• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (TPK18225)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (TPK18225)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

(TPK18225)

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK MELALUI KELARUTAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik (TPK18225)

Dosen Pengampu: Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd.

Asisten Praktikum: Rahmiati Raudatul Janah Disusun Oleh: Riska Aulia 180101090545

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ANTASARI BANJARMASIN

MARET 2020

(2)

PERCOBAAN II

Judul : Identifikasi Gugus Fungsi Senyawa Organik melalui Kelarutan Tujuan : Mahasiswa dapat mengidentifikiasi gugus fungsi senyawa organik

melalui kelarutannya melalui percobaan dengan tepat. Hari/Tanggal : Rabu/18 Maret 2020

Tempat : Laboratorium Kimia FTK UIN Antasari Banjarmasin I. DASAR TEORI

Gugus fungsi ialah suatu kumpulan atom yang terikat pada senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh kepada sifat kimia dan sifat fisik dari senyawa tersebut. Senyawa organic yang mengandung gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon – karbon dan karbon – oksigen dalam senyawa organic biasanya tidak reaktif karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagian yang reaktif dalam senyawa organic. Misalkan alcohol yang mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) yang terikat dengan karbon. Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga yang mengikat atom-atom karbon juga dianggap gugus fungsional, sebab lebih reaktif dari ikatan tunggal karbon-karbon (Prasojo, 2010).

Identifikasi gugus fungsi bertujuan untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang dimiliki oleh suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang lebih spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Masing-masing seyawa organic memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya. Sedangkan ada beberapa senyawa dengan gugus fungsi yang berbeda memiliki sifat yang hamper sama (Prasojo, 2010).

Senyawa hidrokarbon senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di golongkan senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh. Suatu senyawa organik adalah senyawa yang terdiri dari kombinasi atom C, H, O, dan N. Atom-atom tersebut berikatan dalam suatu konformasi unik dan membentuk berbagai senyawa yang memiliki sifat dan fungsi khusus. Sifat suatu zat merupakan suatu hal yang sangat penting dan berkaitan erat dengan penggunaannya.

(3)

Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang dikandungnya. Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokan pada pengelompokan senyawa. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang hanya mengandung karbon dan hidrogen yang dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh dan tak jenuh (Syukri, 1999).

Gugus fungsional sering ditemui pada senyawa organik adalah alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, ester, dan benzene. Gugus Fungsional diantaranya dapat menghasilkan turunan senyawa seperti fenol, amina, dan amida. Setiap gugus yang memiliki sifat berbeda tentunya akan mempunyai reaksi yang berbeda pada suatu indikator. Zat tertentu dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan adanya suatu gugus secara kualitatif (Elizabeth, 2010).

Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar sehingga alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, pengoksi- dasi atau pereduksi, karena sifatnya yang tidak bereaksi ini, alkana dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi atau untuk melakukan reaksi-reaksi kimia zat lain. Alkana bereaksi dengan beberapa pereaksi seperti oksigen dan halogen. alkana dan halogen yang di simpan pada suhu rendah dalam kamar gelap maka reaksi tidak terjadi (Rasyid, 2009).

Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting didalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah senyawa yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Banyak sekali sifat fisik lain senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama lainnya. Reaksi untuk pembuatan aldehid Salah satunya adalah oksidasi dari alkohol primer. Oksidator umumnya tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi kompleks seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987).

II. HIPOTESIS

Cuka apel memiliki gugus fungsi asam karboksilat, pembersih kuku memiliki gugus fungsi aseton golongan keton, perbersih tangan memiliki gugus fungsi alcohol, pengawet mayat memiliki gugus fungsi aldehid, sedangkan desinfektan memiliki gugus fungsi fenol.

(4)

III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat:

 Tabung Reaksi 10 buah

 Pipet Tetes 10 buah

 Kertas Indikator Universal 5 buah

 Rak Tabung Reaksi 2 buah

 Batang Pengaduk 1 buah

3.2 Bahan:

 Larutan Cuka Apel (A)

 Pembersih kuku  Pembersih tangan  Disenfektan  Pengawet mayat  Larutan NaOH 5%  Larutan NaHCO3 5%  Larutan HCl 5%

 Asam Sulfat Pekat

 Aquades

IV. PROSEDUR KERJA a. Uji Kelarutan dalam air

1. Menambahkan 10 tetes larutan sampel (A, B, C, D dan E, secara bergantian) ke dalam 1 mL Aquades dalam tabung reaksi.

2. Mengaduk perlahan dengan batang pengaduk kaca dan mengamati apakah sampel larut atau tidak larut.

3. Jika sampel larut ujilah pH dengan menggunakan kertas indikator universal, Uji juga pH air sebagai kontrolnya.

b. Uji Kelarutan dalam NaOH 5%

Nb : Jika larut dalam air, lanjut ke prosedur kerja C

1. Jika sampel tidak larut dalam air, menambahkan 10 tetes larutan sampel (A, B, C, D dan E, secara bergantian) ke dalam 1 mL NaOH 5%

(5)

2. Mengaduk perlahan dengan batang pengaduk kaca dan mengamati apakah sampel larut atau tidak larut.

3. Jika sampel tidak larut menambahkan HCl 5% ke dalam tabung reaksi tersebut sampai asam.

4. Mencatat apakah terbentuk endapan (kekeruhan)

c. Uji Kelarutan dalam NaHCO3

1. Menambahkan 10 tetes sampel dalam tabung reaksi kemudian menambahkan 1 mL NaHCO3 5%

2. Mengamati gelembung yang ada pada permukaan larutan 3. Mengaduk larutan dengan batang pengaduk kaca

4. Mencatat apakah sampel larut atau tidak larut.

d. Uji Kelarutan dalam HCl 5%

Nb : Untuk sampel yang tidak larut dalam air dan NaOH 5%

1. Menambahkan HCl 5% sebanyak 1 mL secara berturut-turut hingga 3 mL pelarut ke dalam 10 tetes sampel.

2. Senyawa yang bersifat basa akan membentuk hidroklorida yang larut dalam air, tetapi akan tidak larut pada kelebihan asam.

3. Jika sampel tidak larut, pisahkan cairan supernatant degan menggunakan pipet tetes.

4. Kemudian menambahkan NaOH 5% sampai bersifat basa

e. Uji Kelarutan dalam H2SO4

Nb : Gunakan lemari asam

1. Memasukkan 3 mL H2SO4 ke dalam tabung reaksi kering.

2. Menambahkan 10 tetes cairan sampel 3. Mengocok beberapa lama

4. Mengamati perubahan yang terjadi, apakah sampel berubah warna atau terbentuk endapan (lapisan)

(6)

V. HASIL PENGAMATAN Kelarutan Air (pH = 7) NaOH 5% NaHCO3 5% HCl 5% H2SO4 pekat Sampel A Larut

(pH = 2) Larut - - Tidak Berwarna

Sampel B Larut

(pH = 6) Larut - - Kuning Muda

Sampel C Larut

(pH = 6) Larut - -

Tidak Berubah Warna

Sampel D Tidak Larut

(pH = 8) Larut - -

Terdapat lapisan dan berubah warna menjadi orange pekat Sampel E Larut (pH = 6) Larut - - Tidak Berubah Warna

 Berdasarkan table pengamatan, maka dapat ditafsirkan bahwa pada:

Sampel Kandungan Gugus Fungsi

Sampel A Asam Karboksilat (-CHOO)

Sampel B Keton (-CO)

Sampel C Alkohol (-OH)

Sampel D Fenol (Berbentuk cincin aromatic, -OH)

Sampel E Aldehid (-COH)

VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari data hasil pengamatan yang sudah dilakukan bahwa: 1. Percobaan uji coba kelarutan air

Sampel A yang dicampurkan 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air tidak berubah warna dan dapat larut karena cuka apel memiliki kepolaran yang sama dengan air yaitu senyawa polar. Kemudian mengukur pHnya menggunakan indikator universal dan menghasilkan pH 2 yang menunjukkan bahwa larutan bersifat asam. Dari hasil analisis maka gugus fungsi dari sampel A adalah asam karboksilat karena cuka apel memiliki

(7)

kepolaran dan pH yang sama. Karena asam karboksilat dan cuka apel termasuk dalam senyawa polar. Struktur dari gugus fungsi asam karboksilat asam karboksilat.

Sampel B dicampurkan dengan 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air tidak berwarna dan dapat larut karena pembersih kuku memiliki kepolaran yang sama dengan air yaitu sama-sama polar. Sampel B kemudian diukur pHnya menggunakan indikator universal dan menghasilkan pH 6 yang menunjukkan bahwa larutan bersifat basa. Dari hasil data yang ada, maka gugus fungsi dari pembersih kuku adalah keton karena pembersih kuku memiliki sifar polar yang ciri-ciriya hampir sama dengan sifat keton. Struktur dari gugus fungsi keton adalah aseton.

Sampel C dimasukkan sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air tidak berubah warna dan dapat larut karena pembersih tangan memiliki kepolaran yang sama dengan air yaitu polar. Sampel C kemudian diukur dengan pHnya menggunakan indikator universal dan menghasilkan pH 6 yang bersifat asam. Dari data yang ada, maka gugus fungsi dari pembersih tangan adalah alcohol. Pembersih tangan termasuk asam lemah karena perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan hidrogen pada gugus fungsi hidroksil sehingga membuat hidrogen mudah lepas. Struktur dari gugus fungsi alkohol adalah asam.

Sampel D dimasukkan sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air larutan berubah warna menjadi putih dan terdapat sedikit endapan, hal itu menunjukkan bahwa larutan desinfektan memiliki sifat kepolaran yang berbeda dengan air, yaitu nonpolar.

Sampel E dimasukkan 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air tidak terjadi perubahan warna menunjukkan larutan pengawet mayat dapat larut dalam air dikarenakan memiliki sifat polar yang sama. Ketika di uji dengan indikator universal didapatkan hasil pH 6 yang bersifat asam. Berdasarkan data maka larutan pengawet mayat termasuk golongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsi aldehid karena larutan pengawet mayat memiliki sifat yang sama dengan gugus fungsi aldehid yaitu larut dalam air.

2. Percobaan uji coba kelarutan NaOH

Larutan D dilakukan penambahkan larutan NaOH 5% sebanyak 1 mL, larutan sampel D yang semula berwarna putih berubah menjadi bening, penambahakn larutan NaOH 5% dikarenakan larutan sampel D tidak dapat larut dalam air. Ketika dilakukan pengujian pH lmenggunakan kertas indikator universal menghasilkan pH 8 yang basa. Berdasarkan data maka larutan desinfektan termasuk golongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsi alkohol yang berikatan dengan cincin fenil atau biasa disebut dengan fenol. Hal ini

(8)

dikarenakan desinfektan memiliki sifat yang sama dengan gugus fungsi fenol yaitu memiliki kelarutan yang terbatas dalam air yakni hanya 8,3 gram/100mL air.

3. Percobaan uji coba H2SO4

Sampel A, B, C, D, dan E dicampurkan dengan H2SO4 dihasilkan pengamatan berupa

sampel A larut dan tidak berwarna, sampel B larut dan berwarna kuning muda, sampel C larut dan tidak berwarna, sampel D tidak larut, terdapat lapisan supernatant dan warna berubah menjadi orange pekat, dan sampel E larut dan tidak berwarna. Pada sampel D yaitu larutan disenfektan tidak larut dan terdapat lapisan supernatant juga berubah warna mula-mula berwarna kuning dan setelah dicampurkan dengan H2SO4 berubah warna menjadi

orange pekat dikarenakan salah satu jenis dari disenfektan yaitu KMnO4, KMnO4 yang

dicampurkan dengan H2SO4 akan berubah warna karena dalam reaksi nya terjadi reaksi

reduksi pada KMnO4 terhadap H2SO4 yang biasa disebut dengan oksidator. Sedangkan

sampel A, B, C, dan E larut dan tidak berwarna dikarenakan identifikasi pertama menggunakan air sampel A, B, C dan E larut dan sudah bias diidentifikasi gugus fungsi yag lainnya.

VII. KESIMPULAN

Pada praktikum kimia organik kali ini dilakukan percobaan uji kelarutan dengan menggunakan pelarut air, NaOH, dan H2SO4 dengan sampel A larutan cuka apel, sampel B

larutan pembersih kuku, sampel C larutan pembersih tangan, sampel D desinfektan, dan larutan E pengawet mayat. Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi yang terkandung dalam larutan cuka apel adalah asam karboksilat (-COOH), gugus fungsi yang terkandung dalam larutan pembersih kuku adalah keton (-CO), gugus fungsi yang terkandung dalam larutan pembersih tangan adalah alcohol (-OH), gugus fungsi yang terkandung dalam larutan desinfektan adalah fenol (-OH), dan gugus fungsi yang terkandung dalam larutan pengawet mayat adalah aldehid (-COH).

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth. (2010). Kimia Organik. Jakarta: Gramedia Pustaka. Petrucci, R. H. (2009). Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Prasojo. (2010). Kimia Organik 1. Yogyakarta: Gajah Madha Press. Rasyid, M. (2009). Kimia Organik 1. Makassar: UNM.

S., S. (1999). Kimia DasarJilid 2. Bandung: UI Press.

(10)

LAMPIRAN FOTO

PERLAKUAN KETERANGAN

Sampel (A, B, C, D, dan E) yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes.

Sampel A, B, C, D, dan E ditambahkan aquades sebanyak 1 mL.

Sampel D tidak larut ketika ditambahkan aquades dan mengalami perubahan warna.

Sampel yang sudah diuji yaitu :

(11)

- Sampel A : 2

- Sampel B : 6

- Sampel C : 6

- Sampel D : 8

(12)

Sampel A, B, C, D, dan E dicampurkan dengan 1 mL NaOH

Sampel A, B, C, dan D ditambahkan dengan 1 mL HCl

Sampel A, B, C, D, dan E ditambahkan dengan 1 mL H2SO4

Sampel D berubah warna menjadi oren dan memiliki lapisan ketika ditambahkan dengan H2SO4

(13)

LAMPIRAN JURNAL a. Hasil Pengamatan

Lengkapi table berikut berdasarka hasil pengamatan kalian

Kelarutan Air (pH = 7) NaOH 5% NaHCO3 5% HCl 5% H2SO4 pekat Sampel A Larut

(pH = 2) Larut - - Tidak Berwarna

Sampel B Larut

(pH = 6) Larut - - Kuning Muda

Sampel C Larut

(pH = 6) Larut - -

Tidak Berubah Warna

Sampel D Tidak Larut

(pH = 8) Larut - -

Terdapat lapisan dan berubah warna menjadi orange pekat Sampel E Larut (pH = 6) Larut - - Tidak Berubah Warna

 Berdasarkan table pengamatan, maka dapat ditafsirkan bahwa pada:

Sampel Kandungan Gugus Fungsi

Sampel A Asam Karboksilat (-CHOO)

Sampel B Keton (-CO)

Sampel C Alkohol (-OH)

Sampel D Fenol (Berbentuk cincin aromatic, -OH)

Sampel E Aldehid (-COH)

 Apakah hipotesis kalian sama dengan hasil pengamatan? Jelaskan!

Iya, sama karena kami mengamati hasil pengamatan sesuai atau sama dengan hipotesis yang berdasarkan sifat kepolarannya.

(14)

b. Conclusion

Berdasarka hasil uji coba maka dapat disimpulkan bahwa:

Sampel A mengandung gugus fungsi asam karboksilat melalui uji kelarutan dengan pelarut air, NaOH, HCl dan H2SO4. Sampel B mengandung gugus fungsi keton

dengan uji kelarutan denngan air = larut, NaOH = larut, HCl = larut dan H2SO4 =

larut. Sampel C mengandung gugus fungsi alcohol dengan uji kelarutan percobaan pelarut air, NaOH, HCl, H2SO4. Sampel D mengandung gugus fungi fenol dengan

percobaan air = tidak larut, NaOH = larut, HCl = larut dan H2SO4 = tidak larut,

Referensi

Dokumen terkait

Gula pasir kurang lebih 3 ml kedalam tabung reaksi kemudian beri tetesan asam sulfat pekat sebanyak 15 ml. Kemudian aduk larutan yang telah dicampurkan sampai gula pasir berubah

Pemilihan pelarut yang kedua menggunakan sampel B, dimana hassil yang didapatkan dari sampel B sama dengan hasil dari sampel A, yaitu sampel B larut pada saat dicampurkan dengan

Selanjutnya saat penambahan asam sulfat ke dalam tabung reaksi yang berisi ion fero, ion fero(padatan) larut dalam asam sulfat dan saat ditambahkan o-fenontralin

6. Lima buah erlenmeyer 100 ml dan gelas arloji 7. Pipet tetes, pipet volum dan gelas ukur 9. Sediakan 4 buah tabung reaksi dan isi masing-masing tabung tersebut dengan

Anilin berfungsi sebagai reagen utama dalam campuran organik yang memiliki sifat basa, apabila anilin ditambahkan suatu asam, maka akan membentuk garam yang larut dalam

Heksana merupakan senyawa organik yang bersifat nonpolar, saat dicampurkan dengan methanol dan etanol, campuran tersebut tidak dapat larut dikarenakan perbedaan sifat

Dan ketika ditambahkan dengan 1 tetes KSCN, warna larutan yang semula jingga muda berubah menjadi merah kehitaman yang menandakan bahwa daya reduksi larutan NaBr

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Ditambahkan 1 mL 40% NaOH - Ditambahkan tetes demi tetes larutan CuSO4 0,5% hingga terjadi perubahan warna berkisar 3-5 tetes No Prosedur