• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat) Nofriza Akmal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat) Nofriza Akmal"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGAMANAN OBJEK WISATA PANTAI PURUS KOTA PADANG

(Studi Kasus: Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat)

Nofriza Akmal1,Firdaus2,Rio Tutri2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat nofrizaakmal44@gmail.com

ABSTRACT

The tours that will travel need comfort and order in the tour. . The main thing in the trip is security which is safe in the sense of freedom from fear and worry about the safety of soul, body and property, also free from threats, disturbances, and acts of violence or crime such as mugging, robbery, extortion, and fraud. . This research uses a caliatative approach and the type of descriptive research. Informant selection technique is done by purposive sampling. Informants in this study are the community, youth Purus Village, Satpol PP Kota Padang, Purus District Government Subdistrict Padang Barat, Purus beach ranger Purus beach tourist Visitors Purus Beach attractions.

Society who participated in securing the beach tourist object Purus Padang, the community formed in an organization called MUSPIKA through this organization youth community Purus Village is included in the security of tourist attractions Purus Padang beach. Then they are nurtured and given guidance on the security of Purus Padang beach tourist attraction.

Keywords: Security, Society, In Tourism Object

PENDAHULUAN

Pada saat sekarang Indonesia tengah gencar-gencarnya tentang pengembangan pariwisata. Kegiatan wisatawan Internasional semakin berkembangnya sejak diperluas aspek-aspek motif-motif perjalanan seperti aspek lingkungan, aspek prilaku, adat istiadat dan budaya.

Makin lama makin banyak kegiatan dengan mengenal seni budaya pola hidup, keperluan edukatif lainnya

dan dampak kebersihan pariwisata.

Pariwisata di Indonesia telah berperan nyata dalam memberikan kontribusinya terhadap kebutuhan ekonomi sosial dan budaya bangsa (Bakarudin, 2011:4-5).

Dalam rangka pembangunan dan pembinaan kepariwisataan di Indonesia pemerintah telah merumuskan batasan tentang wisatawan seperti yang dituangkan dalam instruksi Presiden nomor 9 tahun 1969 yang memberikan defenisi sebagai berikut wisatawan

(2)

2 (turis) adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjugannya itu berbagai bentuk tujuan perjalanan atau motivasi seperti yang dijelaskan batasan di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi-motivasi itu merupakan hal wajar, dan merupakan kebutuhan hidup baik rohani maupun jasmani (Bakarudin, 2011:24-25).

Secara konseptual terdapat beberapa jenis pariwisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan, jenis- jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.(1) wisata budaya, wisata budaya yaitu mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. (2) Wisata Maritim atau bahari jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air.(3) wisata cagar alam (taman konservasi) berwisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. (4) Wisata konvensi wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan

dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. (5) Wisata pertanian (agrowisata) sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya.(6) Wisata buru wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.(7) Wisata ziarah jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.

Untuk mendukung kegiatan pariwisata dibutuhkan sapta pesona wisata yaitu aman, ketertiban, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan.Tujuan sapta pesona wisata tidak semata-mata untuk kepentingan pariwisata namun bisa sangat luas yaitu untuk meningkatkan disiplin nasional dan jati diri bangsa yang juga akan meningkatkan citra baik bangsa dan negara. Perubahan struktur otoritas daerah dalam pengelolaan pariwisata serta adanya otonomi daerah, daerah

(3)

3 harus mengaruskan untuk melakukan oreantasi dan konfigurasi, peraturan dan organisasi pengelolaan termasuk perubahan prilaku organisasi tersebut. Para wisata yang akan

berwisata membutuhkan

kenyamanan dan ketertiban dalam berwisata. Hal yang utama dalam berwisata yaitu keamanan yang mana aman dalam artian terbebas dari rasa takut dan khawatir akan keselamatan jiwa, raga, dan harta miliknya, juga terbebas dari ancaman, gangguan, dan tindak kekerasan atau kejahatan seperti penodongan, perampokan, pemerasan, dan penipuan (Muljadi,2012:104).

Kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan merupakan salah satu faktor yang menentukan keputusan untuk melakukan suatu perjalanan ke suatu tempat pariwisata, tantangan yang cukup kompleks dalam memberikan rasa nyaman dan rasa aman bagi wisatawan. Pada kenyataannya dalam suatu destinasi wisata, banyak wisatawan tidak mendapatkan rasa aman yang disebabkan oleh sikap dan perilaku tuan rumah seperti pedagang asongan, pelayanan parkir, dan harga makan yang tidak

semestinya kemudian tindakan preman- preman setempat yang tidak senonoh terhadap pengunjung, dan tindakan lainnya.

Sumatera Barat juga memiliki banyak tempat untuk berwisata dari sekian banyak objek wisata yang ada di Sumtara Barat Kota Padang merupakan salah satu memiliki tempat wisata yang terbanyak. Oleh karena itu wisatawan banyak berkunjung ke Kota Padang baik dari dalam maupun dari luar Kota Padang, salah satunya objek wisata Kota Padang yaitu pantai Purus Padang yang mana objek wisata pantai ini terletak di Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat. Objek wisata ini baru mendapatkan perhatian dari pemerintah Kota Padang, baik dari struktur pembangunan maupun dari segi pengelolaan keamanan. Hal ini dilakukan oleh pemerintah Kota Padang demi memajukan objek wiasata Kota Padang. Pemerintah Kota Padang telah membangun beberapa bangunan untuk melancarkan objek wisata pantai purus seperti pembangunan (LPC) Lapau Panjang Cimpago, kemudian memperbaiki jalan yang dibuat menjadi jalur dua, kemudain membersihkan tepi pantai dari para pedagang yang membangun kios untuk berdagang,

(4)

4 membangun beberapa monumen- monumen seperti tugu merpati perdamaian dan banyak lainnya yang akan dibangun oleh pemerintah Kota Padang. Objek wisata pantai Purus dibandingkan dahulu dengan sekarang sangat jauh perbedaannya dari segi apapun, ditinjau dari segi keamanan kenyamnan dan ketertibannya. Dulu objek wisata pantai Purus terkenal denagan tempat objek wisata maksyiat, dimana para pengunjung pantai Purus banyak melakukan perbuatan mesum di tepi pantai tersebut. Kemudian dipantai ini juga banyak terjadi kejadian- kejadian yang tidak di inginkan seperti, pemalakan, tauran antara pengunjung dengan preman setempat, kemudain tempat wisata ini dijadikan tempat maksyiat, parkir liar dengan tarif tidak semestinya, sikap atau prilaku pengamen yang meresahkan pengunjung, dan berbagai hal lain yang meresahkan pengunjung. Sesuai yang dikatakan oleh Bapak Damanik pegawai Dinas pariwisata sebagai pengontrol lapangan perwistaan Kota Padang.

Ada beberapa pengunjung yang mengeluh tentang pemalakan yang dilakukan oleh para preman, dengan

alasan uang keamanan, kemudian beliau juga pernah menemukan para remaja yang sedang berpacaran ditepi pantai yang perbuatan tidak sewajarnya yang dilakukanny

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori birokrasi salah satu sumbangan Weber yang paling mahsyur tehadap sosiologi adalah analisa klasiknya mengenai birokrasi modern sebagai salah satu bentuk organisasi sosial yang paling rasional (secara teknis bersifat efisien) yang mana dirancangkan dalam pengertian apa itu birokrasi yaitu merupakan tipe organisasi sosial yang bersifat rasional dalam masyarakat modern yang dikendalikan secara birokratis ini.

Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin(superordinat)

mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat).Sistem birokrasi menekankan pada aspek disiplin.Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-rasional.Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga.

Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab- akibatnya(Lawang, 2009:209).

(5)

5 Menurut Weber, tipe ideal birokrasi sebagaimana dirangkum oleh Martin Albrow memiliki empat ciri utama, yaitu: (1) Adanya suatu struktur hirarki, termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi, (2) Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan, yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang tegas, (3) Adanya aturan-aturan, regulasi- regulasi, dan standar-standar formal yang mengatur tata kerja organisasi dan tingkah laku para anggotanya, (4) Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarat yang dipekerjakan atas dasar karir, dengan promosi yang di dasarkan pada kualifikasi dan penampilan

David Beetham (1975), seperti dikutip ( Thoha, 2003:19) menyatakan bahwa Weber memperhitungkan tiga elemen

pokok dalam konsep

birokrasinya. Tiga elemen itu antara lain: pertama, birokrasi dipandang sebagai instrumen teknis (technical instrument).

Kedua, birokrasi dipandang sebagai kekuatan yang independen dalam masyarakat, sepanjang birokrasi mempunyai

kecenderungan yang melekat (inherent tendency) pada penerapan fungsi sebagai instrumen teknis tersebut. Ketiga, pengembangan dari sikap ini karena para birokrat tidak

mampu memisahkan

perilakumereka dari kepentingannya sebagai suatu kelompok masyarakat yang partikular. Dengan demikian birokrasi bisa keluar dari fungsinya yang tepat karena anggotanya cenderung datang dari klas sosial yang partikular tersebut (Thoha, 2003:19).

Sapta pesona dengan memadukan upaya-upaya daerah, tertuju pada perbaikan dan penataan dan pembinaan ketujuh unsur daya tarik, maka ketujuh unsur itu akan memperoleh nilai tambah, sehingga tadinya bernilai negatif dapat berubah menjadi nilai positif sehingga meningkat menjadi daya tarik yang mempesona. Selain itu Para wisatanwan yang akan berwisata perlu membutuhkan keamanan kenyamanan dan ketertiban dalam berwisata. Oleh sebab itu sabta pesona alam wisata sanagt berkaitan sekali dalam objek wisata yaitu ada 7 (tujuh) unsur yang terkandung dalam setiap produk pariwisata serta dipergunakan sebagai

(6)

6 tolak ukur peningkatan kualitas produk pariwisata.

1. Aman merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberikan suasana tenang bagi wisatawan. Aman dalam artian terbebas dari rasa takut dan khawatir, begitu juga dikawasan objek wisata pantai Purus, aman dari tindakan kriminal, kemudain aman dari perbuatan asusila dan aman dari pengamen yang meresahkan.

2. Ketertiban merupkan suatu kondisi atau keadaan yang mencermirkan suasana tertipdan teratur serta disiplin dalam kehidupan masyarakat yang mana para wisatawan tertip dalam segi peraturan, dari segi waktu, kemudian dari segi pelayanan, tertip dai segi infomasiyang akurat dan dalam bahsa yang dapat dimengerti.

3. Kebersihan merupakan suatu

kondisi yang

menggambarkan sifat yang bersih dan sehat.Kondisi

mengandung makna

menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan.

4. Kesejukan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yangn memberikan suasana

segar dan

nyaman.Terciptanya lingkungan

yang nyaman bagi

berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa betah bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan yang lebih panjang.

5. Keindahan merupakan suatu keadan yang menggambarkan keadaan yang teratur, tertip, dan dan sensasi sehingga memancarkan keindahan.

Kondisi mengandung makna menciptakan lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana

yang menarik dan

menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan,

(7)

7 sehingga mendorong promosi ke kalangan / pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.

6. Keramahan diartikan sebagai sifat atau prilaku masyarakat yang akrab dalam pergaulan, hormat, sopan, dalam berkomunikasi, tersenyum, suka menyapa dan memberikan pelayanan yang baik terhadap sesama.

Kondisi yang mengandung makna menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti rumah sendiri bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas.

7. Kenangan kesan yang menyenangkan dan akan selalu diingat. mengandung makna menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingg

pengalaman

perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan dan menumbuhkan motivasi untuk melakukan kunjungan ulang (Muljadi, 2012:104-107).

Tidak ada hal lain yang memajukan kesejah teraan objek wisata selain dengan ketujuh sapta pesona alam wisata tersebut, aman, tertip, indah, kesjukan, besih, ramah tamah, dan kenangan. Sapta pesona sanagat berkaitan sekali dengan kemajuan objek wisata. Jika sapta pesona ini tidak berjalan atau tidak terlaksana dalam sebuah objek wisata maka objek wisata tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualiatatif yang menghasilkan data deskriktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari informan dan perilakunya yang terjadi. Penelitian ini menggambarkan secara mendalam faktual dan akurat, tentang alat pengamatan tindakan dan pembicaraan.

Penelitian ini pada ahkirnya adalah

(8)

8 mengamati orang-orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami dan menafsirkan tentang dunia sekitarnya. Untuk itu penelitian harus ke lapangan dalam penelitian kulitatif data dan informan harus ditelusuri seluas-luasnya (Bungin 2003:53).

Alasan peneliti memilih pendekatan kualitatif yaitu dianggap mampu menggambarkan suatu kenyataan/fenomena sosial.

Berdasarkan penelitian di atas maka peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pengelolaan keamanan Pantai Purus Padang, Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat.

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya maupun tentang orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atau kepada pewawancara mendalam kepada peneliti mereka tidak dipahami sebagai objek, sebagai seorang yang memberikan respon terhadap (hal- hal yang diluar diri mereka) melainkan sebagai subjek penelitan (Afrizal, 2014: 139)

Penetapan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya pada penelitian ini peneliti menggunakan mekanisme disengaja (purposive) artinya peneliti menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang dijadikan sumber informasi. Kriteria tersebut mestilah menjadi validitas data yang akan dikumpulkan, Oleh sebab itu dengan mekanisme disengaja peneliti mengetahui identitas orang-orang yang pantas menjadi informan penelitiannya (Afrizal, 2008:100-101).

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian (Mahmud, 2011:146). Data primer dalam penelitian ini dapat melalui observasi dan wawancara mendalam dengan masyarakat, pemuda Kelurahan Purus, yang ikut dalam pengamanan pantai Purus. Kemudian satpol PP, tokoh masyarakat, pengunjung ke pantai Purus Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber- sumber yang telah ada. Data ini bisa diperoleh dari perpustakaan atau

(9)

9 laporan-laporan peneliti terdahulu (Mahmud, 2011:146).

Menurut Bungin (2011:118).

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya. Oleh karena itu observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.

Dari segi pengumpulan data, teknik obsevasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah obsevasi nonpartisipaobservasi nonpartisipan adalah observasi damana peneliti tidak terlibat lansung dengan aktifitas orang-oarang yang sedang diamati, maka dalm observasi nonpartisipan dan tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat indenpenden (Sugiono, 2012:204).

Wawancara merupakan bentuk komunikasi yang dilakuakn dua orang yang melibatkan seseorang ingin memperoleh informasindari orang lain, dengan menggunakan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara juga merupakan suatu proses interaksi antara

pewawancara dengan informan melalui komonikasi lansung atau juga dapat dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka antara pewawancara dengan responden dimana pewawancra bertanya lansung tantang suatu objek yang akan diteliti (Yusuf 2005:278) seperti yang dikutip dalam moleong antara lain mengkonstruksi, mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain (Moleong, 2013: 186) Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu

Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang disebut oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek (Hardiansyah, 2012:143). Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai objek penelitian (Arikunto. 2002:21) artinya unit analisis digunakan untuk lebih mengarahkan kajian yang dibahas dengan penelitian lain objek yang diteliti ditentukan kreterianya sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian. Unit analisis dalam

(10)

10 penelitian ini adalah kelompok atau instusi-instusi yang berkaitan dengan ke terlibatan masyarakat dalam pengelolaan keamanan objek wisata pantai Purus, Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya suatu penelitian.Alasan mengapa lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Pantai Purus Padang di Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat.

Pemilihan lokasi ini dilakukan secara disengaja dengan penuh pertimbangan bahwa lokasi ini meningkatnya keamanan dan ketertiban setelah adanya pengelolaan keamanan di kawasan Pantai Purus Padang, Kelurashan Purus, Kecamatan Padang Barat.

Kelurahan Purus merupakan kelurahan yang berada ditepi pantai Kota Padang, yang merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Kelurahan Purus yang merupakan imbas dari lahirnya gerakan reformasi Indonesia telah menyebabkan perubahan nilai, dengan dicanangkannya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, pemerintah Kota Padang

bersama DPRD melakukan penataan sistem administrasi pemerintah Kota Padang, yang melahirkan peraturan daerah nomor 16 tahun 2004 tentang pembentukan susunan oraganisai kelurahan dengan adanya peraturan daerah Kota Padang, nomor 16 tahun 2004 maka terbentuklah kelurahan Purus yang berasal dari gabungan 4 kelurahan yakni kelurahan Olo Ladang, Kelurahan Purus tengah, Kelurahan Purus Selatan dan Kelurahan Purus Baru. Secara umum Kelurahan Purus memiliki luas wilayah 0,68 km2, ketinggian dari laut 5 M kemudiah suhu udara 30 C. Dengan Kelurahan Purus terdiri dari 8 RW (Rukun Warga) dan 28 RT (Rukun Tetangga).

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Objek Wisata Pantai Purus Padang

Pemerintah sekarang sudah mulai memperhatikan tentang pengelolaan pariwisata yang ada di Indonesia. Sumatera Barat juga memiliki banyak daerah yang berpotensi dijadikan kawasan wisata.

Dari sekian banyak objek wisata yang ada di Sumtara Barat, Kota Padang merupakan salah satu yang memiliki tempat wisata terbanyak, oleh karena itu

(11)

11 wisatawan banyak berkunjung ke Kota Padang, baik dari dalam maupun dari luar Kota Padang.

Objek wisata pantai Purus Kota Padang baru mendapatkan perhatian dari pemerintah Kota Padang. Baik dari struktur pembangunan maupun dari segi pengelolaan keamanan hal ini dilakukan oleh pemerintah Kota Padang, bertujuan untuk memajukan objek wisata Kota Padang. Demi tercapainya suatu kelancaran dalam objek wisata perlu adanya keamanan, kenyamnan dan ketertiban, hal tersebut merupakan yang sangat penting dalam berwisata. Begitu juga dengan objek wisata Pantai Purus Padang, yang mana objek wisata ini sangat banyak dikunjungi oleh anak- anak para remaja maupun orang yang sudah bekeluarga. Kawasan objek wisata pantai Purus, Kota Padang pemerintah dan masyarakat setempat telah memperhatikan dalam segi pengelolaan keamanannya seperti kenyamanan pengunjung, kemudian keamanan dari segi tindakan asusila, kriminalitas maupun dari segi pengelolaan parkir. Dengan adanya pengelolaan objek wisata pantai Purus Padang, khususnya dalam segi

keamanan pantai Purus mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan.

5.2. Sistem Keamanan Objek Wisata Pantai Padang

Dalam rangka penertiban, pengamanan dan pengawasan secara terpadu dan berkala pada objek wisata di Kota Padang, perlu dilakukan penertiban, pengamanan dan pengwasan. Agar kegitan penerbitan, penganan dan pengawasan tersebut berjalan baik dan lancar perlu dibentuk tim pengamanan pengwasan di objek wisata. Begitu juga dengan objek wisata pantai Purus, Kota Padang perlu adanya penertiban dan pengawasan agar pengunjung objek wisata pantai Padang merasa nyaman untuk berwisata ke pantai Purus. Oleh sebab itu pemerintah Kota Padang memutuskan untuk membuat tim pengamnan dan pengawasan di objek wisata kota padang, khususnya dikawasan objek wisata pantai Purus Kota Padang juga sudah ada tim pengamanan atau oragnisasi-organisasi yang mengawas di lokasi objek wisata pantai Purus.

5.3. Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengamanan di Objek Wisata Pantai Purus Padang

(12)

12 Pemerintah Kota Padang telah memperhatikan tentang pengelolaan objek wisata pantai Purus padang. Terutama dalam segi keamanannya, begitu juga dengan masyarakat dan pemuda setempat ikut juga berpartisipasi dalam pengelolaan keamanan objek wista pantai Purus. Pemerintah dan masyarakat sangat memperhatikan hal ini karena ada banyak hal yang membuat pantai Purus di Kota Padang ini tercemar. Padahal pantai yang terletak di Purus Padang ini sangatlah indah. Masih natural dengan pasir-pasir pantai yang masih alami. Melihat kegemaran masyarakat Kota Padang maupun yang diluar Kota Padang melihat sanset di Pantai Purus Padang, membuat daerah Purus ini semakin ramai dan sering dikunjungi. Oleh sebab itu Pemerintah Kota Padang ingin Pantai Padang, menjadi salah satu wisata yang menjadi pilihan kunjungan menarik bagi wisatawan sesuai yang direncanakan oleh perintah yaitu sebagai objek wisata keluarga

KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan pada penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Pemerintah kota Padang, telah memperhatikan tentang pengelolaan objek wisata pantai Purus padang. Terutama dalam segi keamanannya, begitu juiga dengan masyarakat dan pemuda setempat ikut juga berpartisipasi dalam pengelolaan keamanan objek wista pantai Purus.

Pemerintah Kota Padang berupaya sebaik mungkin untuk menjadikan objek wisata pantai Purus, sebagai objek wisata yang disukai baik oleh orang yang berkeluarga maupun anak-anak.

Karena pantai Purus Padang betujuan diajadikan sebagai objek wiata keluarga. Meskipun pemerintah berusaha keras dalam pengembangan objek wisata pantai Purus tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dari masyarakat setempat pemerintah kota Padang dengan dinas kebudayaan dan pariwisata. Telah memutuskan untuk menambah bentuk keamanan lain yaitu seperti memasang beberapa CCTV dikawasan objek wisata pantai Purus Padang.

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Peneltian Kualitatif. Jakarta: PT Raja GrafindoPesada.

Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

PT Raja Grafindo

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bakarudin. 2011. Perkembangan dan Permasalahan Parawisata.

Padang: Tim UNP Pres.

Bungin, Burhan.2003. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada Herdiansyah, Haris. 2012.

Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Lawang Robert. 2009. Teori

Sosiologi Klasik dan Modern.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung

Muljadi A.J.2012. Kepariwistaan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja GrafindoPesada

Sugiono. 2012. Metode penelitian kuntitatif dan kualitatif.

Bandung: CV. Afabeta Thoha, Miftah., 2003, Birokrasi dan

Politik di Indonesia, Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Yusuf, A, Muri. 2005. Metode Penelitian Dasat-Dasar Ilmiah, Padang

Referensi

Dokumen terkait

Contoh talus lumut kerak yang ditemukan pada pohon Mahoni di Kecamatan Padang Utara Kota Padang seperti pada Gambar 1.. Morfologi talus lumut kerak di Kecamatan Padang Utara Kota Padang

Tujuan Belanda menduduki kota Padang karena kota Padang merupakan kota yang berkembang pada abad ke 20 dan akan dijadikan basis pertahanan di Sumatera Barat selain Bukitingggi.2 Salah