” (kepribadian, diri sendiri, atau tingkat perkembangan kepribadian).
d. Khuluqiyyah
Khuluqiyyah berasal dari kata akhlaq.
Secara Etimologis akhlaq memiliki arti character, disposition, dan moral constitution.
Menurut Al-Ghazali, manusia mempunyai citra lahiriah yang disebut dengan khalq yang merupakan citra fisik manusia, dan citra batiniah yang disebut dengan khuluq yang merupakan citra psikis manusia. Berdasarkan kategori ini, maka secara etimologi khuluq berarti gambaran atau kondisi kejiwaan seseorang tanpa melibatkan unsur lahirnya.
Asal dari kata “syakhs” yang memiliki arti “pribadi”. Kata syakhs kemudian diberi “ya’” nisbah menjadi syakhsiyyah yang mempunyai arti kepribadian.
Dalam kamus Bahasa Arab Modern Personality (kepribadian).
(Mujib, 20 : )
e. Syakhshiyyah
2. Menurut Ahli Psikologi
a. Teori Psikoanalisis oleh Sigmund Freud
Memandang bahwa kepribadian terdiri dari tiga komponen yaitu Id (naluri), Ego (kesadaran atau aku), Superego (hati nurani).
Dalam diri orang yang memiliki jiwa yang sehat ketiga sistem itu bekerja dalam susunan yang harmonis. Segala bentuk tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok.
Sebaliknya kalau ketiga sistem itu bekerja secara bertentangan satu sama lainnya, maka orang tersebut dinamainya sebagai orang yang tak dapat menyesuaikan diri.
NEXT…
Pengertian Kepribadian…NEXT…
Pengertian Kepribadian…berpendapat bahwa kebutuhan manusia yang tertinggi adalah akulturasi diri, bagaimana manusia itu barusaha untuk mencapai akuluturasi dirinya itulah yang menetukan perilakunya.
(Mujib, 2006:7)
b. Kaum Behavioristik oleh B.F Skinner Memandang bahwa kepribadian sebagai rangkaian kebiasaan (habits) yang tersusun dari sejumlah hubungan ransangan (stimulus) dan reaksi (respons) yang memperoleh penguatan (reinforcement).
Memandang bahwa
kepribadian adalah proses kognitif yaitu berpikir dan membuat keputusan.
c. Leon Festinger penganut Psikologi Kognitif
d. A.H Maslow dari Aliran Humanistik
Tipe
Kepribadian
02
Inti amanat manusia sebagaimana dalam Q.S Al-A’raf:
1. Kepribadian Mukmin
Mukmin berarti orang yang beriman.secara Etimology, iman berarti pembenaran (tashdiq). orang yang beriman adalah orang benar dalam memegang dan melaksanakan amanat, sehingga hatinya merasa aman.
Kepribadian Mukmin memiliki enam bentuk kepribadian, yaitu:
“Dan (ingatlah), Ketika Tuhan-mu mengeluarkan keturunan anak- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman: “Bukankah aku ini Tuhan-
mu?” Mereka menjawab: Tentu, kami menjadi saksi…”
Dengan percaya pada Allah Swt. berarti percaya pula pada aspek-aspek yang lain berhubungan dengan-Nya, seperti iman kepada malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir.
a. Kepribadian Rabbani atau Ilahi
Kepribadian individu yang didapat setelah mentransformasikan asma’
dan sifat-sifat Tuhan ke dalam dirinya untuk diinternalisasikan dalam kehidupan nyata. Dalam bahasa sederhana adalah kepribadian individu yang mencerminkan sifat-sifat ketuhanan (rabbaniyah).
Abdul Mujib (2006) membedakan Tipe Kepribadian, yaitu
Mukmin, Muslim dan Muhsin.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Rabbani))…Terdapat dua pola menuju pada kepribadian Rabbani:
Merujuk pada asma’ Allah. Nama-nama itu diperkenalkan agar manusia mengetahui dan memahami-Nya. Tanpa nama-nama itu, mustahil manusia mampu mengenal-Nya, sebab zat-Nya tidak akan dapat dijangkau nalar manusia.
Merujuk pada implikasi psikologis setelah seseorang beriman kepada Allah Swt.
Pola ini diasumsikan dari pemikiran bahwa individu yang beriman kepada-Nya akan memiliki integrasi kepribadian lebih baik daripada individu yang tidak beriman sama sekali. Inti keimanan kepada Allah Swt.
adalah Tauhid, yang dalam wacana psikologis berimplikasi pada integrasi diri yang sempurna. Tauhid dibagi beberapa macam:
Tauhid rububiyyah : Mengesakan Allah Swt dalam segala perbuatan-Nya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk.
Tauhid Uluhiyyah : Mengesakan Allah Swt. dalam perbuatan penghambaan.
Bentuk dari tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah Swt. dalam niat, mendekatkan diri (taqarrub), berdoa, nadzar, kurban, mengharapkan sesuatu (rajâ'), senang dan takut, tawakkal, dan kembali (inâbah).
Tauhid Asmâ' dan Shifât : Mengesakan Allah Swt. dengan mempercayai sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang telah dijelaskan dalam Al-quran.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Malaki))…b. Kepribadian Malaki Istilah malaki berasal dari kata "malaka" yang berarti memiliki, mempunyai atau menguasai. Istilah malaki kemudian dinisbatkan dengan salah satu makhluk Allah yang disebut dengan malaikat (bentuk jama' dari malak).
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Malaki))…Kepribadian Malaki adalah Kepribadian individu yang didapat setelah mentranformasikan sifat-sifat Malaikat ke dalam dirinya untuk kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan nyata atau dalam Bahasa yang sederhana, Kepribadian Kemailakatan (malakiyyah).
Terdapat dua pola untuk menuju kepribadian Malaki:
Pola yang merujuk pada tugas-tugas malaikat khusus.
Firman Allah Swt:
ٌموُلْعَّم ٌماَقَم ۥُهَل َّلَِّإ ٓاَّنِم اَم َو
“Tiada seorangpun diantara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan tertentu”. Q.S Al- Shaffat:164.
Pola yang merujuk pada sifat-sifat dan kegiatan- kegiatan malaikat.
Bentuk umumnya : kepribadian “núr” (bercahaya), sebab malaikat tercipta dari “nur” yang mampu menerangi kehidupan yang lain, baik jiwa maupun raga.
• Menjaga diri dan tidak melupakan pada tugas- tugasnya.
• Membawa berita gembira sambil mengucapkan salam dan menghindarkan ketakutan bagi yang lain.
• Takut terhadap murka atau siksa Allah Swt., sehingga perbuatannya hanya memenuhi perintah-Nya dan tidak bermaksiat.
• Selalu bersujud (tunduk) kepada Allah Swt. serta tidak menyombongkan diri.
• Menjaga kemuliaan diri dan berbakti.
• Patut menjadi utusan, duta dan delegasi untuk mengurus segala keperluan yang lain dengan modal sayap (jangkauan dan wawasan) dua, tiga atau empat (yang luas).
• Senantiasa bertasbih (menyucikan) Allah Swt. dan memohonkan ampun orang-orang yang baik.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Malaki))…Bentuk-bentuk khususnya, sebagai berikut:
• Mendoakan rezekinya bertambah bagi orang yang senantiasa infak dan rezekinya mengurang bagi yang pelit.
• Membantu orang-orang mukmin yang berperang melawan orang-orang kafir.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Qurani))…Didapat setelah mentransformasikan isi kandungan Alquran ke dalam dirinya untuk kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan nyata. Atau dalam bahasa yang sederhana, kepribadian qurani adalah kepribadian individu yang mencerminkan nilai-nilai Alquran (qur'aniyyah).
Terdapat 5 cara untuk transinternalisasi kepribadian qurani, yaitu:
Tahsin al-tilawah : Memperbaiki bacaan sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid dan ilmu Qira’ah.
c. Kepribadian Qurani
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Rasuli))… Al-Tahfidh : Menghafal seluruh atau sebagian ayat- ayat atau surat- surat dalam Alquran, terutama surat yang wajib dalam shalat, seperti surat al-Fatihah.
Al-Tafsir : Menafsirkan dan menjelaskan isi kandungan Alquran yang dimulai dengan pemahaman terjamah ayat.
Al-Amal : Mengaplikasikan nilai-nilai qurani dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Da’wah : Menyebarluaskan atau mendakwahkan ajaran-ajaran Alquran kepada masyarakat luas, sehingga di sekitar kita tumbuh dan berkembang masyarakat qurani.
d. Kepribadian Rasuli
Kepribadian Rasuli didapat setelah mentransformasikan sifat-sifat dan kelebihan-kelebihan rasul ke dalam dirinya untuk kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan nyata.
Istilah rasûlî berasal dari akar kata "rasala" yang berarti mengirim dan mengutus.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin (Yawn Akhiri))… Pola yang merujuk pada sifat-sifat khas seorang rasul.
Terdapat dua pola dalam menuju kepribadian rasuli:
Satu kelebihan dan anugrah yang diberikan oleh allah untuk melemahkan musuh-musuhnya yang ingkar atau yang membangkang.
Sebagai manusia pilihan (al-mushthafâ), rasul memiliki beberapa sifat utama, yang mana sifat-sifat utama itu disederhanakan dalam empat bentuk, yaitu: Shidiq, Tabligh, Fathanah, Amanah.
Pola yang merujuk pada mukjizat para rasul.
e. Kepribadian Yawm
Akhiri Didapat setelah mengimani, memahami dan mempersiapkan diri untuk memasuki hari akhir dimana seluruh perilaku manusia dimintai pertanggungjawaban.
menuju pada satu konsekuensi perilaku manusia, yang amalnya baik akan mendapatkan kenikmatan surga, dan yang amalnya buruk mendapatkan kesengsaraan neraka.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Mukmin(Taqdiri))…f. Kepribadian Taqdiri Didapat setelah mengimani, memahami,
mengaplikasikan ketentuan dan aturan Allah Swt.
dalam kehidupan ini, sehingga ia mendapatkan rahasia dan hikmah hidupnya menuju keselamatan di dunia dan akhirat.
Kepribadian taqdiri tidak berarti mengubah ketentuan atau aturan Tuhan, melainkan memahami bahwa seluruh alam ciptaan-Nya, termasuk manusia, tidak dapat terlepas dari aturan dan ketentuan-Nya, serta menempuh aturan itu sebagaimana mestinya.
Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. Q.S. Al-Qamar:49.
2. Kepribadian Muslim
Orang yang berislam adalah orang menyerah, tunduk, patuh, dalam melakukan perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir dan batin yang pada gilirannya akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat.
Muslim berarti orang islam.
ٍرَدَقِب ُهٰنْقَلَخ ٍءْيَش َّلُك اَّنِا
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Muslim)…Kepribadian Muslim memiliki lima bentuk kepribadian:
a. Kepribadian Syahadatain
Berasal dari kata "syahida" yang berarti bersaksi, menghadiri, melihat, mengetahui, dan bersumpah. Istilah syahadatain kemudian dinisbatkan pada satu momen di mana individu mengucapkan dua kalimat syahadat dengan ucapan: “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad utusan Allah”.
Kepribadian syahadatain didapat setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, memahami hakikat dari ucapannya serta menyadari akan segala konsekuensi persaksiannya tersebut.
Kepribadian syahadatain meliputi domain kognitif dengan pengucapan dua kalimat secara verbal, domain afektif dengan kesadaran hati yang tulus; dan domain psikomotorik dengan melakukan segala perbuatan sebagai konsekuensi dari persaksiannya itu.
b. Kepribadian Mushalli
Mushalli adalah orang yang shalat.
Kepribadian mushalli didapat setelah melaksanakan shalat dengan baik, konsisten, tertib dan khusyu’, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dikerjakan.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Muslim (Shaim))…c. Kepribadian Shaim
Shaim adalah orang yang berpuasa.
Kepribadian shaim didapat setelah melaksanakan puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan, sehingga ia dapat mengendalikan diri dengan baik.
Ada dua dimensi kepribadian shaim:
Puasa fisik : yaitu menahan lapar, haus, dan berhubungan seks. Dimensi ini merupakan dimensi lahiriah;
Puasa psikis : yaitu menahan hawa nafsu dari segala perbuatan maksiat, seperti menahan amarah, sombong, dusta, serakah, dan penyakit lainnya.
d. Kepribadian Muzakki
Muzakki adalah orang yang telah membayar zakat.
Kepribadian muzakki didapat setelah membayar zakat dengan penuh keikhlasan, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dilakukan.
e. Kepribadian Haji
didapat setelah melaksanakan haji yang semata-mata dilakukan karena Allah, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dilakukan.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Muslim (Haji))…Bentuk-bentuk kepribadian haji dari pola umum diantaranya:
Kepribadian Tauhidi : Kepribadian yang utuh dalam memenuhi panggilan allah yang diwujudkan dalam bacaan talbiyah dan menyengaja menuju ke ka’bah.
Kepribadian Mujahid : Orang yang berjihad dengan cara berperang dan berkorban secara sungguh-sungguh demi mendapatkan ridha allah swt.
Kepribadian yang suci dan fitri : karena dalam ibadah tersebut menghapus titik hitam dalam jiwanya, maka dilarang berbicara kotor, kasar, berdebat, marah, egois, dan sombong.
3. Kepribadian Muhsin
Kepribadian Muhsin adalah kepribadian yang dapat memperbaiki dan mempercantik individu, baik berhubungan dengan diri sendiri, sesamanya, alam semesta dan kepada Tuhan yang diniatkan hanya untuk mencari ridha-Nya.
Jenis-jenis kepribadian muhsin dikemukakan oleh Abu Ismail Abd Allah al-Anshari dalam bukunya "Manâzil al-Sâ'irin" yang diberi penjelasan secara panjang lebar oleh Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam bukunya Madarij al-Sâlikin bayn Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka
Nasta'in, yaitu:
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Muhsin)… Tingkatan permulaan (bidâyah) meliputi kesadaran, taubat, introspekti, berzikir, menjaga diri, lari dan kembali ke jalan Allah, berpikir , keburukan menuju ke jalan Allah, latihan spiritual dan mendengar dengan suara hati.
Tingkatan pintu-pintu masuk (abwâb) meliputi kesedihan, ketakutan, takut, kekhusyuan, rendah diri di hadapan Allah, zuhud, menjaga diri, ketekunan dan kecintaan.
Tingkatan pergaulan (mu'amalah) meliputi pemeliharaan, menghadirkan hati kepada Allah, kehormatan, ketulusan, Pendidikan, continue, tawakkal, keterpercayaan dan penyerahan.
Tingkatan etika (akhlâq) meliputi sabar, rela, berterima kasih, malu, jujur, mementingkan orang lain, kerendahan hati dan kejantanan.
Tingkatan pokok (ushûl) meliputi tujuan, tekad, Hasrat, sopan santun, keyakinan, keintiman, mengingat, butuh rahmat dan merasa kaya materi.
Tingkatan terapi (adwiyah) meliputi baik, ilmu, hikmah, pandangan, Hasrat, kehormatan, ilham, ketenangan , ketentraman dan cita-cita.
NEXT…
Tipe Kepribadian (Kepribadian Muhsin)… Tingkatan keadaan (ahwâl) meliputi cinta, cemburu, rindu, kegoncangan, haus dan suka cita.
Tingkatan kewalian (walâyah) meliputi sadar setelah memperhatikan, waktu, jernih, gembira, rahasia, napas, keterasingan, tenggelam, dan kesanggupan hati.
Tingkatan hakikat (haqâ'iq) meliputi ketersingkapan, penyaksian, keterlihatan, hidup, ketergenggaman, keterbentangan, mabuk, lupa, ketersambungan dan keterpisahan.
Tingkatan puncak (nihâyah) meliputi pengetahuan yang gaib, peniadaan materi, penetapan ruhani, pembuktian, mendapatkan, pengosongan, ketersendirian, penyatuan dan pentauhidan.
Struktur Kepribadian
Manusia
menurut Konsep Psikologi
Perspektif Al-Quran
03
Struktur Kepribadian menurut Konsep Psikologi
Pandangan Sigmund Freud tentang kepribadian sesungguhnya dapat dilacak dari teorinya tentang mimpi.
Dalam penelitiannya tentang mimpi, Freud sampai pada kesimpulan bahwa seluruh aktivitas manusia baik yang normal maupun yang tidak normal sangat dipengaruhi
oleh alam bawah sadar.
• Id (kata latin untuk "ini/itu").
• Ego (kata latin untuk "aku").
• Superego (kata latin untuk "aku yang tinggi/diatas”).
Konsep kepribadian menurut Freud, yaitu :
Next…
Struktur Kepribadian Konsep Psikologi …1. Id : Dianggap sebagai yang pertama dan 2. Ego : paling dasar diantara ketiga elemen
tadi.
Dia merupakan alam bawah sadar yang tidak menyadari dirinya sendiri. Di sinilah letak dasar semua dorongan fisik yang berubah
menjadi bentuk ekspresi mental dalam tindakan.
Terletak ditengah-tengah antara Id dan superego adalah Ego atau prinsip realitas.
Tugas utamanya adalah
menampilkan keseimbangan yang kontinu dalam diri manusia.
Di satu pihak ia harus memenuhi keinginan Id, namun di pihak lain dia harus siap menyokong atau menolak keinginan tersebut
ketika bertabrakan dengan kenyataan yang sulit dari alam
fisik atau berhadapan dengan larangan sosial yang diperintahkan oleh superego.
(Helmy, 2018 :108-111)
3. Superego :
Di titik yang berlawanan, yang dapat dikatakan sebagai bagian teratas kepribadian terdapat superego. Dia mempresentasikan pengaruh-pengaruh yang sejak lahir telah mulai dimasukkan ke
dalam kepribadian seseorang oleh dunia luar (masyarakat, keluarga, suku, kota,
Negara dan lain-lain).
STRUKTUR KEPRIBADIAN MANUSIA MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Untuk menentukan struktur kepribadian manusia, tidak dapat dilepaskan dari
pembahasantentang substansi manusia.
Dengan membahas "substansi" manusia akan dapat diketahui hakikat dan dinamika dari proses
kepribadian menusia itu. Bagaimana substansi manusia itu?
Kenapa?
Pada umumnya para ahli membagi substansi manusia itu kepada 2, yaitu:
Jasad Ruh
Jasad dan Ruh merupakan dimensi manusia yang berlawanan sifatnya. Jasad sifatnya kasar dan indrawi atau empiris, naturnya buruk, asalnya dari tanah bumi (ardhiyyah), dan
kecenderungannya ingin mengejar kenikmatan duniawi atau material. Sedangkan Ruh sifatnya halus dan gaib, naturnya baik, asalnya dari hembusan langsung dari Allah (ilâhiyyah) dan
kecenderungannya mengejar kenikmatan samawi, rohaniah dan ukhrawiah.
Kedua substansi manusia ini saling berlawanan, namun pada prinsipnya saling
membutuhkan, karena: "jasad tanpa ruh merupakan substansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi". Karena saling membutuhkan, maka diperlukan sinergi yang
dapat menampung kedua unsur yang saling berlawanan itu. Dalam terminologi psikologi Islam, sinergi yang dapat menampung ruh dan jasad itu disebut dengan nafs.
Next…
Struktur Kepribadian Manusia menurut Persepektif Islam …Al-Ghazali menafsirkan kata “al-khalq” pada ayat tersebut dengan alam penciptaan, sedang kata "al-amar" pada ayat tersebut dengan alam perintah. Alam penciptaan yang bersifat material menghasilkan jasad, sedang alam perintah yang bersifat spiritual menghasilkan roh
manusia. Sinergi dari kedua alam tersebut menghasilkan nafs (psikofisik) manusia.
Firman Allah Swt dalam QS Al-A'raf ayat 54 disebutkan
"Ingatlah, menciptakan (al-khalq) dan memerintah (al-amar) itu milik Allah."
Dengan demikian, secara lengkap maka substansi manusia itu menjadi:
• Jasad adalah substansi manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik.
• Organisme fisik manusia mamiliki unsur material yang terbuat dari unsur: tanah, api, udara dan air.
• Keempat unsur tersebut merupakan materi yang abiotik (mati). Ia akan hidup jika diberi energi kehidupan yang bersifat fisik.
1. Substansi Jasmani (Jasad).
Next…
Struktur Kepribadian Manusia menurut Persepektif Islam …Dalam pandangan para ahli, energi kehidupan itu adalah:
a. Menurut Ibnu Maskawih dan Abu Hasan Al-Asyari menyebut energi kehidupan itu dengan istilah al- hayah (daya hidup).
b. Menurut Al Ghozali menyebutnya dengan istilah al- ruh jasmaniah (ruh material).
Energi kehidupan itu disebut nyawa, karena dengan nyawalah manusia hidup.
Apa energi kehidupan itu?
Next…
Substansi Jasmani (Jasad) …Setelah jasad yang abiotik itu diberi energi kehidupan atau daya hidup maka dampaknya jasad manusia dapat bernafas, merasakan sakit, panas-dingin, pahit- manis, haus- lapar, seks dan sebagainya. Apakah al-hayah (daya hidup) ini sama
dengan ruh?
Al hayah/nyawa ada sejak adanya sel kelamin, sedangkan ruh menyatu dalam tubuh manusia setelah embrio berusia empat bulan dalam kandungan.
Ruh bersifat substansi (jauhar) yang hanya dimiliki manusia, sedang alhayah/nyawa merupakan sesuatu yang baru ('aradh) yang juga dimiliki oleh hewan.
Perbedaan antara al-hayah/ nyawa dengan ruh antara lain:
Berbeda!
Next…
Substansi Jasmani (Jasad) …Karakteristik Jasmani (Jasad)
Al Farabi, mengatakan bahwa komponen jasad ini merupakan alam ciptaan, memiliki rupa, berkualitas berkadar, bergerak dan diam, berjasad yang terdiri dari beberapa organ.
Al Ghozali mengatakan bahwa komponen jasad ini dapat bergerak memiliki rasa, berwatak gelap dan kasar.
Ibnu Rusdy mengatakan bahwa jasad merupakan komponen materi.
Jasad manusia juga memiliki natur buruk.
Keburukan jasad disebabkan oleh:
1. Jasad merupakan penjara bagi ruh.
2. Jasad mengganggu kesibukan ruh untuk beribadah kepada Allah.
3. Jasad tidak mampu mencapai makrifat Allah.
Next…
Substansi Jasmani (Jasad) …Ruh merupakan substansi psikologis manusia yang menjadi esensi
kehidupannya.
a. Menurut Al Farabi, ruh berasal dari alam perintah (amar) yang mempunyai sifat yang berbeda dengan jasad. Hal ini dikarenakan ruh dari Allah, meskipun ia tidak sama dengan zat Allah.
b. Menurut Al Ghozali, ruh ini merupakan latifah (sesuatu yang halus) yang bersifat ruhani.
Ia dapat berfikir, mengingat, mengetahui, dan sebagainya. Ia sebagai penggerak bagi keberadaan jasad, dan sifatnya ghaib
c. Dilihat dari fitrah ruh itu:
Dalam pandangan para ahli:
Multi dimensi yang tidak dibatasi ruang dan waktu.
Ruh hidup sebelum tubuh manusia ada.
Kematian tubuh bukan kematian ruh.
Ruh masuk pada tubuh manusia ketika tubuh tersebut siap menerimanya (empat bulan dalam kandungan).
2. Substansi Ruhani
Next…
Struktur Kepribadian Manusia menurut Persepektif Islam …Ketika ruh masuk dalam jasad manusia, maka ruh berubah nama menjadi al nafs (gabungan antara
ruh dan jasad)
Bagaimana karakteristik dari ruh?
Pada prinsipnya ruh memiliki natur yang baik dan bersifat ketuhanan (ilahiyah).
Merupakan substansi samawi dan alamnya berada dalam alam ruhani.
Ruh hidup melalui zatnya sendiri dan tidak butuh makanan miniman serta kebutuhan jasmani lainnya.
Next…
Substansi Ruhani…Ruh dapat dibedakan menjadi dua bagian:
a) Al-Munazzalah
Ruh yang berhubungan dengan zatnya sendiri. Gambaran dari ruh Al-Munazzalah ini antara lain:
Berkaitan dengan esensi ruh asli yang diberikan secara langsung dari Allah kepada manusia.
Esensi dari ruh ini tidak berubah, sebab jika ia berubah maka eksistensi manusia berubah.
Ruh ini diciptakan di alam ruh.
Ruh ini ada sebelum tubuh manusia ada sehingga sifatnya ghaib.
Ruh ini ada sebagai asal yang menjadi hakikat (esensi) struktur manusia.
Fungsi ruh ini berguna untuk memeberikan motivasi dan menjadikan dinamisasi tingkah laku.
Next…
Substansi Ruhani… Ruh ini membimbing kehidupan spritual nafasani manusia.
Ruh ini memotivasi kehidupan nafasani untuk pancaran nur Ilahi.
Wujud ruh Al-Munazzalah adalah Al Amanah, yaitu titipan atau kepercayaan Allah yang dibebankan kepada manusia untuk menjadi
hamba dan khalifah di muka bumi.
b) Al-Ghorizah
Ruh yang berhubungan dengan badan jasmani. Ruh Al-Ghorizah inilah yang disebut
dengan nafs, dan nafs inilah yang menjadi komponen substansi nafsani manusia.
Next…
Substansi Ruhani…Nafs dalam substansi nafsani ini merupakan substansi psikofisik manusia.
Bagaimana karakteristik dari Nafs dalam sistem nafasani?
Nafs memiliki natur gabungan antara natur ruh dan jasad.
Nafs merupakan potensi jasad-ruhani (psikofisik) manusia yang ada sejak manusia siap menerimanya.
Potensi-potensi psikofisik ini bersifat potensial, yang dapat diaktualisasikan jika manusia mengupayakannya.
Setiap komponen yang ada dalam nafs memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku.
Aktualisasi dari nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
3. Subtansi Nafsani
Next…
Struktur Kepribadian Manusia menurut Persepektif Islam …Substansi nafs atau yang disebut juga Al Gharizah ini jika dikaitkan dengan substansi jasad dan ruh, maka
dapat dibedakan menjadi tiga bagian:
Qalb yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa atau emosi.
Akal yaitu komponen yang berhubungan dengan cipta atau kognisi.
Nafsu yaitu komponen yang berhubungan dengan karsa atau konasi.
Next…
Substansi Nafsani …Perbedaan Qalbu, Akal dan Nafsu dalam sub-sistem Nafsani
No Qalbu Akal Nafsu
1 Berkedudukan di
jantung Berkedudukan di
otak Berkedudukan di perut dan alat
kelamin 2 Berdaya rasa
(emosi) Berdaya cipta
(kognisi) Berdaya karsa (konasi) 3 Mengikuti natur
ruh yang Ilahiyah Mengikuti natur ruh dan jasad yang
insaniyah
Mengikuti natur jasad yang hewaniyah 4 Potensi bersifat
cita rasa dan intuitif
Potensi bersifat argumentatif dan
logis
Potensi yang bersifat indrawi
Next…
Substansi Nafsani …No Qalbu Akal Nafsu 5 Berkedudukan
pada alam supra kesadaran
manusia
Berkedudukan pada alam kesadaran manusia
Berkedudukan pada alam bawah sadar/pra sadar
6 Apabila
mendominasi jiwa manusia, maka
menimbulkan kepribadian yang
muthamainnah
Apabila
mendominasi jiwa manusia, maka
menimbulkan kepribadian yang
lawwamah
Apabila
mendominasi jiwa manusia, maka
menimbulkan kepribadian yang
ammarah
Next…
Substansi Nafsani …Jadi, melalui pemetaan tersebut dapat dipahami:
Ketiga komponen nafsu yaitu "qalbu, akal, dan nafsu” merupakan sub sistem nafsani manusia yang dapat membentuk kepribadian.
Tingkatan keperibadian manusia sangat tergantung yang lebih dominan kepada substansi menguasai dirinya.
(Mukhlis, dkk, 20 :166-173)
Tingkatan keperibadian manusia sangat tergantung yang lebih dominan kepada substansi menguasai dirinya.
Next…
Substansi Nafsani …Dinamika Subsistem
Nafsani dalam Membentuk
kepribadian
04
Bagaimana dinamika kerja dari masing- masing komponen dalam membentuk nafsani kepribadian?
Nafsani
Qalbu
Akal
Nafsu
Kepribadian mutmainnah
Kepribadian lawwamah
Kepribadian ammaroh
Ihsan Islam Iman
Sosialitas Motalitas Rasional
Produktif
Kreatif
Konsumtif
Bagan tersebut menunjukkan kontribusi saham dari masing-masing komponen nafsani dalam membentuk kepribadian:
1. Kepribadian Muthmainnah Dominasi saham daya qalbu 55%, daya akal 30% dan daya nafsu 15%.
2. Kepribadian Lawwamah
Dominasi saham daya akal 40%, daya qalbu 30%, dan daya nafsu 30%.
3. Kepribadian Ammarah Dominasi saham daya nafsu 55%, daya akal 30% dan daya 15%.
Next…
Dinamika Subsistem Nafsani dalam membentuk Kepribadian …Bagaimana karakteristik masing-masing kepribadian?
1. Kepribadian Muthmainnah.
Dapat meninggalkan sifat dan perilaku tercela dan menumbuhkan sifat-sifat perilaku yang baik.
Dapat membentuk enam kompetensi keimanan, lima kompetensi kelslaman dan multi kompetensi keihsanan
2. Kepribadian Lawwamah
Masih suka melakukan perbuatan- perbuatan tercela, namun kemudian mencela perbuatannya dan berusaha untuk memperbaikinya dan bertaubat.
3. Kepribadian Ammaroh
Cenderung mengejar prinsip kenikmatan.
Selalu mengikuti syahwat sehingga menginginkan birahi, kesukaan diri, ingin tahu urusan orang lain, suka campur tangan urusan orang lain, dll.
Selalu mengikuti daya ghodob sehingga menimbulkan sifat tamak, serakah, mencekal, berkelahi, ingin menguasai orang lain, keras kepala, sombong, angkuh dan sebagainya.
(Mukhlis, dkk, 20 :173-174)
Next…
Dinamika Subsistem Nafsani dalam membentuk Kepribadian …Perbandingan
Kepribadian antara Konsep Freud dengan
Al-Quran
05
Perbedaan
Perbedaan antara konsep Freud dan al-Qur'an tentang kepribadian terletak pada sumber dari
tiga daya yang ada dalam diri manusia.
Dalam konsepsi al-Qur'an, satu dari tiga daya itu, yaitu Kalbu adalah cerminan nilai-nilai ketuhanan dalam diri manusia. Karena itu, kalbu disebut dengan fitrah ilahiyah yang berarti celupan tuhan.
Dalam pandangan Freud, ketiganya bersumber dari diri manusia sendiri atau pengaruh pihak luar atau lingkungan, sama sekali tidak ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
Perbedaan lain terletak pada rumusan kepribadian:
Dapat dikatakan bahwa
kepribadian dalam al-Qur'an lebih bersifat teosentris,
Dalam pandangan Freud lebih bersifat antroposentris yang hanya mengandalkan rasionalitas dan moralitas manusia.
Next…
Perbandingan kepribadian Freud dengan Al-Quran …Jika menurut Freud tiga daya itu secara berurutan adalah Id, Ego, dan Superego, maka dalam konsep al-Quran ketiganya disebut dengan Nafsu, Akal dan Kalbu.
(Helmy, 2018 : 119-120)
Keduanya sama-sama menyatakan bahwa kepribadian manusia mempunyai tiga daya dengan karakteristik berbeda yang ketiganya berintegrasi dalam
mewujudkan tingkah laku dan kepribadian manusia.
Yang penting dicatat disini adalah bahwa Ego dalam pandangan Freud dan Akal dalam pandangan al- Qur'an sama-sama berfungsi sebagai
penengah ketika terjadi dorongan yang saling menarik antara Id dan Superego atau Nafsu dan Akal.
Persamaan
Pola Kepribadian menurut Al-Quran
06
Rangkaian ayat ini menggambarkan tiga model kepribadian manusia, yakni kepribadian orang beriman, kepribadian orang kafir, dan kepribadian
orang munafik.
Dalam Al-Qur’an, Allah telah menerangkan model kepribadian manusia yang memiliki keistimewaan dibanding model kepribadian lainnya.
Di antaranya adalah Q.S. al-Baqarah [2]: 1-20.
Orang yang memiliki kepribadian lurus dan sehat ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Kepribadian Orang Beriman (Mu’minun)
Dikatakan beriman bila ia percaya pada rukun iman yang terdiri atas 6.
Rasa percaya yang kuat terhadap rukun iman tersebut akan membentuk nilai-nilai yang melandasi seluruh aktivitasnya. Dengan nilai-nilai itu, setiap individu seyogyanya memiliki kepribadian yang lurus atau kepribadian yang sehat.
(a) akan bersikap moderat dalam segala aspek kehidupan; (b) rendah hati di hadapan Allah dan juga terhadap sesama manusia; (c) senang menuntut ilmu; (d) sabar; (e) jujur, dll.
Next…
Pola Kepribadian Menurut Al-Quran …2. Kepribadian Orang Kafir (Kafirun)
Suka putus asa;
Tidak menikmati kedamaian dan ketenteraman dalam kehidupannya;
Tidak percaya pada rukun iman yang selama ini menjadi pedoman keyakinan umat Islam;
Mereka tidak mau mendengar dan berpikir tentang kebenaran yang diyakini kaum Muslim;
Dan kehilangan satu tujuan tertentu dalam kehidupan, yaitu beribadah kepada Allah dan mengharap Ridha-Nya.
Ciri-ciri orang kafir yang diungkapkan dalam Al-Qur’an antara lain:
Mereka sering tidak setia pada janji, bersikap sombong, suka dengki, cenderung memusuhi orang-orang beriman;
Mereka suka kehidupan hedonis,
kehidupan yang serba berlandaskan hal- hal yang bersifat material.
Dari ciri-ciri di atas,
Menyebabkan mereka kehilangan keseimbangan kepribadian, yang akibatnya mereka mengalami penyimpangan ke arah pemuasan syahwat serta kesenangan lahiriah dan duniawi.
Next…
Pola Kepribadian Menurut Al-Quran … Mereka “lupa” dan menuhankan sesuatu atau seseorang selain Allah swt.;
Dalam berbicara mereka suka berdusta;
Mereka menutup pendengaran, penglihatan, dan perasaannya dari kebenaran;
3. Kepribadian Orang Munafik (Munafiqun)
Dengan demikian, umat Islam sangat beruntung mendapatkan rujukan yang paling benar tentang kepribadian dibanding teori-teori lainnya, terutama diyakini rujukan tersebut
adalah wahyu dari Allah swt. yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
(Hidayat, 2017:477-480)
Munafik adalah segolongan orang yang berkepribadian sangat lemah dan bimbang. Adapun di antara sifat atau watak orang munafik yang tergambar dalam Al-Qur’an antara lain:
Orang-orang munafik ialah kelompok manusia dengan kepribadian yang lemah, peragu, dan tidak mempunyai sikap yang tegas dalam masalah keimanan;
Mereka bersifat hipokrit, yakni sombong, angkuh, dan cepat berputus asa.
Ciri kepribadian orang munafik yang paling mendasar adalah kebimbangannya antara keimanan dan kekafiran serta ketidakmampuannya membuat sikap yang
tegas dan jelas berkaitan dengan keyakinan bertauhid.
Referensi
Mukhlis dan Yuliana Intan Lestari. 2011. Psikologi Islam. Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press.
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian dalam Psikologi Islam. Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Khoirina, Nella. 2018. “PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN DI MADRASAH”. Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas wahid Hasyim. Vol .1 No. 1, Hal 97-113.
Helmy, Muhammad Irfan. 2018. Kepribadian Dalam Perspektif Sigmund Freud dan Al-Qur'an Studi Komparatif, Nun . Vol.4, No. 2, Hal. 108.
Hidayat, Aat. 2017. PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIA: Perspektif Al-Qur’an Dan Pendidikan Islam. Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, Hal. 477-480.
Thank You!
Have Any Questions?