Obstetri serta Komplikasi
Kehamilan dan Persalinan yang umum terjadi
Endang Astiriyani, SST, M.keb
01
Amanda Asri Maulida Eva Setia Rizqi M
Sifa Nurhasanah Siti Sarah N R
Tiara Nurfadillah
(P20624520002) (P20624520019) (P20624520037) (P20624520039) (P20624520040)
Kelompok 2
02
Mengidentifikasi Pembesaran Uterus yang Tidak Sesuai dengan Umur Kehamilan
Melaksanakan Asuhan Pada Penyulit Kehamilan Trimester I dan II
03
Topik:
Mengidentifikasi Pembesaran Uterus yang
Tidak Sesuai dengan Umur Kehamilan
Definisi
Patogenesis Oligohidramnion
Oligohidramion adalah suatu keadaan ketika cairan ketuban sangat sedikit yaitu <500 ml. Kondisi ini biasanya terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta dan hipoksia janin
Oligohidramion berkaitan dengan variasi perlambatan frekuensi denyut jantung janin (DJJ), keadaan ini juga dapat dilihat pada hasil NST.
Perlambatan ini kemungkinan terjadi karena cairan yang menjadi
bantalan bagi tali pusat berkurang, sehingga gerakan janin atau kontraksi
uterus dapat menyebabkan tekanan sementara pada saluran tali pusat.
Tanda Gejala
Uterus lebih kecil dari usia kehamilan.
Tidak ada ballottement.
Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
Janin dapat diraba dengan mudah.
Denyut jantung janin terdengar lebih jelas.
1.
2.
3.
4.
5.
Deteksi Dini
Deteksi dini oligohidramion dapat dilihat dari
tanda dan gejala yang ada, serta mengkaji
riwayat faktor predisposisi. Untuk penegakan
diagnosa oligohidramion dilakukan dengan
cara mengukur volume cairan ketuban, yang
dapat dilakukan dengan pemeriksaan
ultrasonografi (USG) profil biofisik dan
pemeriksaan Tes Non Stress (NST). Pada
pemeriksaan USG akan nampak jumlah cairan
ketuban, sedangkan pada pemeriksaan NST
dengan kondisi oligohidramion akan
menujukkan nonreaktif.
Faktor Akibat/Predisposisi
Kelainan kongenital (gagal ginjal bawaan, syndrom potter).
Penyakit virus.
Intra Uterine Growth Retardatoin (IUGR) / Pertumbuhan janin terhambat (PJT).
Insufisiensi uteroplasenta. (kondisi yang menandakan bahwa terdapat gangguan aliran oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin melalui plasenta dan tali pusat)
Pecah ketuban dini (minggu ke-24 sampai ke-36).
Merespon indosin sebagai tokolitik.
Hipoksia janin.
Aspirasi mekonium dan cairan yang bercampur meconium.
Sindrom pascamatur
Bila terjadi pada permukaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tebal dan kering
2. 1.
4. 3.
5. 6.
8. 7.
9.
Penatalaksanaan
Penatalaksaan oligohidramion didasarkan pada etiologi dan usia kehamilan. Penatalaksanaan secara konservatif meliputi :
-ANC secara teratur
-Deteksi Dini kelainan janin
-Deteksi dini penyakit dan komplikasi yang menyertai kehamilan -Istirahat tirah baring.
-Pemberian cairan yang cukup.
-Asupan nutrisi gizi seimbang.
-Pemantauan kesejahteraan janin (USG, Profil biofisik dan NST).
-Penatalaksaan secara aktif meliputi induksi persalinan.
07
Defisini
Tanda gejala
Prognosis
Polahidramnion
polihidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000ml
Ibu hamil biasanya mengeluh sesak nafas dan ketidaknyaman pada daerah perut.
Apabila hidramnion terjadi secara akut, maka ibu akan mengalami nyeri abdomen yang berat. kondisi ini dapat memperburuk berbagai gejala yang berhubungan dengan kehamilan seerti indigesti, nyeri ulu hati, dan konstipasi. Edema dan varises vulva serta ekstremitas bawah juga dapat terjadi
Risiko komplikasi obstetrik berikut meningkat saat polihidramnion muncul akibat pelebaran uterus:
Sesak pada ibu, Kelahiran preter, Ketuban pecah dini, Kelainan presentasi janin, Prolaps
tali pusar, Perdarahan postpartum, Makrosomia akibat diabetes melitus pada ibu,
Hipertensi kehamilan, Infeksi saluran kemih
Etiologi
malformasi janin dan kelainan genetik (8-45%) Diabetes melitus pada ibu (5-26%)
Kehamilan multipel (8-10%) Anemia janin (1-11%)
Produksi air ketuban Bertambah Pengairan ketuban terganggu
Penyebab lainnya, seperti infeksi virus, Bartter Syndrome, gangguanneuromuskular, hiperkalsemia pada ibu. Infeksi virus yang dapatmenyebabkan polihidramnion meliputi parvovirus B19, rubella,cytomegalovirus. Infeksi lainnya seperti toxoplasmosis dan sifilis dapat jugamenyebabkan polihidramnion
Literatur mengatakan etiologi-etiologi yang berpotensialmenyebabkan polihidramnion sebagai berikut:
2. 1.
4. 3.
5. 6.
7.
Diagnosis Anamnesis
-Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari pada biasanya
-sesak nafas, nyeri ulu hati dan sianosis nyeri perut karena tegangnya uterus
Inspeksi
-kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit oerut mengkilat, retak-retak dan kadang-kadang umbilicus mendatar
-ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah dengan kehamilannya
-edema pada tungkai, vulva dan abdome Palpasi
perut tegang dan nyeri tekan
-Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya bagian-bagian janin sukar dikenali
Ultrasound (Jika kelainan janin ditemukan, pemeriksaan fetal karyotiping direkomendasikan setelah mendapatkaninform consent orangtua)
Tes Laboratorium ( meliputi: 75 gr tes toleransi glukosa oral (TTGO), dan Pemeriksaan diagnostik pada ibu untuk infeksi (TORCH serologi) )
Auskultasi
-DJJ sukar dikenali
-pemeriksaan penunjang -Foto Rontgen
-Ultrasonografi ( untuk mengukur single deepest pocket dan mengukur indeks cairan amnion (Aminiotic Fluid Index/AFI) )
-Diagnose banding -Gemeli
-Kehamilan dengan tmor -Kista ovarium
Tes Diagnostik Lebih Lanjut jika ditemukan Polihidramnion
1.
2.
Tatalaksana/Penanganan
Komplikasi
Mengurangi cairan amnion untuk memperbaiki kesehatan ibu dan mempertahankan kehamilan, dengan metode Amnioreduksi dan Prostaglandin Synthetase Inhibitor
Komplikasi pada ibu yang dihubungkan dengan polihidramnion meliputi abrupsio plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan postpartum.
Pada kehamilan tunggal yang normal, komplikasi yeng berpotensial terjadi berupa:
-Tingginya angka seksio sesarea untuk indikasi janin -Tingginya angka perawatan NICU pada naonatus
-Apgar skor yang rendah pada menit ke-5
Kehamilan ganda
Definisi
Patofisiologi
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal
Klasifikasi Kehamilan monozigotik
Ciri-ciri :
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil ekmbar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler, karena berasal dari satu ovum.
Rupanya sama (seperti bayangan)
Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama Sebagian hamil ganda dalam bentuk :
2 amnion, 2 korion, 2 plasenta
2 amnion, 2 korion, 1 plasenta
2 amnion, 1 korion, 1 plasenta
Klasifikasi Kehamilan dizigotik
Komplikasi
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi, sebagian besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar fraternal.
-Hidramnion
-Prematuritas
-Kelainan letak
-Plasenta Pervia
-Solusio Plasenta
Penatalaksanaan
Keluhan pada kehamilan ganda biasanya terasa sesak nafas, sering BAK, edema tungkai,
pembesaran pembuluh darah (varises). Untuk memperkecil kemungkinan penyulit ibu dan janin,
pada kehamilan ganda penanganan yang lebih intensif dengan melakukan pengawasan hamil lebih sering, melakukan pemeriksaan laboratorium
dasar dan pengobatan intensif terhadap kekurangan nutrisi dan preparat Fe. Ibu yang bekerja sebaiknya berhenti bekerja pada umur kehamilan 28 minggu, istirahat yang cukup, coitus
ditinggalkan pada 3 bulan terakhir
Melaksanakan Asuhan Pada
Penyulit Kehamilan Trimester I
dan II
01 Abortus
02 Mola Hidatidosa
03 KET (Kehamilan Ektopik)
04 Blighted Ovum (BO)
05 Hiperemesis Gravidarum Anemia
06
Pengertian
Etiologi
Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar kandungan.
Sedang menurut WHO/FIGO adalah jika kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus, yaitu:
a.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:
-Kelainan kromosom
-Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
-Pengaruh dari luar
b.Kelainan pada Plasenta
Misalnya end-arteritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
c.Faktor maternal
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun juga dapat menyebabkan terjadinya abortus.
d.Kelainan traktus genitalia
Retroversi uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.
Abortus Imminens
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplet
Abortus Komplet klasifikasi
a. Abortus Spontan
Merupakan peristiwa terjadinya perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Merupakan peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus
Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Abortus kompletus terjadi dimana semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri sebagian besar telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Missed Abortion Abortus Habitualis
Abortus Infeksius & Abortus Septik
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Abortus Kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakantindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim selama ≥8 minggu.
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih secara berturut-turut.
Abortus infeksius adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia bagian atas termasuk endometritis atau parametritis. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritonium.
2. Abortus Provokatus
Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Terbagi menjadi 2:
Gejala Klinis
-Tanda-tanda kehamilan -Pada pemeriksaan fisik -Perdarahan pervaginam
-Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
-Pemeriksaan ginekologis
Abortus imminens
Abortus insipiens2
Penatalaksanaan
-Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.
-Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan untuk mengurangi kerentanan otot-otot rahim.
-Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.
-Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
-Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
-Pasien tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2 minggu.
-Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
-Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
-Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplet.
-Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara digital yang dapat disusul dengan kerokan.
-Memberi antibiotik sebagai profilaksis.
Abortus inkomplet
Abortus komplet
·Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat yang disusul dengan ditransfusi darah.
·Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.
·Berikan antibiotik
·Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah.
·Berikan antibiotik
·Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin. dan mineral.
Missed abortion2
·Bila terdapat hipofibrinogenemia siapkan darah segar atau fibrinogen.
·Pada kehamilan kurang dari 12 minggu.
Lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilatator Hegar. Kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
·Pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
Infus intravena oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5%
sebanyak 500 ml mulai dengan 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus.
Oksitosin dapat diberikan sampai 10 IU dalam 8 jam.
Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
·Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
Abortus infeksius dan septik2
·Tingkatkan asupan cairan.
·Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah.
·Penanggulangan infeksi:
>Gentamycin 3 x 80 mg dan Penicillin 4 x 1,2 juta.
>Chloromycetin 4 x 500 mg.
>Cephalosporin 3 x 1.
>Sulbenicilin 3 x 1-2 gram.
Kuretase dilakukan dalam waktu 6 jam karena pengeluaran sisa-sisa abortus mencegah perdarahan dan menghilangkan jaringan nekrosis yang bertindak sebagai medium perkembangbiakan bagi jasad renik.
·Pada abortus septik diberikan antibiotik dalam dosis yang lebih tinggi misalnya Sulbenicillin 3 x 2 gram.
·Pada kasus tetanus perlu diberikan ATS, irigasi dengan H2O2, dan histerektomi total secepatnya.
·
Abortus Habitualis
·Memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang sehat, istirahat yang cukup, larangan koitus, dan olah raga.
·Merokok dan minum alkohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan.
·Pada serviks inkompeten terapinya adalah operatif: Shirodkar atau Mac Donald (cervical cerclage).
·
Pengertian Tanda Gejala
Mola Hidatidosa
Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari villi khorialis.
-Gejala sangat bervariasi mulai perdarahan mendadak disertai shock sampai perdarahan samar – samar sehingga sukar untuk dideteksi.
-Seperti hamil muda, tetapi derajat keluhan sering lebih hebat.
-Uterus lebih besar dari usia kehamilan.
-Tidak ada tanda-tanda adanya janin.
-Nyeri perut.
-Serviks terbuka.
-Mungkin timbul preeklamsia atau eklamsia pada usia kehamilan > 24 minggu.
-Penegakkan diagnosis kehamilan mola dibantu dengan pemeriksaan USG.
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum Tatalaksana Khusus
Penanganan selanjutnya 2. 1.
3.
Pengertian
Epidemiologi KET
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi berimplamentasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri (Ilmu Kebidanan, 2002 : 323).
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik
terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosio-ekonomi rendah dan tinggal di
daerah dengan prevalensi gonore dan prevalensi tuberkulosa yang tinggi.
Gejala
Penanganan
Nyeri perut bagian bawah, amenore, perdarahan pervaginam, syok karena hipovolemi, pembesaran uterus, tumor dalam rongga panggul, perubahan darah. Agar gejala yang muncul pasti, KET harus didukung oleh hasil perneriksaan untuk membantu diagnosis: tes Kehamilan, Laparoskopi, Ultrasonografi (USG), Kuldosentesis, Diagnosis diferensial (Diagnosa banding) yang harus diwaspadai adalah: Infeksi pelvis, Abortus iminens atau insipient, Torsi Kista ovarium, Appendisitis, Ruptur korpus luteum.
Laparotomi, salpingektomia.
BO (Blighted Ovum)
Blighted ovum adalah sejenis keguguran. Namun, wanita mungkin melewatkan periode menstruasi dan memiliki tes kehamilan positif sama seperti wanita yang hamil normal. Hal ini disebabkan oleh produksi hormon kehamilan yang dikeluarkan dari plasenta sehingga memicu beberapa tanda hamil.
Pengertian
Blighted ovum atau hamil kosong adalah kondisi yang muncul ketika sel telur yang dibuahi menempel di dinding rahim, tetapi tidak berkembang menjadi embrio.
Gejala
Blighted ovum adalah kondisi yang dapat terjadi pada awal kehamilan sebelum sebagian besar wanita tahu bahwa mereka hamil. Hasil tes kehamilan mungkin positif karena embrio awal mengeluarkan hormon kehamilan yaitu human chorionic gonadotropin (HCG). Hal itu tetap terjadi sampai embrio berhenti berkembang dan gagal ditanamkan.
Gejala awal kehamilan, seperti:
-Payudara kencang -Morning sickness -Muntah
Penyebab blighted ovum
penyebab kehamilan kosong yang disebutkan dalam buku tersebut:
-Fragmentasi DNA sperma (kerusakan DNA)
-Status gizi atau Body Mass Index (BMI) yang berhubungan dengan obsesitas
-Infeksi saluran reproduksi -Obat dan vaksin
-Hormon
-Gangguan endokrin -Konsumsi alkohol
Penyebab pasti kehamilan kosong tidak diketahui.
Blighted ovum sering disebabkan oleh masalah yang berhubungan dengan gen dari sperma atau sel telur berkualitas buruk.
Diagnosis
Jenis keguguran ini biasanya ditemukan antara minggu ke-8 dan 13
kehamilan, kadang-kadang terdeteksi saat tes ultrasound awal. tes
kehamilan bisa tetap positif dan Anda juga akan tetap mengalami gejala
kehamilan, seperti payudara kencang, mual, dan kelelahan. Seseorang
dapat salah didiagnosis kehamilan kosong jika didiagnosis pada usia
kehamilan 8 minggu atau lebih cepat. Mereka biasanya harus
menunggu setidaknya sampai usia kandungan 9 minggu (jika tidak ada
komplikasi kehamilan).
Hiperemesis
Pengertian
Tanda gejala
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6-12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16-20 masa kehamilan.
a. Tingkat/Derajat 1 (Ringan)
b. Tingkat/Derajat 2 (Sedang)
c. Tingkat/Derajat 3 (Berat)
Pencegahan
Penatalaksanaan
Pencegahan agar emesis gravidarum tidak mengarah pada hiperemesis gravidarum, perlu diberikan penjelasan bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis
a. Pemberian obat b. Isolasi
c. Terapi psikologis d. Cairan parenteral e. Diet
f. Penghentian kehamilan
Prognosis dan Sikap Bidan pada Hiperemesis Gravidarum
Sebagian besar hiperemesis gravidarum dapat diatasi
dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan
pengobatan rumah sakit. Pengobatan penderita hiperemesis
gravidarum yang dirawat di rumah sakit, hampir seluruhnya
dapat dipulangkan dengan memuaskan, sehingga
kehamilannya dapat diteruskan. Bidan di desa dengan
Polindesnya dapat merawat wanita hamil dengan
hiperemesis gravidarum. Dalam perawatan, perlu dilakukan
konsultasi dan kolaborasi dengan dokter.
Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar nilai Haemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester dua, perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian
hemodilusi, terutama pada trimester II.
Tanda Gejala
Deteksi Anemia dalam Kehamilan - Letih dan sering mengantuk
- Pusing, lemah
- Sering sakit kepala
- Kulit dan membran mukosa pucat (konjuntiva, lidah) - Bantalan kuku pucat
- Tidak ada nafsu makan, kadang mual dan muntah
Untuk menegakkan diagnosis anemia dapat dilihat dari
tanda dan gejala yang muncul serta diperlukan metode
pemeriksaan yang akurat dan kriteria diagnosis yang
tegas.
Penatalaksanaan
Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah. Bila
pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan suplementasi besi dan asam folat. UNICEF merekomendasikan suplemen zat besi
yang sudah diformulasikan dengan asam folat (60 mg iron + 400μ
folic acid).