• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIMIA PRAKTIKUM

N/A
N/A
Ilyas Ilyasa

Academic year: 2025

Membagikan "KIMIA PRAKTIKUM"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Titrasi

Indikator fenolftalein (PP) mengubah warna larutan dalam titrasi asam-basa karena sifatnya sebagai indikator pH, yang berubah warna sesuai dengan perubahan konsentrasi ion H⁺ dan OH⁻ dalam larutan.

Indikator fenolftalein (PP) berwarna ungu dalam titrasi asam-basa karena perubahan struktur kimianya yang dipengaruhi oleh pH larutan.

Fenolftalein memiliki tiga bentuk utama tergantung pada pH larutan:

1. pH < 8,2 (Asam) → Tidak berwarna (bentuk tidak terionisasi).

2. pH 8,2 - 10 (Basa lemah) → Warna merah muda (bentuk setengah terionisasi).

3. pH > 10 (Basa kuat) → Warna ungu tua (bentuk terionisasi penuh).

Perubahan warna ini terjadi karena struktur molekul fenolftalein berubah akibat pelepasan atau penerimaan ion H⁺. Saat larutan mulai menjadi basa, fenolftalein terionisasi dan menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu, sehingga tampak merah muda atau ungu. Ketika titrasi asam-basa dilakukan dengan basa kuat (misalnya NaOH) sebagai titran, pada titik akhir titrasi, larutan menjadi cukup basa (pH

> 10), sehingga fenolftalein berada dalam bentuk terionisasi penuh yang berwarna ungu.

Jadi, warna ungu pada indikator PP menandakan bahwa larutan sudah bersifat basa kuat setelah titik ekuivalen tercapai.

HCl dan NaOH dipilih dalam titrasi karena reaksi yang cepat, sempurna, dan mudah diamati, serta sifatnya yang stabil dan mudah diperoleh. Selain itu, titik ekuivalennya pada pH 7 membuatnya ideal untuk percobaan titrasi sederhana di laboratorium.

Menggoyangkan larutan saat titrasi sangat penting untuk mencampur titran dengan analit secara merata , menghindari konsentrasi tidak merata, memastikan perubahan warna indikator yang akurat, dan mencegah kesalahan dalam penentuan titik akhir titrasi.

Jadi, kalau titrasi tidak digoyangkan, hasilnya bisa kurang akurat dan sulit menentukan titik ekuivalen dengan benar.

(2)

Laju Reaksi

Percobaan 1: Semakin tinggi konsentrasi HCl, semakin cepat laju reaksi karena lebih banyak ion H⁺ yang bertumbukan dengan Zn.

Teori Tumbukan (Collision Theory):

 Laju reaksi bergantung pada frekuensi tumbukan antar partikel reaktan.

 Konsentrasi yang lebih tinggi berarti lebih banyak partikel dalam volume tertentu, sehingga peluang tumbukan yang efektif meningkat.

 Akibatnya, reaksi berlangsung lebih cepat.

Percobaan 2: Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi karena partikel memiliki energi lebih besar untuk bertumbukan.

Percobaan 3: Serbuk seng bereaksi lebih cepat daripada pita seng karena memiliki luas permukaan lebih besar, sehingga lebih banyak bagian yang bersentuhan dengan HCl.

Teori Tumbukan:

Serbuk seng memiliki luas permukaan lebih besar dibandingkan pita seng, sehingga lebih banyak partikel HCl dapat bersentuhan dengan Zn dalam satu waktu.

 Ini meningkatkan jumlah tumbukan efektif, sehingga laju reaksi meningkat.

Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Saat baking soda (NaHCO₃) dicampurkan dengan asam cuka (CH₃COOH), terjadi reaksi asam-basa yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO₂):

Reaksi ini bisa digunakan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, misalnya:

🔹 Konsentrasi Asam Cuka → Semakin pekat asam cuka, semakin banyak ion H⁺ yang tersedia, sehingga gas CO₂ terbentuk lebih cepat.

🔹 Jumlah Baking Soda → Semakin banyak baking soda, semakin banyak CO₂ yang dihasilkan, sehingga balon lebih besar.

Jika konsentrasi asam cuka lebih tinggi, lebih banyak ion H⁺ tersedia untuk bertumbukan dengan ion HCO₃⁻, sehingga gas CO₂ terbentuk lebih cepat. Jika jumlah baking soda ditambah, balon mengembang lebih cepat karena gas CO₂ lebih banyak dihasilkan dalam waktu yang lebih singkat.

(3)

ASAM BASA

Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air. Reaksi ini disebut netralisasi karena mengurangi sifat asam atau basa dalam larutan, mendekati pH netral (7).

Asam/basa lemah mengalami perubahan pH lebih besar dibandingkan asam/basa kuat karena efek ionisasi tambahan.

NYALA UNSUR LOGAM

ALASAN MEMAKAI HCL PEKAT Menghilangkan Kontaminan:

 Kawat yang digunakan bisa terkontaminasi oleh logam lain atau debu.

 HCl pekat melarutkan sisa-sisa garam logam yang menempel pada kawat.

 Jika tidak dibersihkan, warna nyala bisa bercampur dan hasil pengamatan tidak akurat.

TEORI

1. Teori Eksitasi dan Emisi Elektron (Teori Kuantum dalam Kimia)

 Dalam kimia kuantum, atom memiliki tingkat energi diskret.

 Ketika suatu logam dipanaskan, elektron dalam atom menyerap energi dan berpindah ke tingkat energi lebih tinggi (eksitasi).

 Elektron yang tereksitasi tidak stabil, sehingga akan kembali ke tingkat energi semula sambil melepaskan energi dalam bentuk cahaya tampak.

 Cahaya yang dipancarkan memiliki panjang gelombang yang khas untuk setiap unsur, menghasilkan warna nyala yang berbeda.

2. Teori Reaksi Kimia (Pembentukan Garam Klorida)

HCl pekat digunakan untuk mengubah garam logam menjadi bentuk klorida (misalnya NaCl, KCl, CaCl₂, dll.).

 Garam klorida lebih mudah menguap dalam nyala api dibandingkan bentuk garam lain (seperti sulfat atau karbonat).

(4)

 Ini meningkatkan intensitas warna nyala dan menghasilkan pengamatan yang lebih akurat.

Referensi

Dokumen terkait

mahkota bunga Malvaviscus penduliflorus menggunakan kertas saring (SR) dan kertas buram (BR) pada pengujian asam kuat (HCl), asam lemah (CH 3 COOH),basa kuat (NaOH), basa

Pada titrasi asam asetat dengan NaOH sebagai larutan standar akan dihasilkan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, dengan persamaan sebagai berikut.. NaOH (aq) + CH 3

Setelah kegiatan ini berakhir, mahasiswa mampu mengerjakan soal tentang geometri kemas rapat, reaksi kualitatif anorganik, reaksi redoks, pengaruh asam dan basa terhadap

Wadah yang baik untuk cuka adalah botol cuka karena botol cuka terbuat dari bahan plastik yang tidak bereaksi berlebihan dengan asam cuka, berbeda dengan logam

Reaksi oksidasi alkohol primer dengan asam karboksilat dengan oksidator dalam yang dilakukan dalam larutan basa berair dan diperoleh endapan MnO 2 sebagai tanda.. bahwa

Alat-alat Laboratorium, Reaksi-reaksi Kimia dan Asam Basa. Berdasarkan hasil ujicoba, nilai rata-rata pretes mahasiswa sebelum melakukan praktikum menggunakan Penuntun

Endapan yang terbentuk dari reaksi di atas dipisahkan dengan disaring dan ke dalam filtrat larutan basa tersebut, dialirkan gas karbon dioksida sehingga terbentuk endapan

Bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat, yang pada pH basa darah muncul terutama sebagai bikarbonat Karbon dioksida memasuki darah dan jaringan karena tekanan parsial lokal