KEMAMPUAN BERNEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIALOG BERPASANGAN SISWA KELAS X PEMASARAN
SMK NEGERI 2 PADANG
ARTIKEL ILMIAH
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
FILA MAWARNI NPM 11080055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
ABILITY TO NEGOTIATE WITH ENGINEERING DIALOG PAIRS CLASS X MARKETING
STATE 2 SMK Padang By
Fila Mawarni1, Sivia Marni2, Wirsal Chan3 1) West Sumatera STKIP PGRI students
2) 3) West Sumatera STKIP PGRI Education of Indonesian and Literature Department Lecturers
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the ability to negotiate using dialogue techniques paired Marketing class X SMKN 2 Padang. This type of research is classified as descriptive quantitative research methods. The population in this study were students of class X 2 Marketing SMK Padang enrolled in the academic year 2014/2015. The sampling technique was conducted with a purposive sampling sampling techniques used by researchers if the researchers have certain considerations in sample collection. The sample in this study were students of class X p1 marketing that consist of 20 people Siwa. Data of this research is the result of the test's ability to negotiate class X 2 Marketing SMKN Padang. Based on the results of research using the technique's ability to negotiate with the dialogue in pairs ISWA 2 class X SMKN Padang to overall with an average count both with the average level of mastery 86 are in the range of 86- 95%.
Keyword: negotiating text , dialogue techniques in pairs, marketing class, SMKN Padang.
KEMAMPUAN BERNEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIALOG BERPASANGAN SISWA KELAS X PEMASARAN
SMK NEGERI 2 PADANG Oleh
Fila Mawarni1, Sivia Marni2, Wirsal Chan3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 2 Padang. Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 2 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X pemasaran p1 yang teridiri dari 20 orang siwa. Data penelitian ini berupa hasil tes kemampuan bernegosiasi siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 2 Padang. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan iswa kelas X SMK Negeri 2 Padang untuk keseluruhan dengan rata-rata hitung baik dengan rata-rata tingkat penguasaan 86 berada pada rentangan 86-95%.
Kata kunci: teks negosiasi, teknik dialog berpasangan, kelas pemasaran, SMK N 2 Padang.
PENDAHULUAN
Berbicara merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh semua orang.
Dengan berbicara, manusia dapat mengadakan hubungan satu sama lain dalam menyampaikan maksud dan tujuan, pikiran, dan perasaan. Tanpa adanya berbicara, manusia sulit mengembangkan kemampuan intelektualnya karena berbicara adalah komunikasi yang paling mudah dimengerti yang dilakukan secara lisan.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa karena keterampilan berbicara adalah komponen terpenting dalam tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia Yasmita Yakub, S.Pd.
dan beberapa orang siswa pada hari senin tanggal 6 April 2015, terhadap proses belajar mengajar khususnya pada keterampilan bernegosiasi, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang ditimbulkan. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung khususnya ketika siswa disuruh bernegosiasi di depan kelas berdasarkan teks negosiasi yang telah mereka tulis sesuai dengan tema yang telah diberikan guru, siswa masih terpaku ke teks seolah-olah mereka membaca bukan berbicara.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa, disimpulkan bahwa di dalam pembelajaran bernegosiasi siswa kurang memiliki keberanian untuk tampil di depan kelas.
Penyebab yang mereka kemukakan umumnya sama, yaitu takut mendapatkan respon yang tidak baik dari teman-teman mereka di dalam kelas. Kurangnya minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran bernegosiasi ini karena penggunaan teknik yang kurang menarik dan terlalu monoton dengan memakai waktu pembelajaran yang terlalu lama. Dengan demikian, penggunaan teknik yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk materi negosiasi ini adalah menggunakan teknik dialog berpasangan. Teknik dialog berpasangan adalah teknik dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara berpasangan berdialog di depan kelas. Suyatno (2010:99) menyatakan bahwa tujuan teknik pembelajaran dialog berpasangan adalah agar siswa dapat membuat dialog secara cepat dan benar. Efek dari dialog berpasangan yang positif terhadap bernegosiasi dapat menumbukan keberanian dalam berbicara dan membuat siswa lebih percaya diri dalam berbicara karena dengan temannya.
Berdasarkan hal di atas penelitian ini dilakukan tentang kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog bepasangan siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 2 Padang. Alasan peneliti melakukan penelitian di kelas pemasaran karena di dalam proses bernegosiasi siswa kelas pemasaran yang sering melakukan kegiatan negosiasi. Menurut Hartman (dalam Purwanto, 2006:302) negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pikah mengenai masalah yang sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMk Negeri 2 Padang.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Tergolong kuantitatif karena data yang diolah menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2006:12). Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X pemasaran p1 yang teridiri dari 20 orang siwa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, siswa dipilih secara berpasangan, untuk melakukan negosiasi di depan kelas. Kedua, masing-masing pasangan bernegosiasi dengan memperhatikan indikator yang akan dinilai bertemakan jual beli. Data yang telah dikumpulkan, dianalisis sesuai dengan pedoman penelitian yang telah ditentukan. Angka dalam penelitian berupa skor, kemudian skor diolah menjadi nilai. Metode deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang.
HASIL PENELITIAN
Data yang diperoleh melalui tes kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK negeri 2 Padang. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMk Negeri 2 Padang untuk keempat indicator berkisar antara 1 – 12 dengan kata lain, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 12 dan skor terendah adalah 7. Perolehan skor secara lengkap untuk keempat indicator ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 12 berjumlah 7 orang (35%), (b) siswa yang tingkat penguasaannya 91,67 berjumlah 3 orang (15%), (c) siswa yang tingkat penguasaannya 83,33 berjumlah 3 orang (15%), (d) siswa yang tingkat penguasaannya 75 berjumlah 5 orang (25%), (e) siswa yang tingkat penguasaannya 58,33 berjumlah 2 orang (10%).
PEMBAHASAN
Data yang dideskripsikan pada bagian ini berupa skor yang diperoleh siswa untuk masing- masing indikator. Pertama, ketepatan ucapan. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S) sebanyak 8 orang (40%), lebih dari cukup (LDC) sebanyak 6 orang (30%), kurang sekali (KS) sebanyak 6 orang (30%). Kedua, penguasaan topik. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S) berjumlah 17 orang (85%), lebih dari cukup (LDC) berjumlah 3 orang (15%). Ketiga, sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S) berjumlah 12 orang (65%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berjumlah 7 orang (35%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali berjumlah 1 orang (15%). Keempat, struktur teks negosiasi. Siswa yang memeproleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S) berjumlah 13 orang (65%), siswa yang memeperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berjumlah 7 (35%).
Untuk lebih jelasnya tentang indikator ketepatan ucapan dapat dilihat pada cuplikan dialog bernegosiasi sampel 07 yang mendapat skor 3.
Tania : biasanya kalau yang remaja ambilnya yang kaos tangkelek, soalnya kaos tangkelek ini bisa dipakai buat acara biasanya. Tetapi bajau-baju yang sebelumnyakan cuma bisa dipakai untuk acara adat, dan kaos tangkelek inikan juga bisa disablon
Dari hasil cuplikan dialog bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 2 Padang hasil penelitian tersebut terlihat bahwa siswa sudah mampu bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan. Sesuai dengan teori Arsjad dan Mukti (1991: 17) seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi- bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang manusia gunakan tidak selalu sama. Dialog yang dilafalkan oleh sampel 07 tersebut secara keseluruhan diucapkan secara tepat, tidak ada kesalahan pada pengucapan artikulasinya sehingga sudah mencapai skor untuk keterampilan berbicara pada indikator 1 (ketepatan ucapan).
Untuk lebih jelasnya tentang indikator penguasaan topik dapat dilihat pada cuplikan dialog bernegosiasi sampel 05 dan 06 yang mendapat skor 3, sampel 09 dan 10 yang mendapat skor 2.
Andrie : excuse me
Friscilia : excuse me, good afternoon Andrie : good afternoon
Friscilia : what do can I help you.
Andrie : saya ingin membeli baju khas Padang yang bermerek tangkelek, apakah ada?
Friscilia : ada, ada kebetulan kami memiliki banyak bervariasi, adek mau seperti apa?
Andrie : saya ingin baju yang berwarna biru dengan tulisan I love Padang Indonesia.
Friscilia : kalau tulisan seperti itu memang ada, tetapi sablonnya tinggal yang warna merah saja.
Andrie : warna merah…? Baiklah saya akan mengambil warna merah tersebut.
Friscilia : kira-kira e… anda ingin mengambil berapa banyak?
Andrie : dua lusin, ada?
Friscilia : ada
Andrie : kira-kira berapa harganya.
Friscilia : kebetulan, saat ini satu baju itu harganya Rp120 ribu
Andrie : Rp 120 ribu, nggak bisa kurang. Tidak bisa kurang harganya Rp80 ribu.
Friscilia : oh, tidak bisa, itu harga modal kami.
Andrie : kalau Rp100 ribu bisa?
Friscilia : kalau Rp100 ribu baiklah.
Andrie : terima kasih Friscilia : sama-sama.
Andrie : see you Friscilia : see you too.
Dari hasil cuplikan dialog bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X Pemasaran SMK Negeri 2 Padang hasil penelitian tersebut terlihat bahwa siswa sudah mampu bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan. Sesuai dengan teori Arsjad dan Mukti (1991: 20) penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara. Dialog yang dilafalkan oleh sampel 05 dan 06 tersebut secara keseluruhan menguasai topik, dilihat dari kelancaran berbicara pasangan tersebut. Jadi sampel 05 dan 06 tersebut mendapat skor 3 pada indikator 2 (penguasaan topik).
0 1 2 3 4 5 6 7
BRKS BRK KS K HC C LDC B BS S
BRKS BRK KS K HC C LDC B 35%
15 15%
% 25%
10%
Histogram Kemampuan Bernegosiasi dengan Menggunakan Teknik Dialog Berpasangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Padang untuk Ketiga Indikator
PENUTUP KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan berbicara dalam bernegosisasi siswa sudah berada pada kualifikasi baik sekali, untuk lebih jelasnya dapat di jelaskan sebagai berikut ini.
Pertama, kemampuan bernegosiasi siswa dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang untuk indikator 1 (ketepatan ucapan) tergolong lebih dari cukup (LDC), dengan rata-rata tingkat penguasaan (70) pada rentangan 66 - 75%
menurut persentase skala 10. Kedua, kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang untuk indikator penguasaan topik tergolong baik sekali (BS), dengan rata-rata tingkat penguasaan (95) berada pada rentangan 86 - 95% menurut persentase skala 10. Ketiga, kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang untuk indikator sikap yang tenang, wajar, dan tidak kaku tergolong baik (B), dengan rata-rata tingkat penguasaan (85) berada pada rentangan 76 - 85% menurut persentase skala 10. Keempat, kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang untuk indikator struktur teks negosiasi tergolong baik sekali (BS), dengan rata-rata tingkat penguasaan (88,33) berada pada rentangan 86 - 95% menurut persentase skala 10. Kelima, kemampuan bernegosiasi dengan menggunakan teknik dialog berpasangan siswa kelas X pemasaran SMK Negeri 2 Padang untuk ketiga indikator tergolong baik sekali (B), dengan rata-rata tingkat penguasaan (85,58) berada pada rentangan 86 - 95% menurut persentase skala 10.
SARAN
Saran yang dapat dikemukakan sesuai dengan pendeskripsian, penganalisisan, pembahasan, dan kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, hendaknya guru menggunakan berbagai media dan teknik dalam pembelajaran guna mengacu semangat siswa sehingga banyak siswa yang termotivasi. Kedua, diharapkan kepada guru untuk meninjau kembali strategi belajar mengajar keterampilan berbicara siswa. Ketiga, disarankan kepada siswa agar lebih meningkatkan keterampilan berbicara. Keempat, Disarankan kepada peneliti lain untuk dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsjad, Mainandar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: erlangga.
Mahsun, 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.